cover
Contact Name
Markus T. Lasut
Contact Email
lasut.markus@unsrat.ac.id
Phone
+6285298070889
Journal Mail Official
jurnal.asm@unsrat.ac.id
Editorial Address
Jurnal Aquatic Science & Management, Gedung A Lantai 1, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Jln. Kampus UNSRAT Bahu, Manado 95115, INDONESIA
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT
ISSN : 23374403     EISSN : 23375000     DOI : https://doi.org/10.35800/jasm.v10i1.37485
Journal of AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT publishes scientific articles of original research based on in-depth scientific study in the field of aquatic science and management, covering aspects of limnology, oceanography, aquatic ecotoxicology, geomorphology, fisheries, and coastal management, as well as interactions among them.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2018): April" : 5 Documents clear
Status and strategy of marine protected area in Uwedikan Village, Luwuk Timur District, Banggai Regency Ariston, Silverius; Rembet, Unstain N.W.J; Karwur, Denny B.A
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.1.2018.24813

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Status dan strategi kawasan konservasi perairan daerah di Desa Uwedikan, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai Marine Protected Area (MPA) in Uwedikan Village is a conservation area established through Banggai Regent’s decree since 2008. The establishment of a marine conservation area does not necessarily solve its management problems. The study aimed to examine the sustainability status of the MPA management of Uwedikan village and to formulate a managementstrategy. Research method  used wasa descriptive method through case study approach. Data collection employed questionnaires-basedinterviews on respondents. The data were analyzed by using Rapid Appraisal for Fisheries Status (Rapfish) to obtain the sustainability status of the MPA in Uwedikan. The Rapfish outcome wasthenanalyzed using Diagnosis and Therapy Analysis of Law (DTAL) to formulate a strategy for the existing management.Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) di Desa Uwedikan merupakan kawasan konservasi yang telah ditetapkan melalui keputusan Bupati Banggai sejak tahun 2008. Penetapan suatu kawasan konservasi laut tidak serta merta dapat menyelesaikan permasalahan pengelolaannya. Penelitian bertujuan untuk mengkaji status keberlanjutan penatakelolaan kawasan konservasi perairan daerah Desa Uwedikan dan merumuskan strategi pengelolaannya. Metode penelitian adalah metode deskriptif melalui pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara kuesioner mendalam terhadap responden. Data hasil kuesioner diolah menggunakan analisis yang ada pada Rapid Appraisal for Fisheries Status(Rapfish) sehingga didapatkan status keberlanjutan penatakelolaan KKPD Uwedikan saat ini.Hasil dari Rapfish di analisis menggunakan Diagnosis and Therapy Analysis of Law(DTAL) untuk merumuskan strategi terhadap penatakelolaan yang ada.
Development of minapolitan area in Bitung City, Indonesia Onibala, Hernie; Kepel, Rene Charles; Sinjal, Hengky J
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.1.2018.24809

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kota Bitung, Indonesia The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries has set Bitung City as one of the locations for minapolitan program implementations based capture fisheries. Minapolitan's fisheries Bitung City is a neighborhood-based economic development fishing effort developed in an integrated manner by the government, the privatesectorand community to create a business climate forbetter for regional economic growth, job creation and community income neighborhood Bitung City. This study aimsto analyze the policy strategy for developingMinapolitan Region of the City of Bitung through SWOT analysis and determinepriorities for the development strategy of Bitung city Minapolitan Region. The research method is a survey study, data were collected through interviews and direct observation and literature. SWOT analysis is used to identify strengths, weaknesses, opportunities and threats. Furthermore, to determine the alternative development strategy used OSPM. The study concluded that the strategies that can be used for the development Minapolitan in Bitung are as follows: 1) optimization of fisheriesproduction; 2) improve the facilities, infrastructure and transport infrastructure and fishing port; 3) by improving the quality of human resources in fishing; 4) improving the quality of fisheriesproducts to be able to compete infree market; 5) to build the collective awareness to stay remain committed and consistent in developing minapolitan; 6) industrialization of fisheries bu supportingSpecial Economic Zone (SEZ).Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Kota Bitung sebagai salah satu lokasi implementasi program minapolitan berbasis perikanan tangkap. Kawasan minapolitan perikanan tangkap di Kota Bitung adalah suatu kawasan pengembangan ekonomi berbasis usaha penangkapan ikan yang dikembangkan secara terintegrasi oleh pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi wilayah, penciptaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat kawasan Kota Bitung. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi kebijakan pengembangan Kawasan Minapolitan kota Bitung melalui analisis SWOTdan menetapkan prioritas strategi pengembangan Kawasan Minapolitan kota Bitung. Metode penelitian adalah penelitian survei, data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi langsung dan literatur. Analisis SWOT digunakan untuk menidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selanjutnya untuk menentukan alternatif strategi pengembangan digunakan OSPM. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan minapolitan di Bitung sebagai berikut: 1) optimalisasi produksi perikanan; 2) meningkatkan sarana, prasarana dan infrastruktur transportasi dan pelabuhan perikanan; 3) peningkatan kualitas SDM nelayan; 4) peningkatan kualitas produk perikanan untuk dapat berdaya saing dipasar bebas; 5) membangun kesadaran kolektif tetap komitmen dan konsisten dalam mengembangkan minapolitan; 6) industrialisasi perikanan dengan mensuport KEK.
Business pattern and mini purse-seine fishing (pajeko) season in South Tobelo District, North Halmahera Regency, North Maluku Province Hibata, Yubelina; Budiman, Johny; Luasunaung, Alfret
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 1 (2018): April
Publisher : AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.1.2018.24835

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Pola usaha dan musim penangkapan mini purse-seine(pajeko) di Kecamatan Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara The study uses a descriptive method and was carried out for 5 months. Data collection covered primary and secondary data. Primary data  was carried outthrough direct observation on production planning, production process, and control on the mini purse-seine fishing unit and through direct interviews with mini purse-seine owner and fishermen. Secondary datawas obtained from Marine and fisheries Service of North Halmahera. Literature study was conducted as well. The data were analyzed to find outthe business pattern practiced by mini purse-seine fishermen by usinginteractive model of analysis and time series analysis-based average percentage methodwas usedto get the fishing season.This study concluded that business pattern of fishermen in South Tobelo district was done by imposingthe operational cost on the investment owner in both peak and lowfishing seasons. Moreover, the profit sharing is divided by50% for townersand 50% for fishermen after operational cost, and 20% for the FAD if other FAD was used. The fishing season of the mini purse-seine in South Tobelo district occurrsin March, August and September, while the lowseason occursin January, February, June, November, and December.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dilakukan selama 5 bulan. Pengumpulan data dilakukan baik pada data primer maupunsekunder.  Data primer dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap perencanaan produksi, proses produksi dan pengawasan produksi unit penangkapan pajekodan wawancara terhadap nelayan dan pemilik kapal pajeko.  Data sekunder dikumpulkan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara disamping itu dilakukan juga study pustaka.  Untuk mengetahui pola usaha yang dijalankan oleh nelayan pajekodigunakan interactive model of analysis.  Untuk analisis pola musim penangkapan ikan menggunakan metode persentase pata-rata (The Average Percentage Methods) yang didasarkan pada Analisis runtun raktu (Times Series Analysis).  Dari hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola usaha yang digunakan oleh nelayan di Kecamatan Tobelo Selatan dilakukan dengan membebankan biaya operasional pada pemilik baik musim puncak maupun musim paceklik tiba. Disampaing itu system bagi hasil dibagi 50% untuk pemilik dan 50% untuk nelayan setelah dikeluarkan biaya operasional dan 20% untuk rumpon apabila menggunakan rumpon milik orang lain.  Musim penangkapan dengan pajekodi Kecamatan Tobelo Selatan terjadi pada bulan Maret, Agustus, dan September, sedangkan pada bulan Januari, Februari, Juni, November, sedangkan musim paceklik terjadi pada bulan Januari, Februari, November, dan Desember.
Physical characteristics of eddible film from carrageenan with liquid smoke addition Moga, Tomy; Montotolalu, Roike I; Berhimpon, Sigfried; Mentang, Feny
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.1.2018.24811

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Karakteristik fisik edible filmdarikaraginan dengan penambahan asap cair Packaging materials food which are multifunctional and safe for consumers and the environment is thefocus of today’sfood packaging studies. Edible films that are made from carrageenan is one form of primary packaging for food. The physical properties of the packaging has become an important component to be consideredin choosing packaging. Thestudywasconducted to determine the effect of carrageenan concentration on the physical properties of solubility, thickness, tensile strength, percentage of elongation and water vapor transmission rate. The result showed that edible film processed fromcarrageenan with different concentrations have different physical properties. The higher the concentration of carrageenan used in the manufacture of edible film, the stronger the solubilityof the edible film, the stronger the attractiveness, andthe thicker and more resistant. Vapor transmission rateis getting lower, or in other word the ability to withstand wateris high.Kemasan bahan pangan yang multifungsi dan aman bagi konsumen dan lingkungan menjadi fokus kajian kemasan bahan pangan saat ini. Edible filmdari bahan karaginan merupakan salah satu bentuk kemasan primer bagi bahan pangan. Sifat fisik kemasan menjadi komponen penting yang dipertimbangkan dalam memilih kemasan. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi karaginan terhadap sifat fisik kelarutan, ketebalan, kuat tarik, persentasi perpanjangan putus dan laju transmisi uap air. Hasilnya diperolehedible filmyang diproses dari karaginan dengan konsentrasi yang berbeda memiliki sifat fisik yang berbeda. Semakin tinggi  konsentrasi karaginan yang digunakan di dalam pembuatan edible film, maka edible filmyang dihasilkan semakin tinggi kelarutannya, semakin kuat daya tariknya, semakin tebal dan semakin tahan serta laju transmisi uapnya makin rendah atau kemampuan menahan airnya tinggi.
Analysis of growth and quality of seaweed carrageenan Kappaphycus alvarezii in different locations on the Banggai’s Waters, Central Sulawesi Sangkia, Frederik Dony; Gerung, Grevo S; Montolalu, Roike I
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.1.2018.24812

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Analisis pertumbuhan dan kualitas karagenan rumput laut Kappaphycus alvarezii pada lokasi berbeda di Wilayah Perairan Banggai ProvinsiSulawesi Tengah Seaweed is a potential of coastal resources. Carrageenan is a polysaccharide extracted from seaweed or some species of red algae (Rhodophyceae). Seaweed growth is strongly influenced by two factors: internal and external factors. But twthat determine the success of the seaweed growth is the management carried out by people working on it. Banggai Regency is one of the largest seaweed production centers in Central Sulawesi. The main objective of this studyis toexamine the potential of seaweed cultivation (Kappaphycus avarezii) by looking at the growth and the carrageenan, inBanggai waters, Central SulawesiProvince. The temperature range obtained during this study r25to 31ºC. The results of carrageenananaliysis wasvery different due to differences inlocation, showed by content.  The highest and lowest ashcontentwere obtained from two locations, 1,8% (Jayabakti) and 2.8% (Liang), respectively.Rumput laut merupakan sumberdaya pesisir yang sangat potensial. Karagenan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari beberapa spesies rumput laut atau alga merah (rhodophyceae). Pertumbuhan rumput laut sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Namun yang sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan rumput laut yaitu pengelolaan yang dilakukan oleh manusia. Kabupaten Banggai merupakan salah satu sentral produksi rumput laut terbesar di Sulawesi Tengah. Tujuan utama penelitian ini mengkaji tentang potensi budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang dikembangkan dengan melihat pertumbuhan dan analisis karaginannya di perairan Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Kisaran suhu yang didapat selama penelitian ini adalah berkisar 25–31ºC. Hasil analisa rendemen karagenan ini sangat berbeda yang disebabkan oleh perbedaan lokasi memberikan pengaruh nyata terhadap kandungannya. Nilai kadar abu tertinggi dan terendah berturut-turut yang di peroleh dari kedua lokasi ini adalah 1,8% (Jaya Bakti) dan 2,8% (Liang).

Page 1 of 1 | Total Record : 5