Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

IBM KELOMPOK NELAYAN DESA TATELI II KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA DALAM MENERAPKAN SISTEM RANTAI DINGIN GUNA MENINGKATKAN PEMASARAN DAN PENDAPATAN Manoppo, Victoria E.N; Luasunaung, Alfret
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 5, No 10 (2017): Oktober 2017
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.5.10.2017.17953

Abstract

AbstractScience and technology activities for the community aims to provide knowledge to them in finding solutions to problems. Tateli II is one of the villages in Tateli II Village, Mandolang Sub-district, Minahasa District, North Sulawesi Province. Tateli II village fishermen are often or often confused with the marketing of fishery products because of the low selling price; this is because of their low state of knowledge about postharvest handling so that income is always low. Fishermen should be taught how to handle post-harvest catch so that when sold will create a reasonable price and at least be in accordance with the results of the business. One effort to maintain the quality of fishery products of fisherman production since harvested to the hands of consumers, and fish in a fresh / wet condition is handling with cold chain system (cold chain system).Training methods are based on adult learning methods (self-taught) and classically by providing theory and practice through lectures and group discussions (FGD: Focus Group Disscution). Implementation is made by providing theory as much as 25% and practice as much as 75% for 8 months.First, approach the village government to obtain permits and discuss the timing of meetings for the implementation of the technology extension / demonstration that will be implemented in view of the importance of time-gathering arrangements in this case the fishermen group.Extension and training activities can provide a view to the fisherman about the importance of post-arrest handling that is to maintain the quality of the fish in a cold state so it is not easily damaged or rotten. Counseling is given to the fishermen either individually or in groups. Conducted in groups in order that they can use this group in developing a capture fishery business can propose funding and / or equipment aid proposals through existing groups.Based on the results of observation, counseling and training, the activities of IbM Fishermen Group of Tateli II Village of Mandolang Sub-District of Minahasa Regency: 1. Fisherman Group of Tateli II Village of Mandolang Sub-district, have conducted fishing activities and there is desire from them all to use system where fish must be kept cool or keep it at a low temperature. 2. The fishermen group of Desa Tateli II Mandolang sub-district is able to understand that by maintaining the temperature of the fish remains cool the selling price can be high and apada can eventually increase their income. 3. Individual awareness as well as group members on the importance of group roles, spontaneously they want to submit fund and equipment proposal to the Government of North Sulawesi Province. Changes in attitude towards such development can provide a guarantee of the sustainability of their business so that the future can change the state of the economy and their daily circumstances and their families in a better direction.Keywords: ekstention, Female Workers AbstrakKegiatan Iptek bagi masyarakat ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada mereka dalam menemukan pemecahan permasalahan. Tateli II merupakan salah satu desa yang berada di Desa Tateli II Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Nelayan desa Tateli II kerap kali atau sering bingung dengan pemasaran hasil perikanan karena harga jual yang selalu rendah; hal ini karena keadaan pengetahuan mereka yang rendah tentang penanganan pascapanen sehingga pendapatan selalu rendah. Nelayan harus diajarkan bagaimana cara menangani hasil tangkapan pascapanen supaya bila dijual akan menciptakan harga yang layak dan minimal bisa sesuai dengan hasil usaha. Salah satu usaha untuk menjaga mutu hasil perikanan produksi nelayan sejak dipanen sampai di tangan konsumen, dan ikan dalam keadaan segar/basah yaitu penanganan dengan system rantai dingin (cold chain system).Metode pelatihan dilakukan berdasarkan metode pembelajaran orang dewasa (otodidak) dan secara klasikal dengan memberikan teori dan praktek melalui ceramah dan diskusi kelompok (FGD: Focus Group Disscution). Pelaksanaannya dibuat dengan cara memberikan teori sebanyak 25% dan praktek sebanyak 75% selama 8 bulan.Pertama, melakukan pendekatan kepada pemerintah desa untuk mendapatkan ijin serta mendiskusikan tentang waktu pertemuan untuk pelaksanaan penyuluhan/demonstrasi teknologi yang akan diterapkan mengingat pentingnya pengaturan waktu mengumpulkan masa sekalipun dalam hal ini kelompok nelayan.Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dapat memberikan pandangan kepada nelayan akan pentingnya penanganan pasca penangkapan yaitu harus mempertahankan mutu ikan dalam keadaan dingin sehingga tidak mudah rusak atau busuk. Penyuluhan diberikan kepada nelayan baik secara individyu ataupun secara berkelompok. Dilakukan secara berkelompok agar disuatu saat mereka bisa menggunakan kelompok ini dalam mengembangkan usaha perikanan tangkap  dapat mengusulkan proposal bantuan dana dan atau peralatan melalui kelompok yang ada.Berdasarkan hasil pengamatan, penyuluhan dan pelatihan, maka kegiatan IbM Kelompok Nelayan Desa Tateli II Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa : 1. Kelompok nelayan Desa Tateli II Kecamatan Mandolang, sudah melaksanakan kegiatan penangkapan ikan dan ada keinginan dari mereka semua untuk menggunakan sistem dimana ikan harus tetap dingin atau tetap pada suhu rendah. 2. Kelompok nelayan Desa Tateli II Kecamatan Mandolang mampu memahami bahwa dengan mempertahankan suhu ikan tetap dingin maka harga jual bisa tinggi dan apada akhirnya bisa meningkatkan pendapatan mereka. 3. Kesadaran secara individual dan juga anggota kelompok akan pentingnya peranan kelompok, secara spontanitas mereka  ingin mengajukan proposal dana dan peralatan ke Pemerintah Provinsi Sulut. Perubahan sikap ke arah pengembangan demikian dapat memberikan jaminan keberlanjutan usaha mereka sehingga kedepannya bisa merubah keadaan perekonomian dan keadaan  sehari-hari mereka dan keluarganya ke arah yang lebih baik.Kata Kunci : extensions, training, cold chain
Governance of Dagho fishing port, Sangihe Islands Regency, Indonesia Dalengkade, Yulianus D; Wantasen, Adnan S; Reppie, Emil; Luasunaung, Alfret
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 1, No 2 (2013): Oktober
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.1.2.2013.7283

Abstract

Sangihe Islands Regency has a coastal fishing port located in the village of Dagho sub-district of Tamako. As the only the coastal fishery port in the regency it is expected to provide support in the development of regional economy. This research intended to study the status of management sustainability in Dagho coastal fishing port and analyze policy directions in sustainability management of the coastal fishing port Dagho. Research results showed that the status of sustainability management of the coastal fishing port Dagho belongs to the category of less sustainable fisheries. Towards a policy of management of coastal fishing port Dagho port management is attainment of sustainability according to economic and institutional functions. Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang terletak di Kampung Dagho, Kecamatan Tamako. Sebagai satu-satunya PPP yang ada di kabupaten tersebut diharapkan akan memberikan dukungan dalam pengembangan perekonomian daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status keberlanjutan dalam pengelolaan PPP dan menganalisis arah kebijakan multipihak dalam keberlanjutan penatakelolaan PPP Dagho. Hasil penelitian menunjukkan status keberlanjutan pengelolaan pelabuhan perikanan tersebut masuk dalam kategori kawasan pelabuhan perikanan “kurang berkelanjutan”. Sedangkan arah kebijakan pengelolaan PPP Dagho adalah terwujudnya pengelolaan pelabuhan yang berkelanjutan menurut skenario fungsi ekonomi dan kelembagaan.
Fishing season analysis of scad mackerel (Decapterus sp.) in North Sulawesi and its surrounding waters based on catch landing in Fish Landing Center of Tumumpa Majore, Erick P.; Luasunaung, Alfret; Budiman, Johnny
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 2, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.2.2.2014.12409

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Analisis pola musim penangkapan ikan malalugis (Decapterus sp.) di Perairan Sulawesi Utara dan sekitarnya berdasarkan hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Tumumpa Information on fishing season is important for fishing operations. This study used primary and secondary data. The former was obtained through interviews with fishing master of purse seiners and participation in fishing operations. The latter was taken from 5 years of catch data (2009 to 2013) available in the Landing Center of Tumumpa. Results showed that scad mackerels can be caught all year surveyed in April, May, June, and July, with the best season in May. Informasi tentang musim penangkapan penting dalam operasi penangkapan ikan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik wawancara terhadap pengelola kapal pajeko dan mengikuti kegiatan penangkapan ikan di daerah penangkapan, sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan di PPI Tumumpa dengan teknik pencatatan data produksi selama periode 5 tahun (2009-2013). Hasil analisis data menunjukkan bahwa ikan malalugis dapat ditangkap sepanjang tahun. Musim penangkapan ikan malalugis terjadi pada bulan April, Mei, Juni, Juli dan musim penangkapan tertinggi terdapat pada bulan Mei.
Optimizing the use of the docks in Ocean Fishing Port Bitung, North Sulawesi, Indonesia Hakim, Iwan; Masengi, K.W.A.; Luasunaung, Alfret
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 4, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.4.1.2016.14405

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Pengoptimalan penggunaan dermaga di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia. This study was aimed to determine the basic and functional facilities conditions in the ocean fishing port of Bitung and analyze the level of utilization of basic and functional facilities. This research used a descriptive method, in which data were collected through observation, interviews, documentation, and literature reviews. Results indicated that the basic facilities, such as port, reclaimed land, docks 1 and 2, and the complex, were in good condition. The functional facilities were also good, so that the the fishing port of Bitung has met the requirements of technical and operational criteria for fisheries activities. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas dasar dan fungsional yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung dan menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas dasar dan fungsional yang ada di PPS Bitung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Dari hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa fasilitas pokok yang terdiri dari lahan pelabuhan, lahan reklamasi, dermaga 1 dan 2, serta jalan komplek dalam kondisi baik dan fasilitas fungsional di PPS Bitung juga dalam kondisi baik, sehingga PPS Bitung sudah sesuai dengan kriteria teknis dan operasional dalam kegiatan perikanan.
Business pattern and mini purse-seine fishing (pajeko) season in South Tobelo District, North Halmahera Regency, North Maluku Province Hibata, Yubelina; Budiman, Johny; Luasunaung, Alfret
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 1 (2018): April
Publisher : AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.1.2018.24835

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Pola usaha dan musim penangkapan mini purse-seine(pajeko) di Kecamatan Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara The study uses a descriptive method and was carried out for 5 months. Data collection covered primary and secondary data. Primary data  was carried outthrough direct observation on production planning, production process, and control on the mini purse-seine fishing unit and through direct interviews with mini purse-seine owner and fishermen. Secondary datawas obtained from Marine and fisheries Service of North Halmahera. Literature study was conducted as well. The data were analyzed to find outthe business pattern practiced by mini purse-seine fishermen by usinginteractive model of analysis and time series analysis-based average percentage methodwas usedto get the fishing season.This study concluded that business pattern of fishermen in South Tobelo district was done by imposingthe operational cost on the investment owner in both peak and lowfishing seasons. Moreover, the profit sharing is divided by50% for townersand 50% for fishermen after operational cost, and 20% for the FAD if other FAD was used. The fishing season of the mini purse-seine in South Tobelo district occurrsin March, August and September, while the lowseason occursin January, February, June, November, and December.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dilakukan selama 5 bulan. Pengumpulan data dilakukan baik pada data primer maupunsekunder.  Data primer dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap perencanaan produksi, proses produksi dan pengawasan produksi unit penangkapan pajekodan wawancara terhadap nelayan dan pemilik kapal pajeko.  Data sekunder dikumpulkan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara disamping itu dilakukan juga study pustaka.  Untuk mengetahui pola usaha yang dijalankan oleh nelayan pajekodigunakan interactive model of analysis.  Untuk analisis pola musim penangkapan ikan menggunakan metode persentase pata-rata (The Average Percentage Methods) yang didasarkan pada Analisis runtun raktu (Times Series Analysis).  Dari hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola usaha yang digunakan oleh nelayan di Kecamatan Tobelo Selatan dilakukan dengan membebankan biaya operasional pada pemilik baik musim puncak maupun musim paceklik tiba. Disampaing itu system bagi hasil dibagi 50% untuk pemilik dan 50% untuk nelayan setelah dikeluarkan biaya operasional dan 20% untuk rumpon apabila menggunakan rumpon milik orang lain.  Musim penangkapan dengan pajekodi Kecamatan Tobelo Selatan terjadi pada bulan Maret, Agustus, dan September, sedangkan pada bulan Januari, Februari, Juni, November, sedangkan musim paceklik terjadi pada bulan Januari, Februari, November, dan Desember.
Analysis of production factors that affect the productivity of tuna handliners based in Bitung Oceanic Fishing Port Pontoh, Peggy; Luasunaung, Alfred; Reppie, Emil
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 7, No 1 (2019): APRIL
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.7.1.2019.24994

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Analisis faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas kapal tunahand lineyang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera BitungTuna hand lines have been used widely by fishermen in the waters of Sulawesi Sea and Moluccas Sea, to catch big pelagic species with small fishing boats (2-10 GT). Although the gear’s design has evolved over centuries, there is still potential for improving its catching efficiency and selectivity. However, theproduction factors that affect the productivityare still not known. Theresearch aimed to study several production factors that affectthe productivity of tuna hand liner based in Bitung Oceanic Fisheries Port; andto determine the most influential production factors on productivity of tuna hand liner. This research was conducted from June to November 2017 in Bitung Oceanic Fishing Portthrough applyinga descriptive method based on case study; and the data were analyzed by using multiple linear regression production function. It was found that production factors that may affect the productivity of the tuna hand liner consist of boat size (GT), engine power (PK), amount of fuel (l), number of crew (person) and number of trips (days). The result of partial analysis shows that the most influential production factor to tuna hand liner productivity is the amount of fuel usage.Pancing ulur tuna telah digunakan secara luas oleh nelayan di perairan Laut Sulawesi dan laut Maluku, untuk menangkap ikan pelagis besar dengan kapal-kapal ukuran kecil (2 – 10 GT. Walaupun konstruksinya telah berkembang sejak lama, tetapi masih memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi penangkapan dan selektivitasnya. Namun belum diketahui factor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi produktivitasnya. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mempelajari beberapa factor produksi yang mempengaruhi produktivitas kapal-kapal tuna hand line (THL) yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung; dan menentukan factor produksi yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kapal THL.Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai November 2017 di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung; dikerjakan dengan metode deskriptif yang didasarkan pada study kasus; dan data dianalisis dengan menggunakan fungsi produksi regresi linier berganda.Faktor-faktor produksi yang dapat mempengaruhi produktivitas kapal THL terdiri dari ukuran kapal (GT), kekuatan mesin (PK), jumlah bahan bakar (l), jumlah anak buah kapal (orang) dan jumlah trip (hari). Hasil analisis parsial menunjukan bahwa faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kapal THL adalah jumlah penggunaan bahan bakar minyak.
Effectiveness of vessel sinking legal action in eradicating illegal fishing in the area of marine and fisheries resources monitoring base of Bitung, North Sulawesi Suawa, Youdy R; Luasunaung, Alfret; Lasut, Markus T; Karwur, Denny B.A; Darwisito, Suria
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 7, No 1 (2019): APRIL
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.7.1.2019.24997

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Efektivitas tindakan hukum penenggelaman kapal dalam pemberantasan illegal fishingdi wilayah Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Bitung, Sulawesi Utara This study aimed to assess the effectiveness of vessel sinking legal action to eradicate illegal fishing practices by the Ministry of Marine and Fisheries Affairs of Indonesia (MMFAI) in the area of Marine and Fisheries Resources MonitoringBase of Bitung (MFRMBB), North Sulawesi. The assessment was carried out by analysing five aspects, 1) regulations; 2) institutional functions, duties, and authority; 3) institutional programs and planning; 4) ideal conditions; and 5) stakeholder perceptions. The research used a method of ‘content analysis’ and questionnaire survey. The result showed that the implementation to sink foreign and ex-foreign vessels by MMFAI is a legal certainty according to fisheries regulations in Indonesia; it was conducted according to functions, duties, and authorities of the implemented institutions; was conducted well; and has achieved an ideal condition which was indicated by diminishing of illegal fishing practices; it was done according to fisheries regulations and stakeholder perceptions. Finally, it can be concluded that the legal action of vessel-sinking in MFRMBB was effective in eradicating illegal fishing practices.Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas tindakan penenggelaman kapal untuk memberantas illegal fishingoleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Bitung, Sulawesi Utara. Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis 5 aspek, yaitu: 1) peraturan dan ketentuan; 2) fungsi, tugas, dan wewenang lembaga pelaksana; 3) program dan rencana lembaga pelaksana; 4) kondisi ideal; dan 5) persepsi stakeholder. Metode penelitian yang digunakan ialah analisis isi (content analysis) dan survei menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukan, bahwa implementasi penenggelaman kapal asing dan eks asing yang dilakukan oleh KKP merupakan suatu kepastian hukum sesuai ketentuan dan peraturan dan perundang-undangan di bidang perikanan yang berlaku; telah dilaksanakan sesuai fungsi, tugas, dan kewenangan KKP RI; telah terlaksana dengan baik; dan telah mencapai kondisi ideal di mana ditandai dengan berkurangnya pelaku tindak pidana perikanan; serta tindakan tersebut sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di bidang perikanan, menurut persepsi stakeholder. Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa tindakan hukum penenggelaman kapal yang dilakukan di Pangkalan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Bitung adalah efektif dalam memberantas kegiatan illegal fishing.
DAMPAK PERIKANAN TANGKAP TERHADAP SUMBERDAYA IKAN DAN HABITATNYA DI PERAIRAN PANTAI TABUKAN TENGAH KEPULAUAN SANGIHE Tamarol, Joneidi; Luasunaung, Alfret; Budiman, Johnny
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.14 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.8.1.2012.387

Abstract

Overfishing and environmental degradation from fishing activities result in changes in aquatic ecosystems, and almost all fishing gears could cause habitat damages. This study attempted to evaluate the impact of different fishing gears utilized by traditional fishermen on the fish resources and their habitats and formulate an environmenttal friendly fishing fisheries concept. Data collection used two approaches, through a long-term catch analysis and a direct field observation on the fishing process. Results found that several fishing gears used were potential to cause damages on bottom habitats due to the operational technique and the treatment to the gear itself. Beside that, some gears were also potential to unbalance the stability and the the sustainability of the fish resources due to the utilization of excessively small-sized mesh. Based on the internal factor analysis strategy (IFAS) and the external factor analysis strategy (EFAS), the use of fish traps, circling gill nets, and turtle targeting hand lines in the coral reef area we­re potential to cause direct negative impact on the coral reefs and the sustainability of the fish resources.Keywords: impact, habitat damage, resources damage, over fishing, selectivity.   Kelebihan tangkap dan degradasi lingkungan dari kegiatan perikanan mengakibatkan perubahan ekosistem perairan dan hampir semua alat tangkap ikan dapat menyebabkan kerusakan habitat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di perairan pantai Tabukan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe terhadap sumberdaya dan lingkungan dan merumuskan konsep kebijakan pengembangan perikanan tangkap yang ramah lingkungan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan dua pendekatan yakni menganalisis hasil tangkapan untuk jangka waktu yang panjang dan pengamatan langsung terhadap proses penangkapan ikan. Hasil menunjukkan bahwa beberapa alat tangkap yang digunakan berpotensi merusak habitat dasar perairan karena tehnik pengoperasiannya dan perlakuan terhadap alat tangkap tersebut. Di samping itu, beberapa jenis alat tangkap berpotensi merobah stabilitas dan keberlangsungan sumberdaya ikan karena penggunaan mata jaring berukuran sangat kecil. Berdasarkan strategi analisis faktor internal dan strategi analisis faktor eksternal, maka penggunaan bubu ikan, jaring insang lingkar, jala lempar dan ladung penyu di daerah terumbu karang memiliki dampak negatif bagi terumbu karang dan keberlanjutan sumberdaya ikan. Kata kunci: dampak, kerusakan habitat, kerusakan sumberdaya, tangkap lebih, selektivitas.
SEBARAN SUHU DAN SALINITAS DI TELUK MANADO Kalangi, Patrice NI; Mandagi, Anselun; Masengi, Kawilarang WA; Luasunaung, Alfret; Pangalila, Fransisco PT; Iwata, Masamitsu
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.11 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.9.2.2013.4179

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebaran suhu dan salinitas di Teluk Manado, Sulawesi Utara. Pengukuran suhu dan salinitas secara vertikal dilakukan di delapan tempat di teluk. Profil vertikal suhu dan salinitas memperlihatkan keberadaan pelapisan kolom air. Secara horizontal, kontur suhu dan salinitas di permukaan memiliki dua “kolam” massa air, yakni kolam yang bersuhu tinggi tapi bersalinitas rendah di bagian timur teluk dan kolam yang bersuhu rendah tapi bersalinitas tinggi di bagian barat teluk. Pada lapisan dalam, kontur suhu dan salinitas cenderung sejajar dengan garis pantai bagian timur. Kata kunci: suhu, salinitas, air sungai, Teluk Manado.   The objective of this research is to describe temperature and salinity distribution in Manado Bay, North Sulawesi.  The vertical measurements of temperature and salinity were done at eight locations in the bay.  The vertical profiles of temperature and salinity shows the existence of water column stratification.  Horizontally, temperature and salinity contours of the surface layer have two pools, i.e. a pool of high temperature but low salinity in the eastern part of the bay and a pool of low temperature but high salinity in the western part of bay.  In a deeper layer, the contours of temperature and salinity tend to be parallel to eastern coastline. Keywords: temperature, salinity, river discharge, Manado Bay.
Efek Suhu dan Waktu Simpan terhadap Kualitas Bagian Tengah Yellowfin Tuna Segar (Thunnus albacares) Putra, Debriga; Dien, Henny A; Montolalu, Roike I; Onibala, Hens; Makapedua, Daisy M; Sumilat, Deiske A; Luasunaung, Alfret
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29537

Abstract

Decline quality of Tuna as a result of abuse temperature and long shelf life time. Histamine, microbial and sensory odours become one of the global problems that can cause health problems. Large number of bacteria dominated in viscera area rather than other fish parts. This study was conducted to determine the effect of storage temperature on histamine, microbial and sensory odours on middle of Yellowfin Tuna. This study used descriptive explorative method, sampel were periodically taken for analyses at intervals 48 hours (0ºC), 8 hours (10ºC) and 4 hours (25ºC). Yellowfin Tuna was rejected earlier by the sensory odours than TPC and histamine. During storage at 0ºC for 720 hours histamine levels still acceptable for consumption however TPC already exceeded the limit after 672 hours and rejected by sensory odours for 624 hours storage. During storage at temperature 10ºC did not reached the limit for 120 hours while TPC value already reached 2x106 cfu/g for 88 hours storage and rejected by sensory odours for 72 hours storage. During storage at temperature 25ºC histamine reached 67.3 ppm for 32 hours, ALT reached 5.5x105 cfu/g for 24 hours and rejected by sensory odour for 20 hours of storage. Histamine formation correlates with the growth of microbial counts and decrease of sensory odours value. Suhu yang tinggi dalam waktu simpan lama berpengaruh terhadap penurunan kualitas ikan tuna. Histamin, mikroba dan bau busuk menjadi salah satu permasalahan global yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Bagian tengah ikan menjadi sumber bakteri paling tinggi dibandingkan bagian lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan histamin, ALT dan sensori bau pada bagian tengah Tuna sirip kuning dalam penyimpanan suhu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, sample di analisis secara berkala pada suhu 0ºC (48 jam), 10ºC (8 jam) dan 25ºC (4 jam). Tuna sirip kuning mengalami pembusukan lebih awal berdasarkan parameter sensori bau, kemudian disusul ALT dan Histamin. Kandungan histamine pada suhu 0ºC masih layak untuk dikonsumsi setelah 720 jam, namun nilai ALT melebihi batas aman setelah 672 jam penyimpanan dan nilai sensori bau setelah 624 jam penyimpanan. Penyimpanan suhu 10ºC tidak menyebabkan peningkatan histamin melebihi batas limit setelah penyimpanan selama 120 jam, sedangkan nilai ALT mencapai 2x106 cfu/g setelah 88 jam dan nilai sensori bau menyatakan ikan busuk setelah penyimpanan selama 72 jam. Penyimpanan suhu 25ºC histamin mencapai 67,3 ppm setelah penyimpanan 32 jam dan nilai ALT 5,5x105 cfu/g pada penyimpanan ke 24 jam serta ikan dinyatakan busuk berdasarkan sensori bau setelah 20 jam penyimpanan. Peningkatan histamin berkorelasi dengan pertumbuhan jumlah mikroba dan penurunan nilai sensori bau.