Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Yoga Meningkatkan Kualitas Hidup Pada Pasien Kanker: Literature Review Setiawan, Henri; Nantia Khaerunnisa, Reffi; Ariyanto, Heri; Fitriani, Ade; Anisa Firdaus, Fidya; Nugraha, Davit
Journal of Holistic Nursing Science Vol 8 No 1 (2021): (JANUARY)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/nursing.v8i1.3848

Abstract

Cancer is a chronic disease that reduces the quality of life of the sufferer. High stressors and low coping due to disease prognosis, therapy management, and minimal social support, have an impact on poor psychological conditions. Therefore, we need complementary therapies such as yoga that is easy, cheap, and can be done independently. Yoga practice increases oxygen supply and relaxes muscles and joints which can increase hormonal work which is beneficial for the body physically and psychologically for cancer patients. Objective: This study aims to explain the effectiveness of yoga on increasing QoL (Quality of Life) in cancer patients. Research data were identified from 5 journal databases including PubMed, JSTOR (Journal Storage), Wiley Online Library, Sage Journal, and Taylor & Francis Online using the PIOS (Participant, Intervention, Outcomes and Study Design) method and MeSH term on advanced search engines. Articles that become research data are articles published in 2006-2020 in the English version, open access, and in full text in the original research article form. A total of 3050 articles were found, a screening process was carried out using the Prisma Protocol to eliminate articles that did not meet the criteria. This literature review study found 16 articles that prove that the use of yoga interventions can improve the quality of life of cancer patients. Cancer patients are advised to do self-care in the form of Yoga to improve their quality of life. Advanced research will need to compare the feasibility between yoga and different intervention.
ACTIVITY TEST OF ALOE VERA PEEL EXTRACT (ALOE VERA) GEL WITH RABBIT’S (Orycctolagus Cuniculus) COMBUSTIO (MINOR BURNS) Yusuf, Anna Lesmanasari; Nugraha, Davit; Wahlanto, Panji; Indriastuti, Marlina; Lestari, Nina Indri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Aloe vera skin plants contain lots of flavonoids, tannins, saponins, polyphenols and steroids. Aloe vera is known to be efficacious as boils, bruised skin, chapped, blisters, hair loss, hemorrhoids, sore throat and can treat conbustio. Sticky material found in the of aloe vera peel can prevent infection in burns. Sticky material found in the skin of aloe vera can prevent infection in combustio. In the past, the use of aloe vera peel as a medicine for combustio is by applying a slimy leaf to the wound until the mucus covers the entire wound.  Aloe vera peel  to heal combustio can be facilitated by making dosage forms such as gel. Gel is usually used as a drug for the topical . Objectives  This study aims to determine the effect of aloe vera peel extract gel on healing combustio (minor burn) in rabbits. Methods  This research is an experimental laboratory study, tested on rabbit combustio(minor burn). Results:   Healing combustio formulation of aloe vera peel extract 5% as much as 90%, the formulation of aloe vera extract 10% as much as 93.3% and the formulation of aloe vera peel extract 15% as much as 86.7%. Conclusions and suggestions: :  Aloe vera peel extract gel formulation with 5%, 10% and 15% concentration can accelerate the drying of combustio (minor burns). It is recommended to test with other dosage forms such as ointments, lotion or creams.
PENGARUH EDUKASI MENGGUNAKAN BOOKLET TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI SALAH SATU KLINIK DAERAH SIDAREJA Indriastuti, Marlina; R, Susan Sintia; Shodiq, Muhammad Jafar; Yusuf, Anna L; Nugraha, Davit; Wahlanto, Panji
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Penyakit hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan serius. Pada tahun 2011 Badan Kesehatan Dunia menyebutkan 50%-70% pasien tidak patuh terhadap obat antihipertensi. Rendahnya kepatuhan minum obat akan menyebabkan tekanan darah tidak terkontrol yang dapat meningkatkan risiko komplikasi. Tahun 2015 WHO menyebutkan bahwa penduduk Indonesia dengan usia 18 tahun ke atas akan mengalami hipertensi sebesar 23,8%. Tujuan: Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi melalui booklet terhadap kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan one group pre/post test. Penelitian dilakukan terhadap satu kelompok responden, kemudian diberikan intervensi edukasi media booklet dan diukur kembali. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara berdasarkan kuesioner yang telah valid dan reliabel. Hasil: Hasil uji statistik Wilcoxon menunjukkan  perubahan signifikan terhadap tingkat kepatuhan pasien hipertensi sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan booklet (p<0,05).  Simpulan dan Saran : Pemberian booklet pada pasien hipertensi sebagai edukasi dapat meningkatan kepatuhan minum obat di salah satu klinik di Sidareja. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada kepatuhan pasien Hipertensi dengan cara edukasi yang berbeda dan cakupan area yang lebih luas.
INHIBITION TEST OF CUCUMBER’S WATER (Cucumis Sativus L) ON THE GROWTH STHAPYLOCOCCUS AUREUS BACTERIA WITH DISK CAKRAM METHOD panji wahlanto; marlina indriastuti; desi karningsih; anna lesmana yusuf; davit nugraha
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Backgrund : Staphylococous aureus infection can cause serious and life-threatening illness if it enters the bloodstream, for example meningitis, endocarditis, and species. Staphylococcus aureus is a very serious problem because of the increased resistance of these bacteria to various types of antibiotics, due to their  inappropriate use. So we need a natural alternative therapy as an antibiotic using cucumber juice. Objectives : The study aims to determine the inhibition of cucumber juice at various concentrations on the growth of Sthapylococcus Aureus. Methods  : Test method for antibacterial inhibition using concentrations of 40%, 60%,80% and using positive control and negative control. Results :   in general cucumber juice have moderate inhibitory ability on the growth of Staphylococcus aureus bacteria, and the most effective concentration is 80%. Conclusions and suggestions : Systemic infection of Staphylococcus aureus cannot be described with the profile of this study, need another research profile that can explain it.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR PERASAN BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus: ANTIBACTERIAL ACTIVITIES OF PEPAYA JUICE (Carica papaya L.) ON THE GROWTH OF Staphylococcus aureus BACTERIA Davit Nugraha; Anna L. Yusuf; Veri Nugraha; Panji Wahlanto; Marlina Indriastuti
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 4 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i4.470

Abstract

Bakteri Staphylococus aureus merupakan bakteri patogen dan dapat menyebabkan infeksi mulai dari infeksi kulit ringan sampai dengan infeksi sistemik. Sebagian besar pada awal mulanya Staphylococus aureus peka terhadap penisilin, namun setelah meluasnya penggunaan penisilin ditemukan 65% sampai 85% Staphylococus aureus menghasilkan beta laktamase sehingga menjadi resisten terhadap penisilin G.  Hal tersebut diatas mendorong pengobatan alternatif yang aman dan tidak menimbulkan resistensi untuk menanggulangi infeksi bakteri Staphylococus aureus.  Perasan buah pepaya sering terdengar penggunaan dimasyarakat untuk pengobatan jerawat secara turun temurun, ini dimungkinkan perasan buah pepaya mempunyai efek anti bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya hambat air perasan buah papaya (Carica Papaya L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode pengujian daya hambat pada air perasan buah papaya menggunakan metode difusi agar dengan konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80%. Air perasan buah pepaya pada penelitian ini mempunyai kemampuan daya hambat yang sedang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, serta konsentrasi yang paling efektif sebesar 60%.
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia L.) Dengan Variasi Konsentrasi Carbopol 940 Anna L Yusuf; Davit Nugraha; Panji Wahlanto; Marlina Indriastuti; Rian Ismail; Farah A Himah
Pharmacogenius Journal Vol 1 No 1 (2022): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.913 KB) | DOI: 10.56359/pharmgen.v1i01.149

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Jerawat merupakan penyakit kulit berupa peradangan pada lapisan polisebaseus yang dipicu oleh bakteri Propionibacterium acnes. Salah satu tanaman yang secara empiris dan berdasarkan data ilmiah memiliki khasiat antijerawat adalah buah pare (Momordica Charantia L.). Dalam ekstrak buah pare terkandung flavonoid yang diduga dapat berperan sebagai senyawa aktif sediaan antijerawat. Penelitian ini. Tujuan: untuk memformulasikan sediaan gel ekstrak buah pare dengan perbandingan basis carbopol 940 1,4%, 1,7%, 2% dan melakukan uji evaluasi sediaan gel memenuhi standar. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Evaluasi sediaan gel meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas, uji sineresis dan uji cycling test. Data yang diperoleh diolah dalam analisis statistika ANOVA one way dan Krusskal wallis untuk mengetahui adanya pengaruh variasi carbopol 940 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak buah pare dapat diformulasikan dalam sediaan gel dan memenuhi uji evaluasi sediaan. Ketiga Formulasi memenuhi syarat uji homogenitas hasil yang didapat homogen. Uji Ornanoleptik pada ketiga formulasi didapat hasil bau khas buah pare, warna coklat kekuningan, tekstur kekentalan sedang. Uji pH pada formulasi 1 dan 2 hasil dengan rata-rata pH 6,1 formulasi 3 dan kontrol (+) pH 6. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian bahwa penggunaan carbopol 940 sebagai basis berpengaruh terhadap kestabilan fisik dari viskositas, pH, daya lekat dan daya sebar sediaan gel.
Uji Iritasi Dermal Sediaan Salep Kulit Dari Getah Buah Pepaya California (Carica papaya L.) Pada Hewan Uji Kelinci Nova Zahra; Davit Nugraha; Panji Wahlanto
Pharmacogenius Journal Vol 2 No 2 (2023): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v2i2.274

Abstract

Pendahuluan: Getah pepaya memiliki fungsi sebagai pemecah protein yang disebut enzim Papain yang dihasilkan dari pepaya muda yang digores permukaan kulitnya. Jika papain bereaksi dengan suatu bakteria maka papain akan mengurai protein pada bakteri tersebut sehingga menyebabkan kematian pada bakteri tersebut. Tetapi getah pada papaya dapat menyebabkan rasa gatal bila bersentuhan dengan kulit. Reaksi gatal yang disebabkan getah tanaman papaya kemungkinan besar disebabkan oleh keberadaan protease. Salep merupakan bentuk sediaan yang memiliki konsistensi yang sesuai untuk pengobatan penyakit kulit. Tujuan: Untuk pengobatan topikal yang berkhasiat terhadap penghambatan mikroba di kulit, maka sebagai salah satu alternatif dapat dibuat dalam sediaan bentuk salep. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan mengambil getah pepaya kemudian dilakukan isolasi pada getah papaya dengan menggunakan larutan natrium bisulfit 0,7%. Dibuat sediaan salep dengan konsentrasi getah sebesar 2%, 5% dan 10% dan dilakukan evaluasi fisik pada sediaan salep meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat dan dilakukan evaluasi uji iritasi dermal. Hasil: Hasil evaluasi menunjukan semua uji yang dilakukan telah memenuhi standar. Analisis data uji pH dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas dengan hasil P≥0,05 yang artinya semua data terdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA P≤0,05 artinya terdapat perbedaan rata-rata pada setiap formulasi. Analisis data daya sebar dan daya lekat dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas dengan hasil P≥0,05 yang artinya semua data terdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA P≥0,05 artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata pada setiap formulasi. Untuk uji iritasi yang dilakukan, dapatkan skor nilai sebesar 0 yang berarti sediaan tidak mengiritasi Kesimpulan: kesimpulan penelitian ini bahwa semua sediaan salep kulit yang telah dibuat sudah sesuai denga standar uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat. Skor iritasi yang diperoleh menunjukan skor 0 yang berarti sediaan tidak mengiritasi.
Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Daun Katuk (Sauropus Androgynus L) Dengan Variasi Konsentrasi Carbopol 940 Chela Tiara Dewi; Panji Wahlanto; Davit Nugraha
Pharmacogenius Journal Vol 2 No 2 (2023): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v2i2.275

Abstract

Pendahuluan: Masker gel peel-off merupakan salah satu jenis masker wajah yang mempunyai keunggulan dalam penggunaanya yaitu dapat dengan mudah dilepas atau diangkat seperti membran elastis. Basis yang digunakan untuk pembuatan gel yaitu Carbopol 940. Salah satu tanaman yang secara empiris dan berdasarkan ilmiah memiliki khasiat antioksidan adalah daun katuk (Sauropus androginus L.). Penelitian ini. Tujuan: Untuk memformulasikan sediaan masker gel peel-off dengan ekstrak daun katuk dengan perbandingan basis carbopol 940 1%, 1,5%, 2% dan melakukan uji evaluasi sediaan masker gel peel-off memenuhi standar. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Evaluasi sediaan masker gel peel-off meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, waktu kering. Hasil: Hasil penelitian menujukan bahwa ekstrak daun katuk dapat diformulasikan dalam sediaan masker gel peel-off dan dapat memenuhi uji evaluasi sediaan. Ketiga formulasi yang telah dibuat memenuhi syarat uji homogenitas hasi yang didapat homogen. Uji organoleptik pada ketiga formulasi tersebut didapat bau khas daun katuk, warna hijau tua pekat, teksturnya gel semi padat. Uji pH pada formulasi 1-3 mendapatkan hasil rata-rata pH 5,2. Uji daya sebar pada formulasi 1-3 mendapatkan hasil rata-rata 5,2. Hasil uji viskositas pada ketiga formulasi mendapatkan hasil 11,812 mPas. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian bahwa pengunaan carbopol 940 sebagai basis tidak mempengaruhi pada uji evaluasi sediaan masker.
Formulasi dan Evaluasi Sabun Cair Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L ) dan Uji Iritasi Dengan Basis Minyak Zaitun (Olive Oil ) Dini Umayati; Davit Nugraha; Siti Rahmah Kurnia Ramdan
Pharmacogenius Journal Vol 2 No 2 (2023): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v2i2.279

Abstract

Pendahuluan: Secara empirik bagian tanaman jambu biji yang dapat berkhasiat sebagai obat tradisional adalah daun dan buahnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi dari sediaan sabun mandi cair dari ekstrak daun jambu biji ( psidiium guajava L ) Untuk mengetahui formulasi dengan ekstrak daun jambu biji mana yang memenuhi standar. Metode: Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun dikonsentrasi tiga formulasi, formulasi 1 (1%), formulasi 2 (1,4%),dan formulasi 3(1,8%). ekstrak daun jambu (Psiidium guajava L), mendapatkan formulasi dari tiap masing-masing konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psiidium guazava L), di lakukan pengevaluasian yang terdiri dari uji organoleptik yang meliputi melihat bentuk dari sediaan sabun mandi cair tersebut, (warna, kejernihan, bau), kemudian di lakukan uji ph, dengan menggunakan PH meter dan di lihat uji tinggi busa, dan uji viskositas, yang menguji kekentalan sabun. Hasil:  Dalam formulasi, bahan tambahan yang digunakan yaitu Minyak zaitun, KOH, NaCMC, Asam Stearat, BHT, konsentrasi bahan-bahan tersebut sama untuk F1,F2 dan F3. Minyak zaitun dengan konsentrasi 15% membantu sabun menjadi kualitas tinggi memiliki warna kekuningan sabun. KOH dengan konsentrasi 16% berfungsi sebagai membantu proses saponifikasi dan mempengaruhi karakteristik mutu sabun diantaranya kadar asam lemak bebas dan alkali bebas. NaCMC dengan konsetrasi 1% berfungsi sebagai pengisi dan pengental. Asam Stearat dengan konsentrasi 0,5 % berfungsi sebagai menetralkan basis sabun. BHT dengan konsentrasi 1% berfungsi sebagai pencegah bau tengik Kesimpulan:  Dari ke empat Formula sediaan sabun mandi cair ekstrak daun jambu biji untuk F0 tidak memenuhi syarat uji iritasi basis sabun dan F1 (ekstrak 1 gram) memenuhi syarat uji Organoleptis, uji pH, uji stabilitas busa, Uji iritasi memenuhi karakteristik sabun cair . Untuk FII (ekstrak 1, 4 gram) tinggi busanya tidak stabil dan belum memenuhi syarat stabilitas busa dan untuk FIII (ekstrak 1,8 gram) memiliki pH sabun dengan rentang yang tinggi dan belum memenuhi standar SNI pH yaitu 9-11.
Gambaran Hubungan Tingkat Pengetahuan Dismenorea Terhadap Perilaku Swamedikasi Primer Siswi Kelas Viii Smpn 1 Padaherang T.A 2022/2023 Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Widhy Rahmadilla Garnadi; Davit Nugraha; Nurhidayati Harun; Rian Ismail
Pharmacogenius Journal Vol 2 No 3 (2023): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v2i3.298

Abstract

Pendahuluan: Di Indonesia tidak ada angka pasti mengenai jumlah penderita dismenorea, dikarenakan lebih banyak perempuan yang mengalami dismenorea tidak melaporkan atau berkunjung kedokter dan lebih memilih melakukan tindakan swamedikasi. Rasa malu ke dokter dan kecendrungan untuk meremehkan penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90% perempuan Indonesia pernah mengalami dismenorea. Tujuan: Mengetahui gambaran swamedikasi dismenorea pada remaja SMPN 1. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Pre Experimental dengan desain one grup pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi berupa wawancara pada suatu kelompok. pengukuran dilakukan dengan kuesioner yang sudah tervalidasi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan sebelum penelitian kepada 238 responden yang dilakukan peneliti kepada 48 responden. Hasil: Uji validitas ini dilakukan oleh 48 responden kepada santri Pondok Pesantren Asy-Syifa Padaherang, karena responden memiliki kriteria yang hampir sama dengan siswi SMPN1 Padakherang. Syarat untuk dinyatakan valid apabila nilai r hitung hasilnya lebih besar dari r tabel. Jika nilai validitas setiap jawaban yang didapatkan ketika memberikan daftar pertanyaan nilainya lebih besar dari 0,3 maka item pertanyaan tersebut dikatakan valid. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan dan swamedikasi pada siswi SMPN 1 Padaherang, dengan mengambil 48 responden maka peniliti dapat menarik kesimpulan sebagai Tingkat pengetahuan swamedikasi pada siswi SMPN 1 Padaherang adalah cukup baik dengan persentase 64%. Tingkat pengetahuan dismenorea pada siswi SMPN 1 Padaherang adalah baik dengan persentase 70%. Adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi dismenorea (p=0,06) pada siswi SMPN 1 Padaherang Swamedikasi dismenorea pada siswi SMPN 1 Padaherang masing-masing mayoritas memilih Feminax sebagai pilihan obat, apotek sebagai sumber medapatkan obat, informasi teman /keluarga sebagai pertimbangan memilih obat, anggapan penyakit ringan sebagai alasan melakukan swamedikasi, memiliki sekala nyeri katagori ringan dan memperoleh hasil dari swamedikasi yaitu rasa sakit berkurang.