Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

IDENTIFIKASI JAMUR PADA LALAT DI YAYASAN TUNAS MULIA BANTAR GEBANG Ika Nurfitrianti; Maulin Inggraini; Noor Andryan Ilsan
Jurnal Mitra Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2019): Jurnal Mitra Kesehatan
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47522/jmk.v2i1.22

Abstract

Pendahuluan: Yayasan Tunas Mulia, Bantar Gerbang merupakan sekolah alam yang terdapat di daerah Bantar Gebang. Siswa Yayasan Tunas Mulia tinggal didaerah TPST Bantar Gebang sehingga banyak ditemukan lalat di sekitar tempat tinggal mereka. Kelompok lalat yang sering kita temui di lingkungan yaitu lalat rumah, lalat hijau dan lalat daging. Lalat dapat menularkan berbagai macam penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh jamur. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengidentifikasi jamur pada lalat di Yayasan Tunas Mulia Bantar Gebang. Metode: Metode penelitian ini secara Cross Sectional yaitu mencuplikan seekor sampel lalat dalam satu waktu. Objek penelitian adalah Lalat yang ditangkap di Yayasan Tunas Mulia Bantar Gebang. Hasil: Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah didapatkan dua jenis spesies lalat yaitu Musca domestica dan Chrysomya megachepala. Jamur yang di dapatkan pada permukaan tubuh lalat Musca domestica yaitu Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Fusarium oxysporum, dan pada permukaan tubuh lalat Chrysomya megachepala yaitu Aspergillus fumigatus dan Aspergillus flavus Kesimpulan: Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui penyakit yang disebabkan oleh jamur dari penyebaran lalat dilingkungan masyarakat.
BAKTERI PATOGEN DALAM SPONS CUCI PIRING PADA PENJUAL MAKANAN DI PASAR MARGAHAYU, BEKASI TIMUR Yola Violita Agustin; Noor Andryan Ilsan; Maulin Inggraini
Jurnal Mitra Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2019): Jurnal Mitra Kesehatan
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47522/jmk.v2i1.24

Abstract

Pendahuluan: Makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan jika dikonsumsi  akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare, kolera, disentri, demam tifoid dan keracunan makanan. Menurut data Kemenkes tahun 2017 kasus diare pada tahun 2016 dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai 3.04% dengan 6 orang meninggal dari 198 kasus. Kebersihan peralatan makan merupakan salah satu aspek dalam hygiene dan sanitasi makanan. Proses pencucian peralatan makan yang benar akan berdampak pada hygiene dan sanitasi yang baik. Spons cuci piring umumnya digunakan untuk menghilangkan sisa makanan. Sisa makanan yang terdapat pada spons akan mendukung lingkungan bakteri untuk tumbuh. Spons yang terkontaminasi dapat mengkontaminasi peralatan makan, sehingga menyebabkan penularan penyakit bawaan makanan. Studi kasus di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terjadi hampir 38.6 juta kasus penyakit akibat penyebaran penyakit bawaan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri patogen serta jenis bakteri patogen yang terdapat pada spons cuci piring pada penjual makanan. Metode: Identifikasi bakteri patogen dilakukan pada 10 spons cuci piring yang digunakan penjual makanan di Pasar Margahayu. Identifikasi bakteri menggunakan pewarnaan Gram dan uji biokimia. Hasil: Jenis bakteri patogen yang teridentifikasi adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeroginosa, Enterobacter aerogenes, dan Proteus sp. Persentase isolat yang ditemukan adalah 80% spons mengandung S. aureus, 70% mengandung E. aerogenes, 20% mengandung E.coli, 20% mengandung P.aeroginosa, dan 10% mengandung Proteus sp. Kesimpulan: sampel spons cuci piring yang telah dilakukan pewarnaan Gram dan uji biokimia menunjukkan kecurigaan terhadap koloni berwarna putih transparan adalah Proteus sp. koloni putih transparan bulat kecil adalah Enterobacter aerogenes, putih bulat besar adalah Escherichia coli, putih bulat kecil adalah Pseudomonas aeroginosa, koloni merah pada media SSA adalah Enterobacter aerogenes, dan koloni putih dengan zona kuning adalah Staphylococcus aureus.
PENENTUAN KADAR ALKOHOL PADA PEMINUM ALKOHOL DENGAN METODE ALCOHOL SALIVA STRIP TEST Dianita Apriyanti; Siti Nurfajriah; Maulin Inggraini; Noor Andryan Ilsan
Jurnal Mitra Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Mitra Kesehatan
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47522/jmk.v5i2.185

Abstract

Alcohols are organic compounds containing hydroxyl functional groups. The alcohol content in the drink is ethanol. Alcohol poisoning is often associated with injuries from falls, fires, drowning, overdose, sexual abuse, work accidents, traffic accidents, and abusive relationship. This study aims to determine the level of alcohol in alcoholics using the Alcohol Saliva Strip Test method. The type of research used is descriptive with purposive sampling technique and cross-sectional approach and. Specimen collection and examination of the alcohol content in the respondent's saliva were carried out in March 2021 at Kp X, Depok City, West Java Province. The number of respondents was 28 people. The inclusion criteria for this study was alcoholic drinkers aged 17-25 years. The study exclusion criteria were using mouthwash, consuming ascorbic acid such as vitamin C, and having a history of gout. The specimen used in this research was saliva. The method is detected for alcohol content of the respondents used the RightSign brand Alcohol Saliva Strip Test. The results showed the age of the respondents who drank the most alcohol in the range of 17-19 years was 57%. The characteristics of respondents based on the frequency of alcohol consumption are highest in the frequent category (3 times a week or more) as much as 68%. The results showed 71% of the respondents positively drank alcohol and 29% of the respondents were negative. The lowest alcohol content in the respondent's saliva was 0.02% and the highest was 0.08%. The alcohol content in the saliva of the respondents who last drank alcohol 1 week ago was undetectable. This study concludes that the percentage of respondent who detected alcohol in their saliva was 71% and the highest alcohol content in the respondent's saliva is 0.08%. This study also shows that the period, alcohol concentration, and type of alcohol consumed can influence Blood Alcohol Concentration (BAC).
Increasing Public Awareness Related To Early Detection Of Diabetes Mellitus In Jatimekar Bekasi Village Maulin inggraini; Noor Andryan Ilsan; Siti Nurfajriah; Ria Amelia; Elfira Maya Sari
MARAWA: Jurnal Masyarakat Religius dan Berwawasan Vol 2, No 1 (2023): Masyarakat Religius dan Berwawasan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31958/mrw.v2i1.8703

Abstract

Noncommunicable Diseases (NCDs) are a serious threat not only for the elderly but also for the young. Based on a report from the International Diabetes Federation (IDF) by 2022 that 1.57 million of the 8.75 million people living with type 1 diabetes worldwide in 2022 are less than 20 years old. This shows the importance of increasing public awareness about Diabetes Mellitus (DM). This PKM is carried out by providing education about the prevention and dangers of DM, then followed by a Temporary Blood Sugar (TBS) examination in the Jatimekar Bekasi village using brochure media. The increas in participants’s knowledge was carried out by analyzing the pre-test and post-test descriptively. The results of the study showed an increase in public knowledge about DM. this can be seen from the increase in post-test result compared to pre-test scores. GDS examination results include risk characteristics of 86.96% (110-200 mg/dL) and DM 13.04 % (>200 mg/dL). There are 3 counseling participants who suffer from DM and have a history of unhealthy eating patterns and not doing physical activity.