Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Composite Journal

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN J. A. KATILI-JALAN TONDANO-JALAN MADURA DENGAN METODE PKJI Idrak Mamu; Yuliyanti Kadir; Indriati M. Patuti
Composite Journal Vol. 1 No. 1 (2021): Composite Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.104 KB) | DOI: 10.37905/cj.v1i1.5

Abstract

Persimpangan atau pertemuan jalan adalah titik temu antara dua jalan atau lebih yang memberikan pengaruh bagi kelancaran arus lalulintas pada kendaraan. Oleh karena itu untuk menunjang kinerja pada suatu simpang maka simpang tersebut digunakan sinyal alat pemberi isyarat lalulintas (APILL). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis kinerja suatu simpang pada kondisi eksisting. Lokasi penelitian ini dilakukan di simpang BRI Andalas Jalan J. A. Katili, Jalan Tondano, dan Jalan Madura. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014). Data primer yang diambil dari hasil survei langsung seperti geometrik simpang, volume arus lalulintas, dan waktu siklus sinyal pada simpang, sedangkan data sekunder diperoleh dari peta lokasi penelitian dan data jumlah penduduk yang diperoleh dari instansi badan pusat statistik. Hasil perhitungan diperoleh kinerja simpang tingkat pelayanan C dengan tundaan rata-rata simpang sebesar 15,29 det/skr pada puncak jam pagi, tingkat pelayanan C dengan tundaan rata-rata simpang sebesar 18,91 det/skr pada puncak jam siang dan tingkat pelayanan C dengan tundaan rata-rata sebesar 20,67 det/skr pada puncak jam sore. Alternatif perbaikan dapat meminimalisir nilai tundaan yaitu dengan perancangan dua fase isyarat dan didapatkan tingkat pelayanan B dengan tundaan rata-rata simpang sebesar 9,82 det/skr pada puncak pagi, dan mengubah perlebar jalur pendekat didapatkan tingkat pelayanan B dengan tundaan rata-rata simpang sebesar 14,97 det/skr pada puncak pagi. dengan kondisi simpang tersebut maka tidak perlu adanya perubahan kriteria desain karena sesuai dengan syarat Tingkat Pelayanan di PKJI.
ANALISIS PENENTUAN TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN, ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY TRANS BRT KORIDOR I PROVINSI GORONTALO Nadia Fadilah Frinstin Lintang; Yuliyanti Kadir; Moh. Yusuf Tuloli
Composite Journal Vol. 1 No. 2 (2021): Composite Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.171 KB) | DOI: 10.37905/cj.v1i2.8

Abstract

Angkutan umum dalam pelayanannya diharapkan dilakukan secara cepat, aman, nyaman murah dan efisien. Salah satu angkutan umum yang beroperasi di Provinsi Gorontalo adalah Trans BRT yang termasuk dalam kategori Bus Rapid Transit. Trans BRT merupakan salah satu angkutan umum yang diminati oleh warga Gorontalo, khususnya mahasiswa dan pegawai. Beragamnya golongan masyarakat yang menggunakan bus ini menjadi salah satu faktor untuk menetapkan besaran tarif yang harus dibayar oleh pengguna Trans BRT. Tujuan penelitian ini menganalisis besaran nilai tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) serta menganalisis kelayakan dari segi finansial. Pengumpulan data dilakukan dengan survei langsung kepada pengelola kendaraan dan penyebaran kuesioner pada penumpang untuk mengetahui tingkat kemampuan dan kemauan penumpang dalam membayar tarif. Biaya operasional kendaraan dianalisis dengan menggunakan metode Departemen Perhubungan, sementara nilai ATP dianalisis menggunakan metode pendapatan keluarga dan WTP menggunakan metode persepsi pengguna. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besaran tarif berdasarkan BOK sebesar Rp. 9.000 berdasarkan ATP sebesar Rp. 7.000 untuk kategori umum dan Rp. 2.500 untuk kategori pelajar dan berdasarkan WTP sebesar Rp. 4.500 untuk kategori umum dan Rp. 2.000 untuk kategori pelajar. Rekomendasi nilai tarif (RNT) untuk kategori umum sebesar Rp. 7.000 dan untuk kategori mahasiswa/pelajar Rp. 5.000. Hasil analisis kelayakan finansial investasi diperoleh nilai NPV < 0 dan BCR <1, maka investasi tersebut dinilai tidak layak dari segi finansial.
ANALISIS PENENTUAN NILAI TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN, ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY TRANS BRT KORIDOR 2 PROVINSI GORONTALO Adrianto Unusa; Yuliyanti Kadir; Frice L. Desei
Composite Journal Vol. 1 No. 2 (2021): Composite Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.482 KB) | DOI: 10.37905/cj.v1i2.14

Abstract

Angkutan umum sebagai angkutan yang mengangkut pergerakan masyarakat untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya yang diharapkan memiliki pelayan secara aman, murah, cepat, nyaman, dan efisien. Sistem transportasi yang terencana dan terkoordinasi dengan baik akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mendukung aktivitas masyarakat suatu kota atau wilayah. Dalam penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan kebijakan yang arif serta penanganan yang tepat. Penentuan besaran tarif ini tentunya dapat menjembatani antara kepentingan penumpang selaku konsumen dengan pengusaha/operator angkutan umum. Tujuan penelitian ini menganalisis penetapan tarif berdasarkan nilai Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Pengumpulan data dilakukan dengan survei langsung kepada pengelola kendaraan dan penyebaran kuesioner pada penumpang untuk mengetahui tingkat kemampuan dan kemauan penumpang dalam membayar tarif. Biaya operasional kendaraan dianalisis menggunakan metode yang dikeluakan oleh Departemen Perhubungan, nilai ATP dianalisis dengan metode pendapatan keluarga dan WTP dianalisis menggunakan metode persepsi pengguna. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besaran tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) sebesar Rp 8.000, berdasarkan Ability to Pay (ATP) sebesar Rp 9100 untuk kategori umum dan Rp 6.500 untuk kategori pelajar dan berdasarkan Willingness to Pay (WTP) sebesar Rp 3.800 untuk kategori umum dan Rp 3.000 untuk kategori pelajar, kondisi ini menggambarkan bahwa pengguna Trans BRT merupakan kelompok choiced riders yang mempunyai penghasilan relatif tinggi sehingga pemilihan untuk penggunaan kendaraan pribadi masih lebih dominan. Berdasarkan Rekomendasi Nilai Tarif (RNT) sebesar Rp 7.000 untuk kelompok masyarakat umum dan Rp 5.000 untuk kelompok mahasiswa/pelajar. Hasil penelitian dari segi kelayakan investasi menunjukkan bahwa Trans BRT Koridor 2 tidak layak.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BRT (BUS RAPID TRANSIT) KORIDOR II RUTE KOTA GORONTALO - LIMBOTO Ni Wayan Sarimi; M. Yusuf Tuloli; Yuliyanti Kadir
Composite Journal Vol. 1 No. 2 (2021): Composite Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.591 KB) | DOI: 10.37905/cj.v1i2.20

Abstract

Kota Gorontalo sebagai Ibu Kota Provinsi Gorontalo merupakan pusat pendidikan pemerintahan dan perdagangan yang mengalami pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat sebagai tarikan perjalanan maka daerah-daerah perlu adanya sarana dan prasarana dalam penunjang sebagai pendistribusian pergerakan perjalanan untuk mendorong kegiatan tersebut Salah satu sarana dan prasarananya adalah (BRT). Bus Rapid Transit merupakan bus yang berkualitas tinggi yang berbasis transit yang cepat, nyaman, dan biaya murah untuk mobilitas perkotaan dengan menyediakan jalan untuk pejalan kaki, infrastruktur, operasi pelayanan yang cepat dan sering, perbedaan keunggulan pemasaran dan layanan kepada pelangganan (BRT), mengemulasi karakteristik kinerja sistem transportasi kereta api modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan pada perencanaan Bus rapid transit pada koridor II Kota Gorontalo – Limboto dan menganalisis tingkat kelayakan secara finansial pada perencanaan (BRT) koridor II Kota Gorontalo – Limboto. Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah koridor II yaitu trayek Kota Gorontalo-Limboto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data primer dan data sekunder. Data peimer terdiri dari biaya operasional kendaraan, dan data sekunder terdri dari rincian biaya pembangunan BRT dan peta rute Trans BRT Koridor II Kota Gorontalo-Limboto. Data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan NPV dan BCR. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh BOK pertahun sebesar Rp.312.088.150 dengan tarif BOK sebesar Rp.10.000,sedangkan untuk pendapatan dalam setahun dengan menggunakan load factor 50%,75% dan 100% pada load factor 50% diperoleh pendapatan yaitu sebesar Rp.10.471.850 per tahun sedangakan untuk load factor 75% diperoleh sebesar Rp.171.751.850 pertahun dan untuk load factor 100% pendapatan diperoleh sebesar Rp.333.031,850 pertahun berdasarkan analisis kelayakan finansial dengan umur ekonomis kendaraan 7 tahun dengan discount rate 10% diperoleh nilai NPV sebesar Rp.655.803.844 dan niali BCR = 1.6792 >1. Dengan nilai NPV dan BCR yang diperoleh dikatakan layak secara finansial.
ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN SOFTWARE VISSIM PADA PERPOTONGAN JALAN PROF. DR. H.B JASSIN DAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN Mohamad Risky Ibrahim Risky; Yuliyanti Kadir; Frice L. Desei
Composite Journal Vol. 2 No. 1 (2022): Composite Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/cj.v2i1.36

Abstract

Persimpangan jalan adalah daerah atau tempat dimana dua atau lebih jalan raya bertemu atau berpotongan. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja lalu lintas dan tingkat pelayanan pada simpang bersinyal Jalan Prof. Dr. H.B Jassin-Jalan Jenderal Sudirman menggunakan software vissim. Metode analisis yang digunakan adalah mikro-simulasi menggunakan software vissim, dengan melakukan kalibrasi, validasi model simpang secara trial dan error, mempertimbangkan perilaku pengemudi, melakukan uji GEH terhadap volume kendaraan, serta uji chi-square terhadap panjang antrian kendaraan. Berdasarkan hasil mikro- simulasi menggunakan software Vissim kinerja lalu lintas dihari kerja dengan panjang antrian terbesar adalah senilai 38,55 m pada pendekat Jalan Jenderal Sudirman, serta nilai tundaan terbesar adalah senilai 16,96 det/kend dan rata-rata konsumsi bahan bakar adalah 0,46 liter. Level of Service dengan nilai rata-rata 12,15 det/kend dengan tingkat pelayanan LOS_B. Untuk hari libur dengan panjang antrian terbesar adalah senilai 47,22 m pada pendekat Jalan Jenderal Sudirman, serta nilai tundaan terbesar adalah senilai 16,00 det/kend dan rata-rata konsumsi bahan bakar adalah 0,60 liter. Level of Service dengan nilai 12,19 det/kend dengan tingkat pelayanan LOS_B yang berarti karakteristik dari simpang tersebut adalah arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas, pengemudi masih dapat bebas dalam memilih kecepatannya.
ANALISIS KINERJA BUNDARAN (ROUNDABOUT) MENGGUNAKAN METODE PEDOMAN KAPASITAS JALAN INDONESIA 2014 (Studi Kasus: Bundaran Saronde Kota Gorontalo) Muh.Syafa'at Ekiciputara; Yuliyanti Kadir; Frice L. Desei
Composite Journal Vol. 2 No. 2 (2022): Composite Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/cj.v2i2.32

Abstract

Bundaran Saronde Kota Gorontalo merupakan salah satu simpang empat yang berada di pusat Kota Gorontalo. Namun, bundaran ini sering berpotensi menimbulkan pelanggaran dikarenakan letaknya berada pada simpang empat dimana salah satu simpangnya tidak sebidang. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja suatu bundaran pada kondisi eksisting. Metode yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil dari hasil survei langsung seperti data volume lalu lintas, dan geometrik bundaran sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu data jumlah penduduk provinsi Kota Gorontalo, dan peta jaringan jalan. Analisis kinerja bundaran dilakukan dengan menggunakan metode (PKJI 2014). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketertiban di kawasan Bundaran Saronde ini relatif rendah, akibat pelanggaran oleh pengendara yang mengambil jalan pintas melalui bundaran. Pelanggaran meningkat saat off peak time. Hasil analisis diperoleh jam puncak tertinggi yaitu jam 17.00-18.00 dengan volume lalu lintas 3.153 skr/jam, sehingga diambil patokan untuk menganalisis kinerja bundaran. Nilai derajat kejenuhan terbesar berada pada arah Barat-Utara sebesar 0,321. Berdasarkan syarat Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) bahwa < 0,75, sehingga tingkat kejenuhan pada Bundaran Saronde masih terbilang ideal. Jika dilihat dari kondisi eksisting Bundaran Saronde dapat dikatakan cukup padat dan menimbulkan konflik lalu lintas, disebabkan ketidak idealan posisi bundaran tersebut. Selain itu salah satu lebar bagian jalinan bundaran lebih kecil yang menyebabkan terjadinya konflik maupun tundaan pada bundaran tersebut. Tingkat pelayanan jalan pada Bundaran Saronde Kota Gorontalo termasuk pada tingkat pelayanan B.