Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Uji Kelayakan Teknis dan Finansial Penggunaan Pupuk NPK Anorganik pada Tanaman Kentang Dataran Tinggi di Jawa Barat Nana Sutrisna; S Suwalan; I Ishaq
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 1 (2003): Maret 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v13n1.2003.p67-75

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung pada musim kemarau 2001. Lokasi penelitian termasuk lahan dataran tinggi dengan ketinggian 1.400 m dari permukaan laut dengan jenis tanah andosol. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk alternatif NPK anorganik dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan, produksi, dan pendapatan usahatani kentang sebagai dasar penyusunan  rekomendasi teknologi penggunaan  pupuk  alternatif. Percobaan  menggunakan  rancangan  acak kelompok dengan delapan perlakuan dan empat ulangan. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian memiliki ketersediaan unsur N rendah, namun P2O5 dan K2O tinggi, serta pH tanah agak rendah (5,2). Hasil analisis hara dari beberapa jenis pupuk alternatif NPK anorganik menunjukkan bahwa kandungan unsur N, P2O5, dan K2O yang tertera pada label/kemasan tidak sesuai dengan hasil analisis di laboratorium. Dari 10 jenis pupuk yang diuji hanya 30% yang unsur N-nya sesuai, 40% unsur P2O5  sesuai,  dan 50% unsur K2O-nya yang sesuai. Pengaruh penggunaan pupuk NPK anorganik terhadap tinggi tanaman dan jumlah tunas tidak berbeda nyata dengan kontrol, namun pupuk NPK 20-9-9 dapat meningkatkan produksi  umbi sebesar 13,34% dari rata-rata produksi di tingkat petani. Pupuk NPK 20-9-9 pada tanaman kentang memberikan tingkat pengembalian marginal tertinggi, yaitu 1,74 (174%), sehingga paling menguntungkan dibandingkan perlakuan lainnya dan layak untuk direkomendasikan. Kata kunci : Solanum tuberosum; Pupuk anorganik; Kentang; Lahan dataran tinggi; Pertumbuhan; Hasil. ABSTRACT. The research of NPK fertilizers usage was carried out on dry season of 2001 in Alamendah village, Rancabali, Bandung. The experimental location was 1,400 meters above sea level and of andosol soils. The objective of the study was to investigate the composition of several NPK anorganic fer- tilizers and the effects on growth, yield, and profit for potato farming as the basis for technical recommendations re- garding the usage. The experimental was randomized block design with eight treatments and four replications. The soil analysis results showed that the plots were low in nitrogen availability while P2O5 and K2O levels were quite high. The investigation revealed that the stated compositions of nitrogen, phosphorus, and potassium on the respective la- bels were not in accordance with the results of laboratory analysis. Among ten fertilizers tested, the number actually containing the stated levels of nitrogen, phosphorus, and potassium were 30, 20, and 40% respectively. Plant height and number of shoots/plant were not significantly different from the control for any of the alternative fertilizers NPK anorganic used. The use of fertilizer NPK 20-9-9 showed an average yield increase of 13.34% over typical farmer pro- duction methods. The increase in yield was one of the main factors resulting in a marginal return of 174% for fertilizer NPK 20-9-9 as well. Form these results it appears the fertilizer NPK 20-9-9 may be recommended for potato farming in West Java.
Alternatif Model Usahatani Konservasi Tanaman Sayuran di Hulu Sub-DAS Cikapundung Nana Sutrisna; Santun RP Sitorus; B Pramudya; Harianto Harianto
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 3 (2010): September 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v20n3.2010.p%p

Abstract

ABSTRAK. Hulu Sub-DAS Cikapundung merupakan lahan kering dataran tinggi. Penggunaan lahan yang tidaksesuai dengan kesesuaian, menyebabkan lahan mengalami degradasi. Tujuan utama penelitian ini adalah merancangalternatif model usahatani konservasi tanaman sayuran di hulu Sub-DAS Cikapundung, sedangkan tujuan antara ialah(1) mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan existing sesuai dengan kesesuaian lahannya, (2) mengarakterisasiusahatani existing, dan (3) menganalisis komponen yang paling berpengaruh pada subsistem usahatani konservasi.Penelitian menggunakan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian penggunaan lahanexisting di hulu Sub-DAS Cikapundung tergolong sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas pH, KB, KTK,ketersediaan oksigen, dan lereng. Kegiatan usahatani yang dilakukan petani di hulu Sub-DAS Cikapundung sudahberorientasi agribisnis, sehingga penggunaannya sangat intensif, namun belum sepenuhnya menerapkan teknologikonservasi. Komponen yang paling berpengaruh pada subsistem usahatani adalah jenis tanaman, sistem penanaman, danpenggunaan bahan amelioran, sedangkan pada subsistem konservasi adalah konservasi mekanik dan penggunaan mulsa.Lima alternatif model usahatani konservasi tanaman sayuran di hulu Sub-DAS Cikapundung yang diperoleh, yaitu (1)model A: sistem usahatani konservasi teras bangku, bedengan memotong lereng, menggunakan pupuk kandang+kapur,sistem penanaman sayuran tumpangsari/tumpang gilir kelompok I+III atau II+III, (2) model B: sistem usahatanikonservasi teras bangku, bedengan memotong lereng, menggunakan pupuk kandang, dipasang mulsa plastik, sistempenanaman sayuran tumpangsari/tumpang gilir kelompok I+III atau II+III, (3) model C: sistem usahatani konservasiteras bangku, bedengan memotong lereng, menggunakan pupuk kandang+kapur, dipasang mulsa plastik, sistempenanaman sayuran tumpangsari/tumpang gilir kelompok I+III atau II+III, (4) model D: sistem usahatani konservasiteras gulud, bedengan searah lereng, menggunakan pupuk kandang+kapur, sistem penanaman sayuran tumpangsari/tumpang gilir kelompok I+III atau II+III, dan (5) model E: sistem usahatani konservasi teras gulud, bedengan searahlereng, menggunakan pupuk kandang+kapur, dipasang mulsa plastik, sistem penanaman sayuran tumpangsari/tumpang gilir kelompok I+III atau II+III. Model A, B, dan C diarahkan untuk dapat diterapkan pada lahan dengankemiringan 16-25%, sedangkan model D dan E diarahkan pada lahan dengan kemiringan 8-15%. Untuk mempercepatpenerapan model usahatani konservasi oleh petani diperlukan kelembagaan penunjang usahatani konservasi.ABSTRACT. Sutrisna, N., Santun R.P. Sitorus, B. Pramudya, and Harianto. 2010. The Alternative ConservationFarming System Model on Vegetable Plants in Upstream Areas of Subwatershed Cikapundung. The upstreamarea of Subwatershed Cikapundung are located in the dry highland. Inappropriate land usage that doesn’t utilize itsland suitability causes land degradation. The main objective of this research was to design the alternative conservationfarming system model on vegetable plants in upstream areas of subwatershed Cikapundung. The other objectives were(1) to analyze suitability of existing land utilization, (2) to characterize existing farming system, and (3) to analyzethe most effective component of the conservation farming system. This research was conducted by using a surveymethod. The results showed that the category in accordant to existing land use was belong to marginally suitable(S3). The limited factors were pH, base saturation, CEC, drainage, and slope. The most influence component of theconservation farming system were kinds of vegetation, cropping system, ameliorant, conservation techniques, andplastic mulch. There were five alternative models of conservation farming system that can be used in upstream areas ofsubwatershed Cikapundung. Those were (1) model A: conservation farming system bench terraces, the embankmentcrosses the slope, uses of organic matter and lime, and planting of vegetables cropping system with categoriesI+III or II +III, (2) model B: conservation farming system bench terraces, the embankment crosses the slope, usesorganic matter, uses mulch, and planting of vegetables cropping system with categories I+III or II+III, (3) model C:conservation farming system bench terraces, the embankment one-way the slope, use organic matter and lime, usesmulch, and planting of vegetables cropping system with categories I+III or II+III, (4) model D: conservation farmingsystem gulud terraces, the embankment one-way the slope, uses organic matter and lime, and planting of vegetablescropping system with categories I+III or II+III, and (5) model E: conservation farming system gulud terraces, theembankment one-way the slope, uses organic matter and lime, uses mulch, and planting of vegetables cropping systemwith categories I+III or II+III. The alternative models A, B, and C can be used at sloping land 16-25%, meanwhilethe alternative models D and E at sloping land 8-15%. To accelerate the implementation of farming system modelby farmers, the supporting institution of conservation farming system is required.
Prospek Pengembangan Sorgum di Jawa Barat Mendukung Diversifikasi Pangan Bambang Irawan; Nana Sutrisna
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v29n2.2011.99-113

Abstract

EnglishOne of issues in Indonesia related with food security is reliance on imported foods, especially wheat and rice. To cope with this issue, development of local food crops substitute to both foods is essential particularly those adapted to dry land characterized by barrenness, high erosion risk, and limited water supply. Sorghum is one of local food crops to these drought characteristics. Use of sorghum as flour for producing processed foods (noodles, breads, cakes, etc.) can substitute up to 15 to 50 percent of wheat flour. Other industrial products, as well as bio-ethanol, can also be produced using sorghum. Sorghum crop waste is contains high nutrients appropriate for animal feed. To encourage sorghum cultivation in the dry land it is necessary to apply an integrated agribusiness, namely sorghum plant, flour processing, bio ethanol processing, and cattle farming, conducted in a large scale. Development of sorghum processing industries is essential in expanding sorghum market as well as its economic value. In the same time cattle farming is essential to maintain dry land fertility. As an initial stage, this integrated business should be conducted by BUMN (government own companies) facilitated by subsidized investment credit. IndonesianSalah satu masalah yang dihadapi Indonesia berkaitan dengan ketahanan pangan adalah ketergantungan terhadap bahan pangan impor terutama beras dan gandum. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dikembangkan bahan pangan lokal lain yang dapat mensubstitusi kedua bahan pangan tersebut dan dapat dikembangkan pada lahan kering yang umumnya memiliki kesuburan rendah, peka terhadap erosi dan ketersediaan air terbatas. Sorgum merupakan tanaman pangan lokal yang dapat dikembangkan pada lahan kering dan penggunaan tepung sorgum untuk pembuatan berbagai produk makanan olahan (mie, roti, kue, dst) dapat mensubstitusi 15%-50 persen tepung gandum. Berbagai produk industri lainnya dan bioetanol juga dapat dibuat dari sorgum sementara limbah tanaman sorgum  bernilai gizi tinggi untuk bahan pakan ternak. Untuk mendorong pengembangan tanaman sorgum di lahan kering perlu diterapkan sistem usaha yang terintegrasi : tanaman sorgum - pengolahan tepung sorgum – pengolahan bioetanol - ternak sapi dalam skala luas. Pengembangan industri pengolahan sorgum diperlukan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan memperluas pasar sorgum sedangkan pengembangan ternak sapi diperlukan untuk mempertahankan kesuburan lahan kering. Sebagai inisiasi, pengembangan usaha yang terintegrasi tersebut perlu dilaksanakan oleh BUMN yang difasilitasi dengan subsidi kredit investasi.
UJI FORMULA NPK PADA PERTANAMAN CABAI RAWIT DATARAN TINGGI LEMBANG JAWA BARAT Nana Sutrisna; Yanto Surdianto
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 1: Edisi Januari 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.363 KB)

Abstract

Berbagai jenis dan merk pupuk NPK majemuk banyak dihasilkan dan beredar, namun yang sesuai untuk cabai rawit belum tersedia. Tujuan: memperoleh formula dan takaran pupuk NPK majemuk pertanaman cabai rawit dataran tinggi Lembang, Jawa Barat, di di Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, sejak September 2012 sampai April 2013, menggunakan RAK dengan 15 perlakuan dan diulang tiga kali. Kelima belas perlakuan merupakan kombinasi antara basis dan formula pupuk NPK dan dosis pupuk. Basis dan formula pupuk: (1) NPK 16-11-11 (Berbasis Urea), (2) NPK 16-11-11 (Berbasis Ammonium Nitrat); (3) NPK 16-16-16 (Berbasis Urea); (4) NPK 16-16-16 (Berbasis Ammonium Nitrat); dan (5) NPK 16-16-16 (Kontrol); Takaran pupuk: (1) 21,0 g per pohon; kode perlakuan T1, (2) 25,2 g per pohon; kode perlakuan T2, dan (3) 29,4 g per pohon; kode perlakuan T3. Hasil: pupuk NPK berbasis amonium nitrat formula 16-16-16 lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil dibandingkan berbasis urea dan formula 16-11-11. Takaran pupuk NPK sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil. Takaran pupuk NPK 29,4 g per pohon atau 700 kg per ha memberikan hasil tertinggi, yaitu 5,26 t per ha, meningkat sebesar lima persen dari produktivitas rata-rata nasional sebesar 5,01 t per ha.
PEMILIHAN MODEL USAHA TANI KONSERVASI TANAMAN SAYURAN HULU SUB-DAS CIKAPUNDUNG, BANDUNG UTARA Nana Sutrisna; Alan Rahmat; Santun R.P. Sitorus
Agros Journal of Agriculture Science Vol 14, No 1 (2012): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.554 KB)

Abstract

Beberapa alternatif model usaha tani konservasi tanaman sayuran  berbasis sumber daya spesifik lokasi telah dihasilkan melalui penelitian sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan model usaha tani konservasi tanaman sayuran berbasis sumber daya spesifik lokasi di hulu sub DAS Cikapundung yang bisa meningkatkan pendapatan petani, melestarikan sumber daya lahan dan lingkungan, sehingga bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. Penelitian menggunakan metode survei. Pengumpulan data dilakukan melalui desk study, wawancara individu, dan FGD. Analisis data untuk memilih model dari lima alternatif model usaha tani konservasi tanaman sayuran menggunakan Analytical Hierarchy Process. Model terpilih kemudian dianalisis kelayakan teknisnya dengan prediksi erosi dan kelayakan finansial. Hasil: terpilih dua model usaha tani konservasi tanaman sayuran, yaitu model C untuk lahan dengan kemiringan lereng 15 hingga 25 persen dan model E untuk lahan dengan kemiringan lereng delapan hingga 15 persen. Kedua model tersebut  layak secara teknis dan financial, sehingga dianjurkan untuk bisa digunakan oleh petani di hulu sub DAS Cikapundung.
Pengaruh Media Simulasi Interaktif PHET Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Petri Reni Sasmita; Zainal Hartoyo; Nana Sutrisna
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 3 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.495 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7611953

Abstract

This study aims to determine the effect of interactive simulation media PHET on students' ability to understand physics concepts. The research method used was an initial experimental research method with a one-group pretest-posttest design which was carried out in class XI students at one of the senior high schools in Kerinci Regency. The sampling technique used is group sampling method (cluster sampling). Data collection used the pretest and posttest to measure students' ability to understand physics concepts. The results of the effect size calculations show that the application of learning with interactive simulation media PHET has a major effect on students' ability to understand physics concepts. Thus, it can be concluded that the application of PHET interactive simulation media in learning physics has a major influence on students' ability to understand physics concepts
PENGARUH BUKU SISWA BERBASIS INKUIRI DAN LITERASI SAINS TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP DI KOTA SUNGAI PENUH Nana Sutrisna
Jurnal Vokasi Edukasi (VomEk) Vol 5 No 3 (2023): Jurnal Vokasi Mekanika
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unversitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/vomek.v5i3.584

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan masih rendahnya literasi sains siswa yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran IPA belum optimal untuk mengembangkan literasi sains siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh buku siswa berbasis inkuiri dan literasi sains terhadap literasi sains siswa SMP Kelas VIII di Kota Sungai Penuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research) dengan menggunakan rancangan Control Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Sungai Penuh yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2022/2023. Sampel penelitian diambil dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah tes berupa soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa. Teknik analisis data dilakukan dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa buku siswa berbasis inkuiri dan literasi sains efektif dalam meningkatkan literasi sains siswa SMP Kelas VIII di Kota Sungai Penuh.