Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Serambi Tarbawi

PERSPEKTIF JENDER DALAM AL-QUR’AN (Book review Dari Disertasi Nasaruddin Umar) Aulia Rahmi
Serambi Tarbawi Vol 6, No 1 (2018): Serambi Tarbawi
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.073 KB) | DOI: 10.32672/tarbawi.v6i1.1254

Abstract

Nasaruddin Umar menyebutkan laki-laki dan perempuan masih menyimpan beberapa masalah, baik dari segi substansi kejadian maupun peran yang diemban dalam masyarakat. Perbedaan anatomi biologis antara keduanya cukup jelas. Akan tetapi efek yang timbul akibat perbedaan itu menimbulkan perdebatan, karena ternyata perbedaan jenis kelamin secara biologis (seks) melahirkan seperangkat konsep budaya. Interpretasi budaya terhadap perbedaan jenis kelamin inilah yang disebut gender. Seberapa besar peranan perbedaan jenis kelamin (sex) menentukan perbedaan jender tidak cukup lagi diterangkan dalam kerangka teori nature dan nurture. Tetapi sudah menuntut teori-teori lebih canggih sesuai dengan perkembangan masalah tersebut di dalam masyarakat seperti teori psikoanalisa, teori fungsionalis structural, teori konflik, berbagai teori feminis dan teori sosio-biologis. Teori-teori ini sudah barang tentu mempunyai unsur-unsur kebenaran, namun diantara teori tersebut belum ada yang disepakati oleh semua pihak. Apalagi jika diperhatikan teori-teori tersebut tidak satupun di antaranya melibatkan nilai-nilai agama sebagai salah satu unsur pertimbangan, padahal nilai-nilai agama merupakan salah satu unsur penting di dalam kehidupan masyarakat. Jadi tulisan ini berupaya untuk mengungkap perspektif jender di dalam Al-Quran, dengan focus perhatian kepada ayat-ayat Al-Quran yang bernuansa jender.
PELAKSANAAN SIKAP KESETIAKAWANAN SOSIAL ANAK DI SMP NEGERI 1 UNGGUL SUKAMAKMUR Aulia Rahmi; Fitriah Fitriah
Serambi Tarbawi Vol 5, No 1 (2017): Serambi Tarbawi
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.886 KB) | DOI: 10.32672/tarbawi.v5i1.1270

Abstract

Kesetiakawanan dalam islam merupakan salah satu pengikat sosial untuk memperkuat kebersamaan. Semakin banyak persamaan maka semakin kokoh pula persaudaraan. Persamaan rasa dan cita merupakan faktor utama yang mendahului lahirnya persaudaraan hakiki, dan pada akhirnya menjadikan  seseorang merasakan derita saudaranya. Sikap kesetiakawanan sosial secara sederhana dapat terlihat dari ada atau tidak adanya sikap saling memahami untuk menumbuhkan interaksi dan komunikasi. Namun sikap ini secara perlahan-lahan sudah mulai luntur khususnya di kalangan para siswa, mereka telah disibukkan dengan kepentingan pribadi seperti lalai dengan HP yang menyediakan fasilitas internet sehingga waktu berinteraksi dan komunikasi antara sesama temannya hampir tidak ada. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Unggul sukamakmur. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah rancangan penelitian deskriptif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan sikap kesetiakawanan sosial anak di SMP Negeri 1 unggul Sukamakmur masih dikategorikan lemah atau belum kuat, dan kurangnya pemahaman siswa tentang pentingnya sikap kesetiakawanan dalam kehidupan dan lingkungan masyarakat yang kurang bagus merupakan faktor utama lemahnya sikap kesetiakawanan sosial anak di SMP Negeri 1 unggul Sukamakmur.
PUASA DAN HIKMAHNYA TERHADAP KESEHATAN FISIK DAN MENTAL SPIRITUAL Aulia Rahmi
Serambi Tarbawi Vol 3, No 1 (2015): Serambi Tarbawi
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.374 KB) | DOI: 10.32672/tarbawi.v3i1.1242

Abstract

Puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa, dengan niat tertentu, mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.  Puasa yang dikerjakan dengan ikhlas, bukan saja akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda, tapi juga akan menghapuskan berbagai dosa, baik yang terlanjur kita kerjakan di masa lalu maupun yang akan datang. Dari berbagai penelitian, berpuasa terbukti memberi kesempatan beristirahat bagi organ pencernaan, termasuk system enzim maupun hormon. Dalam keadaan tidak berpuasa, system pencernaan dalam perut terus aktif mencerna makanan, hingga tak sempat beristirahat sehingga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit kulit, mencegah penuaan, dan penyakit jantung. Puasa juga bisa mengangkat seseorang yang telah berkubang dalam maksiat menuju fitrahnya sebagai manusia itu sendiri.