Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth) PADA BEBERAPA TINGKAT KADAR PATCHOULI ALCOHOL Sarifah Nurjanah; Dwi Merita Rosi; Rizqi Putri Fathoni; Sudaryanto Zain; Asri Widyasant; Indira Lanti Kaya Putri
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 29 No. 3 (2019): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2019.29.3.240

Abstract

Patchouli oil (Pogostemon cablin Benth) contains patchouli alcohol (PA) as the main component, which has antibacterial activity. Some previous studies suspect that the antibacterial activity is caused by the content of PA. This study aims to find out the antibacterial activity of several patchouli oil fractions resulting from the fractionation process. The method used is decriptif method. The treatment given was fractionated fraction of oil with several levels of PA (fraction 2 with PA content of 25.62%, fraction 7 with PA content of 34.65% and fraction 8 with PA content of 54.49%) and the bacterias,included :Propionibacterium acnes, Staphyloccocus aureus, Staphylococcus epidermidis, Micrococcus luteus, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Klebsiella pneumonia, and Proteus mirabilis. The antibacterial activity was conducted by measuring the zones of inhibition. The results showed that increasing levels of patchouli PA oil affected the inhibitory diameter in several types of bacteria. The higher the PA level can increase the zones of inhibition of some types of bacteria. Fraction 8 is the most effective fraction in inhibiting the growth of P. acnes, S. aureus, S. epidermidis, M. luteus as gram-positive bacteria with zones of inhibition of 23.02 mm and 13.00 mm, 24.10 mm, respectively. 31.22 mm. Whereas in P. aeruginosa, E. aerogenes, K. pneumonia, and P. mirabilis as gram negative bacteria zones of inhibition is not formed. Keywords : antibacterial activity, fractionation, patchouli oil, patchouli alcohol
KAJIAN PENGARUH DUA METODE PEMURNIAN TERHADAP KERJERNIHAN DAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL MINYAK NILAM (PATCHOULY OIL) ASAL SUMEDANG Sarifah Nurjanah; Sudaryanto Zain; S. Rosalinda; Ilham Fajri
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2016): TEKNOTAN, Agustus 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.352 KB)

Abstract

Indonesia merupakan penghasil minyak nilam dunia yang paling tinggi, akan tetapi nilai jual minyak nilam terutama minyak nilam dari Sumedang mempunyai harga jual yang rendah. Hal ini disebabkan karena mutu terutama kejernihan dan kadar PA yang belum memenuhi preferensi konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemurnian secara kimia dan secara fisik terhadap kejernihan dan kadar PA minyak nilam. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan analisis deskriptif. Pemurnian secara kimia dengan menggunakan asam sitrat (1% dan 2%), bentonit (2,5% dan 5%) dan campuraan asam sitrat (1%) dengan natrium sitrat (1% dan 2,5%), sedangkan pemurnian secara fisik dilakukan dengan redestilasi. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemurnian dapat meningkatkan mutu minyak nilam terutama kejernihan. Minyak nilam yang tadinya berwarna kuning buram ke coklatan menjadi menjadi kuning terang. Pemurnian minyak juga dapat meningkatkan kadar PA jika menggunakan metode redestilasi dan penggunaan asam sitrat dan natrium sitrat dari kadar PA 29% menjadi 30%.Kata kunci: minyak nilam, pemurnian kimia, pemurnian fisik, kejernihan, kandungan PA
SIFAT AERODINAMIS BENIH CABAI MERAH Fany Trihapsoro; Sarifah Nurjanah; Totok Pujiyanto; Sudaryanto Zain
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 2 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Informasi mengenai sifat aerodinamis benih dan pengaruhnya terhadap perubahan kadar air merupakan informasi yang sangat penting di dalam mendesain peralatan baik pada saat penanganan bahan maupun pada saat prosessing. Penelitiaan ini bertujuan untuk mendapatkan data sifat aerodinamis pada tiga verietas benih cabai merah yaitu varietas Tanjung, TW dan Keriting. Kecepatan terminal dan koefisien hambat diukur dengan menjatuhkan bahan pada insrumen pengukur sifat aerodinamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air berpengaruh terhadap besarnya kecepatan terminal dan koefisien hambat.  Adanya peningkatan kadar air bahan dari 0,34 x 10-2 % (wb) sampai 48% (wb), meningkatkan kecepatan terminal dari 4.49 - 6.95 m/s, 4.68 - 6.74 m/s dan 4.51 - 7.29 m/s masing-masing untuk varitas Tanjung, Tw dan Keriting. Nilai koefisien hambat menurun dengan adanya peningkatan kadar air. Peningkatan kadar air dari 0,34 x 10-2 % (wb) sampai 48% (wb), menurunkan koefisien hambat dari 0.71 - 0.31, 0.61 - 0.29 dan 0.51 - 0.17 masing-masing untuk varietas Tanjung, Tw and Keriting. Kata kunci : Sifat aerodinamis, Benih, Kecepatan terminal, Koefisien hambat
PENGARUH RASIO BUNGA DENGAN PELARUT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK MELATI (JASMINUM SAMBAC) MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI PELARUT MENGUAP (SOLVENT EXTRACTION) Nur Oktavia Benedicta; Sudaryanto Zain; Sarifah Nurjanah; Asri Widyasanti; Selly Harnesa Putri
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 2 (2016): TEKNOTAN, November 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.845 KB)

Abstract

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak melati adalah metode ekstraksi pelarut menguap. Metode ekstraksi pelarut menguap memiliki kelebihan yaitu mudah dan cepat dilakukan namun rendemen yang dihasilkan masih rendah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, peningkatan rasio bunga dengan pelarut dapat meningkatkan rendemen minyak melati yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh rasio bunga dengan pelarut terhadap rendemen dan mutu minyak melati menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif. Rasio bunga melati dengan pelarut n-heksan yang digunakan adalah 1:2, 1:3, dan 1:4, masing-masing diulang sebanyak 2 kali. Hasil penelitian menunjukkan nilai rendemen berkisar antara 0,15 – 0,27%. Minyak melati yang dihasilkan berwarna kuning dengan nilai bobot jenis 0,8379 – 0,8805, indeks bias 1,369 – 1,396, bilangan asam 4,4173 – 8,2800 mg KOH/g, kelarutan dalam alkohol 1:1, dan kadar sisa pelarut 26,00 – 40,00%.Kata kunci: rasio, bunga melati, n-heksan, pelarut menguap.
KAJIAN RASIO MASSA DAUN-BATANG TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth) PADA PROSES PENYULINGAN MINYAK NILAM Sarifah Nurjanah; Sudaryanto Zain; Muhammad Saukat; Budhi Indrawan
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 5, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rasio massa daun-batang tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) pada proses penyulingan minyak nilam (Patchouli Oil) diduga merupakan salah satu faktor penyebab yang mempengaruhi kualitas rendemennya. Metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga kali ulangan dilakukan pada perbandingan massa daun dan batang dengan lima perlakuan rasio, yaitu: 70:30, 60:40, 50:50, 40:60 dan 30:70 persen. Parameter yang diamati adalah rendemen, bobot jenis, indeks bias, kadar minyak, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam dan bilangan ester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio massa daun-batang pada proses penyulingan berpengaruh nyata terhadap rendemen minyak nilam. Semakin tinggi rasio daun-batang, semakin tinggi rendemennya, namun semakin rendah bobot jenis, indeks bias, kadar dan bilangan asam minyak nilamnya. Berdasarkan rendemen minyak perlakuan rasio terbaik adalah pada 60:40 persen. Sedang berdasarkan mutu minyak, nilai tertinggi diperoleh pada rasio 30:70 persen, mencakup bobot jenis, indeks bias, kadar minyak, bilangan asam dan bilangan ester. Namun secara umum teridentifikasi bahwa mutu minyak nilam yang dihasilkan memenuhi kriteria standar Indonesia (SNI 06-2385-2006). Kata kunci: Rasio massa daun-batang, Penyulingan, Minyak nilam, Mutu rendemen
PENGARUH LAMA EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK BUNGA MELATI PUTIH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI PELARUT MENGUAP (SOLVENT EXTRACTION) Jeremia Kristian; Sudaryanto Zain; Sarifah Nurjanah; Asri Widyasanti; Selly Harnesa Putri
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 2 (2016): TEKNOTAN, November 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.838 KB)

Abstract

Melati merupakan salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi. Namun, permasalahannya adalah bunga melati tidak terjual ke pasar pada saat melimpah ketika panen tiba. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan proses pengolahan terhadap bunga melati yaitu menjadi minyak bunga melati. Salah satu metode pengambilan minyak bunga melati adalah ekstraksi dengan pelarut menguap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari lama ekstraksi terhadap rendemen dan mutu minyak bunga melati putih dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif. Lama ekstraksi yang digunakan yaitu 8 jam, 12 jam, dan 16 jam dengan perbandingan massa  bunga dan pelarut yaitu 1:2. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen pada perlakuan lama ekstraksi 16 jam yang paling tinggi yaitu 0,18% dengan aroma agak wangi dan warna minyak bunga melati kuning. Untuk nilai hasil uji parameter mutu yaitu rata-rata bobot jenis sebesar 0,8675, indeks bias 1,3677, bilangan asam 6,6611 mg KOH/g, kelarutan dalam alkohol 1:1, dan kadar sisa pelarut 28%. Dengan komponen minyaknya adalah eicosanol (39,10%) dan linalool (10,94%), pentacosanol (7,20%), farnasense (4,01%), tetracontane (3,58%), ethyl linoleolate (2,76%), dan acetic acid/benzyl acetate (2,02%).Kata Kunci: bunga melati, minyak bunga melati, pelarut menguap.
Uji Aktivitas Antijamur pada Minyak Nilam Hasil Destilasi dan Fraksinasi Terhadap Jamur C. Albicans dan T. Mentagrophytes Prisilia Ratna Setyaningrum; Sarifah Nurjanah; Asri Widyasanti; Sudaryanto Zain
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.722 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.9

Abstract

Senyawa patchouli alcohol (PA) pada minyak nilam diduga memiliki fungsi sebagai agen antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksinasi pada aktivitas antijamur miyak nilam. Minyak nilam yang diujikan: minyak nilam tanpa fraksinasi (100; Kadar PA: 35,28%), minyak nilam fraksi 2 (F2; Kadar PA: 25,62%), minyak nilam fraksi 7 (F7; Kadar PA: 34,86%), dan minyak nilam fraksi 8 (F8; Kadar PA: 54,59%). Minyak nilam ini diujikan pada Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Penelitian eksperimental ini dilakukan dengan metode difusi agar yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil kemudian dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dan diuji lanjut dengan Uji Dunnet dan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan keempat jenis minyak nilam memiliki aktivitas antijamur terhadap kedua jenis jamur. Pada jamur C. albicans, DDH (diameter daya hambat) terluas pada ukuran 9,24 mm (F8) dan DDH terkecil senilai 5,89 mm (F2). Pada jamur T. mentagrophytes, DDH terluasnya adalah 7,70 mm (F8). DDH terkecilnya senilai 6,18 mm (F2). Dari hasil dapat dilihat bahwa fraksinasi minyak memengaruhi aktivitas antijamur, dimana ukuran DDH yang dihasilkan berbanding lurus dengan kadar patchouli alcohol dari minyak tersebut. Sehingga, minyak nilam dengan aktivitas antijamur terbaik adalah minyak nilam dengan kadar PA tertinggi, yaitu minyak nilam fraksi 8.Kata kunci : antijamur, fraksinasi, minyak nilam, patchouli alcohol.