Cati Martiyana
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Demographic Characteristics as Predictors of Medicine and Health Services Access Difficulties and Economic Problems during Covid 19 in Java, Indonesia Cati Martiyana; Leny Latifah; Yusi Dwi Nurcahyani; Diah Yunitawati; Marizka Khairunnisa1
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 4 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i4.16822

Abstract

Background. The very rapid spread of COVID-19 infection, causing large-scale social restriction in manyparts of the world. A lot of businesses and working places closed. Health services and medicine were in highdemand. Objective. This study aims to determine the demographic characteristics that predict medicineand health services access difficulties and economic problems. Method. This was cross-sectional researchconducted in Java, Indonesia. The research sample was 1,385 individuals aged 15 years and over who livedin Java and had filled out a survey via a google form. Data analysis using multivariate logistic regression.Results. The risk of difficulty accessing medicine and health services and economic difficulties was higherfor males, had income < 3 million per month, and do not have health insurance. Conclusion. Male, hadlow income, and do not have health insurance are at higher risk for having difficulty accessing medicines/health services and experiencing economic difficulties. Meanwhile, respondents under 25 years of age havea higher risk of experiencing difficulties in accessing medicines and health services. The government needsto implement a strategy to reduce health and economic problems due to COVID-19 and pay attention toindividuals under 25 years of age to access health services/medicines.
Stigma and Mental Health during COVID-19 New Normal Transition in Indonesia Leny Latifah; Yusi Dwi Nurcahyani; Diah Yunitawati; Marizka Khairunnisa; Cati Martiyana
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 4 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i4.16940

Abstract

Background: Social isolation and economic catastrophic became the main characters of the current pandemic.Historically, the strongest stigmas related to diseases were characterized as highly transmittable, potentiallylethal, and without remedy. All represented COVID-19 during the early transition into the new normal. Weaimed to analyzed stigma and economic stressors concerning mental health. Method: We conducted a crosssectionalonline survey of 1375 participants in Java, Indonesia. Mental health status evaluated with DASS-21. The presence of social and self-stigma related to Covid-19 assessed with a questionnaire developed basedon seven domains of public stigma. Demographics and other psychosocial stressors were assessed withan online questionnaire. Descriptive analyses and logistic regression had carried out. Result: A very highpercentage of perceived and anticipated self-stigma and social stigma revealed. Controlling demographicsfactors, clear self-stigma increased the risk for depression (2.323 (1.241-4.346), p<0.05), anxiety (2.134(1.205-3.777), p<0.05) and stress 3.931 (1.779-8.685), P<0.001). Clear social stigma increased the risk foranxiety (2.000 (1.066-3.756), p<0.05) but not on depression and stress.Conclusion: Ensuring basic needsfulfilment and eliminating stigma is critical for supporting mental health in the Covid-19 pandemic. Furtherresearch into the stigma-related risks is necessary because it represents an important need for interventionin public health.
DISKUSI DENGAN LEAFLET VERSUS CERAMAH DENGAN LEMBAR BALIK DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEYAKINAN WUS MENGENAI GAKI DI PERDESAAN ENDEMIK GAKI Cati Martiyana; Emy Huriyati; Retna Siwi Padmawati
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 9 No 2 (2018): Media Gizi Mikro Indonesia Juni 2018
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.75 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v9i2.586

Abstract

Latar Belakang. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) masih terjadi di berbagai negara. Ibu hamil, bayi, dan balita adalah kelompok rentan GAKI. Kebutuhan iodium pada ibu hamil meningkat menjadi 250 µg/hari dari 150 µg/hari untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Asupan iodium harian tersebut harus terpenuhi agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap ibu atau janin diantaranya abortus, lahir mati, gangguan tumbuh kembang anak, dan dampak terburuk adalah lahir kretin. Wanita Usia Subur (WUS) merupakan sasaran potensial pendidikan kesehatan mengenai GAKI karena akan melahirkan generasi baru. Tujuan. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan keyakinan WUS mengenai GAKI, efektivitas media intervensi yang digunakan, faktor pendukung, dan penghambat pelaksanaan pendidikan kesehatan. Metode. Jenis penelitian kuantitatif quasi experimental pretest and post test control group design dengan dukungan data kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Wulung Gunung dan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang pada bulan Maret sampai dengan Juni 2018. Kelompok eksperimen diintervensi dengan diskusi menggunakan leaflet sementara kelompok kontrol dengan ceramah menggunakan lembar balik. Sampel dipilih secara simple random sampling. Sebanyak 101 WUS yang sesuai dengan kriteria inklusi terbagi menjadi dua kelompok, kelompok eskperimen (n=54 orang) dan kelompok kontrol (n=47 orang). Data kuantitatif dianalisis dengan t test berpasangan, uji Wilcoxon, t test tidak berpasangan dan Mann Whitney, sementara data kualitatif dianalisis secara tematik. Hasil. Terdapat perbedaan rerata skor pengetahuan, sikap dan keyakinan yang tidak bermakna setelah intervensi antara kelompok diskusi dengan leaflet dan ceramah dengan lembar balik. Faktor pendukung adalah metode dan media intervensi yang dianggap menarik oleh peserta, sementara faktor penghambat adalah tidak semua peserta aktif dalam proses intervensi dan kondisi lingkungan sekitar yang dapat mengganggu konsentrasi peserta. Kesimpulan. Metode diskusi dengan leaflet dan ceramah dengan lembar balik setara dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keyakinan individu, dan keduanya dapat menjadi alternatif pendidikan kesehatan mengenai GAKI di wilayah perdesaan endemik GAKI.
EVALUASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN GAKI DENGAN METODE SWOT DI KABUPATEN WONOSOBO Noviati Fuada; Cati Martiyana; Ika Puspita Asturiningtyas; Slamet Riyanto
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 9 No 1 (2017): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2017
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1995.35 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v9i1.629

Abstract

Abstrak Latar Belakang. Iodium merupakan komponen kunci pembentukan hormon tiroid. Akibat kekurangan iodium menimbulkan beban penyakit global, oleh karena itu Indonesia sepakat berperan dalam upaya global melawan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Perubahan persepsi masyarakat atau intervensi pengetahuan tentang iodium dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. Upaya intervensi tersebut juga perlu dilakukan evaluasi. Tujuan. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan strategi terhadap pelaksanaan penerapan model pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan GAKI. Metode. Jenis penelitian dengan mixed method, yakni menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, Focus Group Discussion dan pengamatan langsung di lapangan. Analisis menggunakan SWOT. Hasil. Hasil IFAS 0,40 dan EFAS 0,27 menempatkan posisi pemberdayaan penanggulangan GAKI berada pada titik (x,y)=(0,40;0,27) kuadran I (Strategi Mendukung Agresif). Kesimpulan. Model pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan GAKI di desa Pulosaren dapat diterapkan. Penerapan model pemberdayaan masyarakat sangat prima dan mantap, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi utama adalah mempertahankan dan mengoptimalkan kekuatan sosial dari kearifan lokal ‘guyub rukun’ yang dimiliki masyarakat; memastikan posyandu tetap aktif ataupun melakukan inovasi program posyandu; serta terus melakukan penyegaran pelatihan penyuluhan dengan menyederhanakan materi pelatihan ataupun model penyampaian pengetahuan yang lebih efektif. Kata kunci: perubahan, pemberdayaan, GAKI, SWOT
MODEL ANALYSIS, DESIGN, DEVELOPMENT, IMPLEMENTATION, EVALUATION (ADDIE) UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA EDUKASI PENANGGULANGAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM Asih Setyani; Leny Latifah; Cati Martiyana; Slamet Riyanto
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 8 No 2 (2017): Media Gizi Mikro Indonesia Juni 2017
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1697.017 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v8i2.1001

Abstract

Latar Belakang. Analisis kebutuhan pada tahapan awal pengembangan media menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pulosaren membutuhkan penyuluhan tentang GAKI yang didukung oleh media yang menarik, mudah dimengerti, awet, dan murah terutama bila menggunakan swadana masyarakat. Tahapan pengembangan media dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media edukasi penanggulangan GAKI yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Pulosaren. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengembangan media menggunakan model ADDIE. Metode pengumpulan data menggunakan FGD dan wawancara mendalam. Informan terdiri dari kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh agama, kader, anggota PKK di wilayah Desa Pulosaren, Kepala Desa Pulosaren, dan Bidan Desa Pulosaren, serta pemangku kepentingan di lingkup Pemda Kabupaten Wonosobo. Hasil. Hasil FGD dengan masyarakat media edukasi yang dibutuhkan berupa buku saku dan lembar balik. Media tersebut diharapkan terbuat dari kertas tebal, berwarna, tidak mudah basah, dan bentuk tulisan dari komputer. Informasi yang dimuat dalam media adalah: pengertian iodium, daerah berpotensi kekurangan iodium, bahan makanan di daerah sekitar yang cukup iodium, akibat kekurangan iodium, kelompok penduduk rawan kekurangan iodium, bagaimana mencegah GAKI, penghambat penyerapan iodium, pengertian garam beriodium, cara memilih, menyimpan, dan menggunakan garam beriodium yang baik, serta cara mengetahui kualitas garam beriodium. Pada tahap implementasi dan evaluasi didapatkan masukan dari masyarakat berupa penambahan ukuran tulisan, penyederhanaan istilah, dan penambahan ilustrasi gambar pada beberapa bagian. Tampilan dengan lebih banyak gambar daripada tulisan lebih mudah dipahami oleh masyarakat Kesimpulan. Model ADDIE dapat dipergunakan untuk pengembangan media edukasi berupa buku saku dan lembar balik untuk penanggulangan GAKI di Desa Pulosaren.