Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Self Talk Positive dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan dan Stres Garda Terdepan Penanganan Covid-19 Wahyu Kirana; Wulida Litaqia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i1.3434

Abstract

Tingginya angka penyebaran Covid-19 menimbulkan berbagai dampak salah satunya adalah dampak psikologis. Dalam wabah apa pun, wajar jika orang merasa tertekan dan khawatir. Respons umum dari orang-orang yang terdampak (baik secara langsung atau tidak). Kedaruratan memang selalu membuat tertekan, tetapi faktor penyebab tekanan khusus wabah Covid-19 dapat mempengaruhi masyarakat, seperti risiko terinfeksi dan menginfeksi orang lain. Respon psikologis berupa cemas dan stres kerap dialami oleh tenaga kesehatan yang berada digarda terdepan penanganan pandemi saat ini. Berkaitan dengan pandemic Covid-19 yang terjadi saat ini dan semakin mengalami peningkatan, ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan khususnya kepada para garda terdepan dalam mengatasi kecemasan dan stres akibat pandemic Covid-19. Salah satunya yaitu dengan melakukan self talk positive. Self talk positive adalah intervensi dalam menghilangkan stres dan melibatkan fokus pada pernyataan positif daripada negative. Strategi ini dapat digunakan untuk membantu melewati situasi yang memicu kecemasan.
Gambaran Kesehatan Mental Emosional Remaja Florensa Florensa; Nurul Hidayah; Lintang Sari; Fajar Yousrihatin; Wulida Litaqia
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Ngesti Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46815/jk.v12i1.125

Abstract

Adolescence is the period from children to adulthood. This has an impact on various mental health problems in adolescents such as emotional mental problems, problems with parents and friends, anxiety and depression so that it is necessary to identify adolescent mental health problems through early detection. The research aims to identify the emotional mental health status of adolescents. Data were analyzed by descriptive analysis. The population and sample of this study were 478 junior high school students in Pontianak City. The data collection tool used the Strength and Difficult Questionnaire-SDQ. The results showed that the majority of adolescents had normal behavior problems (62.1%), normal emotional problems (92.9%), normal peer problems (54.4%), and normal prosocial abilities (83.5%). The results of this study can be used as a basis for developing activities to improve and prevent adolescent mental health problems.
Faktor Risiko yang Mempengaruhi Gangguan Jiwa Wahyu Kirana; Yunita Dwi Anggreini; Wulida Litaqia
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 4, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v4i0.177

Abstract

Pendahuluan: Masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius dan terbesar selain beberapa penyakit generatif karena jumlahnya yang terus mengalami peningkatan dan membutuhkan proses penyembuhan yang panjang seperti penyakit kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang memengaruhi gangguan jiwa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan deskriptif analitik dengan metode case control. Sampel penelitian sebanyak 36 orang yang terdiri dari 18 ODGJ pada kelompok case dan 18 orang bukan gangguan jiwa yang berobat ke UPT Puskesmas Tanjung Hulu yang dipilih secara accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner faktor risiko gangguan jiwa, data selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gangguan jiwa adalah faktor genetik (p=0,036, OR=10,818),trauma masa kecil (p=0,022, OR=5,500), stres (p=0,041, OR=5,000) dan pola asuh (p=0,022, OR=0,182), sedangkan faktor risiko yang tidak berhubungan dengan kejadian gangguan jiwa adalah cacat kongenital (p=0,729, OR=1,273), cedera (p=0,427, OR=0,520), jasmaniah (p=0,554, OR=0,471), penyalahgunaan obat (p=0,701, OR=1,346), penyakit kronis (p=0,554, OR=2,125), hubungan keluarga (p=0,735, OR=0,739), struktur keluarga (p=0,311, OR=0,284), sistem nilai (p=0,503, OR=0,636), kepincangan antara keinginan dan kenyataan (p=0,701, OR=0,743), sosial ekonomi (p=0,632, OR=1,600) dan perpindahan keluarga (p=0,675, OR=1,429) tidak bermakna sebagai faktor risiko gangguan jiwa. Kesimpulan: Faktor risiko gangguan jiwa terdiri dari faktor biologis, psikologis dan sosiokultural. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi gangguan jiwa dapat dimodifikasi untuk meminimalkan terjadinya gangguan jiwa.
Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Anak Di Panti Asuhan Catur Dharma Pepabri Pontianak Wulida Litaqia
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 4, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v0i0.97

Abstract

Latar Belakang : Masa anak merupakan masa pembentukan konsep diri seorang individu. Bila tugas pembentukan diri anak tidak tercapai maka anak akan memiliki perasaan rendah diri, ragu, serta kurang percaya diri sehingga menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk. Faktor pengalaman, kompetensi, dan aktualisasi diri terhadap anak sangat menentukan konsep diri yang berkembang di usia anak. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor- faktor yang mempengaruhi konsep diri anak di Panti Asuhan Catur Dharma Pepabri Pontianak. Metode : jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel 35 anak dengan teknik pengambilan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi dan kuesioner konsep diri anak. Analisis menggunakan uji spearman rank (p Kurang dari 0,05). Hasil : hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pengalaman dengan konsep diri anak (p=0,028) dengan koefisien korelasi 0,372 menandakan korelasi rendah, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kompetensi dan konsep diri anak (p=0,463), dan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor aktualisasi diri dengan konsep diri anak (p=0,014) dengan koefisien korelasi 0,411 menandakan tingkat korelasi sedang. Kesimpulan : konsep diri pada anak panti dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan  aktualisasi diri. Sedangkan kompetensi tidak memiliki hubungan yang kuat dalam membentuk konsep diri positif pada anak.
EDUKASI KESEHATAN JIWA DALAM MENINGKATKAN RESILIENSI REMAJA KOTA PONTIANAK Florensa Florensa; Lintang Sari; Nurul Hidayah; Fajar Yousriatin; Wulida Litaqia
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 8: Agustus 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia remaja merupakan usia transisi dan periode yang kritis karena banyak hal terjadi dalam kehidupannya. Masalah kesehatan mental rentan terjadi pada usia ini akibat perubahan-perubahan yang terjadi sehingga mengharuskan remaja memiliki ketahanan (resiliensi). Resiliensi memungkinkan remaja untuk tangguh menghadapi kesulitan dan mengatasi berbagai tekanan dalam hidup. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi tentang kesehatan jiwa dalam meningkatan kemampuan resiliensi remaja SMP Kota Pontianak. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk ceramah dan diskusi kepada siswa-siswi remaja di SMP Kota Pontianak. Hasil kegiatan menunjukkan remaja mampu memilih cara yang adaptif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Keluarga dengan Baduta Masmuri Masmuri; Lintang Sari; Diena Juliana; Dwin Seprian; Wulida Litaqia
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 2 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i2.6137

Abstract

This research was conducted to analyze the factors that influence the incidence of stunting in families with children in the Kapuas River area according to the characteristics of the region and its population. This research uses a descriptive research method with a cross sectional approach to study the dynamics of the correlation between factors that influence stunting using an observational, data collection or approach. The research results obtained showed that the growth history factor with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.091>0.05, the history of giving breast milk with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.000<0.0, the history of giving MPASI with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.071>0.05, family history with the incidence of stunting, a significance value was obtained of 0.019<0.05, a history of infectious disease with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.084>0.05, and the mother's psychological pattern with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.000<0.05. In conclusion, there is a significant relationship between the history of breastfeeding, family history and the incidence of stunting, and the psychological pattern of the mother and the incidence of stunting in influencing the incidence of stunting in families with toddlers in the Kapuas River suburbs. Keywords: Stunting Baduta, Family with Baduta, Stunting