Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan

ANALISIS KETEPATAN KODE CEDERA DAN KODE EXTERNAL CAUSE PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO TAHUN 2020 Debbie Friscilla Carolina Manalu; Daniel Happy Putra; Puteri Fannya; Laela Indawati
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v5i1.2113

Abstract

Rekam medis merupakan bagian penting dari seluruh pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien, oleh sebab itu kualitas rekam medis harus baik dan bermutu. Mutu pelayanan rekam medis membutuhkan seorang perekam medis yang memenuhi standar kompetensi perekam medis, salah satu diantaranya adalah klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit. Pengodean diagnosis penyakit harus dilakukan secara tepat akurat dan lengkap. Kecelakaan lalu lintas merupakan kasus yang sering terjadi di Indonesia. Dalam pengodean kasus kecelakaan lalu lintas harus memuat kode cedera dan kode external cause cedera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ketepatan kode pasien cedera dan kode external cause pasien kecelakaan lalu lintas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Tahun 2020. Metode penelitian menggunakan metodologi penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Hasil analisis ketepatan kode cedera dan external cause dari 60 rekam medis didapatkan 66% persentase ketepatan kode cedera dan 13% persentase ketepatan kode external cause. Faktor-faktor yang menghambat ketepatan kode adalah dikarenakan beban kerja petugas koding yang tinggi, kurangnya petugas koding, ketidaktelitian petugas dalam pengodean, dokter tidak menuliskan secara lengkap informasi penyebab luar cedera, pengodean mengacu pada sistem BPJS yang tidak menggunakan digit ke-4 dan ke-5 dalam pengodean, ketidaklengkapan pengisian rekam medis, dan SPO yang digunakan masih SPO secara umum.
TINJAUAN KEBUTUHAN KODER BERDASARKAN BEBAN KERJA UNIT REKAM MEDIS DI RS IMANUEL BANDAR LAMPUNG Gabriella Eviana Bangun; Muniroh Muniroh; Daniel Happy Putra; Lily Widjaja
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): JMIAK
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v4i2.1854

Abstract

RS Imanuel merupakan salah satu rumah sakit tipe B di kota Bandar Lampung. Rata-rata kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap di RS Imanuel setiap harinya adalah 217 dan 28 pasien. Dalam penyelenggaraan kegiatan koding di RS Imanuel diketahui jumlah koder yang ada adalah 1 (satu) orang. Seiring bertambahnya jumlah pasien setiap tahunnya maka beban kerja pada setiap bagian juga akan terus meningkat yang menyebabkan perlunya penyesuaian antara jumlah tenaga dengan beban kerja yang ada khususnya pada bagian koding di RS Imanuel supaya pelayanan lainnya tidak terhambat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah kebutuhan tenaga bagian koding berdasarkan beban kerja di RS Imanuel. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode perhitungan Analisis Beban Kerja Kesehatan(ABK-Kes). Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara kepada Kepala Instalasi Rekam Medis dan tenaga rekam medis yang melakukan kegiatan koding. Dari hasil penelitian diketahui waktu kerja tersedia (WKT) koder adalah 1.400 jam/tahun atau 84.000 menit/tahun. Rata-rata lama waktu kegiatan koding rawat jalan dan rawat inap adalah 0,84 menit dan 4,69 menit. Standar beban kerja (SBK) koder untuk rawat jalan dan rawat inap adalah 100.000 dan 17.910 rekam medis/tahun. Jumlah kebutuhan koder sebesar 2 (dua) orang sedangkan jumlah yang ada saat ini adalah 1 (satu) orang, maka perlu ditambah 1 (satu) orang.
Gambaran Sistem Penyimpanan Rekam Medis Di Indonesia (Literature Review) Listania Aisyah Putri; Puteri Fannya; Laela Indawati; Daniel Happy Putra
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v5i1.2121

Abstract

Penyimpanan rekam medis merupakan tempat dimana terdapat berkas-berkas yang berisikan catatan yang didalamnya terdapat identitas pasien, pencatatan diagnosa, pengobatan pasien dan tindakan yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan yang bersifat rahasia. Agar formulir rekam medis tetap aman dan terhindar dari debu dan cairan, maka setiap lembar kertas harus dimasukkan ke dalam map atau folder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem penyimpanan rekam medis dan masalah pada sistem penyimpanan rekam medis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review dengan sumber jurnal Google Scholar dan Garuda Ristekbrin. Hasil penelitian berdasarkan tinjauan literature review terhadap 24 jurnal mengenai sistem penyimpanan rekam medis dapat disimpulkan bahwa terdapat Terdapat 10 jurnal menggunakan sistem sentralisasi, 13 jurnal menggunakan sistem desentralisasi dan 1 jurnal menggunakan wilayah. Terdapat 13 jurnal menggunakan sistem penjajaran Straight Numerical Filing, 9 jurnal menggunakan sistem penjajaran Terminal digit filing dan 1 jurnal Middle Digit Filing. Masalah dalam sistem penyimpanan yaitu petugas yang tidak memakai tracer saat pengambilan rekam medis, data rekam medis yang menjadi tidak berkesinambungan antara rekam medis rawat jalan dan rawat inap, filing yang dilakukan oleh semua petugas, penumpukkan rekam medis, tidak adanya alat pengangkut berkas (trolly), tangga dan tracer. Disarankan kepada kepala rekam medis untuk menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan di unit rekam medis.
Tinjauan Ketepatan Pengkodean Penyakit pada Rekam Medis Pasien Rawat Inap Peserta BPJS di Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Hassan Toto Bogor Tahun 2021 Lasmaria Simorangkir; Puteri Fannya; Laela Indawati; Daniel Happy Putra
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v5i1.2098

Abstract

ABSTRACTThe accuracy of disease coding is very important for hospitals because it facilitates the presentation of information data and as a determinant of treatment costs. Disease coding was performed by a coder with the ICD-10 and ICD-9-CM manuals. The purpose of this study was to determine the percentage accuracy of coding for inpatients BPJS participants at the Air Force Hospital dr. M. Hassan Toto Bogor Tahun 2021. This study used a descriptive method with a quantitative analysis approach, with 90 samples taken using a simple random sampling technique. From the 90 samples, it was found that the accuracy of coding for the disease of inpatients BPJS participants at the Air Force Hospital dr. M. Hassan Toto Bogor Tahun 2021 as many as 65 (72.2%) and 25 (27.8%) are incorrect. In identifying obstacles in the implementation of coding, the researchers used the 5M element. The inaccuracy of coding disease based on the Man element is due to the lack of officer resources and the coder officers who are less thorough. From the Material element, the doctor's writing was not legible and the medical record file was late in returning from the treatment room. And from the Method element because the SPO regarding the use of the 5th character does not yet exist and the coding officer tends to use rote.  Keyword                              : the accuracy of disease coding, BPJS, element 5MABSTRAKKetepatan pengkodean penyakit sangat penting bagi rumah sakit karena memudahkan dalam penyajian data informasi dan sebagai penentu biaya perawatan. Pengkodean penyakit dilakukan oleh koder dengan buku pedoman ICD-10 dan ICD-9-CM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase ketepatan pengkodean penyakit pasien rawat inap peserta BPJS di Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Hassan Toto Bogor Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisa kuantitatif, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 90 sampel. Dari 90 sampel tersebut didapatkan hasil bahwa ketepatan pengkodean penyakit pasien rawat inap peserta BPJS di Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Hassan Toto Bogor Tahun 2021 sebanyak 65 (72,2%) dan 25 (27,8%) tidak tepat. Dalam mengidentifikasi hambatan dalam pelaksanaan pengkodean, peneliti menggunakan unsur 5M. Ketidaktepatan pengkodean penyakit berdasarkan unsur Man karena kurangnya SDM PMIK dan petugas koder yang kurang teliti. Dari unsur Material karena tulisan dokter yang tidak terbaca dan terlambatnya pengembalian berkas rekam medis dari ruang perawatan. Dan dari unsur Method karena SPO tentang penggunaan karakter ke-5 belum ada dan petugas koding yang cenderung menggunakan hafalan.  Kata Kunci                         : Ketepatan pengkodean penyakit, BPJS, unsur 5M
GAMBARAN PENYEBAB TIDAK DITEMUKAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DIBAGIAN PENYIMPANAN RSUD BUDHI ASIH Mega Puspita Azidah; Muniroh Muniroh; Daniel Happy Putra; Lily Widjaja
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): JMIAK
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v4i2.1853

Abstract

Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis harus disimpan karena berguna untuk perawatan pasien selanjutnya dan berpengaruh dalam kelancaran dan kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kesehatan.  Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyebab tidak ditemukannya rekam medis untuk mengetahui penyebab tidak ditemukannya rekam medis rawat jalan di bagian penyimpanan RSUD Budhi Asih dengan 5 unsur manajemen yaitu man, money, method, material, machine. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kejadian misfiled yang terjadi sebanyak 0,34%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rekam medis salah tempat dan tidak ditemukan (misfiled). Dari hasil penelitian penyebab tidak ditemukannya rekam medis dari faktor manusia, terdapat petugas bukan dari D3 RMIK dan tidak mengikuti pelatihan. Faktor uang, anggaran pelatihan yang belum tentu waktunya. Faktor metode sudah memiliki SOP. Faktor bahan, penggunaan map yang tebal namun jika sedikit sobek hanya diperbaiki. kurangnya rak karena keterbatasan ruang, petugas ada yang tidak mengisi buku ekspedisi, Faktor mesin/alat tracer/outguides petugas terkadang lupa/salah penempatannya, masih terdapat map rekam medis lama tidak menggunakan kode warna.