Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Significant Association of Adam 33 Polymorphism with COPD in Javanese Population of Indonesia Retno Ariza Soeprihatini Soemarwoto; Jamsari; Yanwirasti; Andika Chandra Putra; Syazili Mustofa; Wawan Abdullah Setiawan; Ifan Aulia Candra
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 4 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i4.17045

Abstract

Background: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is one of World health cases that is commonlyknown, which is triggered by the combination of environmental factors especially cigarette smoking andgenetic factors. The association between A disintegrin and metalloprotease 33 (ADAM33) polymorphismsand COPD has been investigated and reported by other researchers. Objective: The main aim of this study isto identify the association between single nucleotide polymorphisms (SNPs) in ADAM 33 gene with COPDin the Javanese population in Lampung, Indonesia. Methods: A randomized cross-sectional study was usedin this research. PCR-Sequencing method was involved to analyze the polymorphic for three SNPs (T1, T2,and Q-1) of the ADAM33 gene. Statistical analysis data was performed in descriptive and comparative aswell as it was measured by parametric/non-parametric tests. Results: The results showed that the T2 GG,and T1AG genotypes in COPD group were significantly more frequent rather than in control group (p <0.05). In case of allele, it was found that the T1G and T2G was higher in COPD group rather than in thecontrol group (p = 0.440 and 0.131, respectively). Conclusion: The results clearly conclude that there wassignificant association between T1 and T2 polymorphisms of ADAM33 gene and COPD in the Javanesepopulation of Lampung, Indonesia.
The SNP rs13118928, rs1828591 and rs10519717 in the HHIP Gene are not Associated on COPD Susceptibility in Male Javanese Smokers Syazili Mustofa; Sutyarso; Muhartono; Yandri; Retno Ariza Soeprihatini Soemarwoto; Hendri Busman; Wawan Abdullah Setiawan
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 4 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i4.17108

Abstract

Background: Hedgehog Interacting Protein (HHIP) gene polymorphisms have an association on COPDhas been carried out in Europe and Asia but in Indonesia there is still very limited study on this type andthe largest ethnic group in Indonesia is the Javanese. Objective: To analyze the association between theHHIP gene polymorphism and the incidence of COPD in male Javanese smokers in Lampung, Indonesia.Method: In a case-control study in Javanese male smokers, three single nucleotide polymorphism (SNPs)in the HHIP gene were analyzed by Sanger sequencing method. There were 110 participants in this studywhich were divided into 2 groups, such as COPD group (55 participants) and control group (55 participants).Three SNPs in the gene (rs13118928, rs1828591 and rs10519717) were selected for genotyping. Genotypedistributions were compared between patients and controls. The statistical analysis was carried out with theSPSS program with a chi-square test. Result: The genotypic frequency of the HHIP gene sequence at theSNP position rs1828591, such as AA (52.72%), GG (3.63%) and AG (43.63%) in COPD group, while inthe control group such as AA (38.18%), GG (9.09%) and GG (52.72%; p > 0.05). The genotypic frequencyof the HHIP gene sequence at the SNP position rs13118928 consisted of AA (47.27%) and AG (53.72%)in the control group, while the COPD group consisted of AA (52.72%), GG (1.81%) and AG (45.45%; p> 0.05). The genotypic frequency of the HHIP gene sequence at the SNP position rs10519717 consistedof TT (34.54%), CC (14.56%) and CT (50.90%) in COPD group, while controls group consisted of TT(23.63%), CC (16.37%) and CT (60.00%; p > 0.05). The genotypic analysis of Three SNPs in HHIP genewere observed but showed no significant difference between case and control groups. Conclusion: Singlenucleotidevariants in the HHIP gene are not associated with COPD susceptibility in Javanese male smokers.
PENGARUH PEMBERIAN AIR CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK TAMBAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN BAWANG MERAH (Allium cepa L.) Nabila Ubaidah; Eti Ernawiati; Wawan Abdullah Setiawan; Suratman Suratman
JOURNAL OF PEOPLE, FOREST AND ENVIRONMENT Vol 3, No 1 (2023): Mei
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jopfe.v3i1.5581

Abstract

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas utama sayuran di Indonesia yang mempunyai banyak manfaat. Bawang merah termasuk ke dalam rempah kelompok yang dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga sebagai penyedap bumbu masakan dan bahan baku industri makanan serta bahan obat tradisional yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Meningkatnya permintaan bawang merah mendorong peningkatan produksi yang dalam prosesnya menggunakan pupuk kimia yang berdampak merusak lingkungan dalam masa panjang sehingga diperlukan alternatif pemupukan yang ramah lingkunan dengan hasil tanam yang juga lebih baik. Air cucian beras yang kebanyakan dibuang begitu saja masih memiliki kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan sebagai unsur hara yang mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga dapat dijadikan pupuk tambahan yang ramah lingkungan.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan bawang merah (Allium cepa L.). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan April hingga September 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Perlakuann volume air cucian beras yang terdiri dari empat taraf, yaitu; K0 = kontrol, K1 = 20 ml, K2 = 40 ml, K3 = 60 ml. Parameter meliputi pengamatan jumlah daun, jumlah umbi, berat umbi dan berat kering daun. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Perlakuan volume 20 ml menghasilkan produksi rata-rata tertinggi dengan jumlah daun (25 helai), jumlah umbi (5 umbi), berat umbi (35,2 gram), dan berat kering daun (6,517 gram).Kata kunci: bawang merah, air cucian beras, pupuk tambahan
PENERAPAN PEMUPUKAN BERIMBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI KENTANG DI DESA TAMBAK JAYA, KECAMATAN WAY TENONG LAMPUNG BARAT Ardian Ardian; Kukuh Setiawan; Muhammad Kamal; Muhammad Syamsul Hadi; Erwin Yuliadi; Fitri Yelli; Purba Sanjaya; Wawan Abdullah Setiawan
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.7106

Abstract

Kentang merupakan salah satu tanaman utama yang ditanam oleh petani di Lampung Barat.  Hingga saat ini masalah utama adalah peningkatan kuaktas dan produksi kentang.  Oleh karena itu tujuan pengabdian ini adalah untuk mengedukasi petani mitra dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas kentang per hektar melalui pemupukan berimbang sehingga pendapatan petani mitra dapat meningkat.  Sasaran penyuluhan berupa demonstrasi dan edukasi adalah petani Desa Tambak Jaya, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat. Ada tiga masalah yang menjadi fokus, yaitu ukuran ubi kentang yang tidak homogen, adanya pecah kulit ubi, serta ketahanan periode simpan yang tidak lama.  Target yang akan dicapai adalah peningkatan produksi dan kualitas kentang melalui sistem pemupukan berimbang. Produksi kentang yang dihasilkan dari kecamatan ini rata-rata mencapai 18-20 ton/ha. Produktivitas yang dihasilkan masih tergolong relatif rendah dibandingkan potensi hasil dari bibit yang ditanam, yaitu sekitar 40-50 ton/ha.  Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kentang di wilayah ini karena petani tidak menerapkan pemupukan berimbang untuk produksi tinggi dan munculnya retak umbi dan rentannya pengelupasan kulit umbi. Kondisi ini menyebabkan produksi rendah dan kualitas umbi yang kurang.  Manfaat kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu, petani binaan akan teredukasi dan memahami pentingnya pemupukan berimbang untuk peningkatan produksi dengan mutu yang prima, sehingga pendapatan petani meningkat dan adanya hubungan yang saling menguntungkan antara petani dan pengumpul/mitra usaha karena produk yang berkualitas. Hasil kegiatan pengabdian tim pengabdian dari Universitas Lampung membuat petani kentang di Tambak Jaya sangat tertarik dengan metode pemupukan berimbang dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga produktivitas kentang mencapai 40 ton/ha dengan mutu umbi kentang premium