Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Regulasi Emosi dalam Tatalaksana Pasien Kanker : A Literatur Review Seprian, Dwin; Puspitosari, Warih Andan
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.64 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i2.301

Abstract

Salah satu tatalaksana non-farmakoterapi yang saat ini digunakan untuk penderita kanker dalam mengelola masalah psikologis yang dialami adalah dengan proses regulasi emosi. Tujuan tulisan ini adalah mereview literature tentang efektifitas regulasi emosi terhadap masalah psikologis penderita kanker. Pencarian literatur review ini menggunakan database PubMed dan Goggle Scholar dengan menggunakan keywords: “Emotion Regulation AND Patient AND Cancer”. Hasil pencarian artikel menemukan sebanyak 24.414 artikel dalam jurnal internasional dalam rentang tahun 2016-2018. Artikel tersebut diseleksi dan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebanyak 10 artikel. Hasil dari 10  jurnal tersebut, 7 jurnal didapatkan hasil bahwa terdapat tekanan psikologis pada pasien kanker meliputi ketidakberdayaan, emosi negatif, denial, penyesuaian diri, kecemasan, depresi, kecemasan, gangguan pola tidur, dan ketakutan dalam kekambuhan penyakit khususnya untuk pasien yang sudah selesai melakukan prosedur pengobatan, serta hasil intervensi regulasi emosi pada pasien kanker ada hubungan yang signifikan antara emosi regulasi diri dengan peningkatan kualitas hidup pada pasien kanker. Literatur review ini menunjukkan bahwa metode ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam tatalaksana non-farmakologi. Terapi regulasi emosi ini menunjukkan sebagai salah satu metode yang efektif dalam penatalaksaan emosi pada pasien kanker. Tinjauan literatur review ini mendapatkan hasil bahwa regulasi emosi merupakan langkah strategis dalam upaya penanggulangan masalah emosi atau masalah psikologi pada pasien kanker.
Penyuluhan Kesehatan Jiwa : Coping Strategy Pada Kondisi Darurat Bencana Pada Komunitas Remaja Nurul Hidayah; Dwin Seprian
Shihatuna : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 1 (2022) : Juni
Publisher : FKM UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/shihatuna.v2i1.11464

Abstract

Pulau Lemukutan termasuk dalam daerah tujuan pariwisata di Kalimantan Barat. Pulau Lemukutan juga dikenal sebagai salah satu tempat menyelam dan snorkeling terbaik. Hal ini berdasarkan banyaknya terumbu karang yang indah dengan luas hampir 1.500 hektar. Sebagai daerah tujuan wisata, Pulau Lemukutan memiliki fasilitas kesehatan untuk mendukung pengembangan pariwisata. Namun faktanya, Pulau Lemukutan saat ini hanya memiliki 1 fasilitas kesehatan berupa poskesdes dengan hanya satu bidan. Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan letak Pulau Lemukutan yang berada di wilayah pesisir yang rawan dengan potensi kedaruratan bencana. Bencana alam dapat menyebabkan gangguan stres mental.Dalam kamus psikologi stress adalah suatu keadaan depresi baik secara fisik maupun psikis. Stres yang berasal dari frustasi dan konflik yang dialami individu yang dapat berasal dari berbagai bidang kehidupan manusia. Stres bisa muncul pada berapa usia pun, termasuk remaja. Sasaran sosialisasi ini adalah para pemuda Desa Pulau Lemukutan, khususnya yang berusia 12-20 tahun. Pemerintah Desa Pulau Lemukutan telah menjadi komitmen untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kontribusi dasar dari program ini adalah transfer of knowledge, dalam meningkatkan pengetahuan tentang strategi koping kesehatan mental dalam kedaruratan bencana. metode pelaksanaannya melalui dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.Tahap persiapan berupa survei dan persiapan sosial untuk membangun komitmen penyelenggaraan pendidikan kesehatan. Sementara itu, tahap pelaksanaan berupa penyuluhan kesehatan tentang Strategi Penanggulangan Keadaan Darurat. Kegiatan ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sebelum pelaksanaan pendidikan kesehatan. Kesimpulan dari pengabdian kepada masyarakat adalah peningkatan pengetahuan remaja tentang Strategi Mengatasi Kondisi Darurat Bencana.
Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan Orang Tua tentang Masalahan Kesehatan Jiwa Remaja di Pulau Lemukutan Dwin Seprian; Nurul Hidayah; Masmuri Masmuri; Muhammad Syafri Fachruddin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i1.8091

Abstract

ABSTRAK         Pengetahuan cara mendeteksi dini masalah kesehatan jiwa dibutuhkan orang tua agar dapat mengatasi ataupun mengetahui tindakan yang akan diambil ketika remaja mengalami masalah tersebut. Tujuan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang masalah kesehatan jiwa pada remaja di desa pulau Lemukutan. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat adalah penyuluhan tentang masalah kesehatan jiwa remaja. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan data tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan yaitu kategori tinggi sebesar 25%, kategori sedang sebesar 15% dan kategori rendah sebesar 60%. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan kesehatan jiwa remaja diperoleh pengetahuan pada kategori tinggi yaitu 75% dan kategori sedang yaitu 25%. Penyuluhan kesehatan jiwa remaja meningkatkan pengetahuan orang tua tentang kesehatan jiwa remaja Kata Kunci: Penyuluhan Kesehatan Jiwa, Masalah Kesehatan Jiwa Remaja  ABSTRACT Knowledge of how to detect mental health problems early is needed by parents to be able to overcome or know the actions to be taken when adolescents experience these problems. The purpose of community service is to increase parents' knowledge about mental health problems in adolescents in the village of Lemukutan Island. The method of implementing community service is counseling about adolescent mental health problems. The results of community service obtained data on the level of knowledge before being given counseling, namely the high category of 25%, the medium category of 15%, and the low category of 60%. Meanwhile, after being given counseling on adolescent mental health, knowledge was obtained in the high category, namely 75%, and the medium category, namely 25%. Adolescent mental health counseling increases parents' knowledge about adolescent mental health Keywords: Mental Health Counseling, Adolescent Mental Health Problems
GERAKAN PEDULI STUNTING “PENTING” MELALUI EDUKASI PADA MASYARAKAT DI PULAU LEMUKUTAN Masmuri Masmuri; Dwin Seprian; Diena Juliana; Lintang Sari; Wulida Litaqia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 2 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i2.4854

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi dan memerlukan penangangan pencegahan segera. Upaya dalam pencegahan stunting adalah guna memberikan perubahan perilaku masyarakat melalui program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang semuanya berupaya untuk melakukan intervensi dalam perubahan perilaku positif terkait dengan pengetahuan ibu tentang asupan gizi selama hamil, melahirkan dan anak sebelum usia 2 tahun. Berkaitan dengan fenomena stunting, terdapat intervensi yang dapat dilakukan khususnya untuk meningkatkan yaitu dengan gerakan peduli stunting “Penting”. Strategi ini dapat digunakan untuk membantu pencegahan stunting di Desa Pulau Lemukutan.
Gambaran Kesehatan Jiwa Relawan Remaja dalam Penanggulangan Bencana Nurul Hidayah; Florensa Florensa; Dwin Seprian; Yogasliana Fathudin
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 6 (2023): Volume 3 Nomor 6 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.104 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i6.10486

Abstract

ABSTRACT Mental health is a good emotional and psychological state, in which individuals can utilize their cognitive and emotional abilities, function in their communities, and meet their daily needs. The essence of mental health itself is more about the existence and maintenance of a healthy mentality. Disaster conditions will have various physical and psychological impacts for each individual, including disaster volunteers. This study aims to determine the description of mental health which includes emotional mental disorders, namely depression, anxiety and PTSD in adolescent volunteers in carrying out disaster management. This type of research is a descriptive research type, taking this sample using a total sampling technique. The research respondents were youth volunteers who were involved in flood disaster management in Melawi Regency who were members of the TSR-PMI and youth volunteers who were members of the West Java HIPGABI volunteer team who were directly involved in the Cianjur earthquake disaster management. The sample instrument is in the form of a digital questionnaire (Google Form) which is distributed through the Whatsapp Group communication network. The questionnaire used was a translated SelfReporting Questionnaire 29 questionnaire. The proportion of poor mental health was greater in the female sex (57%) compared to the male sex (44%). Furthermore, the proportion of poor mental health is greater in those aged 17-19 years (57%) compared to those aged 20-21 years (44%).The symptoms experienced by youth volunteers when they were involved in disaster management were the emergence of 3 complaints with the highest percentage not sleeping well (46%), getting tired easily (43%) and finding it difficult to make decisions (38%). Keywords: Mental Health, Adolescents, Disaster  ABSTRAK Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Inti dari kesehatan mental sendiri adalah lebih pada keberadaan dan pemeliharaan mental yang sehat. Kondisi bencana akan memberikan berbagai dampak fisik maupun psikologis bagi setiap individu tidak terkecuali pada relawan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan jiwa yang meliputi gangguan mental emosional yakni depresi, kecemasan dan PTSD pada relawan remaja dalam melakukan penanggulangan bencana. Jenis penelitian ini ialah jenis penelitian deskriptif, pengambilan sampel ini menggunakan teknik total sampling. Responden penelitian ialah relawan remaja yang terlibat dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten Melawi yang tergabung dalam TSR-PMI dan relawan remaja yang tergabung dalam Tim relawan HIPGABI Jawa Barat yang terlibat langsung dalam penanggulangan bencana gempa Cianjur. .Instrumen sampel berupa kuesioner digital (Google Form) yang disebar melalui jejaring komunikasi Whatsapp Group. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner SelfReporting Questionneire 29 yang sudah diterjemahkan. Proporsi kesehatan mental yang buruk lebih besar terdapat pada jenis kelamin perempuan (57%) dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki (44%). Selanjutnya proporsi kesehatan mental yang buruk lebih besar terdapat pada usia 17-19 Th (57%) dibandingkan dengan usia 20- 21 Th (44%).Gejala yang dialami relawan remaja saat terlibat dalam penanggulangan bencana yakni munculnya 3 keluhan dengan persentase tertinggi adalah tidak tidur dengan nyenyak (46%), mudah lelah (43%) dan merasa sulit untuk membuat keputusan (38%). Kata Kunci: Kesehatan Mental,Remaja, Bencana 
Pemberdayaan Remaja dalam Melakukan Deteksi Dini Gangguan Mental Emosional sebagai Pertolongan Pertama pada Remaja Korban Bencana dan Trauma Nurul Hidayah; Florensa Florensa; Dwin Seprian; Verren Kerren Turnundo
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i8.10472

Abstract

ABSTRAK Permasalahan: Kesehatan mental menjadi salah satu fokus permasalahan yang seakan tidak ada habisnya. Sekalipun tren pembicaraan terkait kesehatan mental semakin marak akhir-akhir ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kasus kesehatan mental masih tinggi, khususnya pada remaja di Indonesia. Secara global, WHO menyebutkan dalam lamannya terkait “World Mental Health Day 2021” bahwa satu dari tujuh anak berusia 10-19 tahun mengalami gangguan mental. Bahkan, setengah diantaranya bermula sejak usia 14 tahun namun tidak terdeteksi dan tertangani dengan baik. Solusi: Berkaitan dengan fenomena darurat Kesehatan mental pada remaja, terdapat intervensi yang dapat dilakukan khususnya untuk meningkatkan pengetahuan remaja yaitu dengan pemberdayaan remaja dalam melakukan deteksi dini gangguan mental emosional awal yang diharapkan dapat lebih menjangkau dan meningkatkan keinginan serta pengetahuan remaja untuk mendapatkan layanan kesehatan mental yang dibutuhkan. Strategi ini dapat digunakan untuk membantu pencegahan darurat kesehatan mental pada remaja SMP di Desa Pulau Lemukutan. Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah remaja SMP 4 Sungai raya Kepulauan Desa Pulau Lemukutan terutama mereka yang berusia 14-15 tahun. Hasil dari kegiatan pengabdian pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa telah sesuai target. Peningkatan pemahaman siswa/siswi dapat dilihat dengan antusiasme dalam memperhatikan setiap materi yang disampikan serta banyaknya pertanyaan yang diajukan siswa/siswi baik mengenai hal-hal dalam proses terjadinya gangguan Kesehatan jiwa dan cara melakukan deteksi dini gangguan jiwa pada remaja dengan benar. Kata Kunci: Remaja, Mental Emoisonal Deteksi Dini, Bencana  ABSTRACT Mental health is one of the focus of problems that seems to have no end. Even though the trend of talk about mental health has been increasing lately, it cannot be denied that cases of mental health are still high, especially among adolescents in Indonesia. Globally, WHO stated on its website related to “World Mental Health Day 2021” that one in seven children aged 10-19 years experience mental disorders. In fact, half of them started at the age of 14 but were not detected and handled properly. Solution: Regarding the phenomenon of mental health emergencies in adolescents, there are interventions that can be carried out specifically to increase adolescent knowledge, namely by empowering adolescents in carrying out early detection of early emotional mental disorders which are expected to be able to reach more and increase the desire and knowledge of adolescents to obtain mental health services that are appropriate needed. This strategy can be used to help prevent mental health emergencies in junior high school youth in Pulau Lemukutan Village. The target of this counseling activity is the youth of SMP 4 Sungai Raya Kepulauan, Lemukutan Island Village, especially those aged 14-15 years. The results of the service activities for implementing mental health counseling activities have been on target. An increase in students' understanding can be seen by their enthusiasm in paying attention to each material presented as well as the many questions raised by both students regarding matters in the process of mental health disorders and how to correctly detect early mental disorders in adolescents. Keywords: Adolescents, Mental Emotional Early Detection, Disaster
Penurunan Stres Akademik dengan Terapi Musik Instrumental Frekuensi 432 Hertz pada Mahasiswa Keperawatan Kota Pontianak: Studi Quasy Experimental Dwin Seprian; Nurul Hidayah; Masmuri Masmuri
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 10 (2023): Volume 5 Nomor 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i10.11122

Abstract

ABSTRACT In Indonesia, the incidence of academic stress among students reaches a prevalence of 55% and the risk increases every year. Academic stress in nursing students is related to the demands of fulfilling their competency achievements from the lecture process and field practice. Music therapy, sound frequencies from instruments have an important role in influencing brain waves. The frequency of 432 Hertz is a frequency that is close to the natural frequency in humans and is most widely used in sound healing. Music with a frequency of 432 Hertz with slow tempo rhythms and melodies has a physical and mood relaxing effect. This study aims to determine the effectiveness of 432 Hertz frequency instrumental music therapy in reducing academic stress for Pontianak city nursing students. This research method is a quasi experiment with a pre-test post-test approach without control group with a total of 60 respondents. The sampling method uses Accidental Sampling. Marginal Homogeneity statistical test to see changes in academic stress variables before and after being given instrumental music therapy with a frequency of 432 Hertz. Based on the results of the Marginal Homogeneity test analysis, it shows a p-value: 0.000 (p>0.05), which means that there is effectiveness of 432 Hertz frequency instrumental music therapy in reducing academic stress in Pontianak city nursing students. This research shows that instrumental music therapy with a frequency of 432 Hertz is effective in reducing the academic stress of Pontianak city nursing students. Keywords: Music Therapy, Frequency 432 Hertz, Academic Stress  ABSTRAK Di Indonesia, angka kejadian stres akademik pada mahasiswa mencapai prevalensi 55% dan mempunyai resiko semakin bertambah setiap tahunnya. Stres akademik pada mahasiswa keperawatan berkaitan dengan tuntutan pemenuhan capaian kompetensinya dari proses perkuliahan dan praktik lapangan. Terapi musik frekuensi suara dari instrumen memiliki peranan penting dalam mempengaruhi gelombang otak. Frekuensi 432 Hertz adalah frekuensi yang mendekati frekuensi alami pada manusia dan paling banyak digunakan di dalam sound healing. Musik dengan frekuensi 432 Hertz dengan irama dan melodi tempo pelan memiliki efek relaksasi fisik dan mood. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi musik instrumental frekuensi 432 Hertz terhadap penurunan stres akademik mahasiswa keperawatan kota Pontianak. Metode penelitian ini adalah quasy experiment dengan pendekatan pre-test post-test without control group dengan jumlah 60 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Uji statistik Marginal Homogeneity untuk melihat perubahan variabel stres akademik sebelum dan sesudah diberikan terapi musik instrumental dengan frekuensi 432 Hertz. Berdasarkan hasil analisis uji Marginal Homogeneity menunjukkan nilai p-value: 0,000 (p>0,05) yang dapat diartikan bahwa ada efektivitas terapi musik instrumental frekuensi 432 Hertz terhadap penurunan stres akademik mahasiswa keperawatan kota Pontianak. Penelitian ini menunjukkan terapi musik instrumental frekuensi 432 Hertz efektif dalam penurunan stres akademik mahasiswa keperawatan kota Pontianak. Kata Kunci: Terapi Musik, Frekuensi 432 Hertz, Stres Akademik
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Keluarga dengan Baduta Masmuri Masmuri; Lintang Sari; Diena Juliana; Dwin Seprian; Wulida Litaqia
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 2 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i2.6137

Abstract

This research was conducted to analyze the factors that influence the incidence of stunting in families with children in the Kapuas River area according to the characteristics of the region and its population. This research uses a descriptive research method with a cross sectional approach to study the dynamics of the correlation between factors that influence stunting using an observational, data collection or approach. The research results obtained showed that the growth history factor with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.091>0.05, the history of giving breast milk with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.000<0.0, the history of giving MPASI with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.071>0.05, family history with the incidence of stunting, a significance value was obtained of 0.019<0.05, a history of infectious disease with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.084>0.05, and the mother's psychological pattern with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.000<0.05. In conclusion, there is a significant relationship between the history of breastfeeding, family history and the incidence of stunting, and the psychological pattern of the mother and the incidence of stunting in influencing the incidence of stunting in families with toddlers in the Kapuas River suburbs. Keywords: Stunting Baduta, Family with Baduta, Stunting