Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Evaluasi Badan Penguatan Perdamaian Aceh (BP2A) Dalam Penyelesaian Reintegrasi Aceh 2015 Indra Perdana; Husaini Ibrahim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.795 KB)

Abstract

ABSTRAKPerjalanan reintegrasi Aceh dimulai sejak tahun 2006-2012 melalui sebuah badan sementara (ad hoc) yang dikenal dengan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) yang melakukan penanganan. Selama BRA dibentuk banyak yang sudah dilakukan , tetapi disisi lain keberadaan badan ini dianggap belum menyelesaikan peran nya secara keseluruhan terhadap tiga komponen yang menerima proses reintegrasi (eks Kombatan GAM, Korban Konflik, dan Tahanan Politik/Narapidana Politik). Tuntutan keberlangsungan proses reintegrasi dengan kembali membentuk suatu badan baru pun di wujudkan dengan membentuk Badan Penguatan Perdamaian Aceh (BP2A). Kehadiran BP2A pada akhirnya mendapat tanggapan yang cukup beragam dari berbagai masyarakat, harapan dengan kembali dibentuk nya badan ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi Badan reintegrasi Aceh dibentuk kembali dan sejauh mana pengaruh badan reintegrasi Aceh dalam upaya penyelesaian reintegrasi Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Studi lapangan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan wawancara. Sedangkan penelitian kepustakaan untuk memperoleh data skunder berdasarkan buku-buku dan bacaan terkait. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa evaluasi dari Badan reintegrasi Aceh yang dibentuk belum menyelesaikan peranan nya secara maksimal terhadap tiga komponen. Keberadaan badan ini juga telah menjadi pemicu konflik horizontal di Aceh karena pengelolaan nya yang tidak transparan, akuntabilitas dan profesional. Seharusnya badan ini bisa memberi harapan besar dalam penanganan permasalahan reintegrasi Aceh yang belum selesai dan menutup keterbatasan badan reintegrasi yang sudah lebih awal dibentuk, dengan fokus pada pemberdayaan korban agar bisa mandiri dengan kemampuan individu dan mandiri secara finansial.  Kata Kunci :  Reintegrasi, Perdamaian, Badan Reintegrasi Aceh, BadanPenguatan Perdamaian Aceh  ABSTRACT Aceh reintegration journey began in 2006-2012 throught a temporary agency (ad hoc), know as the Aceh Reintgration Agency (BRA) which make the hadling. During the BRA was established much has been done, but on the other hand the existence of the agency is deemed not yet completed its overall role of the three components that receive reintegration process ( ex-GAM combatants, Innocent Victims in Conflict, and Political Prisoners). Demands sustainability of the reintegration process to re-establish a new institution was embodied by establishing the Agency Strenghening Peace in Aceh (BP2A). Attedance BP2A finally got a response which is quite different from the various communities, the expectation with his re-formed institution can be perceived by society. The purpose of this study was to whether the underlying Aceh reintegration agency was re-established and the extent of influence Aceh reintegration agency in solving the Aceh reintegration. The method used in this research is descriptive qualitative method. Sample collection techniques were used that field research and library research. Field studies to obtain primary sample thought interview. While the library research obtain secondary sample based on the books and related reading. The result of this study explained that the evaluation of the Aceh reintegration agency that set up yet completed its role to the maximum of three components. The existence of this institution also has a trigger horizontal conflicts in Aceh because its management is not transparent, accountability, and professional. Supposedly this body could give great hope in the hadling problems of Aceh reintegration unfinished and perfected limitations reintegration agency had earlier established, with a focus on empowering the victim to be self-sufficient with the ability of individuals and financially independent.
Peran Mukim Dalam Memperkuat Kearifan Lokal Di Aceh Muzakir Muzakir; Husaini Ibrahim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.171 KB)

Abstract

ABSTRAKPeran Mukim dalam memperkuat kearifan lokal di Aceh suatu keniscayaan, mengingat Mukim merupakan sebuah institusi pemerintah adat yang secara historis memiliki nilai emosional tersendiri bagi masyarakat dan secara formal institusi Mukim telah memiliki wewenang dalam sistem permerintahan Aceh yang diakui undang-udang Negara Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dalam konteks memperkuat kearifan lokal di Aceh dan untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi Mukim dalam memperkuat kearifan lokal di Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh melalui sumber data primer dan data skunder, data primer  melalui penelitian lapangan yaitu dengan wawancara informan. Sedangkan data skunder melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan dokumen-dokumen, buku-buku dan bacaan-bacaan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Mukim dalam memperkuat kaarifan lokal di Aceh sangat besar karena keariafan lokal merupakan aturan adat yang sudah menjadi sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang sarat dengan nilai moral, guna menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam sehingga keberlangsungan sumberdaya alam Mukim dapat terjaga dan terpelihara secara komprehensif. Mukim Siem dalam memperkuat kearifan lokal yang ada melalui, pertama, penguatan kelembagaan adat Mukim. kedua, pengaturan adat (aturan-aturan adat), dan ketiga, penguatan peradilan adat (tingkat Mukim dan gampong). Hambatan yang dihadapi Mukim Siem dalam rangka menjaga dan memperkuat kearifan  lokal yang ada disebabkan dua faktor  internal dan eksternal. Secara internal antara lain: struktur manajemen Mukim yang belum efektif sebagai mana mestinya, sistem administrasi yang amburadul. Secara eksternal antara lain: Anggaran Pendapatan dan Belanja Mukim (APBM) yang belum Memadai, sarana dan prasarana yang belum memadai, kontribusi masyarakat masih lemah, dan kontribusi pemerintah belum sepenuhnya memberi peran penuh terhadap pemerintahan mukim. Kepada Pemerintah Aceh umum dan pemerintah Aceh Besar khususnya diharapkan dapat menjadikan institusi Mukim memiliki wewenang penuh, memiliki struktur pemerintahan yang jelas dan terarah dalam sistem pemerintahan saat ini, sehingga diharapkan institusi Mukim benar-benar memiliki kedaulatan politik penuh dalam menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan UUPA dan Qanun No. 4 Tahun 2003, salah satunya dalam menjaga kearifan lokal di Aceh.Kata Kunci : Mukim, Kearifan Lokal di Aceh. THE ROLE OF MUKIM IN STRENGTHENING LOCAL WISDOM IN ACEHABSTRACT Mukim (village cluster) role in strengthhening local wisdom in Aceh is a necessity. Mukim is an indigenous government institutions which historically has its own emotional value for the community and formally it has the authority in Aceh administration system recognized by the laws of the Republic of Indonesia. This study aimed to determine the role in the context of strengthening local wisdom in Aceh and to know what obstacles faced by the Mukim in strengthening local wisdom in Aceh. This study used a qualitative method with a descriptive approach. Data in this study were in the form of primary andsecondary data. Primary data were obtained through field research by interviewing the informant. Meanwhile, secondary data were obtained through the library research by reading documents, books and readings related to the study.The results showed that the role of Mukimin strengthening local wisdom in Aceh was very large because local knowledge is a customary rule which has become a social order that is laden with moral values in order to maintain harmony between man and nature so that the sustainability of Mukim natural resources can be maintained and preserved comprehensively. Mukim of Siem strengthened the local wisdom, firstly, by strengthening the Mukim indigenous institution, secondly, through custom settings (custom rules), and thirdly, by strengthening the customary justice (Mukim and village level). Obstacles faced by the Mukim of Siem in preserving and strengthening local wisdom were caused by to two factors that is internal and external factors. Internal factors were ineffective Mukim management structure and the messy administrative system. Whereas, external factors were inadequate Mukim Budget (APBM), inadequate facilities and infrastructure, weak community contribution, and the not optimal government's contribution. It is expected that the Government of Aceh in general and the government of Aceh Besar in particular give the Mukim institution full authority, a clear governance structure and a directed government system, so that the Mukim institutions will have a full political sovereignty in the rights and obligations by the Law and QanunNo 4of 2003, one of which, maintaining local wisdom in Aceh.Keywords: Mukim, Local Wisdom in Aceh
Kekalahan Calon Legislatif Perempuan Dari Partai Aceh Pada Pemilu Legislatif Di Kota Banda Aceh Tahun 2014 Muh Ikramullah; Husaini Ibrahim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 2, No 4 (2017): November 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.2 KB)

Abstract

ABSTRAK Pada saat pemilu legislatif tahun 2014 di kota Banda Aceh, Partai Aceh telah memberikan ruang dan keleluasaan bagi perempuan untuk berpartisipasi dan mencalonkan diri dalam pemilu legislatif kota Banda Aceh periode 2014-2019, calon legislatif perempuan mewakili Partai Aceh sebanyak 12 orang, ini dibuktikan dari DCT (Daftar Calon Tetap) yang telah diumumkan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) kota Banda Aceh, berdasarkan hasil pemilu legislatif di kota Banda Aceh tahun 2014, dari 12 nama calon legislatif perempuan dari Partai Aceh, tidak satupun berhasil terpilih atau menang pada pemilu legislatif tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat calon legislatif perempuan Partai Aceh kalah pada pemilu legislatif di Kota Banda Aceh tahun 2014 dan untuk mengetahui bagaimanakah bentuk kampanye politik yang dilakukan oleh calon legislatif perempuan dari Partai Aceh pada pemilu legislatif tahun 2014 di kota Banda Aceh.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian ini adalah faktor-faktor kekalahan calon legislatif perempuan dari Partai Aceh pada pemilu legislatif di Kota Banda Aceh tahun 2014 adalah tingginya kepercayaan masyarakat terhadap calon legislatif laki-laki, kurang dikenalnya calon legislatif perempuan tersebut di masyarakat dan kurangnya perhatian partai terhadap calon legislatif perempuan, Faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat kota Banda Aceh terhadap calon legislatif perempuan dari Partai Aceh adalah faktor figur dan partai dan budaya politik di masyarakat kota Banda Aceh. Dalam hal ini penulis menyarankan agar Partai Aceh lebih mempromosikan perempuan dari Partai Aceh agar masyarakat khususnya simpatisan kaum perempuan untuk mau memberikan hak suaranya, sehingga perempuan Partai Aceh dapat juga terpilih pada pemilu legislatif mendatang.Kata Kunci : Kekalahan, Pemilu Legislatif, Perempuan, Partai Aceh  Female Legislative Candidates Miss Out Of Seats In The 2014 Banda Aceh Legislative Elections ABSTRACT             Partai Aceh, a local political party, currently provided a chance and freedom for women to participate as a candidate for legislative election held in Banda Aceh for the period of 2014 – 2019. There were 12 female candidates registered as published by Independent Election Commission, best-known as KIP, in its permanent list of legislative candidates. However, the candidacy of these 12 female candidates fell short to win their seats of 2014 Banda Aceh legislative election.                     The objective of this study was to find out factors that cause female legislative candidates of Partai Aceh fail to win the 2014 Banda Aceh legislative election and to know the strategies of Partai Aceh for their female candidates to win battle in the election.The method used in this study was descriptive qualitative. The data collection techniques used were observation, interview, and documentation.The results showed that there were several factors that failed them to reach the goal of winning seats in the 2014 Banda Aceh legislative election. First, most of people put too much doubt in women capacity as legislators. Second, the candidates are lack of popularity. Third, Partai Aceh did not seriously taken care their female candidates’ candidacy. Factors influencing the behavior of Banda Aceh city voters against women legislative candidates from Aceh Party are the factors of figures and parties and political culture in Banda Aceh city community.            It is suggested that Partai Aceh be more serious to boost up women’s presence in legislative election by promoting them to the voter especially for those who are pro the party in order to get their votes.Keywords: Fall, Legislative Election, Wowen, Partai Aceh.
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Mukim Lhamleu Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar Ihya Algazali; Husaini Ibrahim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.795 KB)

Abstract

                                              AbstrakBerdasarkan indetifikasi masalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe prilaku masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur mukim lhamleu yang ada di tiap-tiap gampong serta mengkaji penyebab partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur. Dan ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat di pengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan terhadap tiap-tiap gampong Mukim Lhamleu. Seperti yang dijelaskan pada bagian latar belakang masalah, bahwa partsipasi masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan menyangkut tentang pertumbuhan tempat dimana masyarakat tersebut terintegrasi satu sama lain. Dalam tujuan untuk meningkatkan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi suatu kebutuhan masyarakat melalui proses pembangunan tersebut.Dalam skema analisis kerangka konseptual dari analisis berkaitan dengan beberapa teori (1)partisipasi dalam buku Miriam Budiarjo tentang dasar-dasar politik dari pemikiran menurut Dusseldrop,1981 ada beberapa aspek dalam dengan tingkat keterlibatan, cara keterlibatan, tujuan gaya partisipasi (2) Teori pembangunan dengan kutipan menurut Slamet (1994:61) pembangunan bukan hanya dari aspek pertumbuhan ekonomi saja, tetapi melihat lebih kepada perubahan pemerataan produksi dalam sifat hubungan sosial.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, dengan kata lain metode campuran (Mixed Methods). Dari penelitian ini mengambil beberapa sampel yaitu masyarakat dan Geuchik yang ada di tiap- tiap gampong Mukim Lhamleu Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar. Dalam Hasil penelitian ini menunjukkan dengan analisis gambaran yaitu : (1) Berdasarkan hasil analisis data setelah dilakukan pengujian responden dalam mayoritas masyarakat gampong dan geuchik dengan jawaban dan pandangan, dari rata-rata jawaban masyarakat  yang ada di Mukim Lhamleu Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar dari gaya keterlibatan partisipasi secara musyawarah dalam rencana pembangunan, dengan kata lain partisipasi masyarakat tiap-tiap gampong secara langsung menggambarkan bahwa masyarakat berperan aktif ikut serta dalam pembangunan.(2) Adapun penyebab masyarakat gampong yang ada di Mukim Lhamleu Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar di pengaruhi beberapa aspek: tingkat keterlibatan, dan cara keterlibatan. Dalam tingkat keterlibatan bebas digunakan untuk seorang individu yang melibatkan dirinya sendiri dengan suka rela. Kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil penelitian masyarakat dalam berpartisipasi berekaitan dengan tingkat keterlibatan dan cara keterlibatan  dalam suatu pembangunan infrastruktur di tiap-tiap gampong Mukim Lhamleu Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar. Kata Kunci :Partisipasi Masyarakat, Pembangunancommunity participation in infrastructure development Mukim lhamleu Like subdistrict great  Aceh districtBased on problem indications, this study was meant to find out behavioral types of people in participating for infrastructure development in Mukim, term used for a subdivision of district, Lhamleu and to review the causes of participation of local people in infrastructure development. This study was also intended to know factors that affect the level of participation of local communities in infrastructure development in every village located in Mukim Lhamleu. As explained in the background of study, the participation of society is an involvement in development in which all of components are well integrated each other. The development is an effort made to level up available resources in order to fulfill people’s needs during the development. In conceptual framework analysis scheme, it is correlated with several theories i.e. (1) participation, in a book written by Miriam Budiarjo about fundamental of politics of reasoning. According to Dusseldrop, 1981, there are several aspects, goals, and style of participation. (2) Theory of developments stated by Slamet (1994:61) say that development cannot only be seen from economic growth only but it is also about seeing equity in terms of social relationship. This study employed qualitative and quantitative methods, or mixed methods. The study selected some samples including Geuchik, the leader of a village, and local people from several villages in Mukim Lhamleu, Suka Makmur Sub-district, Great Aceh Regency. The results of study illustrated that (1) Based on data analysis of respondents, it was obtained that the style of participation of Geuchik and local people used negotiation for consensus, it also indicated that majority of them actively participated in the development. (2) There were severa aspects affected local community’s participation including level, and way of participation. In free involvement, someone showed his participation in voluntary way. Thus, it can be concluded that the behavior of local communities and level of participation and way of participation were correlated in infrastructure development in each village situated in Mukim Lhamleu, Suka Makmur Sub-district, Great Aceh Regency. Keywords: Participation of Local Communities, Development               
SOSIAL EKONOMI PEDAGANG IKAN DI PELABUHAN LAMPULO BANDA ACEH TAHUN 2005-2015 Qadriansyah Qadriansyah; Husaini Ibrahim; Alamsyah Alamsyah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 1, No 1 (2016): Oktober, Sejarah, Sosiologi dan Kajian Sosial
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang berjudul “Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Ikan di Pelabuhan LampuloBanda Aceh, 2005-2015”. Kajian ini di latar belakangi oleh tingkat kesejatrahan sosialekonomi pedagang ikan di kawasan pelabuhan Lampulo. Penelitian ini bertujuan untukmenjawab permasalahan: (1) bagaimana tingkat kesejatrahan kehidupan sosial ekonomipedagang ikan di pelabuhan Lampulo Banda Aceh, 2005-2015, (2) faktor-faktor apa sajayang mempengaruhi tingkat kesejatrahan sosial ekonomi pedagang ikan di pelabuhanLampulo.Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) jika di lihatberdasarkan pendapatan ternyata sebagian besar pedagang ikan di pelabuhan Lampulotermasuk kedalam kategori tidak miskin, serta sebagian besar pedagang ikan di pelabuhanLampulo menjalin hubungan dan interaksi yang baik antara sesame pedagang ikan akibatadanya kebersamaan dan rasa seperjuangan menjadi pedagang ikan. (2) ada beberapafaktor yang mempengaruhi tingkat kesejatrahan pedagang ikan diantaranya adalah faktormodal, faktor waktu seperti keadaan ikan yang masih segar serta musim atau harga danyang paling penting adalah faktor kepercayaan.Kata Kunci: Kehidupan Sosial Ekonomi, Pedagang Ikan.
ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN TRUMON KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2005-2014 Rifchi Anggari; Zulfan Zulfan; Husaini Ibrahim
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 1, No 1 (2016): Oktober, Sejarah, Sosiologi dan Kajian Sosial
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang berjudul “Alih Fungsi Lahan Sawah ke Perkebunan Kelapa Sawit”. penelitian ini mengangkat masalah 1) mengapa masayarakat kecamatan Trumon beralih dari petani sawah kepetani kelapa sawit, 2) bagaimana perkembangan sosial ekonomi masyarakat petani kelapa sawit di Kecamatan Trumon, 3) bagaimana kendala yang dihadapi petani kelapa sawit di Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan tahun 2005-2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat di Kecamatan Trumon melakukan alih fungsi lahan sawah ke perkebunan kelapa sawit, 2) untuk menganalisa perkembangan sosial ekonomi petani kelapa sawit di kecamatan Trumon dan, 3) untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi petani kelapa sawit di Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Historis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, wawancara dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode historis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada banyak faktor masyarakat melakukan alih fungsi lahan sawah di Kecamatan Trumon diantaranya resiko dalam bertani sawah lebih tinggi, kualitas lahan dan faktor ekonomi. Dalam perkembangan sosial ekonomi terlihat bahwa petani di Kecamatan Trumon sesudah melakukan alih fungsi lahan taraf hidup sudah lebih baik. Kendala yang dihadapi petani kelapa sawit di Kecamatan Trumon adalah kurangnya pupuk bersubsidi dan sosialisasi dari pemerintah tentang cara penanaman tanaman kelapa sawit. Kata Kunci: Perkembangan, sosial ekonomi, petani kelapa sawit.
Efektivitas Metode Pembelajaran Edutaiment Pada Mata Sejarah Kelas XI SMA Negeri 1 Ingin Jaya Tahun Ajaran 2019/2020 Feronika Feronika; Teuku Kusnafizal; Husaini Ibrahim
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 5, No 4 (2020): NOVEMBER, 2020, Budaya, Model dan Media Pembelajaran
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian efektivitas metode pembelajaran edutainment pada mata pelajaran sejarah kelas XI SMA Negeri 1 Ingin Jaya tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran edutainment pada mata pelajaran sejarah kelas XI SMA Negeri 1 Ingin Jaya tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Adapun yang dijadikan subyek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 15 siswa kelas XI IPS-2. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan observasi, angket, wawancara, tes dan dokumentasi. Data hasil penelitian yang didapatkan dari hasil observasi, angket dan Tes diolah secara persentase dengan menggunakan rumus persentase. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) hasil rata-rata persentase observasi awal sebesar 68 % berada pada kriteria cukup sedangkan hasil rata-rata observasi akhir sebesar 76 % berada pada kriteria baik. (2) hasil persentase angket motivasi belajar menggunakan  metode edutainment memiliki nilai persentase sebesar 87,16 % berada pada kriteria sangat baik. (3) persentase hasil belajar memiliki jumlah persentase sebesar 80 % siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah tersebut yaitu 75. Maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis data secara umum menunjukkan penggunaan metode pembelajaran edutainment ini sudah efektif pada mata pelajaran Sejarah kelas XI SMA Negeri 1 Ingin Jaya tahun ajaran 2019/2020, hal ini didasari oleh meningkatnya motivasi belajar siswa yang dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.The initial objective of this study was to find out the effectiveness of  Edutainment learning methods in history subjects for class XI in SMA Negeri 1 Ingin Jaya for the academic year of 2019/2020. This research was conducted to determine the effectiveness of Edutainment learning methods in history subject for class XI in SMA Negeri 1 Ingin Jaya for the 2019/2020 academic year. This research used a qualitative approach and descriptive methods. The subjects of this research were 15 students of class XI IPS-2. To collect the data, the researcher used observation, questionnaire, interview, test, and documentation. The result of this study that obtained from observation, questionnaire, and test calculated as a percentage using percentage formula. Based on the result of this study, it is discovered that (1) the average result of the initial observation percentage was 68% in the sufficient criteria, while the average result of the final observation was 76% in the good criteria. (2) the result of the questionnaire on learning motivation using the Edutainment method had a percentage of 87,16 % in the very good criteria. (3) the percentage of the learning result had a percentage of 80% of the students passed the minimum criteria of mastery learning (KKM) set by the school, namely 75. So it can be concluded that based on the results of data analysis in general, it shows that the use of edutainment learning method has been effective in the history subjects of class XI SMA Negeri 1 Ingin Jaya for the 2019/2020 school year, this is based on the increased student learning motivation which can produce good learning outcomes.