Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pengaruh Konsumsi Jus Tomat terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di RSUD Ciawi Tahun 2022 Suci Dwijayanti Lestari; Yenny Aulya; Retno Widowati
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi Vol 11, No 1 (2022): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jab.v11i1.523

Abstract

Anemia in pregnancy has a bad impact and can lead to death for both mother and baby. From the maternal side, a pregnant woman who suffers from anemia during pregnancy or antepartum is susceptible to abortion, premature delivery, antepartum bleeding and is also susceptible to infection. Regular consumption of tomatoes is said to help prevent anemia. The content of vitamin C in tomatoes is needed by the body to maximize the absorption of iron from other foods. This study aims to determine the effect of tomato juice consumption on the increase in hemoglobin levels in third trimester pregnant women with anemia in Ciawi Hospital. The design in this study was a quasi-experimental (quasi-experimental) using a two-group pre-test and post-test design. The population in this study were 45 pregnant women in the third trimester with anemia who performed ANC at Ciawi Hospital in 2022, taken by purposive sampling technique based on inclusion and exclusion criteria. The number of samples used is 30 respondents. The control group consisted of 15 respondents and the intervention group consisted of 15 respondents. Data analysis used paired sample T-Test. From the results of the study, it is known that the average initial hemoglobin level in the experimental group is 9.833 g/dl which is classified as mild anemia, while the final average hemoglobin in the experimental group is 12,913 g/dl which is classified as not anemic. The p-value of 0.000 < (0.05) means that Ho is rejected and Ha is accepted, namely the effect of consumption of tomato juice on the increase in hemoglobin levels of pregnant women. There is a significant effect of consumption of tomato juice on the increase in hemoglobin levels in third trimester pregnant women with anemia. It is hoped that this can be used as a lesson in preventing anemia using tomato juice as an alternative, especially for pregnant women
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK 12-24 BULAN DI POSYANDU DESA CIASEM BARU KECAMATAN CIASEM KABUPATEN SUBANG PROVINSI JAWA BARAT Rita Rosita; Retno Widowati; Dewi Kurniati
Syntax Idea Vol 2 No 8` (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i8`.501

Abstract

Kemampuan gerak (fisik motorik) individu dipengaruhi oleh status gizi individu itu sendiri. Dimana jika pertumbuhan dan perkembangan itu tidak dibarengi oleh asupan gizi yang cukup, maka akan berpengaruh juga pada kemampuan gerak individu. Prevalensi Balita menurut status gizi di Kabupaten Subang memiliki persentase gizi buruk dan gizi kurang yang masih sangat tinggi yaitu sebesar 5,1% dan 11%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan motorik kasar pada anak usia 12-24 bulan di Posyandu Desa Ciasem Baru Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Desain penelitian ini menggunakan desain observasi cross sectional. Populasi pada penelitian ini balita umur 12-24 bulan di posyandu Desa Ciasem Baru. Perhitungan besar sampel penelitian menggunakan rumus slovin. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Adapun analisis data menggunakan analisis bivariat chi square. Anak usia 12-24 bulan di Posyandu Desa Ciasem baru sebanyak 23 anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar. Hasil uji statistik didapatkan nilai status gizi (p=0,000), riwayat BBLR (p=0,000), stimulasi orang tua (p=0,000) dan Tingkat Pendidikan Ibu (p=0,000) maka dapat dikatakan bahwa variabel status gizi, riwayat BBLR, stimulasi orang tua dan tingkat pendidikan ibu memberi dampak terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 12-24 bulan. Sedangkan pada variabel umur (p=0,512) dan jenis kelamin (p=0935) sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara perkembngan motorik kasar anak usia 12-24 bulan dengan variabel tersebut.
HUBUNGAN POLA ASUH, PENYAKIT PENYERTA, DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI POSYANDU TERATAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIASEM KABUPATEN SUBANG TAHUN 2020 Lina Rosliana; Retno Widowati; Dewi Kurniati
Syntax Idea Vol 2 No 8` (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i8`.499

Abstract

Kekurangan gizi merupakan akibat dari kebiasaan hidup yang kurang memikirkan nilai-nilai gizi karena daya beli yang kurang atau ketidaktahuan mengenai soal gizi. Prevalensi Balita menurut status gizi di Kabupaten Subang memiliki masalah gizi buruk dan gizi kurang yang masih sangat tinggi sebesar 15,1% dan 11, 1%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hubungan Pola Asuh, Penyakit Penyerta, dan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan di Posyandu Teratai Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem Kabupaten Subang Tahun 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian observasi cross sectional. Populasi pada penelitian ini balita umur 12-24 bulan di posyandu Teratai Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem. Perhitungan besar sampel penelitian menggunakan rumus slovin. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Adapun analisis data menggunakan analisis chi square. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dari 43 anak usia 12-24 bulan di Posyandu Teratai sebanyak 25,6% anak berstatus gizi kurang, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara adalah pola asuh ibu (p=0,000) dan pengetahuan ibu (p=0,001) terhadap status gizi. Sedangkan penyakit penyerta tidak ada hubungan bermakna (p=1,000). Pola asuh dan pengetahuan ibu merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi. Ibu hendaknya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan lebih aktif dalam mencari informasi tentang gizi balita melalui penyuluhan oleh tenaga kesehatan, konseling gizi dan melalui sumber informasi lainnya, bagi Puskesmas Ciasem hendaknya meningkatkan pemantauan status gizi dan perkembangan balita di setiap posyandu serta Pemberian Makanan Tambahan yang tepat sasaran.
PENGARUH PEMBERIAN IKAN GABUS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SECTIO CAESAREA PADA IBU POSPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIASEM SUBANG TAHUN 2020 Ade Nurhikmah; Retno Widowati; Dewi Kurniati
Syntax Idea Vol 2 No 8` (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i8`.492

Abstract

Infeksi pada masa nifas bisa terjadi karena kurangnya gizi pada ibu nifas yang tidak terpenuhi sehingga dapat menghambat proses penyembuhan luka sectio caesarea (SC). Permasalahan ibu nifas dengan luka SC karena kurangnya protein yang bisa menghambat proses penyembuhan luka SC, di wilayah Kerja Puskesmas Ciasem terutama ibu melahirkan sangat percaya bahwa pasca tindakan SC, luka bekas melahirkan tersebut akan cepat mengering dengan banyaknya mengkonsumsi ikan gabus terutama yang direbus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ikan gabus terhadap kecepatan luka SC pada ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Ciasem Subang Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Experiment design yang bersifat Post test With Control Group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 ibu melahirkan dengan SC, yang terdiri dari 16 kelompok perlakuan dan 16 kelompok kontrol, Pemberian ikan gabus rebus pada kelompok perlakuan minimal 1 kali sehari dalam waktu 7 hari dengan berat ikan gabus lebih kurang 250 gr, pengukuran tingkat kecepatan kesembuhan luka SC menggunakan skala REEDA dengan statistik uji U-Mann Whitney.Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan (p<0,05) pemberian ikan gabus rebus terhadap penyembuhan luka sectio caesarea antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem Tahun 2020. Hasil uji statistik di dapatkan skor percepatan luka SC kelompok perlakuan hari ke 7 rata-rata adalah 2,25; sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata adalah 3,69; maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan lama proses percepatan luka pada kelompok yang diberi perlakuan ikan gabus dengan kelompok kontrol. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap penyembuhan luka pada kelompok yang diberi perlakuan ikan gabus dan tidak, sehingga dapat digunakan sebagai masukan untuk menambah wawasan terhadap penyembuhan luka operasi sectio caesarea pada ibu nifas dan dapat dilestarikan sebagai kearifan lokal yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan terutama dalam rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas dalam hal penyembuhan luka operasi SC dengan pemberian ikan gabus.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawatan Kaki terhadap Perilaku Pencegahan Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru , Jakarta Selatan Dina Rova Rasyidah; Rizki Hidayat; Retno Widowati
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 7 (2023): Volume 5 Nomor 7 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i7.9032

Abstract

ABSTRACT Non Communicable Disease (NCD) is the cause of the death for almost 70% in the world. One of NCD which indicates the presence of increasing every year is Diabetes Mellitus (DM). one of the complication over a long period of DM is diabetic ulcer, which infection, ulceration below the ankle because of the capillary circulation or significance and abnormalities of the form of a foot. The care of the feet improper is one of factor the diabetic ulcer. Highest prevalence of ulcer ketoacidosis reported in North America (13%), Africa 7,2% and Asia 5,5% with mortality rate 32%. Ulcher ketoacidosis in Indonesia reached 25%. Knowledge on the care of the feet can prevent the ulcer ketoacidosis where the age, education, work, information and experience are very influental for the knowledge of the DM patients. Analyze the behaviour of the care of the feet of prevention of diabetic  ulcer in patients Diabetes Mellitus Type II in Kebayoran Baru Public Health Center, South Jakarta. Descriptive correlative with design study cross sectional analyzing the relation between variables free (knowledge) with variable bound (behaviour) who carried simultaneously. The research sample are the diabetes mellitus patients who come to Kebayoran Baru public health center as many as 89 patients. The analyze is using SPSS 25 application with the Rank Spearmen test. The statistical test result are 78,7% respondent who have good knowledge, 19,1% respondents who have moderate knowledge and 2,2% respondents who lacking knowledge. On the behaviour prevention ulcher ketoacidosis variable found that 89,9% respondents behave well and 10,1% respondents behave less. The Rank Spearmen test result p value 0,000 means that there was significant association between the level of knowledge and the behaviour of the prevention of diabetic ulcer. R value 0,724 means that the knowledge has a high correlation with the behaviour of diabetic ulcer prevention. The level of knowledge has strong correlation to behaviour of diabetic ulcer prevention. Keywords: Knowledge, Behavior, Diabetic Ulcer  ABSTRAK Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia, salah satu PTM yang menunjukkan adanya peningkatan setiap tahun adalah Diabetes Melitus (DM). Salah satu komplikasi jangka panjang dari DM adalah ulkus diabetikum, dimana infeksi, ulserasi di bawah pergelangan kaki karena berkurangnya sirkulasi kapiler atau arti dan kelainan bentuk kaki. Perawatan kaki yang tidak tepat merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya ulkus diabetikum. Prevalensi ulkus diabetikum tertinggi dilaporkan di Amerika Utara (13%), Benua Afrika 7,2% dan Benua Asia 5,5% dengan tingkat mortalitas di dunia seluruh dunia sebesar 32%. Kejadian Ulkus diabetikum di Indonesia mencapai 25%. Pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki dapat mencegah terjadinya ulkus diabetikum pada pasien DM dimana faktor umur, pendidikan, pekerjaan, informasi dan pengalaman yang diperoleh pasien sejak menderita sakit sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan pasien. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan perawatan kaki terhadap perilaku pencegahan ulkus diabetikum pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Deskriptif korelatif dengan desain studi cross sectional yang menganalisis hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan) dengan variabel terikat (perilaku) yang dilakukan bersamaan. Sampel penelitian ini adalah pasien Diabetes Melitus yang berobat ke Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru pada bulan Januari 2023 sebanyak 89 pasien. Uji penelitian menggunakan teknik Rank Spearman pada aplikasi SPSS.Hasil uji statistik terdapat 78,7% responden yang berpengetahuan baik, 19,1% pengetahuan cukup dan 2,2% pengetahuan kurang. Pada variabel perilaku pencegahan ulkus diabetikum terdapat 89,9% responden berperilaku baik dan 10,1% berperilaku kurang. Hasil uji Rank Spearman didapatkan p-value 0,000 sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap pencegahan ulkus diabetikum. Nilai R sebesar 0,724 yang dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan memiliki tingkat korelasi yang tinggi dengan perilaku pencegahan ulkus diabetikum. Tingkat pengetahuan memiliki tingkat korelasi yang tinggi terhadap perilaku pencegahan ulkus diabetikum. Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku, Ulkus Diabetikum.
Perbedaan Efek Madu Akasia dengan Madu Multiflora terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Remaja Putri Rejeki Ratri Rahayu; Retno Widowati; Febry Mutiariami Dahlan
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol 7 No 1 (2023): Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute
Publisher : Ilmiah Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.308 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v7i1.344

Abstract

Adolescent girls’ anemia due to iron deficiency results in decreased learning achievement. Food intake is needed high in iron such as vegetables, animal protein, vegetable protein and honey. Honey is known to contain complete nutrition and can overcome anemia. Objective: To determine the differences between the provision of acacia honey and multiflora honey on the increasing of hemoglobin levels of adolescent girls at Posyandu Remaja Cetar Nusa Jaya subdistrict, Tangerang City in 2023. Methodology: The research design is quasy experiment. This research had been conducted during November 2022 - January 2023 at Posyandu Remaja Cetar with a population of 49 adolescent girls who experienced anemia. The techniques of sampling is purposive sampling and 40 people were recruited. The intervention group was given acacia honey while the control group was given multiflora honey for 14 days at a dose of 2x10 ml and keep drinking fe tablets once a week. Results: the average hemoglobin levels before and after provision akasia honey was 11.5 mg/dl and 12.46 mg/dl respectively. The average hemoglobin level before and after the administration of multiflora honey was11.39 mg/dl and 12.46 mg/dl respectively. Mann Whitney test was used to see the differences and shows the p value was 0.567 thatv > 0.05, so there was no difference of hemoglobin levels of adolescent girls after between acacia honey group and multiflora honey group after test. Conclusion: There is no difference of the increasing of hemoglobin levels among adolescent girls.
Perbedaan Efektivitas Promosi Kesehatan Melalui Leaflet dan Video Animasi terhadap Pengetahuan Sadari pada Siswi di SMP Suluh Jakarta Selatan Adinda Novita Rayani; Aisyiah Aisyiah; Retno Widowati
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.9199

Abstract

ABSTRACT The most common cancer in Indonesia is breast cancer, namely 58,256 cases or 16.7% of the total 348,809 cancer cases. Breast Self Examination (BSE) is the development of a woman's concern for the condition of her own breasts. This action is equipped with special steps to detect breast cancer early to find out the changes that occur in the breast. This study aims to determine differences in the effectiveness of health promotion through leaflets and animated videos on BSE knowledge in female at SMP Suluh South Jakarta.This research method is Quasi Experimental with Pretest and Posttest two Group Design involving 110 respondents who meet the inclusion criteria. Sampling used the Proportional Stratified Random Sampling technique with a research instrument using a questionnaire. This research was conducted by taking the pre-test for each group on the first day and then taking the post-test on the seventh day. The analysis used is the Mann-Whitney test.The results obtained were the average in the leaflet group of 35,45 and the average in the animation video group of 75,55. This shows that there are differences in the effectiveness of health promotion through leaflets and animated videos on BSE knowledge with a value of p = 0.000 (p <0.05). Health promotion using animated video media is more effective than leaflet media to increase knowledge about BSE. Keywords : Leaflet, Health Promotion, BSE, Animation Video  ABSTRAK Kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah pengembangan kepedulian seorang perempuan terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas promosi Kesehatan melalui leaflet dan video animasi terhadap pengetahuan SADARI pada siswi di SMP Suluh Jakarta Selatan.Metode penelitian ini adalah Quasi Eksperimental dengan Pretest and Posttest two Group Design melibatkan 110 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proporsionate Stratified Random Sampling dengan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan pre-test pada masing-masing kelompok pada hari pertama dan selanjutnya pengambilan post-test pada hari ketujuh. Analisis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney.Hasil yang diperoleh yaitu rerata pada kelompok leaflet sebesar 35,45 dan rerata pada kelompok video animasi sebesar 75,55. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan efektivitas promosi Kesehatan melalui leaflet dan video animasi terhadap pengetahuan SADARI dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Dalam penelitian ini promosi kesehatan menggunakan media video animasi lebih efektif dari pada media leaflet untuk meningkatkan pengetahuan mengenai SADARI. Kata Kunci: Leaflet, Promosi Kesehatan, SADARI, Video Animasi
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TBC Asep Ahmad Patoni; Aisyiah Aisyiah; Retno Widowati
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 11 No 3 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2023.v11.i03.p05

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang menginfeksi tubuh terutama bagian paru-paru, yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kepatuhan minum obat sangat penting dalam upaya penyembuhan dan mengurangi penularan. Prevalensi penyakit tuberkulosis di Indonesia termasuk penyakit yang menjadi penyebab tingginya jumlah kesakitan sampai pada kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat pada pasien TBC. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel dari penelitian ini berjumlah 40 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini terdiri dari kuesioner tentang kepatuhan minum obat berdasarkan MMAS-8, pengetahuan pasien, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dan usia. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitas dengan koefisien Cronbach’s Alpha 0,468. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 40 responden, tidak terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan pasien dengan tingkat kepatuhan minum obat TBC dengan nilai p 0,869 (> 0,05), dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat TBC dengan nilai p 0,119 (> 0,05), dukungan tenaga kesehatan dengan tingkat kepatuhan minum obat TBC dengan nilai p 0,234 (> 0,05) dan usia dengan tingkat kepatuhan minum obat TBC dengan nilai p 0,112 (> 0,05). Sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan minum obat sedang, pengetahuan pasien yang baik, dukungan keluarga yang baik, dukungan tenaga kesehatan yang baik, dan usia remaja akhir yang terkena penyakit TBC.
Perbedaan Prenatal Yoga dengan Knee Chest terhadap Perubahan Posisi Janin Sungsang ke Normal pada Kehamilan TM III di Klinik Cibodas halida inayah; Retno Widowati; Febry Mutiariami Dahlan
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi Vol 12, No 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jab.v12i2.610

Abstract

Breech position is one of the four main indications for caesarean section worldwide. This breech location can occur in 3-4% of all deliveries. A breech delivery gives a poor prognosis because it increases the risk of complications for the mother and fetus. There are two ways to manage a breech pregnancy, namely knee chest and external version, but there are physical exercises that can provide abdominal space so that it gives the baby the opportunity to rotate, namely prenatal yoga activities. The purpose of this study was to determine the difference between prenatal yoga and knee chest in changing the position of the breech fetus to normal. The methodology of this research is using post test with control group design. The study population was pregnant women in the third trimester with a breech position as many as 42 people. The sampling technique used purposive sampling as many as 30 people into samples which were divided into 2 groups, namely 15 experimental group (prenatal yoga) and 15 control group (knee chest). The research instrument used the results of Ultrasonography and observation sheets. Data analysis used the Mann-Whitney Test. The results showed that there was a difference in the average time needed to change the position of the fetus by doing prenatal yoga and knee-chest. Prenatal yoga takes a shorter time (10 days) while knee-chest takes longer (15 days) so that prenatal yoga is more effective for pregnant women in improving fetal presentation. Bivariate results showed a ( p-value of 0.002 < 0.005). Conclusions based on the results of the study there was a difference in the average time required to change the position of the fetus by doing prenatal yoga and knee-chest. Prenatal yoga takes a shorter time while knee-chest takes longer to help turn the fetal presentation into a head so that prenatal yoga is more effective in helping to improve fetal presentation.
Pengaruh Pemberian Jus Umbi Bit terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Willya Rizky Fadillah; Retno Widowati; Febry Mutiariami Dahlan
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi Vol 12, No 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jab.v12i2.611

Abstract

WHO data (2020), it estimated that worldwide around 32 million pregnant women have anemia. In Indonesia, the incidence of anemia in pregnant women increased in 2018 by 48.8% when compared to 2013, which was 37.1%. Garut Regency in 2019 the prevalence of pregnant women with anemia was 6669 people. Karangpawitan Health Center in 2021, out of 834 pregnant women, 31.5% experienced anemia in the first trimester and as many as 168 pregnant women in third trimester (20.1%). Non-pharmacologically the treatment and prevention of anemia is by consuming green vegetables, nuts, chicken liver, beet tubers, red guava fruit and others. The content of beet tubers in the list of food ingredients includes 108 mg of folic acid, 27.0 mg of calcium, 43.0 mg of phosphorus, 43 mg of vitamin C, 23 mg of magnesium, 9.6 mg of carbohydrates, 1.0 mg of iron (Ministry of Health RI, 2016). Folic acid is very good to help the formation of the baby's brain and overcome the problem of anemia. The purpose of the study was to determine the effect of beetroot juice on hemoglobin levels of pregnant women in the third trimester at Karangpawitan Public Health Center, Garut Regency. The methodology of this research uses Pre test - Post test with control group design. The population in the study were all pregnant women in the third trimester as many as 129 people The samples in this study were TM III pregnant women who experienced mild anemia using  purposive sampling as many as 30 people who were divided into 2 groups, namely 15 people in the experimental group and 15 people in the control group. The instruments used are observation sheets and technical instructions for beetroot juice. Data analysis used Paired T-test and Independent Samples Test. The results of the study the average hemoglobin level in the experimental group before being given beet juice was 9.160 and after beet juice was 10.807, while in the control group before the intervention was 8.933 and after the intervention was 9.813. The bivariate results showed a p-value of 0.000 <0.05. The conclusion is that there is an effect of giving beetroot juice + Fe tablets on hemoglobin levels of pregnant women in the third trimester at Karangpawitan Health Center, Garut Regency In 2023. With this study, consumption of beet root juice can be an alternative in increasing hemoglobin levels in pregnant women.