Kehadiran kelapa sawit telah menimbulkan tekanan terhadap peluang budidaya komoditas tanaman pangan utama di tingkat desa. Hal ini menimbulkan konsekuensi merosotnya ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga tani. Studi ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas ketersediaan pangan rumah tangga tani dan proporsi rumah tangga terindikasi miskin berdasarkan proporsi pengeluaran pangan di sekitar perkebunan kelapa sawit. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penentuan sampel rumah tangga tani dilakukan berdasarkan metode simple random sampling, sedangkan pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dan observasi. Hasil studi menunjukkan bahwa rumah tangga tani yang masih memiliki persediaan pangan stabil hanya sekitar 51%, sisanya memiliki persediaan pangan tidak stabil dengan indikasi menggantungkan pasokan pangan dari luar desa. Rata-rata konsumsi beras rumah tangga tani dengan persediaan pangan yang stabil mencapai kurang lebih 1,33 kg/hari dan memiliki persediaan pangan rata-rata selama 324 hari. Adapun berdasarkan pengeluaran pangannya, sekitar 39% rumah tangga tani memiliki proporsi pengeluaran pangan ≥ 60% yang mengindikasikan kecenderungan sebagai rumah tangga miskin. Hasil ini memberi informasi bahwa kehadiran komoditas kelapa sawit meskipun secara makro ekonomi dalam jangka pendek mampu meningkatkan perekonomian nasional dan daerah, namun di tingkat desa terbukti telah menimbulkan ketidakamanan pangan.