Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KERAGAMAN GENETIK IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer Bloch, 1790) TIPE LIAR DAN DOMESTIKASI MENGGUNAKAN METODE Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) Irmawati .; Basse Siang Parawansa; Asmi Citra Malina A.R Tassakka; Ma’rifa Baharuddin; Siti Halimah Larekeng
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 1 (2021): JFMR VOL 5 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.15

Abstract

Kegiatan pembesaran ikan kakap putih di beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan yang menggunakan benih yang diproduksi dari balai perikanan di Sulawesi Selatan dan Ambon telah berkembang selama beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, benih yang dihasilkan dari kegiatan pembenihan tersebut memiliki kualitas yang masih rendah yang diduga karena keragaman genetik yang rendah. Penelitian ini menggunakan metode Random Amplified Polymorphic DNA, RAPD untuk menganalisis variasi genetik ikan kakap putih tipe liar dari Bulungan Kalimantan Utara dan ikan hasil domestikasi dari panti pembenihan di Ambon yang dibesarkan di tambak rakyat di Desa Borongkalukua Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kakap putih tipe liar memiliki nilai heterozigositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan kakap putih hasil domestikasi. Jarak genetik antar individu-individu di dalam populasi tipe liar lebih tinggi dibandingkan dengan jarak genetik individu-individu hasil domestikasi. Dendogram dan pohon filogenetik yang dibentuk berdasarkan evolutionary dissimilarity menunjukkan bahwa pada tingkat ketidakmiripan 10% ikan kakap putih tipe liar dari Bulungan Kalimantan Timur membentuk klaster yang terpisah dengan ikan kakap putih hasil domestikasi dari Ambon yang dipelihara di tambak Dusun Borongkalukua Kabupaten Maros. Keragaman genetik ikan hasil domestikasi lebih rendah dibandingkan ikan tipe liar dan menunjukkan pola evolusi yang pholyphyly Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa marka RAPD dapat digunakan untuk menganalisis perubahan keragaman genetik antara populasi ikan kakap putih tipe liar dan hasil domestikasi serta bermanfaat sebagai informasi dalam menyusun strategi pemanfaatan wild population sebagai sumber induk dan konservasi plasma nutfah ikan kakap putih.
IDENTIFIKASI STOK IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer Bloch, 1790) MENGGUNAKAN KARAKTER MORFOMETRIK Irmawati Irmawati; Asmi Citra Malina AR Tassakka; Alimuddin Alimuddin; Nadiarti Nadiarti; Aidah Ambo Ala Husain; Moh Tauhid Umar; Basse Siang Parawansa
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 7 No. 13 (2020)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.828 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v7i13.8570

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diferensiasi morfologi yang terjadi di antara stok ikan kakap putih, barramundi (Lates calcarifer Bloch, 1790) di perairan pantai Kabupaten Bone, Wajo, Takalar, dan Kalimantan Utara. Diferensiasi karakter morfometrik dianalisis menggunakan fungsi dikskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kakap putih dari perairan Teluk Bone, Selat Makassar dan pesisir Pantai Sekatak Kalimantan Utara bersifat monophyletic. Aliran gen dan migrasi di antara populasi atau stok ikan kakap putih sangat terbatas atau hampir tidak ada. Stok ikan kakap putih di pesisir pantai Desa Akkotengeng Kabupaten Wajo dan stok di pesisir pantai dan daerah aliran sungai (DAS) Sungai Saro Kabupaten Takalar melakukan rekruitmen sendiri. Terdapat satu individu ikan kakap putih di perairan pantai Siwa Kabupaten Wajo dan Cenrana Kabupaten Bone (kedua stok berlokasi di Teluk Bone) yang memiliki fenotipe (morfologi) yang mirip dengan ikan kakap putih di perairan pantai Bulungan Kalimantan Utara. Analisis kontribusi 15 karakter morfometrik terhadap fungsi kanonik menunjukkan bahwa karakter yang menjadi penciri di antara stok adalah tinggi badan, caudal peduncle, dan diameter mata. Hasil discriminant function analysis (DFA) menunjukkan bahwa terdapat tiga populasi lokal yang signifikan berbeda secara fenotipe, sehingga dalam pengelolaannya dibutuhkan manajemen yang berbeda.Kata kunci: Asian seabass, barramundi, karakter morfometrik, Lates calcarifer
PENGEMBANGAN BANK SAMPAH SEBAGAI UPAYA BERSIH PANTAI DAN PEMBERIAN NILAI TAMBAH SAMPAH DAUR ULANG DI PANTAI LOSARI, KOTA MAKASSAR Nita Rukminasari; Yusran Nur Indar; Farida Sitepu; Basse Siang Parawansa; Suharto Suharto; Irmawati Irmawati; Dwi Fajriyati Inaku
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Panrita Abdi - April 2017
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.12 KB) | DOI: 10.20956/pa.v1i1.2310

Abstract

Pantai dan pulau-pulau kecil berpenduduk di Indonesia umumnya, dan di Sulawesi Selatan khususnya masih belum dilengkapi oleh tata kelola lingkungan hidup yang baik. Contohnya, sangat umum di jumpai di pantai dan pulau-pulau kecil tidak memiliki tata kelola sampah dan limbah yang baik. Banyak pantai dan pulau-pulau kecil kita kelihatan dan menjadi sangat kotor, jorok, dan tidak sehat. Pantai Losari, Kelurahan Losari, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar merupakan salah satu pantai di  Sulawesi Selatan yang mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi.  Kelurahan Losari cukup luas and padat serta menghasilkan sampah organic rumah tangga dan sampah daur ulang yang cukup besar.  Sampah organic dan sampah daur ulang ini dapat menjadi potensi yang cukup besar untuk mendapat penghasilan tambahan bagi masyarakatnya.  Penghasilan tambahan ini didapat dari pengolahan limbah organic menjadi kompos dan sampah daur ulang menjadi kerajinan/produk yang bernilai ekonomis (dapat dijual).  Namun, masyarakat belum mengetahui dan memahami teknik pengolahan limbah organic dan limbah daur ulang, sehingga potensi yang cukup besar dari limbah organic dan limbah daur ulang yang dihasilkan oleh masyarakat di Kelurahan Losari belum termanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya.Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk menerapkan teknologi pengolahan limbah domestik  organik dan sampah daur ulang dan mengadopsi teknologi  kepada masyarakat melalui pembuatan berbagai produk/kerajinan tangan dari sampah daur ulang di Kelurahan Losari, Kota Makassar.Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP Unhas, menunjukkan bahwa tingginya tingkat partisipasi masyarakat mengikuti kegiatan ini dan besarnya minat khalayak sasaran untuk membuat berbagai produk kerajinan tangan untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah organic domestic melalui proses composting.
Iktiofauna Danau Buaya, Sulawesi Selatan: Iktiofauna Danau Buaya, Sulawesi Selatan Sharifuddin Andy Omar; Rostiani Parore; Sri Wahyuni Rahim; Basse Siang Parawansa; Moh. Tauhid Umar
Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Vol 1 No 2 (2020): Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/HAJ.1.2.21

Abstract

Danau Buaya merupakan salah satu danau yang terletak di bagian tengah Propinsi Sulawesi Selatan. Informasi tentang biodiversitas iktiofauna di danau tersebut belum ada. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis komposisi jenis, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi, ikan yang tertangkap di perairan Danau Buaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2019. Pengambilan sampel dilakukan empat kali selama dua bulan dengan menggunakan alat tangkap jaring dengan ukuran mata jaring 2 inci. Analisis sampel dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Selama penelitian ditemukan 328 ekor ikan yang termasuk dalam 12 spesies dan 9 famili. Kelimpahan individu dan kelimpahan relatif ikan tertinggi ditemukan pada spesies Trichopodus pectoralis (ikan sepat siam). Nilai-nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi berturut-turut berkisar 2,11–2,35, 0,85–0,95, dan 0,10–0,15.
Keanekaragaman Echinoidea di Kepulauan Tonyaman, Polewali Mandar Echinoidea diversity in Tonyaman Island, Polewali Mandar Sharifuddin Bin Andy Omar; Destrilia Duma; Sri Wahyuni Rahim; Basse Siang Parawansa; Moh. Tauhid Umar
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 7 (2020): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bulu babi termasuk dalam kelas Echinoidea, merupakan salah satu potensi sumberdaya protein hewani yang mempunyai manfaat besar bagi kehidupan manusia. Selain itu, bulu babi juga memiliki manfaat ekologis besar dalam struktur rantai makanan di perairan. Hewan ini umumnya hidup berasosiasi dengan padang lamun, termasuk di perairan Kepulauan Tonyaman, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Penelitian tentang bulu babi di pulau-pulau yang berada dalam kawasan Kep. Tonyaman telah dilakukan pada bulan Februari 2019 sampai Maret 2019.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis, kelimpahan individu, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi bulu babi yang terdapat di perairan tersebut. Pengambilan sampel bulu babi dilakukan saat air surut masing-masing pada dua buah stasiun (yang ada lamun dan tanpa lamun) diP. Battoa, P. Dea-dea, P. Gusung Toraja, dan P. Tangnga. Metode yang digunakan adalah metode transek, menggunakan lima buah transek bujur sangkar berukuran 0,5 m x 0,5 m pada setiap stasiun, Semua individu bulu babi yang terdapat di dalam transek diambil setiap bulan sekali, untuk diidentifikasi. Selama penelitian, diperoleh 515 individu bulu babi yang berasal dari 7 spesies dan 4 famili. Jenis bulu babi yang paling melimpah di Kep. Tonyaman dan tersebar di seluruh lokasi penelitian adalah Diadema setosum. Nilai indeks keanekargaman yang diperoleh berkisar 0,5729 – 1,5140, indeks keseragaman berkisar 0,3393 – 0,7780, dan indeks dominansi berkisar 0,5315 – 0,8303.Kata kunci: bulu babi, Echinoidea, Kepulauan Tonyaman, padang lamun
Biologi Reproduksi Gurita, Octopus cyanea Gray, 1948 di Perairan Selat Makassar dan Teluk Bone Sharifuddin Bin Andy Omar; Noviayu Wahyuddin; Andi Yeyen Apriani; Eka Aulia Junedi; Joeharnani Tresnati; Basse Siang Parawansa; Dwi Fajriyati Inaku
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 7 (2020): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biologi reproduksi gurita, Octopus cyanea Gray, 1849yang didaratkan di Pulau Bonetambung, Kota Makassar, dan di Pulau Burung Lohe, Kabupaten Sinjai. Kajian penelitian ini mencakup nisbah kelamin,tingkat kematangan gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad, dan indeks kematangan gonad (IKG). Pengambilan sampel dilakukan sejak bulan April hingga Juli 2019. Sampel gurita hasil tangkapan nelayan dari kedua lokasi penelitian dibawa ke laboratorium untuk diukur panjang totalnya (TL, total length), ditimbang bobot tubuhnya (BW, body weight), dan dilanjutkan dengan pengamatan gonad secara visual untuk mengetahui jenis kelamin gurita tersebut. Nisbah kelamin gurita jantan dan betina di P. Bonetambung adalah 2,00:1,00, sedangkan di P. Burung Lohe adalah 1,00:1,44. Gurita betina matang gonad lebih banyak ditemukan selama penelitian dibandingkan gurita jantan di P. Bonetambung. Sebaliknya, gurita jantan matang gonad lebih banyak ditemukan daripada gurita betina di P. Burung Lohe. Gurita jantan matang gonad pada ukuran yang lebih kecil daripada gurita betina pada kedua lokasi penelitian. Nilai IKG gurita jantan di P. Bonetambung berkisar 0,2829-2,7532 dan gurita betina 0,0348-3,1267. Kisaran nilai IKG gurita jantan di P. Burung Lohe adalah 0,4726-2,2254 dan gurita betina 1,1153-3,3597. Secara umum, rerata IKG berdasarkan TKG gurita betina lebih besar daripada gurita jantan, baik di P. Bonetambung maupun di P. Burung Lohe.Kata kunci: biologi reproduksi, gurita, Octopus cyanea, Pulau Bonetambung, Pulau Burung Lohe
Biodiversitas Lamun di Perairan Kepulauan Tonyaman, Kabupaten Polewali Mandar Basse Siang Parawansa; Ira Fitria Ningsih; Sharifuddin Bin Andy Omar
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 7 (2020): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu ekosistem yang paling produktif di laut dangkal adalah ekosistem lamun. Ekosistem ini berperan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup, yaitu sebagai produsen primer, habitat biota, penjebak sedimen dan zat hara. Di perairan Kepulauan Tonyaman, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terdapat hamparan lamun, tetapi sampai saat ini belum ada publikasi tentang hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas lamun pada perairan tersebut, meliputi komposisi jenis, kelimpahan, kerapatan, dan indeks ekologi (indeks keseragaman, keanekaragaman, dan dominansi). Pengambilan sampel lamun dilakukan selama bulan Oktober sampai November 2018, masing-masing pada tiga buah stasiun di P. Panampeang, P. Tangnga, P. Gusung Toraja, dan P. Karamasang. Metode yang digunakan adalah transek garis dengan bentangan sepanjang 25 m sejajar garis pantai pada setiap stasiun pengamatan. Pada setiap garis transek, diletakkan transek bujur sangkar berukuran 0,5 m x 0,5 m, dengan jarak antartransek 5 m. Setiap jenis lamun yang ditemukan di dalam transek diambil setiap bulan sekali, dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Berdasarkan hasil identifikasi, ditemukan 4 spesies lamun yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu Hydrocharitaceae (Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii) dan Cymodoceaceae (Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata). Kelimpahan lamun berkisar 2-405 individu, kerapatan jenis lamun berkisar 1,6-324 tegakan.m-2, indeks keanekaragaman 0,73-1,88, indeks keseragaman 0,73-0,94, dan indeks dominansi 0,29-0,68.Kata kunci: ekosistem lamun, Kepulauan Tonyaman, struktur komunitas
Asosiasi Ikan Baronang Tompel (Siganus guttatus Bloch, 1787) di Ekosistem Padang Lamun dan Terumbu Karang, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan Basse Siang Parawansa
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 8 (2021): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VIII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Takalar merupakan wilayah pesisir yang dikenal sebagai salah satu sentra produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Ikan baronang (Siganidae) banyak ditemukan pada lingkungan yang memiliki banyak tumbuhan laut, misalnya di habitat terumbu karang yang ditumbuhi lamun (seagrass) dan alga yang lebat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keberadaan serta asosiasi ikan baronang tompel (Siganus guttatus Bloch, 1787) atau orange spotted rabbit fish di dua ekosistem, yaitu ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. Penelitian ini dilakukan pada dua wilayah yaitu Teluk Laikang dan Perairanpulau Tanakeke. Adapun hasil tangkapan Ikan baronang tompel (Siganus guttatus) yang diperoleh di Teluk Laikang pada daerah padang lamun dan terumbu karang yaitu jantan sebanyak 39 dan 26 ekor dengan kisaran panjang 12.0-30.2 cm dan 12.9-43.7 cm; dan berat 62.7-480.0 gram dan 60.65-790.00 gram, sedangkan betina sebanyak 29 dan 5 ekor dengan kisaran panjang 21.0-27.2 cm dan 20.19-53.76 cm; dan berat 195.97- 482.23 gram dan 89.23-213.76 gram. di Perairan Tanakeke, hasil tangkapan ikan baronang di daerah padang lamun dan terumbu karang yaitu jantan sebanyak 887 dan 179 ekor dengan kisaran panjang 10.3-30.0 cm dan 12.5-35.7 cm; dan berat 25.13-500.00 gram dan 44.13-512.80 gram, sedangkan betina sebanyak 29 dan 8 ekor dengan kisaran panjang 16.2-24.0 cm dan 19.5-31.0 cm; dan berat 105.02-512.80 gram dan 186.93-333.94 gram. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang diperoleh di areal lamun jumlahnya lebih banyak namun ukuran ikan yang tertangkap di areal terumbu karang lebih besar
STRATEGI PENINGKATAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE PADA MURID SDN 54 DAN SDN 206 DI KELURAHAN PALLAMEANG, KECAMATAN MATTIRO SOMPE, KABUPATEN PINRANG: Strategy to Increase Awareness and Concern on Mangrove Ecosystem to the Students of SDN 54 and SDN 206 in Pallameang Village, Mattiro Sompe District, Pinrang Regency Sharifuddin Bin Andy Omar; Dewi Yanuarita Satari; Moh. Tauhid Umar; Basse Siang Parawangsa; Budiman Yunus; Sri Wahyuni Rahim; Suwarni Suwarni; Wilma J.C. Moka; Rita Yustianti; Muhammad Yusuf; Nurlaela Abdullah B.
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 8 No. 1 (2022): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 8 NO. 1 OKTOBER 2022
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v8i1.22605

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang penting bagi masyarakat. Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, saat ini mengalami abrasi secara terus menerus pada daerah pesisir pantai. Hal ini dikarenakan kawasan tersebut telah kehilangan mangrove yang merupakan salah satu pelindung alami pesisir pantai. Kesadaran untuk menjaga lingkungan sebagai tempat bermukim dan sumber kehidupan masyarakat membutuhkan proses yang harus dimulai sejak usia muda. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan pada murid Kelas V SDN 54 dan SDN 206 di Kelurahan Pallameang dengan menggunakan metode pengajaran aktif-demonstratif. Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi penyampaian materi tentang ekosistem mangrove, jenis-jenis mangrove, biota yang berasosiasi dengan mangrove, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi pengenalan beberapa jenis mangrove. Selain itu, juga dilakukan pre-test dan post-test, lomba membaca, dan lomba menggambar jenis-jenis mangrove. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa anak usia dini di Kelurahan Pallameang membutuhkan bentuk pembelajaran muatan lokal mengenai pengenalan lingkungan ekosistem mangrove. Hal ini terlihat dari kurangnya pengetahuan siswa tentang peran ekosistem mangrove bagi lingkungan, namun minat dan antusias siswa sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan pengenalan ekosistem mangrove ini. Kata kunci: Murid kelas V SD, Mangrove, Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang.                                                                  ABSTRACT Mangrove ecosystem is an ecosystem with an ecology and economic benefit for coastal livelihood. The Pallameang Village of Mattiro Sompe District in Pinrang Regency, is currently experiencing continuous abrasion of its coastal area. This is because the area has lost mangroves as the natural protectors of the coast. The awareness to protect the mangrove ecosystem as resources where this coastal community depends on for their livelihood requires a process that must be started at a young age. Our community services were carried out for the 5th grade class students at SDN 54 and SDN 206 in Pallameang Village by active-demonstrative teaching method. The activities carried out through: 1) slides presentation on mangrove ecosystem, mangrove species, associated biota of mangrove, 2) introducing mangroves species found in the area, and 3) competitions on reading and drawing related to mangrove. In addition, we conduct pre-test and post-test. The results of the test indicate that children in Pallameang Village require a form of local content learning in regard to mangrove ecosystem in their area. These students have no knowledge on the role of mangrove ecosystems for the environment Nevertheless, the interest and enthusiasm of students were very high in participating in all activities of our community service in the introduction of mangrove ecosystem. Keywords: Fifth grade elementary school students, Mangroves, Pallameang Village, Mattiro Sompe District, Pinrang Regency.
KERAGAMAN GENETIK IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer Bloch, 1790) TIPE LIAR DAN DOMESTIKASI MENGGUNAKAN METODE Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) Irmawati .; Basse Siang Parawansa; Asmi Citra Malina A.R Tassakka; Ma’rifa Baharuddin; Siti Halimah Larekeng
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 1 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.15

Abstract

Kegiatan pembesaran ikan kakap putih di beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan yang menggunakan benih yang diproduksi dari balai perikanan di Sulawesi Selatan dan Ambon telah berkembang selama beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, benih yang dihasilkan dari kegiatan pembenihan tersebut memiliki kualitas yang masih rendah yang diduga karena keragaman genetik yang rendah. Penelitian ini menggunakan metode Random Amplified Polymorphic DNA, RAPD untuk menganalisis variasi genetik ikan kakap putih tipe liar dari Bulungan Kalimantan Utara dan ikan hasil domestikasi dari panti pembenihan di Ambon yang dibesarkan di tambak rakyat di Desa Borongkalukua Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kakap putih tipe liar memiliki nilai heterozigositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan kakap putih hasil domestikasi. Jarak genetik antar individu-individu di dalam populasi tipe liar lebih tinggi dibandingkan dengan jarak genetik individu-individu hasil domestikasi. Dendogram dan pohon filogenetik yang dibentuk berdasarkan evolutionary dissimilarity menunjukkan bahwa pada tingkat ketidakmiripan 10% ikan kakap putih tipe liar dari Bulungan Kalimantan Timur membentuk klaster yang terpisah dengan ikan kakap putih hasil domestikasi dari Ambon yang dipelihara di tambak Dusun Borongkalukua Kabupaten Maros. Keragaman genetik ikan hasil domestikasi lebih rendah dibandingkan ikan tipe liar dan menunjukkan pola evolusi yang pholyphyly Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa marka RAPD dapat digunakan untuk menganalisis perubahan keragaman genetik antara populasi ikan kakap putih tipe liar dan hasil domestikasi serta bermanfaat sebagai informasi dalam menyusun strategi pemanfaatan wild population sebagai sumber induk dan konservasi plasma nutfah ikan kakap putih.