Meliza, Richa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kehidupan Buruh Tani Perempuan dalam Membantu Perekonomian Rumah Tangga Intan, Cut; Meliza, Richa
Aceh Anthropological Journal Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v5i1.4604

Abstract

Penelitian ini bertema antropologi ekonomi yang mengkaji tentang kehidupan buruh tani perempuan dalam membantu perekonomian keluarga di Gampong Keude Krueng, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran serta informasi yang mendalam tentang kehidupan buruh tani perempuan di Gampong Keude Krueng. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan fungsional-struktural. Adapun hasil dari penelitian menjelaskan bahwa banyaknya kaum perempuan yang berada di Gampong Keude Krueng memutuskan untuk bekerja sebagai buruh tani dikarenakan tiga faktor utama yaitu: Pertama, faktor ekonomi, dimana penghasilan suami yang tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Kedua, faktor pendidikan, dimana rendahnya tingkat pendidikan yang menyebabkan mereka tidak mempunyai keahlian lain. Ketiga, faktor sosial budaya. Keadaan inilah yang menyebabkan para perempuan di Gampong Keude Krueng terjun langsung untuk bekerja di luar rumah guna mendapatkan upah. Para perempuan di Gampong Keude Krueng menjalankan kedua perannya dengan baik tanpa mengesampingkan salah satu perannya baik peran di ranah publik maupun ranah domestik.
BUR TELEGE : ETNOGRAFI GERAKAN KOLEKTIF MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN WISATA ISLAMI Kamil, Ade Ikhsan; Ilham, Iromi; Ikramatoun, Siti; Meliza, Richa; Sjaffruddin, Sjaffruddin
Aceh Anthropological Journal Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v5i2.5650

Abstract

Lahirnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 membuka peluang bagi desa untuk mandiri dan otonom. Keistimewaan tersebut salah satunya untuk berpartisipasi dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui pengembangan kawasan wisata islami. Berdasarkan hal tersebut, kebangkitan pariwisata Buttelege membuka asa baru dalam penelitian tentang desa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengkaji 3 hal utama, pertama; bagaimana proses awal munculnya ide untuk membangun daerah Pariwisata Burtelege dengan memanfaatkan dana desa. Kedua; mellihat bagaimana dampak sosial, peruubahan dan perkembangan. Ketiga; mengkaji negosiasi yang dibangun oleh inisiator dalam menjawab tantangan hadirnya wacana wisata islami. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dinamika sosial-ekonomi terkait dengan pengembangan kawasan wisata Burtelege. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada faktor awal dari pembangunan dan pengembangan Burtelege sebagai kawasan wisata.tiga faktor tersebut adalah keinginan untuk mengubah stereotip kampung, mengembalikan keaktifan pemuda dan keinginan mengorganisasikan parkir di hari Minggu sebagai stimulan. Selain itu, partisipasi masyarakat berupa kegiatan swadaya telah menstimulus perkembangan Burtelege sebagai kawasan wisata islami.
REVITALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM PENGUATAN KARAKTER DI ERA DISRUPSI PADA MASYARAKAT SUKU ALAS Ilham, Iromi; Ketaren, Amiruddin; Meliza, Richa
Aceh Anthropological Journal Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v5i2.5663

Abstract

Ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi era disrupsi menimbulkan berbagai gejolak dan instabilitas sosial. Kemajuan teknologi dan informasi yang tidak dibarengi dengan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal semakin memperparah kondisi tersebut. Oleh karena itu, kajian ini fokus pada upaya memahami kembali nilai-nilai yang berbasis local wisdom dalam masyarakat suku Alas agar dapat menjadi benteng moral masyarakat dalam menyongsong era globalisasi. Kajian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, kajian pustaka, dan FGD. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebenarnya tiga prinsip dasar yang harus dipahami kembali oleh masyarakat suku Alas sebagai bentuk local indigenous, yaitu tulahan (kutukan akan perbuatan salah), pantang (menjaga diri dari hal-hal yang dilarang) dan kemali (menjaga diri dari hal-hal tabu dalam masyarakat) dapat menjadi benteng infiltrasi budaya. Ketiga hal tersebut menjadi dasar dalam membentuk karakter yang metoh simejile (mengetahui yang baik), kokhjeken simejile (melakukan yang baik), dan dhakhami simejile (mencintai yang baik).