Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kelautan Tropis

Rumput Laut yang Tumbuh Alami di Pantai Barat Pulau Simeulue, Aceh Indonesia: Faktor Lingkungan dan Variasi Geografik Erniati Erniati; Syahrial Syahrial; Imanullah Imanullah; Erlangga Erlangga; Cut Meurah Nurul ‘Akla; Wilman Shobara; Jihad Nasuha; Gara Hasonangan Ritonga; Anggi Mayulina Daulay; Hamdi Romansah; Ibnu Amni; Tambah Lambok Berutu
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 1 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i1.12645

Abstract

Environmental factors and geographical variations in an ecosystem are important steps in explaining the dynamics of marine communities, a study of seaweed that grows naturally on the west coast of Simeulue Island was conducted with the purpose of learning about the environmental characteristics, geographical variations, and environmental parameters that affect their distribution. The study was conducted in October 2021, and it included 5 observation stations with environmental factors measured in situ and geographic variation data using line transects along 50 m perpendicular to the shoreline and sample plots measuring 1 x 1 m every 10 m. Environmental factors that influence vegetation conditions and geographic variations of seaweed were analyzed using PCA. The study's findings revealed that conditions in the Indian Ocean with a high pH (average 07.72 ± 00.20) with moderate salinity and current velocity (average 32.47‰± 01.72 and 00.32 m/s ± 00.11, respectively) influenced the seaweed vegetation habitat. Then 21 seaweed species were identified, all of which have not been evaluated on the IUCN Red List, and their distribution is relatively rare, with a frequency of only 20%, and the seaweed zoning found at a depth of 0 - 150 cm at the lowest tide and a distance of up to 40 m inland from the edge. Furthermore, the distribution of seaweed on Simeulue Island's west coast is largely determined by DO conditions, salinity, and current velocity, whereas pH and temperature have less influence on seaweed distribution.  Faktor lingkungan dan variasi geografik di suatu ekosistem merupakan langkah penting dalam menjelaskan dinamika komunitas laut, sehingga kajian rumput laut yang tumbuh alami di Pantai Barat Pulau Simeulue dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik lingkungan, variasi geografik dan parameter lingkungan yang mempengaruhi distribusinya. Kajian dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 yang terdiri dari 5 stasiun pengamatan dengan faktor lingkungannya diukur secara in situ dan data variasi geografiknya menggunakan transek garis sepanjang 50 m tegak lurus garis pantai serta dibuat petak contoh berukuran 1 x 1 m disetiap 10 m dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi vegetasi maupun variasi geografik rumput lautnya dianalisis menggunakan PCA. Hasil kajian memperlihatkan bahwa habitat vegetasi rumput lautnya dipengaruhi oleh kondisi Samudera Hindia dengan konsentrasi pH perairannya tergolong tinggi (rata-rata 07.72 ± 00.20) dan konsentrasi salinitas maupun kecepatan arusnya tergolong sedang (rata-rata 32.47‰ ± 01.72 dan rata-rata 00.32 m/s ± 00.11), kemudian rumput lautnya teridentifikasi sebanyak 21 spesies yang keseluruhannya belum terevaluasi di IUCN Red List dan distribusinya tergolong jarang dengan frekuensi relatifnya kecil dari 20% serta zonasi rumput lautnya ditemukan pada kedalaman ± 0 – 150 cm saat surut terendah dan berjarak hingga ± 40 m ke arah daratan dari tubir. Selanjutnya, untuk distribusi rumput laut di pantai Barat Pulau Simeulue sangat ditentukan oleh kondisi DO, salinitas dan kecepatan arus, sedangkan parameter pH dan suhu kurang memberikan pengaruh yang baik terhadap distribusi rumput lautnya. 
Gastropoda Telescopium telescopium (Linnaeus, 1758) di Hutan Mangrove Desa Cut Mamplam Provinsi Aceh, Indonesia Ida Marina Harahap; Syahrial Syahrial; Erniati Erniati; Erlangga Erlangga; Imanullah Imanullah; Riri Ezraneti
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.13353

Abstract

The growth of an organism can provide fundamental ecological data and serve as a primary parameter for describing an organism's population dynamics. Telescopium telescopium gastropods were studied in September 2021 using purposive sampling in the mangrove forest of Cut Mamplam Village, Aceh Province. This study aims to provide fundamental data for mangrove management in Indonesia. Data were collected by creating a 40 m perpendicular to the coastline line transect, followed by 10 x 10 m sample plots and five 1 x 1 m sub plots. Following the collection of samples, additional analysis of the density, length and weight relationship, demographic structure, spatial distribution patterns based on the Morisita index, and growth characteristics were conducted as unique characteristics when compared to T. telescopium in other areas analyzed using PCA. The study's findings indicated that the density was low (< 7 ind/m2), the allometric length and weight relationship was negative (b < 3), the dominant growth demographic structure was mature (dominant SL 79.36 – 86.34 mm), the distribution pattern was clustered (Iδ = 02.75), and the BT, BWL, and AL morphometrics, in particular, had a variance of 95.91%. Pertumbuhan suatu organisme dapat menyediakan data ekologi dasar dan merupakan salah satu parameter yang utama dalam mengambarkan dinamika populasi suatu organisme, sehingga kajian gastropoda Telescopium telescopium di hutan mangrove Desa Cut Mamplam Provinsi Aceh dilakukan menggunakan purposive sampling pada bulan September 2021 dengan tujuan sebagai data dasar dalam pengelolaan mangrove di Indonesia, dimana data dikumpulkan dengan cara membuat transek garis sepanjang 40 m tegak lurus garis pantai, kemudian dibuat petak-petak contoh berukuran 10 x 10 m dan selanjutnya dibuat sub plot berukuran 1 x 1 m sebanyak 5 sub plot. Setelah sampel terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis kepadatan, hubungan panjang berat tubuh, struktur demografi, pola penyebaran spasial berdasarkan indeks Morisita dan karakteristik pertumbuhannya sebagai penciri khusus bila dibandingkan dengan T. telescopium di kawasan lain yang dianalisis menggunakan PCA. Hasil kajian memperlihatkan bahwa kepadatannya rendah (< 7 ind/m2), hubungan panjang beratnya allometrik negatif (b < 3), struktur demografi pertumbuhan yang dominan ditemukan tergolong dewasa (SL dominan 79.36 – 86.34 mm), pola penyebarannya mengelompok (Iδ = 02.75) dan morfometrik BT, BWL maupun AL sebagai penciri khususnya memiliki varian 95.91%.  
Pengaruh Tingkat Kerapatan dan Kedewasaan Hutan Mangrove dalam Memerangkap Sedimen di Muara Sungai Langsa Kota Langsa Erlangga Erlangga; Helmi Gusnita; Syahrial Syahrial; Cut Meurah Nur Akla; imamshadiqin imamshadiqin; Riri Ezraneti; Rian Firdaus
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 3 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i3.14009

Abstract

In November 2021, a study on the effect of mangrove density and maturity level on sediment trapping in the Langsa River estuary, Langsa City, was conducted with the objective of determining the density, maturity, and rate of sediment deposition around the mangrove forest, as well as the relationship between mangrove density and maturity level and sediment deposition rate. Mangrove vegetation was collected using a 40 m line transect parallel to the river flow and a 10 x 10 m plot, while sediment samples were collected using a sediment trap. The study's findings indicated that mangrove density varied between 675.00 and 1541.67 ind/ha, that mangrove maturity was uneven, with trunk diameters ranging between 4.14 and 9.83 cm and basal areas ranging between 30.45 and 72.93 m2/ha. Meanwhile, sediment deposition rates ranged between 26.94 and 277.73 mg/cm2/day, with a strong correlation between density and maturity of mangrove vegetation (98% and 99%, respectively).   Penelitian terhadap pengaruh tingkat kerapatan dan kedewasaan hutan mangrove dalam memerangkap sedimen di muara Sungai Langsa Kota Langsa dilakukan pada bulan November 2021 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerapatan, kedewasaan dan laju pengendapan sedimen di sekitar hutan mangrovenya serta untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kerapatan dan kedewasaan hutan mangrove terhadap laju pengendapan sedimennya. Vegetasi mangrove dikumpulkan dengan menarik transek garis sepanjang 40 m yang sejajar dengan aliran sungai dan dibuat plot berukuran 10 x 10 m, sedangkan sampel sedimennya diambil menggunakan sediment trap. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kerapatan mangrovenya berkisar antara 675.00 – 1541.67 ind/ha, kedewasaan mangrovenya tidak merata dengan diameter batangnya berkisar antara 4.14 – 9.83 cm dan basal areanya berkisar antara 30.45 – 72.93 m2/ha. Sementara untuk laju pengendapan sedimennya berkisar antara 26.94 – 277.73 mg/cm2/hari, dimana keterkaitan antara kerapatan dan kedewasaan vegetasi mangrovenya memiliki hubungan yang kuat (masing-masing 98% dan 99%).
Co-Authors Ade Fitria Ade Fitria Alfi Syahrin Alfi Syahrin Anggi Mayulina Daulay Anggi Mayulina Daulay Anggi Mayulina Daulay Ayu Andira Ayu Andira Ayu Gustina Ayu Lestari Azhari Mataniari Azizi Ramadhan Bengi Pratiwi Cut Meurah Nur Akla Cut Meurah Nurul Akla Cut Meurah Nurul ‘Akla Cut Meurah Nurul ‘Akla Cut Meurah Nurul ‘Akla Cut MeurahNur &#039;Akla Dian Laili Dodi Fanhalen Siregar Dodi Fanhalen Siregar Erliza Marzuki Erniati Erniati Erniati, Erniati Eva Ayuzar Eva Ayuzar Eva Ayuzar Eva Ayuzar Eva Ayuzar Firli Ariski Fitri Al Faini Siregar Gara Hasonangan Ritonga Gara Hasonangan Ritonga Hamdi Romansah Hariyati Hariyati Helmi Gusnita Hyessica Bernardeta Lubis I Iswadi Ibnu Amni Ida Marina Harahap Imamshadiqin Imamshadiqin Imamshadiqin Imamshadiqin Imamshadiqin imamshadiqin imamshadiqin Imamshadiqin Imamshadiqin imanullah imanullah Imanullah Imanullah Imanullah Imanullah Imanullah Imanullah Intan Mutia Irmayunita Irmayunita Iswadi Ak Jamin Jamin Jihad Nasuha Julianda Sahputra Khaidir Khaidir Likdanawati Likdanawati Lisna Lisna mahdaliana mahdaliana Mahdaliana Mahdaliana Mahdaliana, Mahdaliana Mainisa Mainisa Mainisa Meutia Handayani Muhammad Hatta Muhammad Robi Muliani Muliani Muliani Muliani Munawar Khalil Munawwar Khalil, Munawwar Mutia Mutia Nazarul Syahputra Nuriana Dila Prama Hartami Rachmawati Rusydi Rachmawati Rusydi Rahmatul Husna Repki Prasetyo Rian Firdaus rini tri lestari sembiring Rini Tri Lestari Sembiring Riri Ezraneti Riri Ezraneti Riri Ezraneti Riri Ezraneti Roza Yusfiandayani Saiful Adhar Salamah Salamah Salmarika Salmarika Sapna Biby Sohibil Yamin Sri Nanda Rizki Srinanda Rizki Sutiana Sutiana Syahrial Syahrial Syahrial Syahrial Syahrial Syahrial Syahrul Ramadansyah Syawaluddin Akbar Tambah Lambok Berutu Umaruddin Usman Wilman Shobara Yofita Sandra, S.Pd., M.Pd., Zico Farlin, Dr. Budiwirman, M.Pd., Yudho Andika Yudho Andika Yudho Andika Yudho Andika Yudho Andika Yuli Asbar yuli asbar Yusril Husaen Yusril Husaen Zakiatul Fitri