Ni Luh Yaniasti
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA Ni Luh Yaniasti
Daiwi Widya Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.285 KB)

Abstract

Komunikasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu tidak akan lepas dari kegiatan komunikasi, khusunya komunikasi interpersonal dengan individu lain. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan secara tatap muka, yang memungkinkan setiap individu mampu memaknai reaksi orang lain secara langsung. Adanya perubahan yang dinamis, menyebabkan siswa sebagai remaja rentan untuk menghadapi permasalahan yang cukup kompleks. Siswa mencari bantuan untuk penyelesaian masalahnya pada teman sebayanya. Adanya siswa bermasalah yang berkonsultasi pada temannya, dapat memberikan efek positif namun bisa juga memberikan efek negatif. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dikembangkan model layanan bimbingan dan konseling yang mampu melayani siswa serta meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Salah satu yang dapat dikembangkan adalah konseling sebaya. Pengembangan konseling sebaya diprediksi dapat menjadi alternatif solusi permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa khususnya remaja. Langkah yang dapat ditempuh dalam upaya pengembangan kemampuan komunikasi interpersonal melalui peer counseling yaitu meliputi pemilihan calon ―konselor sebaya, pembekalan calon ―konselor sebaya dan pengorganisasian pelaksanaan konseling sebaya.
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ANAK Kadek Yati Fitria Dewi; Ni Luh Yaniasti
Daiwi Widya Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.238 KB) | DOI: 10.37637/dw.v3i3.63

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan manfaat permainan tradisional anak dalam membangun karakter anak. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena perubahan aktivitas bermain anak saat ini, yang lebih sering bermain permainan modern berbasis gadget yang lebih mengutamakan unsur strategi dibandingkan nilainilai karakter yang lain. Oleh karena itu, permainan tradisional anak kian terlupakan dan menjadi asing di kalangan anak-anak. Disamping itu, tingkat kecanduan anak terhadap permainan modern semakin tinggi sehingga berpengaruh pada kebiasaan dan prilaku anak. Indonesia memiliki banyak jenis permainan tradisional untuk anak seperti gobak sodor, congklak, petak umpet, cublek-cublek suweng, lompat tali, engklek, ular naga, kasti, gasing, kelereng, bola bekel, dan masih banyak jenis permainan tradisional anak lainnya. Permainan-permainan tradisional tersebut mengandung berbagai nilai positif yang sangat baik untuk dikembangkan yang tidak hanya meliputi aspek kognitif, tetapi juga aspek motorik, afektif, bahasa, sosial, emosi, spiritual dan aspek ekologis.
PELAYANAN KONSELING BERBASIS GENDER: MENINGKATKAN KUALITAS KONSELOR WANITA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN TERHADAP KONSELI Ni Luh Yaniasti
Daiwi Widya Vol 7, No 5 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.084 KB) | DOI: 10.37637/dw.v7i5.668

Abstract

Para “Konselor Wanita” perlu memiliki kualitas diri dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi konseli yang sesuai dengan kodratnya (yin) sebagai seorang konselor. Adanya pendapat tentang wanita, dengan ciri-ciri alamiah yang dimilikinya, para “Konselor wanita” diharapkan efektif dalam membantu konseli, selain itu diharapkan pula untuk menjadi “resourceful people”dengan enam dimensi potensi insani (wawasan aspiratif, wawasan etika, rasa kompeten, semangat belajar inovatif, semangat berkelompok, motivasi kerja) serta mampu menjadi ”agent of change” dengan lebih dulu mengubah dirinya sendiri sebelum menstimulasi klien untuk berubah. Dalam pengembangan etika di bidang konseling dimulai melalui pendekatan manusia sehat dengan asumsi yang mendasari ialah: penghargaan harkat dan martabat klien, membantu optimasi penggunaan potensi insani klien, mengurangi kecenderungan memberi nasehat, menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan diri, serta berperilaku asertif untuk tetap menjaga nilai dan karakteristik pribadi konselor). Gambaran ciri watak “Konselor Wanita” mungkin terlalu ideal, tidak realistik dan monumental, namun diharapkan untuk dapat ditelaah dalam mengembangkan “Citra Diri” sekaligus mengembangkan “Konsep Diri” tentang perwatakan “konselor wanita”sebagai seseorang yang dianggap esensiil dan pantas dimiliki untuk dapat memicu perkembangan pribadi.
PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKELANJUTAN MELALUI MENULIS BUKU NON-FIKSI KATEGORI MONOGRAF DI SMK NEGERI 2 SERIRIT I Gusti Ngurah Puger; Ni Luh Yaniasti; Luh Putu Ary Sri Tjahyanti; Gede Danu Setiawan; Kadek Yati Fitria Dewi; Nyoman Mudarya; Dyah Siswanti
Jnana Karya Vol 1, No 01 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1230.665 KB)

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini: (1) untuk melatih guru-guru di SMK Negeri 2 Seririt di dalam menulis buku non-fiksi kategori monograf, dan (2) untuk memberikan informasi yang jelas mengenai cara mencari international standard of book number (ISBN) ke Perpustakaan Nasional di Jakarta agar buku non-fiksi kategori monograf bisa dipakai sebagai usulan kenaikan pangkat bagi guru-guru di SMK Negeri 2 Seririt. Sasaran dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru SMK Negeri 2 Seririt yang berjumlah 43 guru. Pada tahap penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat ini menggunakan metode ceramah, sedangkan tahap pelatihan mengunakan metode pendampingan partisipatif. Tolok ukur dari keberhasilan kegiatan pelatihan adalah keberhasilan kelompok di dalam memilih tema utama, menurunkan tema utama menjadi sub-sub tema, dan kesanggupan anggota kelompok untuk menulis materi pada masing-masing sub tema menjadi karyanya sendiri dalam buku non-fiksi kategori monograf. Hasil dari kegiatan P2M ini: (1) Pada tahap penyuluhan, hampir 80% guru-guru di SMK Negeri 2 Seririt berinteraksi dengan pemakalah, sehubungan dengan materi yang sudah disampaikan dalam kegiatan pengabdian, dan (2) pada tahap pelatihan, hampir semua anggota kelompok yang didampingi oleh staf edukatif FKIP Unipas melakukan aktivitas di dalam menentukan tema utama, dan mengonversi tema utama menjadi sub-sub tema untuk buku non-fiksi kategori monograf.
PELATIHAN KONSELOR TUTOR SEBAYA UNTUK PENGEMBANGAN RESILIENSI KONSELI DI SMK TRIATMAJAYA SINGARAJA Gede Danu Setiawan; I Gusti Ngurah Puger; Ni Luh Yaniasti; Luh Putu Ary Sri Tjahyanti; Kadek Yati Fitria Dewi; I Nyoman Mudarya; Dyah Siswanti
Jnana Karya Vol 1, No 01 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.351 KB)

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Panji Sakti yang yang bertempat di SMK Triatmajaya Singaraja, dengan memeberikan pelatihan Tutor Sebaya bagi siswa-siswa pilihan yang dianggap mampu oleh pihak sekolah. Tutor sebaya atau teman sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada masa remaja. Penegasan Laursen dapat dipahami karena pada kenyataannya remaja dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini menghabiskan sebagian besar waktunya bersama dengan teman sebaya mereka. Teman sebaya menjadi model peran yang penting, disamping orang tua dan orang dewasa lainnya. Penelitian yang dilakukan Buhrmester menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan teman sebaya meningkat secara drastis, dan pada saat yang bersamaan kedekatan hubungan remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Pelatihan tutor sebaya ini ditekankan untuk meningkatkan resiliensi siswa khususnya tutor sebaya agar nantinya dapat membantu teman-teman lainnya dalam menghadapi permasalahan di sekolah baik masalah pribadi maupun belajar. Setelah pelaksaaan pengabdian kepada masyarakat ini selesai akan diberikan pendampingan-pendampingan khususnya bagi tutor-tutor sebaya.
TERAPI KREASI BARANG BEKAS SEBAGAI METODE SELF-HEALING BAGI ANAK-ANAK PANTI ASUHAN DANA PUNIA SINGARAJA Kadek Yati Fitria Dewi; Ni Luh Yaniasti; I Gusti Ngurah Puger; Luh Putu Ary Sri Tjahyanti; Gede Danu Setiawan; I Nengah Mudarya; Dyah Siswanti
Jnana Karya Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.982 KB)

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dalam mengolah barang bekas sebagai metode self-healing bagi anak-anak Panti di Yayasan Dana Punia Singaraja (YDPS) yang diikuti oleh 11 orang anak Panti. Kendala yang terdapat di YDPS yakni jumlah anak asuh tidak sebanding dengan jumlah orangtua atau wali asuh mereka. Para orangtua asuh seringkali mengalami kesulitan untuk membimbing seluruh anak sehingga hal ini berdampak tidak semua kebutuhan anak akan pendampingan perkembangan psikologinya dapat terfasilitasi. Untuk itu kegiatan PKM ini diberikan melalui metode pemberian seminar dan pendampingan tentang memahami diri dan pembuatan barang kreasi dari barang bekas sebagai metode self-healing. Di akhir kegiatan para peserta merasa senang karena memperoleh pengetahuan dan pengalaman untuk memahami diri melalui metode self-healing salah satunya dengan cara mengkreasikan barang bekas. Para pengurus Panti berharap kegiatan ini dapat membantu meringankan tugas mereka terutama dalam menangani permasalahan anak-anak karena mereka kini sudah memahami cara mengenal diri terutama cara mengelola perasaan.
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI CATUR GURU Ni Luh Yaniasti
Daiwi Widya Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v6i1.197

Abstract

Pembentukan karakter anak melalui catur guru sangat membantu dunia pendidikan. Merupakan langkah awal menumbuhkan sikap, sifat,dan prilaku karena belakangan ini sering terjadi kekerasan dikalangan sekolah maupun di tengah-tengah masyarakat, yang selalu dituding menjadi penyebab adalah lemahnya pendidikan karakter. Korupsi terus menggurita ditengarai karena karakter bangsa yang mulai melemah.Yang sangat menejutkan pula ada mahasiswa terbunuh, ada seorang oknum dosen terbunuh yang ada dilingkungan kampus. Belum lagi tayangan di media sosial dan elektronik tentang berbagai kekerasan yang terjadi diberbagai sudut negeri ini. Padahal pemerintah menyadari dan berupaya mencari solusi tentang bagaimana pentingnya penanaman pembentukan nilai-nilai karakter khususnya dikalangan peserta didik, baik karakter moral maupun karakter aktivis. Jika pembentukan karakater anak melalui catur guru ini sudah ditanamkan sejak awal mulai dari keluarga yaitu orang tua, pembentukan karakter dalam kelahiran yang kedua adalah di sekolah dari rahim seorang guru, pemerintah,dan keyakinan sendiri yaitu kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai penentu kebenaran absolut, dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan bersama.
IMPLEMENTASI BUDAYA DALAM KOMUNIKASI KONSELING YANG EFEKTIF Ni Luh Yaniasti
Daiwi Widya Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v7i3.258

Abstract

Proses konseling memperhatikan, menghargai, dan menghormati unsurunsur kebudayaan tersebut. Pengentasan masalah individu sangat mungkin dikaitkan dengan budaya yang mempengaruhi individu. Pelayanan konseling menyadarkan klien yang terlibat dengan budaya tertentu; menyadarkan bahwa permasalahan yang timbul, dialami bersangkut paut dengan unsur budaya tertentu, dan pada akhirnya pengentasan masalah individu tersebut perlu dikaitkan dengan unsur budaya yang bersangkutan. Sudah pengetahuan umum bahwa antara konselor dan klien pasti mempunyai perbedaan budaya yang sangat mendasar. Perbedaan budaya itu bisa mengenai nilai nilai, keyakinan, perilaku dan lain sebagainya. Perbedaan ini muncul karena antara konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda. Konseling lintas budaya akan dapat terjadi seperti saat konselor yang orang Bali memberikan layanan konseling pada klien yang berasal dari Ambon atau sebaliknya. Dalam konseling lintas budaya konselor agar komunikasi dapat efektif perlu memikirkan perspektif budaya dalam seperti nilainilai budaya yang relevan, penerapan nilai-nilai budaya seperti keterampilan memperhatikan, memantulkan perasaan, keterampilan menggunakan pertanyaan untuk membuka konseling, keterampilan menstruktur, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan memahami jalan pikiran klien, dan keterampilan memahami tingkah laku klien.
ERROR ANALYSIS DALAM TULISAN (WRITING) BEBAS BERBAHASA INGGRIS PARA PEMBELAJAR BAHASA ASING Kadek Yati Fitria Dewi; Ni Luh Yaniasti
Daiwi Widya Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v6i3.222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengidentifikasi berbagai jenis error atau kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa dalam keterampilan menulis bebas; (ii) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya kesalahan/error yang dibuat oleh mahasiswa;dan (iii) untuk mengetahui beberapa strategi mengajar menulis dalam bahasa Inggris bagi mahasiswa. Penelitian ini menggunakan para mahasiswa semester 2 Ekonomi Unipas yang berjumlah 20 orang yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris Umum. Para subjek penelitian ini masuk dalam kategori Pembelajar bahasa asing. Penelitian deskriptif kualitatif ini dilaksanakan melalui analisis teks dan wawancara. Dari data yang dikumpulkan ditemukan sekitar sekitar 133 kesalahan dimana terdapat 65 kesalahan (48,87%) untuk grammar, terdapat 35 kesalahan (26,32%) untuk vocabulary dan 33 kesalahan (24,81%) untuk mechanics. Selain ketiga aspek kesalahan tersebut, terdapat kesalahan dalam memaknai paragraf dan kesalahan dalam menyediakan kalimat pendukung dalam paragraf. Strategi yang dap pat diterapkan dalam mengajarkan writing kepada mahasiswa adalah menerapkan beberapa langkah dalam menulis yakni pre-writing, composing and drafting serta tahap editing and revising
PENELITIAN SEMIOTIKA TENTANG KOMUNIKASI TRANSENDENTAL MELALUI PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL RITUAL MASEGEH DI BANJAR PENATARAN KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI Kadek Yati Fitria Dewi; Ni Luh Yaniasti
Daiwi Widya Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v5i3.186

Abstract

Komunikasi transendental sering digunakan oleh masyarakat beragama atau oleh mereka yang percaya bahwa dunia dan isinya merupakan ciptaan Tuhan. Masyarakat ini percaya bahwa komunikasi yang mereka lakukan dengan Sang Pencipta dapat dilakukan melalui aktivitas berdoa atau sembahyang atau melakukan ritual-ritual tertentu yang mereka yakini dapat menyampaikan maksud dan tujuan mereka kepada Sang Pencipta. Hal serupa terjadi dalam masyarakat Hindu yang tidak hanya percaya akan kekuatan Tuhan sebagai pencipta segalanya, tetapi juga percaya akan keberadaan leluhur dan para penguasa dan penjaga alam bawah. Oleh karena itu, persembahan atau sesajen atau biasanya dikenal dengan sebutan yadnya (dari bahasa sansekerta yang berarti persembahan tulus iklas) yang dilakukan oleh umat Hindu sangat beragam khususnya jika dilihat dari kepada siapa yadnya tersebut dipersembahkan. Salah satu bentuk yadnya tersebut adalah ritual masegeh. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan simbol-simbol yang digunakan dalam segehan serta 2) meninjau makna dari simbol-simbol yang digunakan dalam segehan. Penelitian ini terbatas pada penggunaan segehan di Banjar Penataran, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng karena pelaksanaan yadnya dalam Agama Hindu bersifat fleksibel tergantung waktu, tempat dan kondisi. Penelitian ini menganalisis enam jenis segehan yakni segehan atuunan, segehan putih kuning, segehan putih selem, segehan wong-wongan, segehan catur warna dan segehan panca warna. Keenam jenis segehan ini menggunakan berbagai macam bahan yang mana masing-masing bahan menyiratkan simbol dan makna. Bahan-bahan inti yang digunakan dalam membuat segehan-segehan tersebut adalah buah misalnya tebu dan pisang, porosan, nasi, biji-bijian, bunga, kapur sirih, daun sirih, bawang, jahe, garam, api dan air. Seluruh bahan yang digunakan merupakan perwujudan simbol-simbol Tuhan dan manifestasinya yang disebut sebagai dewa atau Bhatara/ Bhatari, simbol seluruh unsur yang ada di dunia misalnya Panca Maha Bhuta, serta simbol seluruh sifat yang ada di dunia misalnya rajas, tamas, dan rwa bhineda