Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT PUTERA BAHAGIA KOTA CIREBON TAHUN 2016 Faridasari, Ira
Syntax Idea Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Syntax Idea
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Mutu pelayanan keperawatan adalah indikasi keberhasilan yang merupakan salah satu dari hasil kinerja fungsi manajemen seorang kepala ruang dalam mengelola dan memberikan motivasi kerja perawat pelaksana. Fungsi manajemen kepala ruang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, salah satu diantara fungsi tersebut memberi motivasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik, untuk melihat hubungan pelaksaanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak, dengan sampel 20 responden dengan teknik pengambilan sampel total sampling.Uji normalitas dilakukan sebelum melaksanakan analisa,kemudian analisa univariat dan bivariat. Hasil dari analisis adalah univariat didapatkan sebanyak 11 orang yang menilai pelaksanaan fungsi manajamen kepala ruang baik,yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 12 orang.Sedangkan pada analisis bivariat pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang ada hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja perawat ( p= 0,005; α = 0,05) Pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang sangat penting untuk mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana. Sarannya adalah diperlukannya suatu pedoman fungsi manajemen kepala ruang yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Kata Kunci : Fungsi Manajemen Kepala Ruang, motivasi kerja perawat pelaksana
HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT PUTERA BAHAGIA KOTA CIREBON TAHUN 2016 Faridasari, Ira
Syntax Idea Vol 1 No 1 (2019): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Mutu pelayanan keperawatan adalah indikasi keberhasilan yang merupakan salah satu dari hasil kinerja fungsi manajemen seorang kepala ruang dalam mengelola dan memberikan motivasi kerja perawat pelaksana. Fungsi manajemen kepala ruang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, salah satu diantara fungsi tersebut memberi motivasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik, untuk melihat hubungan pelaksaanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak, dengan sampel 20 responden dengan teknik pengambilan sampel total sampling.Uji normalitas dilakukan sebelum melaksanakan analisa,kemudian analisa univariat dan bivariat. Hasil dari analisis adalah univariat didapatkan sebanyak 11 orang yang menilai pelaksanaan fungsi manajamen kepala ruang baik,yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 12 orang.Sedangkan pada analisis bivariat pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang ada hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja perawat ( p= 0,005; α = 0,05) Pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang sangat penting untuk mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana. Sarannya adalah diperlukannya suatu pedoman fungsi manajemen kepala ruang yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Kata Kunci : Fungsi Manajemen Kepala Ruang, motivasi kerja perawat pelaksana
HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT PUTERA BAHAGIA KOTA CIREBON TAHUN 2016 Ira Faridasari
Syntax Idea Vol 1 No 1 (2019): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v1i1.6

Abstract

Abstrak Mutu pelayanan keperawatan adalah indikasi keberhasilan yang merupakan salah satu dari hasil kinerja fungsi manajemen seorang kepala ruang dalam mengelola dan memberikan motivasi kerja perawat pelaksana. Fungsi manajemen kepala ruang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, salah satu diantara fungsi tersebut memberi motivasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik, untuk melihat hubungan pelaksaanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak, dengan sampel 20 responden dengan teknik pengambilan sampel total sampling.Uji normalitas dilakukan sebelum melaksanakan analisa,kemudian analisa univariat dan bivariat. Hasil dari analisis adalah univariat didapatkan sebanyak 11 orang yang menilai pelaksanaan fungsi manajamen kepala ruang baik,yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 12 orang.Sedangkan pada analisis bivariat pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang ada hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja perawat ( p= 0,005; α = 0,05) Pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang sangat penting untuk mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana. Sarannya adalah diperlukannya suatu pedoman fungsi manajemen kepala ruang yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Kata Kunci : Fungsi Manajemen Kepala Ruang, motivasi kerja perawat pelaksana
HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT PUTERA BAHAGIA KOTA CIREBON TAHUN 2016 Ira Faridasari
Syntax Idea Vol 1 No 1 (2019): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v1i1.6

Abstract

Abstrak Mutu pelayanan keperawatan adalah indikasi keberhasilan yang merupakan salah satu dari hasil kinerja fungsi manajemen seorang kepala ruang dalam mengelola dan memberikan motivasi kerja perawat pelaksana. Fungsi manajemen kepala ruang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, salah satu diantara fungsi tersebut memberi motivasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik, untuk melihat hubungan pelaksaanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak, dengan sampel 20 responden dengan teknik pengambilan sampel total sampling.Uji normalitas dilakukan sebelum melaksanakan analisa,kemudian analisa univariat dan bivariat. Hasil dari analisis adalah univariat didapatkan sebanyak 11 orang yang menilai pelaksanaan fungsi manajamen kepala ruang baik,yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 12 orang.Sedangkan pada analisis bivariat pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang ada hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja perawat ( p= 0,005; α = 0,05) Pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang sangat penting untuk mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana. Sarannya adalah diperlukannya suatu pedoman fungsi manajemen kepala ruang yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Kata Kunci : Fungsi Manajemen Kepala Ruang, motivasi kerja perawat pelaksana
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP SKALA NYERI Sri Lestari; Ira Faridasari; Rokhmatul Hikhmat; Uun Kurniasih; Aliyatul Rohmah
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v13i1.254

Abstract

Pembedahan merupakan suatu trauma yang menimbulkan keluhan nyeri pada penderitanya. Hampir semua pasien pasca bedah mayor mengeluh nyeri dan tidak tahu bagaimana cara untuk mengurangi nyeri tersebut. Perawat menggunakan pengetahuannya untuk dapat mengatasi masalah nyeri post bedah. Salah satu pendekatannya adalah dengan teknik nafas dalam yang dapat digunakan untuk mengontrol nyeri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan penurunan skala  nyeri sebelum dilakukan teknik nafas dalam dengan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam di Bangsal Bedah Rumah Sakit X Kabupaten Purwakarta. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan quasi eksperimen, populasi berjumlah 90 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive random sampling dengan accidental sampling di dapat sampel sebanyak 73 orang pada tanggal 14-30 November 2020 di Bangsal Bedah Rumah Sakit X Kabupaten Purwakarta. Hasil penelitian sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam sebanyak 63,2% berada pada skala nyeri 3 (menderita). Sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam diperoleh, 65,80%  mengeluh tidak nyaman (skala nyeri 2) . Setelah dilakukan uji t-test dengan nilai p value<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penurunan skala  nyeri sebelum dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam di ketahui setelah dilakukan uji statistik yaitu uji t-test dengan hasil t hitung = -14,623 dan nilai t tabel 1,666 yang berarti bahwa t hitung < t tabel oleh karena itulah maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penurunan skala  nyeri secara signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam pada klien post bedah.Kata Kunci: Teknik Relaksasi; Nyeri; Skala; Bedah Mayor ABSTRACTSurgery is a trauma that causes complaints of pain to the sufferer. Almost all patient post major surgery complained of pain and did not know how to reduce the pain. The nurse uses her knowledge to be able to solve post-surgical pain problems. One approach is deep breathing techniques that can be used to control pain. This study aims to determine the differences in pain scale reduction before doing deep breathing techniques and after doing deep breathing relaxation techniques in the Surgical Ward Hospital X in Purwakarta Regency. This type of research is a quantitative research using quasi-experimental, a population of 90 respondents with a purposive random sampling technique with accidental sampling and a sample of 73 people on November 14-30 2020 at the Surgical Ward Hospital X in Purwakarta Regency.The results of the study before the deep breath relaxation technique were carried out as many as 9 respondents (12.33%) were on a scale of 2 (uncomfortable), 46 respondents (63.2%) were on a scale of 3 (suffering) and as many as 18 respondents (24.65%) complained that they were very suffering or on a scale of 4. After doing deep breathing relaxation techniques, 16 respondents complained of pain on a scale of 3 (suffering) with a percentage of 21.90, 48 respondents (65.80%) complained of discomfort (scale 2) and the remaining 9 respondents (12.33%) is on a scale of 1 which is mild pain. After the t-test was carried out with a p value <0.05, it can be concluded that there is a difference in the decrease in pain scale before and after the deep breathing relaxation technique is known after the statistical test is carried out, namely the t-test with the results of t count = -14,623 and t table value of 1,666 which means that t count < t table because Therefore, it can be concluded that there is a significant difference in the reduction in pain scale between before and after the deep breathing relaxation technique was performed on post-surgical clients.Keywords: Relaxation Techniquies; Pain; Scale; Major Surgery 
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS Ira Faridasari
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.997 KB) | DOI: 10.38165/jk.v10i2.17

Abstract

HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang sangat mengkhawatirkan dan mengancam kehidupan di karenakan sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Tingginya angka kejadian HIV/AIDS dianggap berhubungan dengan rendahnya pengetahuan mengenai HIV/AIDS. Pendidikan kesehatan pada remaja diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di MA Pringgabaya Kabupaten Indramayu Tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian pre-eksperimental dengan one-group pretest- posttest design tanpa kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X-XI MA Pringgabaya Kabupaten Indramayu yang terdiri dari 90 remaja. Sampel diambil dengan teknik total sampling, sehingga jumlah responden 90 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji Paired Sampel T Test. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden sebelum diberikan intervensi pendidikan kesehatan menunjukkan nilai rata-rata 60,90 dan sesudah diberikan intervensi pendidikan kesehatan menunjukkan rata-rata 85,16. Hasil uji statistik menggunakan uji Paired Samples T Test menunjukkan bahwa Asymp. Sig yang diperoleh sebesar 0,000 ɑ< 0,05, maka Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.Kata kunci : HIV/AIDS, pendidikan kesehatan, remaja    ABSTRACTHIV / AIDS is one of the health problems in the world that is very worrying and threatening life because until now there is no cure for HIV / AIDS. The high rate of HIV / AIDS is considered to be associated with low knowledge about HIV / AIDS. Health education in adolescents is needed to prevent the occurrence of HIV / AIDS. The purpose of this study was the effect of health education on the level of knowledge of adolescents about HIV / AIDS in MA Pringgabaya in Indramayu District in2019. The type of research used is a type of quantitative research using a pre- experimental study design design with one-group pretest-posttest design without a control group. The population in this study was class X-XI MA Pringgabaya Indramayu Regency consisting of 90 adolescents. The sample is taken by the Total Sampling technique, so the number of respondents is 90 respondents. The data analysis technique used is the Paired Sample T Test.The results showed that the knowledge of respondents before being given a health education intervention showed an average value of 60.90 and after being given a health education intervention it showed an average of 85.16. The results of statistical tests using the Paired Samples T Test show that Asymp. Sig obtained is 0,000 ɑ <0,05, so Ho is rejected and Ha is accepted, meaning there is a difference in health education to the level of adolescent knowledge about HIV / AIDS.Keywords: HIV / AIDS, health education, adolescents
HUBUNGAN ANTARA CARING DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN Ira Faridasari; Lin Herlina; Supriatin Supriatin; Fiti Pirianiti
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v12i2.252

Abstract

Kepuasan pasien merupakan faktor yang sangat penting untuk mengevaluasi mutu pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di rumah sakit dan perilaku caring perawat adalah salah satu aspek yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan karena caring mencakup hubungan antar manusia dan berpengaruh terhadap mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara caring dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan. Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan analitik korelasi dan  pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua pasien Di Ruang Rawat Inap yang sedang menjalani perawatan yang berjumlah 100 orang dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga diambil sebanyak 80 responden. Pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini berdasarkan analisa statistik uji dengan chi square menunjukan bahwa hubungan antara caring dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan dengan nilai probabilitas (p =0,000). sehingga hasilnya ada hubungan caring dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan. Sehubungan dengan hasil penelitian ini diharapkan perawat pelaksana dapat mengaplikasikan caring untuk membina hubungan saling percaya dengan pasien dan teruatama adalah untuk memberikan kepuasan kepada pasien yang kita rawat.Kata Kunci: Caring, Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Abstract Patient satisfaction is a very important factor to evaluate the quality of nursing services carried out by hospital nurses and caring behavior of nurses is one of the aspects associated with nursing services because caring includes relationships between humans and influences on service quality and patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the relationship between caring and the level of patient satisfaction in nursing services. This type of research uses quantitative with analytic correlation and cross-sectional approach. The population in this study were all patients in the inpatient room were undergoing treatment totaling 100 people and sampling used the purposive sampling method so that 80 respondents were taken. Retrieval of research data using a questionnaire. The results of this study based on the statistical analysis of the test with chi square showed that the relationship between caring with the level of patient satisfaction in nursing services in the inpatient room with a probability value (p = 0,000). So, the result is a caring relationship with the level of patient satisfaction in nursing services. In connection with the results of this study, it is expected that the management nurses can apply caring to foster a trusting relationship with the patient and the most important thing is to provide satisfaction to the patients we care for.Keywords: Caring, Patient satisfaction in Nursing Services
PENGARUH LATIHAN MENYIKAT GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK TUNAGRAHITA Sri Wulansari; Ira Faridasari
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.874 KB) | DOI: 10.38165/jk.v8i2.109

Abstract

Tunagrahita merupakan istilah untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Anak dengan tunagrahita memiliki ketidakmampuan beradaptasi dan tingkat kemandirian yang kurang. Pendidikan khusus anak tunagrahita untuk membangun kemandirian dan keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan bina diri. Menyikat gigi merupakan bagian dari bina diri yang harus dikuasai oleh anak, namun masih banyak anak tunagrahita yang tidak mampu menyikat gigi secara mandiri. Kemampuan menyikat gigi anak tunagrahita dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan pelatihan menyikat gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan menyikat gigi terhadap kemampuan menyikat gigi pada anak tunagrahita di SLB C Pancaran Kasih Kota Cirebon tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan one group pretest posttest. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa SD di SLB C Pancaran Kasih data terbaru Agustus 2016 sebanyak 45 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, didapatkan jumlah responden yaitu sebanyak 10 anak. Data diperoleh dengan cara observasi dan dianalisis secara statistika menggunakan analisa uji paired t-test, dengan tingkat signifikasi 0,05.Hasil penilaian kemampuan anak sebelum dilakukan latihan menunjukkan keseluruhan anak yang mengikuti penelitian ini yaitu sebanyak 10 anak belum mampu menyikat gigi dengan benar. Setelah dilakukan latihan menyikat gigi sebanyak 8 kali selama 2 minggu, anak yang belum mampu berkurang menjadi 4 anak (40%), dan sebanyak 6 anak (60%) mampu menyikat gigi dengan benar. Berdasarkan hasil uji simple paired t-test didapatkan hasil pvalue = 0,000, maka ada pengaruh latihan menyikat gigi terhadap kemampuan menyikat gigi pada anak tunagrahita di SLB C Pancaran Kasih Kota Cirebon Tahun 2017.Kata kunci           : tunagrahita, latihan menyikat gigi, kemampuan  ABSTRACTMental retardation is a term used to refer to children or people who have below average of intellectual capacity. Children with mental retardation have an inability in adaptation and have the lowerlevel of independence. Special education for children with mental retardation is known as self-care, that is to make them involve in daily activities and make them realized to take care their life by themselves. Brush tooth is the part of self care, it must be mastered by children, but there are still many children with mental retardation who can’t brush their teeth independently. There so many ways to increase the ability brush tooth of children with mental retardation, one of them is giving them about training tooth brushing. The aim of the research is to know theeffectiveness of tooth brushing training of ability brushing tooth in child with mental retardation in SLB C Pancaran Kasih Cirebon city 2017. The method of this research is a quasi experiment with one group pretest posttest design. The population in this research are all elementary school student in SLB C Pancaran Kasih latest data 45 student in August 2016. The sampling technique used purposive sampling found the number of respondents as many as 10 children. Data obtained by observation and analyzed statistically using analysis of paired t-test, with a significance level of 0.05. The result showed that there are 10 children who not be able to brush their teeth correctly before they had have training about brushing teeth. After they have trained about to brush their teeth in 8 times in 2 weeks, there are 4 (40%) children who not be able brush their teeth, and there are 6 children (60%) who be able brush their teeth correctly. Based on a simple test of paired t-test showed the p value = 0.000, then there is the effect of training brush tooth of ability brush tooth in child with mental retardation in SLB C Pancaran Kasih Cirebon city 2017.Keyword               : Mental retardation, training tooth brushing, ability
HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA (TPS) Iin Kristanti; Lilis Banowati; Cucu Herawati; Thohir Thohir; Ira Faridasari
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v12i1.230

Abstract

Sampah yang mengalami penimbunan dapat dimanfaatkan oleh lalat sebagai sarang dalam proses perkembangbiakan penyakit. Kepadatan lalat di TPS Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon masih tinggi sehingga memerlukan pengelolaan sampah yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengelolaan sampah dengan tingkat kepadatan lalat.Jenis penelitian yaitu kuantitaif dengan desain penelitian cross sectional. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan instrumen penelitian menggunakan Fly grill dan dibantu dengan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu 25 orang pengelola sampah dengan sampel penelitian total sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian ada hubungan antara pemilahan sampah p=0,006, ada hubungan pengumpulan sampah p=0,013, dan ada hubungan antara pengangkutan sampah p=0,033 dengan tingkat kepadatan lalat di TPS Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Sebaiknya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberi pelatihan kepada petugas TPS agar dapat menjalankan program dalam bidang pengelolaan sampah di TPS dengan baik dan memberi himbauan serta wawasan kepada masyarakat sekitar TPS tentang pengelolaan sampah yang baik.Kata kunci: Pengelolaan sampah, kepadatan lalat, tempat penampungan sementara  AbstractHoarded garbage can be used by flies as a nest in the process of disease breeding. The density of flies in the TPS Sumber District Cirebon Regency is still high, so it requires good waste management. The purpose of this study is to determinant the relationship between waste management and fly density.This type of research is quantitative with cross sectional research design. Methods of data collection by interview and research instruments using a fly grill and assisted by a questionnaire. The population in this study were 25 waste managers with a total sampling sample. Data analysis used the chi-square test.The results of the study there was a relationship between waste sorting p = 0.006, there was a relationship between waste collection p = 0.013, and there was a relationship between waste transportation p = 0.033 and the density level of flies in the TPS Sumber District Cirebon Regency It is better if the Environmental Agency (DLH) provides training for TPS officers so that they can run programs in the field of waste management at TPS properly and provide advice and insight to the community around the TPS about good waste management.Keywords: waste Management, Fly Density, Temporary shelter
PENYULUHAN KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS PANGENAN KABUPATEN CIREBON Ika Choirin Nisa; Rif&#039;atun Nisa; Ira Faridasari; Nuraeni Nuraeni
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIRAH) Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.281 KB)

Abstract

AbstractCervical cancer is the fourth leading cause of death in women worldwide, with an estimated 570,000 new cases in 2018 or 6.6% of all cancers in women. Cervical cancer is a malignant tumor that affects the surface layer of the cervix called squamous epithelial cells. Malignant tumors that occur are caused by the multiplication of cells due to changing the nature of cells into abnormal cells. The nature of these malignant cells is that they can spread or metastasize to other parts of the body through blood and lymph vessels, thereby damaging tissue function. Health promotion is one of the primary preventions that can be done to prevent cervical cancer. Primary prevention prioritizes strengthening flexibility in prevention by preventing and reducing risk factors. Many methods can be used to increase health knowledge in WUS, for example through electronic media and print media. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge of women of childbearing age about cervical cancer so that they can carry out early detection as an early prevention effort. This activity is carried out by lecturers, students, midwifes and cadres. The target of this activity is women of childbearing age. Implementation time on June 28, 2021. The place of implementation is at Pangenan Health Center, Cirebon. The service is carried out by providing counseling about cervical cancer to women of childbearing age. The results of this service evaluation, it is known that the knowledge of women of childbearing age has increased, this is evidenced by the number of participants who can explain back the material that has been delivered compared to before the counseling about cervical cancer was given.Keywords: Counseling, Cervical Cancer, Women of Childbearing AgeAbstrakKanker serviks menjadi urutan ke empat penyebab kematian pada wanita di seluruh dunia, diperkirakan 570.000 kasus baru pada 2018 atau 6,6% dari semua kanker pada wanita. Kanker Serviks merupakan tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan leher rahim yang disebut sel epitelskuamosa. Tumor ganas yang terjadi disebabkan karena adanya penggandaan sel akibat berubahnya sifat sel menjadi sel yang tidak normal. Sifat dari sel ganas ini yaitu dapat menyebar atau metastasis ke bagian tubuh yang lain melalui pembuluh darah maupun getah bening sehingga merusak fungsi jaringan. Promosi kesehatan merupakan salah satu pencegahan primer yang dapat dilakukan guna mencegah kanker serviks. Pencegahan primer mengutamakan penguat fleksibilitas dalam melakukan pencegahan dengan cara mencegah dan mengurangi faktor risiko. Banyak metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan pada WUS, misalnya melalui media elektronik dan media cetak. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks sehingga dapat melakukan deteksi dini sebagai upaya pencegahan awal. Kegiatan ini dilakukan oleh Dosen, mahasiswa, Bidan dan Kader. Sasaran kegiatan ini adalah Wanita usia subur. Waktu pelaksanaan pada tanggal 28 Juni 2021. Tempat pelaksanaan di Puskesmas Pangenan Kabupaten Cirebon. Pengabdian dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang kanker serviks kepada wanita usia subur. Hasil evaluasi pengabdian ini, diketahui pengetahuan Wanita Usia Subur meningkat, hal ini dibuktikan dengan lebih banyaknya peserta yang bisa menjelaskan kembali materi   yang sudah disampaikan dibandingkan sebelum diberikannya penyuluhan tentang kanker serviks.Keywords: Konseling, Kanker Serviks, Wanita Usia Subur