Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Workshop Menulis Fiksi Autobiografis Dalam Skema Autobiografi Poskolonial Untuk Guru Sekolah Al-Irsyad Satya Islamic School Bandung Manggong, Lestari; Adipurwawidjana, Ari Jogaiswara; Maulana, Sandya
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 2 No 2 (2018): JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Dosen Indonesia JATIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.507 KB) | DOI: 10.36339/je.v2i2.146

Abstract

As an international school which is an affiliation of Al-Irsyad Singapore, the curriculum applied at Al-IrsyadSatya Islamic School, Kotabaru Parahyangan, Bandung is Cambridge and national curriculae. Thus, the language usedin the classroom and in school area is English. The combination of the two curriculae causes two cultures (English andIndonesian) to meet.The teaching-learning activities conducted by teachers who were participants of the workshop isbasically the area where the two cultures meet. It is within this frame that postcolonial context becomes necessary as anapproach lens of the writing activity conducted in the workshop within the scheme of Community Engagement. Thisarticle describes the workshop on writing autogiobraphical fiction in the scheme of postcolonial autobiography forteachers of the English Department, Al-Irsyad Satya Islamic School, Kotabaru Parahyangan, Bandung. The participantswere teachers whose daily responsibilities are related to teaching-learning activities in English. This workshop is projectedto assist teachers in having consciousness both within themselves and their surroundings, and also the ability to identifytheir positions in the global world. The main activity of this workshop is writing fiction whose materials related topersonal experiences
KODE-KODE SEMIOTIKA DAN IDEOLOGI PADA BALAI PERTEMUAN UMUM (BPU) RUMA GORGA MANGAMPU TUA DI JAKARTA Try Putra Rajagukguk; Gugun Gunardi; Ari Jogaiswara Adipurwawidjana
Metahumaniora Vol 11, No 1 (2021): METAHUMANIORA, APRIL 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v11i1.31679

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan konstruksi makna tanda, kode-kode semiotika, dan ideologi dalam Balai Pertemuan Umum (BPU) Ruma Gorga Mangampu Tua di Jakarta. Penelitian ini menggunakan kajian semiotika Roland Barthes (1967) dan diaspora (Hall, 1990). Ditemukan bahwa objek tanda dikonstruksi sebagai imajinasi dari ruma bolon yang ditunjukkan dari fungsi atap rumah, badan rumah, pondasi rumah, panggung depan, tempat duduk, serta empat belas ragam hias gorga sebagai suatu ingatan diaspora Batak Toba di Jakarta tentang kampung halamannya. Kedua, dari elemen-elemen tersebut, BPU Ruma Gorga Mangampu Tua di Jakarta juga menunjukkan dirinya sebagai bangunan hibrid (pencampuran identitas) modern dan tradisional yang dipahami sebagai kode-kode semiotika. Ketiga, bangunan ini juga menunjukkan ideologi si pemilik gedung melalui pilihan bentuk dan hiasan karena adanya monopoli dagang (materialisme) di balik dominasi produk-produk BPU lainnya di Jakarta yang ditunjukkan sebagai mitos kebataktobaan dan kemegahan. Ideologi juga ditunjukkan sebagai gagasan diaspora Batak Toba di Jakarta tentang ingatan kampung halamannya agar mereka tetap terikat dengan nilai-nilai dan norma adat kehidupan budaya Batak Toba.
NOVEL BABALIK PIKIR KARYA SAMSOEDI SEBAGAI BILDUNGSROMAN SUNDA PADA MASA PRAKEMERDEKAAN Liska Puri; Teddi Muhtadin; Ari Jogaiswara Adipurwawidjana
Metahumaniora Vol 11, No 1 (2021): METAHUMANIORA, APRIL 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v11i1.31943

Abstract

Penelitian ini berupaya memetakan karya Samsoedi pada masa prakemerdekaan sebagai Bildungsroman yang diduga dibuat untuk memberikan figur baru untuk anak-anak di lingkungan masyarakat penutur bahasa Sunda pada waktu itu. Kemudian isu-isu sosial dan politik yang dimunculkan  pada karya-karya Samsoedi itu, diduga sengaja dimunculkan untuk memberikan pandangan baru pada anak-anak mengenai modernitas atau pendidikan tertentu yang diusung oleh pemerintah untuk kaum pribumi. Kebijakan pemerintah kolonial dengan meresmikan politik etis, memberikan kesempatan bagi anak-anak  pribumi untuk mengenyam pendidikan. Dengan kesempatan itu, anak-anak pribumi mempunyai kesempatan baru untuk mengetahui pengetahuan dunia melalui bacaan. Bacaan merupakan salah-satu sarana yang dipilih oleh Belanda untuk menjaga kestabilan kekuasaan mereka juga sebagai upaya untuk membentuk masyarakat pribumi seperti pemikiran mereka, sehingga Balai Pustaka diciptakan untuk mendukung itu semua. Pembacaan terhadap lima novel Samsoedi ini didudukan dalam kerangka teoritis sastra anak khususnya Hunt dan Bildungsroman khususnya Jeffers.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola bildungsroman telah difungsikan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat penutur bahasa Sunda, khususnya anak-anak.
Pengalaman Prostesis Digital pada Penonton Vlog Kecantikan Fauziah Ismi Desiana; Aquarini Priyatna; Ari Jogaiswara Adipurwawidjana
Jurnal Sosioteknologi Vol. 18 No. 3 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2019.18.3.2

Abstract

Penelitian ini membahas cara vlog kecantikan memproduksi pengalaman prostesis digital pada tubuh subjek penelitian. Permasalahan tersebut didudukkan dalam kerangka teoretis tentang cyborg sebagaimana yang digagas Haraway. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa prostesis digital berfungsi sebagai (1) perpanjangan tubuh, (2) alternatif pengalaman bertubuh, dan (3) medium untuk memproyeksikan citra diri yang dihasrati ke tubuh digital. Sebagai tubuh alternatif prostesis digital menyediakan sensasi menggunakan produk kecantikan dan penampilan makeup yang tidak digunakan subjek penelitian pada kehidupan sehari-hari. Sebagai perpanjangan tubuh prostesis digital memungkinkan subjek penelitian menyambungkan tubuhnya dengan tubuh beauty vlogger keturunan Arab yang diidealkan sehingga mengimplikasikan adanya ideologi kecantikan normatif yang ditubuhi oleh beauty vlogger keturunan Arab.
Pengenalan Teater sebagai Bentuk Literasi terhadap Alam bagi Warga Ponggok (Klaten) Ari Jogaiswara Adipurwawidjana; Lestari Manggong; Mega Subekti
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 4 No 2 (2020): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v4i2.297

Abstract

The workshop activity outlined in this article is an introduction to theater with the topic of the body and its relevance to water empowerment for the citizens of Ponggok (Klaten) and surrounding areas. The workshop was motivated by a reaction to the need to titrate Ponggok residents to conserve natural resources in their villages. The provision of a medium for Ponggok Village residents in particular and GLC19 festival participants in general to be able to understand the importance of community survival water can help them experience an understanding of the sustainability of Ponggok Village's natural resources. The method used is to provide an introduction to the body's exercise in relation to respect for the existence and function of water in life. The activity was carried out on one occasion, in two stages: (1) an introduction to theater and theater functions for character education and introduction to the natural surroundings, and (2) the practice of theatrical approach through bodybuilding movements by empowering water. The result obtained is that this medium creates a creative space for participants to instill the values ​​of understanding about the importance of water through theater approach.
Wandering in Pakistan: The Paradoxical World of the Marginalized in Nadeem Aslam’s The Golden Legend (2017) Firda Khoirunnisa; Ari Jogaiswara Adipurwawidjana; Sandya Maulana
Journal of Language and Literature Vol 24, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/joll.v24i1.7613

Abstract

This study explores the idea of place in Nadeem Aslam’s The Golden Legend (2017) to frame the identity crisis befalling the Christian community in Pakistan as a mirror of the similar experiences of marginalized groups in Britain. As a British novel expected to be read by Western readers, the depiction of the marginalization happening in Pakistan is utilized to allude to the condition outside the country: a paradox. The depicted paradox also recalls the history of Islam’s development in Türkiye and Spain, represented by the Hagia Sofia and the Great Mosque. The loss of ‘home’ causes the marginalized to wander in Pakistan, and, at the same time, they try to establish their identities and be remembered by society, both in the sense ofbelonging and of inhabiting memory. It is the same with the unsettled immigrant of Muslim Pakistanis, begging for their citizenship and being acknowledged in Britain. This analysis is based on Bhabha’s notion of unhomeliness and Derrida’s host and guest concept, composing an understanding that having no exact ‘home’, the Christian community being a guest to the Muslim community whose territory is obligated to preserve, is treated inappropriately. With these findings, we argue that wandering through places in Pakistan is an action determining whether one’s self is constructed or otherwise, illustrating Muslims in Britain having the same fate by remembering the golden legend told in the novel.