Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

GAMBARAN SWAMEDIKASI ANALGESIK PADA LANSIA DENGAN NYERI SENDI DI PELAYANAN KOMUNITAS Dwi Arymbhi Sanjaya; Ida Ayu Manik Damayanti; Ni Wayan Sukma Antari; Anak Agung Istri Mas Padmiswari
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.942 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v2i2.112

Abstract

Pendahuluan: Analgesik merupakan salah satu obat yang paling banyak digunakan secara swamedikasi oleh pasien lansia. Keluhan yang mendorong pasien lansia menggunakan anlgesik secara swamedikasi adalah nyeri sendi. Mengingat pentingnya swamedikasi analgesik yang tepat pada nyeri sendi yang dialami oleh lansia, maka penelitian ini dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk memperoleh profil penggunaan analgesik dan gambaran pasien lansia yang melakukan swamedikasi anlagesik pada nyeri sendi. Metode: Penelitian ini dilakukan di salah satu apotek swasta di Denpasar yang memiliki pelayanan khusus konsultasi, informasi dan edukasi obat bagi lansia selama bulan April-Juni 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yang menggunakan lembar observasi untuk pengumpulan data. Penelitian ini melibatkan 87 sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri sendi lebih sering terjadi pada pasien lansia yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 63,2% dengan rata-rata frekuensi swamedikasi 13,31 kali per bulan. Pasien lansia yang tidak sekolah sebesar 35,5% melakukan swamedikasi analgesik dengan rata-rata frekuensi swamedikasi 15,87 kali per bulan Pasien lansia yang tinggal sendiri melakukan swamedikasi analgesik pada nyeri sendi sebesar 56,35% dengan rata-rata frekuensi swamedikasi 12,76 kali per bulan. Golongan analgesik yang digunakan adalah analgesik kombinasi non-steroid antiinflammantory drugs (NSAID) dan non-NSAID (58%) dengan jenis NSAID terbanyak yaitu natrium diklofenak (28,7%) dan non-NSAID terbanyak yaitu dexamethasone (31%) untuk mengatasi nyeri pada asam urat (72,4%). Kesimpulan: Penelitian ini memberikan gambaran swamedikasi analgesik pada lansia dengan nyeri sendi tanpa melihat dan menganalisa kekuatan hubungan yang mempengaruhi setiap parameter.
Penggunaan Antivirus Remdesivir untuk Pasien COVID-19 dengan Kehamilan: Studi Literatur Nyoman Budiartha Siada; Rr Asih Juanita; Dwi Arymbhi Sanjaya; Herleeyana Meriyani; Triska Ananda Rahayu
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v7i2.56753

Abstract

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang selanjutnya disebut SARS-CoV 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus-2). Terapi farmakologi yang diharapkan mampu mengatasi COVID-19 adalah pemberian antivirus. Remdesivir antivirus yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati COVID-19. Namun, Remdesivir belum memiliki cukup data tentang keefektifan dan keamanannya untuk terapi pasien COVID-19 dengan kehamilan. Tujuan dari penelitian ini yaitu memuat informasi kajian literatur mengenai dosis pemberian, efek samping, dan rekomendasi pemberiannya dari berbagai artikel. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan menelaah artikel-artikel dan pedoman terapi yang relevan. Hasil kajian yang telah dilakukan, dosis Remdesivir sebagai antivirus adalah 200 mg melalui intravena pada hari pertama, diikuti dengan 100 mg melalui intravena pada hari berikutnya. Remdesivir memberikan efek samping seperti toksik pada hati hingga menyebabkan disfungsi hati, mual, gangguan gastrointestinal, diare, ruam kulit, disfungsi ginjal, sakit kepala, dan hipersensivitas. Penggunaan Remdesivir untuk pengobatan COVID-19 pada ibu hamil harus mempertimbangkan manfaat dan kemungkinan efek sampingnya, dikarenakan hingga saat ini belum dilakukan uji klinis terkait penggunaan pengobatan Remdesivir untuk COVID-19 pada kehamilan.
Antidepressant-Like Activity and Physicochemical Analysis of Essential Oils from Michelia alba and Plumeria alba Flowers Ni Made Dwi Mara Widyani Nayaka; Ni Luh Putu Swari; Dewa Ayu Sri Bintang Widnyani; Ni Kadek Sukmayanti; Putu Era Sandhi Kusuma Yuda; I Gusti Ayu Agung Kusuma Wardani; Dwi Arymbhi Sanjaya
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.576 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v11i2.45291

Abstract

Depression is a mental disorder with an increased prevalence. Other than conventional antidepressants, essential oils have been used in aromatherapy as a complementary and alternative medicine to reduce depression. In the current study, the antidepressant-like activity of the inhalation of essential oils from Michelia alba (MAEO) and Plumeria alba (PAEO) flowers was analyzed using the forced swim test. The immobility time of mice from tested groups was evaluated statistically by the non-parametric Kruskal Wallis test, followed by the Mann Whitney post hoc test. Also, the characterization of both essential oils was determined by refractive index, solubility, and Gas Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS) analysis. PAEO showed stronger antidepressant-like activity than MAEO (p<0.05) and it was equal to the positive control (essential oil of Lavandula angustifolia) (p>0.05). The GC-MS analysis revealed some calming agents in MAEO and PAEO such as linalool, linalyl acetate, phenylethyl alcohol, and methyl anthranilate.
Antibiotic consumption and resistance: a 3-years ecological study for four critical groups of bacteria in a general regional hospital Dwi Arymbhi Sanjaya; Nyoman Budiartha Siada; Rr Asih Juanita; I Putu Yudistira Mahaputra; Made Gek Adisti Kamalia; Herleeyana Meriyani
Pharmaciana Vol 14, No 1 (2024): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/pharmaciana.v14i1.27321

Abstract

Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, Escherichia coli, and Klebsiella pneumoniae are the most critical groups of multi-drug resistant (MDR) bacteria that cause a threat in hospitals. This study identified the trend of antibiotic consumption, antibiotic resistance pattern, and the relationship between antibiotic consumption and antibiotic resistance in a critical group of bacteria in a general regional hospital. This ecological study was based on retrospective data from inpatient databases in a general regional hospital over three years (2017-2019). The trend for annual antibiotic consumption over 2017-2019 was defined as defined daily doses/100 bed-days. The relationship between total antibiotic consumption and the percentage of antibiotic resistance among four isolated critical bacteria was explored in time series analysis and linear regression. The most frequently used antibiotic was ampicillin (220.33 DDD/100 bed-days), ciprofloxacin (126.86 DDD/100 bed-days), and ampicillin-sulbactam (126.34 DDD/100 bed-days). There was a significant relationship between antibiotic consumption (ampicillin, ampicillin-sulbactam, ceftazidime, gentamicin, amikacin, and ciprofloxacin) in DDD/100 bed-days and antibiotic resistance in E. coli, K. pneumoniae, and P. aeruginosa (p<0.05) but not statically significant in A. baumannii (p=0.062). The annual usage fluctuated or remained stable, with no statistically significant trends change. The relationship between antibiotic consumption and antibiotic resistance was significant in three out of four critical groups of bacteria.