Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analisis Pengaruh Motivasi, Kompensasi, dan Pengembangan SDM Terhadap Kinerja Anak Buah Kapal Deck Departement Melalui Variabel Intervening Kepuasan Kerja Renny Hermawati; Suganjar Suganjar
Majalah Ilmiah Bahari Jogja Vol 18 No 1 (2020): Februari
Publisher : Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.067 KB) | DOI: 10.33489/mibj.v18i1.225

Abstract

The results of an internal audit conducted at PT Halmahera found a phenomenon that there was a decline in the performance of the Deck Departement Ships crew on every vessel owned by the company during 2017 to 2019. It was obtained that there was a decrease in the number of Deck Departement ships crew in the company which has a Good and Very Good performance assessment. As for the Departments of the Crew Crew Departments with performance ratings Fair, Poor and Very Poor have increased. This makes an indication that there are performance issues at PT Halmahera which then become a reference for conducting research on the performance of the Departments of the Crew Crew. To be able to answer the performance problems that occur in the company, it is done by using a variable approach to motivation, compensation, human resource development, performance, and using job satisfaction as an intervening variable. Various data used in this study were obtained through interviews. The interview was conducted using a questionnaire given to 115 respondents of the Departments of the Crew Crew at PT Halmahera. Furthermore, the data is used to test the model and to analyze the influence of the above variables with the Structural Equation Modeling (SEM) approach with the AMOS program. After testing, the results obtained indicate that motivation, compensation and HR development, statistically proven to have a significant positive effect on job satisfaction, while those proven to have a significant positive effect on performance are only the development of HR and motivation, the effect of compensation, on performance, cannot be proven in this study.
Beban Kerja dan Konflik Kerja Sebagai Penjelas Terjadinya Stress Kerja Pelaut Renny Hermawati; Suganjar Suganjar
Majalah Ilmiah Bahari Jogja Vol 19 No 1 (2021): Februari
Publisher : Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33489/mibj.v19i1.257

Abstract

The job as a seamens is vulnerable to boredom. The relatively long duration of work contracts with workloads and high work conflicts, are prone to fatigue which can lead to work stress. From a review conducted in several previous studies showed, if workload and work conflict have a positive and significant effect on work stress in several different research objects. This makes an indication that the alleged workload and work conflict will affect work stress if a study is conducted on Indonesian seamens. The Tests carried out on statistical testing models conducted on research data, with the multiple regression test approach. The results of the tests showed that work stress experienced by seamen s on board is affected by workloads and work conflicts. In this finding it can be seen that if the work stress experienced by seamens while working on board, then it is caused by the emergence of increased workloads as well as work conflicts for Indonesian seafarers who work on board.
Edukasi Keselamatan Pelayaran melalui Penyuluhan tentang Safety Equipment (Alat Keselamatan) Endah Fauziningrum; Iwan Mahendro; Kusdibyo Kusdibyo; Mariana Kristiyanti; Renny Hermawati
Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): JULI 2022
Publisher : Pusat Riset Manajemen dan Publikasi Ilmiah Serta Pengembangan Sumber Daya Manusia Sinergi Cendikia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The fishermen have a very high-risk work. It is prone to accidents. They are related to nature factors and the length of time they go to sea. The existence and use safety equipment in accordance with standards can minimize the risk accidents and injuries, so it can avoid fatal consequences. This community service activity needs to be carried out for counseling or socialization or training regarding materials/messages related to efforts to prevent work accidents due to unsafe acts, especially with protective equipment, safety equipment, and the dangers of joking in the workplace, guidance to traditional fishermen about safety and health, considering that this group is widely available along fishing ports, first aid materials for accidents and lifesaving. This activity descriptive and practice method. Universitas Maritim AMNI carries out this community service activity in the context of preventing fishermen's work accidents to improve the knowledge, attitudes, and practices of fishermen in vigilance and action in dealing with accidents at sea.
PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU MELALUI COMPUTER BASED TRAINING (CBT) PELAYARAN Kundori Kundori; renny hermawati; endah fauziningrum
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 2: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.717 KB)

Abstract

Computer based Traning (CBT) mengacu pada pelatihan dalam bentuk praktik, kursus instruksional, demonstrasi video atau bimbingan yang disampaikan melalui komputer. CBT memiliki fitur-fitur menarik dan interaktif mengenai materi program pelatihan dapat disusun untuk taruna untuk menjawab tugas dan pertanyaan, dan demonstrasi video. Tujuan dari pelatihan CBT agar guru dapat meningkatkan pemahaman pengoperasian CBT sehingga dapat menjadi bekal taruna dalam memenuhi kualitas dan standar pelatihan. Pelatihan dilakukan dalam bentuk ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. Metode pelatihan pengenalan fitur dan penggunaan CBT adalah dengan cara mempraktikkan langsung ke CBT dan menjelaskan bagiannya. Setelah di evaluasi Guru Sudah Mampu Mengoperasikan CBT dan memilih materi pembelajaran sehingga guru sudah menyiapkan materi yang akan disampaikan. Manfaat Pelatihan ini antara lain: 1) CBT sebagai solusi media pembelajaran yang inovatif sehingga para guru termotivasi dan tertantang dalam meningkatkan kemampuan dalam menggunakan teknologi dalam pratik CBT, 2) laboratorium CBT dapat dipergunaan secara maksimal. 3). Menambah wawasan dan kompetensi guru mengenai cara pengoperasian CBT sehingga dapat diajarkan kepada taruna.
STUDI BEBAN KERJA DAN STRESS KERJA BERDAMPAK BURNOUT PADA PEKERJA PELAUT BERKEBANGSAAN INDONESIA Rauly Sijabat; Renny Hermawati
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 22, No 1 (2021): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.629 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v22i1.270

Abstract

Burnout merupakan epidemi yang melanda dunia kerja. Burnout yang dialami oleh pekerja dapat berakibat buruk baik bagi pekerja itu sendiri maupun bagi organisasi. Bagi pekerja, burnout dapat menyebabkan hilangnya tujuan dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dalam bekerja. Bagi organisasi,burnout dapat menyebabkan menurunnya frekuensi kehadiran, produktivitas, kinerja hingga meningkatnya turnover.Kajian empiris mengenai faktor yang menjelaskan burnout dengan pendekatan beban kerja dan stress kerja memberikan hasil yang belum konklusif. Tidak hanya itu, bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau pelayanan, memiliki risiko terjadinya burnout yang lebih tinggi. Termasuk di dalamnya pekerja pelaut yang menjadi bagian dari industry jasa pelayaran. Temuan tersebut mendorong studi ini kembali melakukan kajian empiris mengenai pengaruh beban kerja dan stress kerja dalam menjelaskan terjadinya burnout pada pekerja pelaut.Hasil studi ini menunjukkan bahwa beban kerja dapat menyebabkan terjadinya stress kerja pada pekerja pelaut. Beban kerja bersama dengan stress kerja yang dialami oleh pekerja pelaut dapat memicu terjadinya burnout. Oleh sebab itu, penting bagi organisasi untuk mengatur rangkaian job description dengan jabatan dan kompetensi agar tidak memicu terjadinya beban kerja yang kemudia dapat berdampak pada terjadinya stress kerja dan burnout.
EKSPLORASI TERHADAP KEMAMPUAN ADAPTASI PELAUT PRIA DAN WANITA DALAM KEHIDUPAN DI ATAS KAPAL Akhmad Ndori; Renny Hermawati; Prapti Utami; Asri Dwi Sulistiana
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 22, No 2 (2022): Maret
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3257.029 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v22i2.315

Abstract

Paradigma masyarakat tentang pekerjaan berorientasi fisik yang hanya di peruntukkan bagi kaum pria, mengarahkan pada munculnya persepsi bahwa pelaut merupakan pekerjaan yang lazimnya di bibidangi oleh gender pria. Hal tersebut sangat bertentangan dengan  International Convention on Standarts of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers 1978 as amanded in 2010 (STCW Convention) resulsi 14. Hal tersebut memicu rasa keingin tahuan peneliti untuk melakukan ekplorasi mendalam terkait perbedaan kemampuan beradaptasi pelaut dalam kehidupan di atas kapal berdasarkan sudut pandang perbedaan gender. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif berjenis diskriptif naratif, dengan teknik wawancara semi terstruktur. Adapun partisipan yang terlibat dalam kegiatan penelitian adalah pelaut pria dan wanita berkebangsaan Indonesia yang bekerja di perusahaan dalam dan luar negeri. Hasi penelitian menunjukkan jika meskipun pelaut pria dan wanita memiliki jenis tantangan dan kesulitan yang berbeda dalam menjalani kehidupan di atas kapal, akan tetapi masing-masing gender telah memiliki solusi untuk menghadapi dan memecahkan berbagai tantangan dan hambatan tersebut, berdasarkan karakter  masing-masing gender.Kata kunci :  Adaptasi, Kapal, Gender, Pelaut
PENATAAN SISTEM PELABUHAN RAKYAT BAGI NELAYAN DI PELABUHAN TAMBAK LOROK SEMARANG Sutini Sutini; Renny Hermawati
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 22, No 2 (2022): Maret
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2169.008 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v22i2.313

Abstract

Keberadaan nelayan tradisional di Indonesia, masih banyak dijumpai. Peghasilan nelayan tradisional yang terbatas, sangat bertentangan dengan pendapatan nelayan yang telah memiliki peralatan modern, yang disebut dengan nelayan modern. Fenomena di area pelabuhan Tambak Lorok Semarang mengemukakan bahwa terdapat perbedaan pendapatan hasil tangkapan ikan, yang selanjutnya mempengaruhi tingkat kesejahteraannya nelayan tradisional dan modern. Fenomena lain menunjukkan bahwa penataan lokasi pelabuhan rakyat, mempengaruhi distribusi hasil tangkapan ikan pada nelayan tradisional maupun nelayan modern, sehingga hasil tangkapan nelayan tradisional yang terbatas akan semakin memiliki penurunan nilai jual ketika proses distribusi muatan ikan tidak berjalan efektif akibat dari penataan sistem pelabuhan rakyar yang kurang sesuai. Penelitian ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas keingin tahuan peneliti untuk melakukan pengkajian terhadap perbedaan hasil tangkapan ikan antara nelayan tradisional dan modern, sekaligus untuk mengetahui apakah mekanisme penataan sistem pelabuhan rakyat di pelabuhan tambak lorok semarang sudah menguntungkan nelayan di area tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan peratan bantu elektronik mempengaruhi income nelayan modern dan tradisional. Selain itu, mekanisme penataan pebuhan berpengaruh terhadap distribusi hasil tangkapan ikan nelayan tradisional dan modern. Kata Kunci : Nelayan Modern, Nelayan Tradisional, Pelabuhan rakyat.
Optimalisasi Peran Nakhoda Dalam Peningkatan Self Awareness Awak Kapal Tentang Penggunaan Personal Protective Equipment Di Atas Kapal Melalui Safety Meeting renny Hermawati
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 18, No 1 (2018): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.503 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v0i1.193

Abstract

In order to support the safety of a crew member in working on board, so important to apply self-awareness to each crew member regarding the importance of using Personal Protective Equipment while working. This needs to be done, because the world of work on board is vulnerable to workplace accidents, while not all crew members have the ability to self-awareness. This certainly affects the number of work accidents that occur on board. To prevent and reduce the occurrence of risk due to the negligence of the crew who do not heed the use of Personal Protective Equipment while working on board, each shipping company will monitor the crew's discipline in using Personal Protective Equipment while working on board. The skipper, as the company's representative and the Ship Master as well as the person in charge of ship safety and its contents are required to play an active role in trying to increase the awareness of the crew to be able and have the awareness to protect themselves from various dangerous conditions arising from work accidents , in the hope that the crew can understand the importance of using Personal Protective Equipment while working on board One of the efforts that must be carried out by a company to increase the crew's self awareness is to cooperate with the Master ship from each ship owned by the company. In this case, the Master can indicate the role and function, where the Master is a representative of the company. To increase crew awareness about self awareness regarding the Personal Protective Equipment Personal Protective Equipment on board.Keywords : self awareness, personal protective equipment, safety meeting, crewUntuk menunjang keselamatan awak kapal saat melaksanakan pekerjaan di atas kapal, perlu penerapan kesadaran diri bagi setiap awak kapal tentang arti penting penggunaan Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment) dalam melaksanakan pekerjaan. Hal itu penting dilakukan, karena pekerjaan sebagai awak kapal sangat rentan dengan kecelakaan kerja, sementara tidak seluruh awak kapal memiliki kesadaran diri (self awareness) tentang pentingnya menjaga keselamatan diri dalam dunia kerjanya. Hal itu akan mempengaruhi jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di atas kapal. Demi mencegah serta mengurangi timbulnya resiko yang diakibat dari keteledoran awak kapal yang tidak mentaati penggunaan Personal Protective Equipment saat melakukan beragai aktifitas pekerjaan diatas kapal, setiap perusahaan pelayaran, berkewajiban untuk melaksanakan monitoring terhadap kedisipinan awak kapal dalam penggunaan Personal Protective Equipment saat bekerja diatas kapal. Seorang Nakhoda, yang berfungsi sebagai wakil perusahaan serta berkedudukan tertinggi di dalam struktur organisasi di atas kapal serta sebagai penanggung jawab keselamatan kapal yang diawaki beserta isinya, diharuskan untuk mampu berperan aktif dalam upaya menumbuhkan kesadaran awak kapal untuk memproteksi diri dari berbagai macam kejadian berbahaya yang timbul sebagai akibat dari kecelakaan kerja, dengan tujuan agar seyogyanya awak kapal dapat memahami arti penting penggunaan Personal Protective Equipment dalam bekerja di atas kapal. Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh perusahaan pelayaran terkait program peningkatan self awareness awak kapal adalah dengan melakukan kerjasama dengan seluruh Nakhoda dari setiap kapal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini, diharapkan Nakhoda dapat menunjukkan peran dan fungsinya, sebagai wakil dari perusahaan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh serang Nakhoda dalam meningkatkan self awareness awak kapal terkait pentingnya Personal Protective Equipment dapat ditempuh salah satunya melalui pendekatan safety meeting. Dengan safety meeting yang ideal dan berkesinambungan, seorang Nakhoda diharapkan akan mampu membangkitkan self awareness awak kapal, sehingga awak kapal akan menyadari sepenuhnya arti penting penggunaan Personal Protective Equipment dalam bekerja di atas kapal.Kata Kunci : self awareness, personal protective equipment , safety meeting, awak kapal
PERAN DESIGNATED PERSON ASHORE (DPA) DALAM PENGOPERASIAN KAPAL YANG AMAN SESUAI KETENTUAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL Suganjar Suganjar; Renny Hermawati
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 20, No 1 (2019): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.201 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v20i1.212

Abstract

Safety management in the shipping industry is based on an international regulation. It is International Safety Management Code (ISM-Code) which is a translation of SOLAS ‘74 Chapter IX. It stated that the objectives of the Code are to ensure safety at sea, prevention of human injury or loss of life, and avoidance of damage to the environment, in particular, to the marine environment, and to property.it is also requires commitment from top management to implementation on both company and on board. The implementation of the ISM-Code is expected to make the ship’s safety is more secure. The ISM-Code fulfillment refers to 16 elements, there are; General; Safety and Environmental Protection Policy; Company Responsibility and Authority; Designated Person(s); Master Responsibility and Authority; Resources and Personnel; Shipboard Operation; Emergency Preparedness; Report and Analysis of Non-conformities, Accidents and Hazardous Occurrences; Maintenance of the Ship and Equipment; Documentation; Company Verification, Review, and Evaluation;  Certification and Periodical Verification; Interim Certification; Verification; Forms of Certificate. The responsibility and authority of Designated Person Ashore / DPA in a shipping company is regulated in the ISM-Code. So, it is expected that DPA can carry out its role well, than can minimize the level of accidents in each vessels owned/operated by each shipping company.Keywords : ISM Code, Safety management, Designated Person Ashore  Manajemen keselamatan di bidang pelayaran saat ini diimplementasikan dalam suatu peraturan internasional yaitu International Safety Management Code (ISM-Code) yang merupakan penjabaran dari SOLAS 74 Chapter IX-Management for the safe operation of ships. Tujuan dari ISM-Code “The objectives of the Code are to ensure safety at sea, prevention of human injury or loss of life, and avoidance of damage to the environment, in particular, to the marine environment, and to property” dan  ISM-Code menghendaki adanya komitmen dari manajemen tingkat puncak sampai pelaksanaan, baik di darat maupun di kapal.  Pemberlakuan ISM-Code tersebut diharapkan akan membuat keselamatan kapal menjadi lebih terjamin. Pemenuhan ISM-Code mengacu kepada 16 elemen yang terdiri dari ; umum; kebijakan keselamatan  dan perlindungan lingkungan; tanggung jawab dan wewenang perusahaan; petugas yang ditunjuk didarat; tanggung jawab dan wewenang nahkoda; sumber daya dan personil; pengopersian kapal; kesiapan menghadapi keadaan darurat; pelaporan dan analisis ketidaksesuaian, kecelakaan dan kejadian berbahaya; pemeliharaan kapal dan perlengkapan;  Dokumentasi; verifikasi, tinjauan ulang, dan evaluasi oleh perusahaan; sertifikasi dan verifikasi berkala; sertifikasi sementara; verifikasi; bentuk sertifikat. Tugas dan tanggungjawab Designated Person Ashore/DPA didalam suatu perusahaan pelayaran, telah diatur di dalam ISM-Code.  Sehingga diharapkan agar DPA dapat melaksanakan peranannya dengan baik, sehingga dapat menekan tingkat kecelakaan di setiap armada kapal yang dimiliki oleh setiap perusahaan pelayaran.Kata kunci : ISM Code, Manajemen keselamatan, Designated Person Ashore
ANALYSIS POLA PROMOSI SEBAGAI BENTUK KOMPENSASI TERHADAP KINERJA ANAK BUAH KAPAL Renny Hermawati; Kundori Kundori
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 21, No 1 (2020): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.175 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v21i1.260

Abstract

Program promosi jabatan yang dilaksanakan oleh perusahaan bagi anak buah kapal dapat dilaksanakan dengan dua metode. Metode tersebut adalah dengan on board promotion maupun promotion after bargaining agreement. Suatu perusahaan pelayaran akan memiliki tim yang kompeten di bidang kepelautan. Tim ini bertugas melaksanakan dan menjamin bahwa proses promosi anak buah kapal baik on board promotion maupun promotion after bargaining agreement telah dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal. Untuk mengetahui efektifitas dari masing-masing program promosi yang dilaksanakan oleh perusahaan bagi anak buah kapal, dilaksanakan suatu analisa khusus bagi kedua program tersebut.  Metode yang digunakan untuk menganalisa program tersebut adalah library research dan SWOT Analisys. Library research dilakukan dengan mempelajari literature atau bahan bacaan seperti buku, majalah, jurnal dan lain-lain yang berhubungan dengan program promosi jabatan bagi karyawan (dalam hal ini adalah anak buah kapal) di suatu perusahaan (dalam hal ini adalah PT Gemilang Bina Lintas Tirta). Sedangkan SWOT Analisys berfungsi untuk melakukan pengkajian terhadap proses yang sudah berjalan, dengan melakukan pengkajian terhadap empat komponen penting, yang meliputi Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Hasil yang didapatkan dari dilaksanakannya SWOT Analysis pada pola promosi anak buah kapal di PT Gemilang Bina Lintas Tirta adalah promotion after bargaining agreement lebih efektif daripada on board promotion.