Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG ATIPATIF DAN HOAKS DI ERA DIGITAL: TINJAUAN LITERATUR REVIEW Boiliu, Fredik Melkias
Gema Wiralodra Vol 11 No 1 (2020): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gemawiralodra.v11i1.114

Abstract

Artikel yang berjudul pendidikan agama Kristen yang antipatif terhadap hoaks di era di era gital merupakan sebuah upaya memasukan pendidikan agama Kristen untuk mengantisipasi hoaks yang terus berkembang di era digital. Hoaks merupakan virus yang terus menyebar di dalam kehidupan manusia dan manusia adalah penyebab dari penyebar hoaks itu sendiri. Dalam hal ini, hoaks diciptakan oleh manusia, di sebarkan oleh manusia dan akan mematikan tubuh dan jiwa manusia. Hoaks sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa. Dalam hal ini, kerana hoaks manusia jatuh dalam dosa dan memutuskan hubungan antara Allah dan manusia sehingga manusia hilang kemuliaan Allah. Dengan demikian, hoaks sudah ada sejak manusia pertama dan hoaks terus berkembang hingga saat ini di era digital hoaks berkembang dengan cepat dan serba canggi nmelalui media sosial. Melihat hoaks yang terus berkembang dan menyebar dengan begitu cepat di era digital maka untuk mengantisipasinya melalui pendidikan agama Kristen di keluarga, gereja dan sekolah. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian literaur dan riset pustaka.  
Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Terhadap Pertumbuhan Iman Pemuda Gereja Huria Kristen Di Masa Pandemi Covid-19 Boiliu, Fredik Melkias; Sinaga, Solmeriana
Media Komunikasi FPIPS Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkfis.v20i2.33643

Abstract

Kahadiran Covid-19 membawa dampak besar pada segala aspek kehidupan manusia dan bahkan pada gereja. Gereja yang sebelum melakukan ibadah di gedung gereja dengan tatap muka, kehadiran Covid-19 membawa perubahan pada tata cara beribadah di gereja yakni ibadah di gedung berubah menjadi ibadah rumah, ibadah tatap muka berubah menjadi ibadah online. Penelitian ini dilakukam di Gereja HKI Resort Lubukpakam untuk mengetahui pengaruh pembelajaran pendidikan agama Kristen yang dilakukan oleh gereja selama masa pandemic Covid-19 terhdap pertumbuhan iman pemuda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa questionare mengenai pengaruh pembeajaran pendidikan agama Kristen di masa pandemic Covid 19 terhadap pertumbuhan iman pemuda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh, diperoleh hasil sebagai berikut. Pengajaran PAK di masa pandemic Covid 19 (X) berpengaruh terhadap pertumbuhan iman pemuda (Y) di HKI Resost Lubukpakam adalah sebesar 0,817. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh pengajaran PAK di masa pandemic Covid 19 (X) terhadap pertumbuhan iman pemuda (Y) di HKI Resost Lubukpakam adalah sebesar 54,4%. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, maka dapat diketahui bahwa pengajaran PAK di masa pandemic Covid-19 berpengaruh sangat signifikan terhadap pertumbuhan pemuda.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga di Era Digital Fredik Melkias Boiliu
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 10 No 1 (2020): Juli-Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v10i1.17

Abstract

Artikel ini mengulas tentang pembelajaran pendidikan agama Kristen dalam keluarga di era digital untuk meningkatan spiritualitas dan moralitas anak. Orangtua merupakan sosok utama yang mewariskan nilai-nilai spiritualitas dan moralitas pada anak sejak dini melalui pengajaran pendidikan agama Kristen. Spiritualitas dan moralitas merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan anak. Di samping itu, era digital membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan anak. Dalam hal ini, dampak negatifnya sangat memengaruhi pertumbuhan spiritualitas dan moralitas anak. Oleh sebab itu, orangtua harus bertanggung untuk meningkat spiritualitas dan moralitas anak melalui pengajaran pendidikan agama Kristen dalam keluarga. Orangtua harus mengajarkan nilai-nilai spiritualitas dan moralitas pada anak berulang-ulang dimana saja dan kapanpun. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian literatur dan riset pustaka.
KAJIAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Fredik Melkias Boiliu; Desetina Harefa; Dewi Lidya S; Ardianto Lahagu; Solmeriana Sinaga
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 10 No 2 (2021): Volume 10 Nomor 2, Juni 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v10i2.1077

Abstract

This article aims to discuss drug abuse in the perspective of Christian religious education. Narcotics are basically good drugs when used according to the dosage or doctor's recommendations for health. However, if someone uses it without medical indication or without a doctor's instructions because of the disease or other things recommended by the doctor, it will cause addiction / addiction and dependence popularly known as narcotics. In this case, without the indication (use) recommended by a doctor or an improper dose it will be dangerous to human health and can even cause sudden death. Bible neither directly addresses the topic of drug abuse nor mentions literal prohibition on narcotics and their use. However, it does not mean drug abuse is allowed. In Christian faith, believers must abstain from drugs because drugs can damage both physically and spiritually. In Corinthians 7: 1, it explains "purify yourselves from all things that can defile body and spirit, so that your position may be perfect in the fear of God". This means that as a Christian, he must protect and purify his body so that he does not sin. Thus, drugs can damage the body, both soul and mind, so drug use is not allowed. In this article, the author uses literature review and literature research methods, utilizing written ideas as a source of emphasis on the interpretation and analysis of the meaning of the.
KAJIAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BERDASARKAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Merinda Maranatha Sitorus; Fredik Melkias Boiliu
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 7 No. 1 (2021): Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35569/biormatika.v7i1.825

Abstract

ABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan teknologi di era disrupsi 4.0 dan persiapan menuju 5.0 mengikuti iman Kristen. Teknologi sudah ada sejak manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan (Imago Dei) Kejadian 1: 27-28, dimana Dia memerintahkan mereka untuk mengembangkan teknologi dan campur tangan dalam menentukan dimensi ruang di kapal, bahkan bahannya. Dalam hal ini, keterlibatan Tuhan dalam menciptakan teknologi menunjukkan bahwa itu dimaksudkan untuk digunakan untuk keselamatan manusia dan memuliakan Tuhan. Sebagai manusia pertama, Adam diperintahkan untuk merawat hewan lain yang diciptakan Tuhan, dan ini telah menjadi proyek tidak langsung yang diberikan kepada manusia hingga saat ini. Tuhan melengkapi manusia dengan akal; Oleh karena itu, melalui pemikiran inilah mereka dengan cepat mengembangkan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban yang saat ini berada di era disrupsi 4.0 dan menuju generasi 5.0 dimana manusia menciptakan teknologi dengan cepat dan canggih. Pendidikan Kristen dianalisa terhadap perkembangan teknologi untuk memahami manusia bahwa semua teknologi yang canggih berasal dari Tuhan karena Dialah Arsitek. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka dan studi pustaka
Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Terhadap Pertumbuhan Iman Pemuda Gereja Huria Kristen Di Masa Pandemi Covid-19 Fredik Melkias Boiliu; Solmeriana Sinaga
Media Komunikasi FPIPS Vol. 20 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkfis.v20i2.33643

Abstract

Kahadiran Covid-19 membawa dampak besar pada segala aspek kehidupan manusia dan bahkan pada gereja. Gereja yang sebelum melakukan ibadah di gedung gereja dengan tatap muka, kehadiran Covid-19 membawa perubahan pada tata cara beribadah di gereja yakni ibadah di gedung berubah menjadi ibadah rumah, ibadah tatap muka berubah menjadi ibadah online. Penelitian ini dilakukam di Gereja HKI Resort Lubukpakam untuk mengetahui pengaruh pembelajaran pendidikan agama Kristen yang dilakukan oleh gereja selama masa pandemic Covid-19 terhdap pertumbuhan iman pemuda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa questionare mengenai pengaruh pembeajaran pendidikan agama Kristen di masa pandemic Covid 19 terhadap pertumbuhan iman pemuda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh, diperoleh hasil sebagai berikut. Pengajaran PAK di masa pandemic Covid 19 (X) berpengaruh terhadap pertumbuhan iman pemuda (Y) di HKI Resost Lubukpakam adalah sebesar 0,817. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh pengajaran PAK di masa pandemic Covid 19 (X) terhadap pertumbuhan iman pemuda (Y) di HKI Resost Lubukpakam adalah sebesar 54,4%. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, maka dapat diketahui bahwa pengajaran PAK di masa pandemic Covid-19 berpengaruh sangat signifikan terhadap pertumbuhan pemuda.
Menuju Evolusi Ibadah Kristen di Masa Pandemi Covid-19 Fransiskus Irwan Widjaja; Fredik Melkias Boiliu; Didimus SB Prasetya; Haposan Simanjuntak; Vicky BGD Paat
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.87

Abstract

The rapid spread of COVID-19 throughout the world is changing the way everyone lives in socializing; the environment most used for a living has rapidly shrunk into homes. Business, schools, and religious services all move quickly online. No one knows precisely how long these physical and social restrictions will last -or what are the short and long-term impacts on religious life? In standard times, the presence of religious adherents in houses of worship is used by sociologists as a condition of religiosity for every religious devotee. But how can religiosity be measured in a time when people are alone? And in a time when people are not allowed to meet in large groups or even leave their homes.  What will the Religiosity of Religion look like in the future? And how will the coronavirus affect the religious practices of the Nusantara religions? This paper aims to provide a way forward for studying post-pandemic evolutionary religions that are significant in Indonesia. This study uses an evaluation method in a qualitative approach. The exploration into the evolution of human religiosity is often distorted by assumptions made about religion's nature. This review explores developments in the evolution of religion and provides critical evaluations of different theoretical positions. In general, scholars believe that religion is adaptive. In this set of ideas, theologians' evolutionary insight is not a threat but rather an essential clarification of cross-cultural religion's evolution.Penyebaran COVID-19 yang cepat ke seluruh dunia mengubah cara hidup setiap orang dalam bersosialisasi; lingkungan yang paling banyak digunakan untuk hidup telah dengan cepat menyusut menjadi rumah. Bisnis, sekolah, dan layanan keagamaan semuanya bergerak cepat secara online. Tidak ada yang tahu persis berapa lama pembatasan fisik dan sosial ini akan bertahan atau apa dampak jangka pendek dan jangka panjangnya terhadap kehidupan beragama. Pada zaman standar, kehadiran pemeluk agama di rumah ibadah dimanfaatkan para sosiolog sebagai syarat religiusitas setiap pemeluk agama. Tapi bagaimana religiusitas bisa diukur di saat orang sendirian? Dan di saat orang tidak diperbolehkan bertemu dalam kelompok besar atau bahkan meninggalkan rumah. Seperti apa Religiusitas Agama di masa depan? Dan bagaimana virus corona akan mempengaruhi praktik keagamaan agama-agama Nusantara? Makalah ini bertujuan untuk memberikan jalan ke depan untuk mempelajari agama-agama evolusioner pasca-pandemi yang signifikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan studi literature. Penjelajahan ke dalam evolusi religiusitas manusia sering kali terdistorsi oleh asumsi-asumsi yang dibuat tentang hakikat agama. Ulasan ini mengeksplorasi perkembangan dalam evolusi agama dan memberikan evaluasi kritis tentang posisi teoritis yang berbeda. Secara umum, para sarjana percaya bahwa agama itu adaptif. Dalam kumpulan gagasan ini, wawasan evolusioner para teolog bukanlah ancaman, melainkan klarifikasi esensial dari evolusi agama lintas budaya.
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG ANTIPATIF DAN HOAKS DI ERA DIGITAL: TINJAUAN LITERATUR REVIEW Fredik Melkias Boiliu
Gema Wiralodra Vol. 11 No. 1 (2020): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gemawiralodra.v11i1.114

Abstract

Artikel yang berjudul pendidikan agama Kristen yang antipatif terhadap hoaks di era di era digital merupakan sebuah upaya memasukan pendidikan agama Kristen untuk mengantisipasi hoaks yang terus berkembang di era digital. Hoaks merupakan virus yang terus menyebar di dalam kehidupan manusia. Manusia adalah penyebab dari penyebar hoaks itu sendiri. Dalam hal ini, hoaks diciptakan oleh manusia, di sebarkan oleh manusia dan akan mematikan tubuh dan jiwa manusia. Hoaks sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa. Dalam hal ini, kerana hoaks manusia jatuh dalam dosa dan memutuskan hubungan antara Allah dan manusia sehingga manusia hilang kemuliaan Allah. Dengan demikian, hoaks sudah ada sejak manusia pertama dan hoaks terus berkembang hingga saat ini di era digital hoaks berkembang dengan cepat dan serba canggi nmelalui media sosial. Melihat hoaks yang terus berkembang dan menyebar dengan begitu cepat di era digital maka untuk mengantisipasinya melalui pendidikan agama Kristen di keluarga, gereja dan sekolah. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian literaur dan riset pustaka.
Model Pendidikan Agama Kristen Berwawasan Majemuk dalam Membina Sikap Toleransi Beragama di Indonesia Fredik Melkias Boiliu; Desetina Harefa; Haposan Simanjuntak; Septerianus Waruwu; Irfan F. Simanjuntak
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 4, No 1: Juli 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47167/kharis.v4i1.82

Abstract

This article discusses the model of Christian religious education with a compound insight in fostering religious tolerance in Indonesia. In the context of nationhood, society and religion in Indonesia according to the basis of Pancasila, there are six recognized religions, namely Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, Buddhism and Confucianism. Religious differences are supposed to acknowledge each other, respect each other, and cooperate in virtue. But in fact differences in religious beliefs become a driving factor to bring down, demean each other, or mix between religions with each other. Therefore, there needs to be a diverse religious insight in fostering religious tolerance in Indonesia. Therefore, the model of Christian religious education is inclusive, multicultural, dialogue and peaceful as the right approach to foster religious tolerance in daily life. This research uses a method of literature study that refers to concepts and theories according to literature available such as articles published in various scientific journals, books and other scientific papers.AbstrakArtikel ini membahas tentang model pendidikan agama Kristen berwawasan majemuk dalam membina sikap toleransi beragama di Indonesia. Dalam konteks berbangsa, bermasyarakat dan beragama di Indonesia sesuai dasar Pancasila, ada enam agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Perbedaan agama seharusnya untuk saling mengakui, saling menghormati, dan bekerja sama dalam kebajikan. Namun pada faktanya perbedaan keyakinan agama menjadi faktor pendorong untuk saling menjatuhkan, saling merendahkan, atau mencampuradukkan antar agama yang satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, perlu adanya wawasan agama yang mejemuk dalam membina sikap toleransi beragama di Indonesia. Untuk itu, model pendidikan agama Kristen yang inklusif, multikultural, dialog dan damai sebagai pendekatan yang tepat untuk membina sikap toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka yang merujuk pada konsep dan teori sesuai literature yang tersedia seperti artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah, buku-buku dan makalah ilmiah lainya.
PERAN PENDIDIKAN AGAMA AGAMA KRISTEN SEBAGAI UPAYA DALAM MENANGKAL RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/a

Abstract

This paper is an attempt to include the role of Christian religious education as a strategy in counteracting religious radicalism in Indonesia. The role of Christian religious education is very important in the lives of families, schools, churches and in the midst of plural society. The presence of Christian religious education in the midst of plural society becomes very important so that believers can live and apply their faith in daily life. The challenge of Christian religious education today is radicalism. Radicalism is an understanding that requires a change, turnover, and penetrating a community system to the root. Radicalism wants a total change in a condition or all aspects of community life. Radicals assume that the plans used are the most ideal plans. The meaning of radicalism in a religious perspective can be interpreted as a religious understanding that refers to a very basic religious foundation with a very high religious fanaticism, so it is not uncommon for adherents of these understandings / sects to use violence to actualize the religious understanding held and believed. In this case, there are several characteristics that can be identified from radical attitudes and understandings, namely, intolerance (not wanting to respect the opinions and beliefs of others), fanatics (always feeling right on their own; think others are wrong), exclusive (assuming their religion is the most correct) and revolutionary (tend to use violent means to achieve goals). Seeing the development of radicalism that is increasingly developing in Indonesia, especially radicalism in religion, we try to include Christian religious education as a strategy in counteracting religious radicalism through teaching Christian religious education in families, churches, schools and even in the midst of plural society