Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Tradisi Amliyah Aswaja An Nahdliyah Sejarah Lahirnya Organisasi Nahdlatul Ulama Millah Kamilah Muslimat; Fidya Arie Pratama; Ivan Kristivan; Ulpiah Ulpiah; Ujang Nurjaman
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 7 No 1 (2022): Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi keagamaan sekaligus organisasi kemasyarakatan terbesar dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia, mempunyai makna penting dan ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. NU lahir dan berkembang dengan corak dan kulturnya sendiri. Sebagai organisasi berwatak keagamaan Ahlussunnah Wal Jama'ah, maka NU menampilkan sikap akomodatif terhadap berbagai madzhab keagamaan yang ada di sekitarnya. NU tidak pernah berfikir menyatukan apalagi menghilangkan mazdhab-mazdhab keagamaan yang ada. Dan sebagai organisasi kemasyarakatan, NU menampilkan sikap toleransi terhadap nilai-nilai lokal. NU berakulturasi dan berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat lokal. Dengan demikian NU memiliki wawasan multikultural, dalam arti kebijakan sosialnya bukan melindungi tradisi atau budaya setempat, tetapi mengakui manifestasi tradisi dan budaya setempat yang memiliki hak hidup di Republik Indonesia tercinta ini. Sebagai warga negara Indonesia, khususnya sebagai warga Nahdlatul ‘Ulama alangkah baiknya kita mengetahui lebih dalam mengenai apa itu Nahdlatul ‘Ulama. Banyak hal yang bisa kita temukan dan kita kaji dalam perkembangan organisasi ini sehingga kita dapat memetik segala hikmah kebaikan yang bisa dijadikan motivasi dan semangat untuk kehidupan kita. Abstract Nahdlatul Ulama (NU) is a religious organization as well as the largest social organization in the trajectory of the history of the Indonesian nation, has an important meaning and helped determine the course of the history of the Indonesian nation. NU was born and developed with its own style and culture. As an organization with the religious character of Ahlussunnah Wal Jama'ah, NU displays an accommodative attitude towards various religious schools around it. NU never thought of uniting or eliminating existing religious schools of thought. And as a community organization, NU displays an attitude of tolerance towards local values. NU acculturates and interacts positively with the traditions and culture of the local community. Thus, NU has a multicultural perspective, in the sense that its social policy is not to protect local traditions or culture, but to recognize the manifestations of local traditions and cultures that have the right to live in this beloved Republic of Indonesia. As Indonesian citizens, especially as citizens of Nahdlatul 'Ulama, it would be nice for us to know more about what Nahdlatul 'Ulama is. There are many things that we can find and study in the development of this organization so that we can take all the good lessons that can be used as motivation and enthusiasm for our lives.
Pendidikan Moral Berbasis Agama Filsafat Psikologi dan Sosiologi Huges Huges; Ujang Nurjaman
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol 16, No 1: Al Qalam (Januari 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v16i1.814

Abstract

Sentuhan aspek moral atau akhlak dan budi pekerti menjadi sangat kurang. Demikian pula, sentuhan agama yang salah satu cabang kecilnya adalah akhlak atau budi pekerti menjadi sangat tipis dan tandus. Padahal roda terus berputar dan berjalan, budaya terus berkembang, teknologi berlari sangat pesat, dan arus informasi global bagai tidak terbatas dan tidak terbendung lagi. Sebagai akibatnya adalah budaya luar yang negatif mudah terserap tanpa ada filter yang cukup kuat. Gaya hidup moderen yang konsumeristik-kapitalistik dan hedonistik yang tidak didasari akhlak dan budi pekerti yang luhur dari bangsa ini cepat masuk dan mudah ditiru oleh generasi muda. Perilaku negatif, seperti tawuran, anarkis, dan cepat marah menjadi budaya baru yang dianggap dapat mengangkat jati diri mereka. Premanisme ada di mana-mana, emosi meluap-luap, cepat marah dan tersinggung, serta ingin menang sendiri menjadi bagian hidup yang akrab dalam pandangan sebagian dari diri masyarakat sendiri. Kenyataan lain juga menunjukkan adanya indikator budi pekerti dan moral yang gersang adalah banyaknya terjadi kasus pelecehan seksual yang dilakukan. Diberikannya pendidikan moral bagi anak diharapkan dapat mengubah perilaku anak, sehingga peser-ta didik jika sudah dewasa lebih bertanggung jawab dan menghargai sesamanya dan mampu menghadapi tantangan jaman yang cepat berubah. Di sinilah pentingnya nilai-nilai moral yang berfungsi sebagai media transformasi manusia Indonesia agar lebih baik, memiliki keunggulan dan kecerdasan di berbagai bidang; baik kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, kecerdasan kinestika, kecerdasan logis, musikal, linguistik, kecerdasan spasial.
Implementasi Visi Pendidikan Berbasis Agama, Filsafat, Psikologi, Dan Sosiologi Di Lembaga Pendidikan Islam Rasma Afifah; Ujang Nurjaman; Faiz Karim Fatkhulloh
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol 16, No 3: Al Qalam (Mei 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v16i3.973

Abstract

Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin mewujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini dan menjangkau masa yang akan datang. Agar pengelolaan madrasah tersebut dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan rencana strategis sebagai suatu upaya untuk mengendalikan organisasi(madrasah) secara efektif dan efesien sehingga tujuan dan sasarannya tercapai. Perencanaan strategis merupakan landasan bagi madrasah dalam menjalankan proses pendidikan. Komponen dalam perencanaan strategis paling tidak terdiri dari visi, misi, prinsip dan tujuan. Perumusan tersebut harus dilakukan pengelola madrasah, agar memiliki arah kebijakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan. Pendidikan merupakan proses sosial yang bertujuan membentuk manusia yang baik. Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai proses pengembangan semua aspek kepribadian manusia, baik aspek pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan yang berbasis pada agama, filsafat, psikologis dan sosiologis. Agama memerintahkan manusia untuk mempelajari alam, menggali hukum-hukumnya agar manusia hidup secara alamiah sesuai dengan tujuan dan asas moral  yang diridhai  Tuhan. Ilmu sebagai alat harus diarahkan oleh agama, supaya memperoleh kebaikan dan kebahagiaan, sebaliknya ilmu tanpa agama, maka akan membawa bencana dan kesengsaraan. Karena agama adalah kebenaran, sementara filsafat dan ilmu adalah pencari kebenaran, maka keduanya (filsafat dan ilmu) harus mencari kebenaran agama tersebut. 
KOOPERATIF DAN KONFLIK DALAM PENDIDIKAN BERBASIS AGAMA, FILSAFAT, PSIKOLOGI, DAN SOSIOLOGI Ahmad Yani; Budi Hermawan; Amruddin; Ujang Nurjaman
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 5, No. 1, January 2022
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.069 KB) | DOI: 10.31943/afkarjournal.v5i1.234

Abstract

The purpose of this study is to describe and analyze the what, why, and how of cooperative and conflict in education based on religion, philosophy, psychology, and sociology. The results of this study are that cooperative and conflict in education are cooperation and disputes in the educational process which by: (1) based on religion means being guided by the teachings of God who wants goodness, where cooperation is woven in virtue and piety, energy, closest people, peace , patience and prayer, material and immaterial benefits, while conflicts are handled by deliberation and tahkim (arbitration); (2) based on philosophy means guided by universal knowledge and the meaning of life that requires reconstruction, which is carried out by means of democracy or consensus; (3) based on psychology means being guided by Islamic knowledge of thought and behavior, which is handled through belief, rational, integrated belief and rational methods, and authority methods; and (4) based on sociology means referring to social science as the complexity of social systems, through qualitative approaches (historical, comparative, and case study methods) and quantitative approaches (deductive, inductive, empirical, rational, and functional methods).
Relasi Aswaja An-Nahdliyah dan Negara Siti Honiah Mujiati; Ulfiah Ulfiah; Ujang Nurjaman
Ar-Rihlah: Jurnal Inovasi Pengembangan Pendidikan Islam Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : LPPM Institut Agam Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33507/ar-rihlah.v7i1.570

Abstract

Islam Ahlussunnah wal-Jama`ah (Aswaja) an-nahdliyah adalah bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Para pendiri NU dan para pendiri negeri ini adalah orang yang identik. Dalam pandangan mereka, Indonesia sekarang tidak lagi berperang dengan Islam, mereka dengan tegas menyatakan bahwa mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu tanggung jawab dalam menjaga dan melaksanakan syari'at non sekuler. Umat ​​Islam khususnya NU memiliki fungsi strategis dalam membangun semangat perang terhadap kolonialisme selain sebagai unsur pemersatu bangsa dan negara, sehingga wajar yang paling ampuh sampai saat ini kita berada di garda depan protektif dan peduli bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui nilai-nilai Aswaja menuntut penggunaan media informasi. Sedikit banyak, NU telah mengetahuinya. Selain mempublikasikan media cetak seperti Ar-Risalah, Aula, dan sejenisnya, NU juga telah mengambil keuntungan dari internet melalui cara menyebarkan NU Online sejak tahun 2003. Darinya lahirlah slogan "Teknologi sebagai Tradisi". Semoga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dipertahankan sampai waktu yang telah ditentukan, melalui perpaduan nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah ke dalam gaya hidup bernegara dan keimanan Islam di muka bumi ini.Ajaran hakiki Islam Ahlusunah wal Jama'ah yang dapat dipegang teguh melalui sarana Nahdlatul Ulama sangat erat kaitannya dengan Negara Indonesia. Ajaran tersebut adalah at-tawassuth (pola pikir pusat), at-tawazun (seimbang), al-i'tidal (tegak lurus), dan tasamuh (toleransi). Relasi di antara pelajaran Aswaja Annahdliyah di dalam Negara Indonesia sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Pola pikirnya yang menjunjung tinggi toleransi dan moderasi telah membuatnya tersebar luas di dalam negara Indonesia. Banyak sekali nilai-nilai luhur yang tetap akan kita berikan dari Nahdlatul Ulama, yaitu tanah air Indonesia. Sebagai organisasi asli Indonesia, NU juga memiliki pengaruh yang baik di negara Indonesia. Indonesia dianggap menyenangkan karena pola pikir NU yang seimbang, toleran, dan ringan. Nilai-nilai aswaja sangat vital untuk dikembangkan dalam pembinaan keislaman di Indonesia saat ini. Selain itu, pelatihan Aswaja muncul karena keinginan masyarakat Indonesia, khususnya sebagai pengertian dalam pelatihan non sekuler dan pembentukan moral, pria atau wanita, dan pria atau wanita yang mulia. Penanaman nilai-nilai Aswaja tidak bisa paling efektif dilakukan di lembaga akademik formal, tetapi juga ditujukan pada jaringan yang lebih luas (non-formal dan pelatihan kasual). Misalnya, acara pengajian biasa yang dikemas dengan ulama' sangat bagus untuk menumbuhkan keahlian nilai-nilai non sekuler di masyarakat. Ini juga bertujuan untuk memperkuat pria atau wanita, moralitas, dan pria atau wanita dari jaringan. Pria atau wanita dari jaringan yang telah dibentuk dengan baik berubah menjadi pria atau wanita yang luar biasa dari bangsa dan negara juga.
Strategi Peningkatan Perilaku Caring dalam Asuhan Keperawatan pada Mahasiswa Keperawatan di Stikes Permata Nusantara Asep Suryadin; Ujang Nurjaman; Ujang Cepi Barlian; Suharyanto H Soro
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 11 (2022): Volume 4 Nomor 11 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i11.7884

Abstract

ABSTRACT Caring behavior (care) of nurses is a guarantee of quality care services. Caring is a term that should be synonymous with nursing. Most students choose to enter nursing because they have a desire to care for others. While some nurses may be skilled, being a real nurse can be judged by the caring behavior they provide to clients. Caring is the essence of nursing which means responsiveness between nurses and clients. Knowledge of management strategies for improving Caring behavior in nursing care. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. This study resulted in five themes, the themes are 1) Planning strategies for improving Caring behavior in nursing care 2) Organizing an increase in Caring behavior in nursing care 3) Implementation of strategies for improving Caring behavior in nursing care 4) Evaluation of improving Caring behavior in nursing care 5) Factors the obstacles faced and solutions to overcome the inhibiting factors for increasing Caring behavior in nursing care. Caring behavior improvement strategy in nursing care is to form an altruistic humanistic value system that is taught to students while undergoing nursing education so that they have human values through planning, organizing, implementing and evaluating. Keywords: Strategy, Caring Behavior, Nursing Care  ABSTRAK Perilaku Caring (kepedulian) perawat menjadi jaminan akan layanan perawatan bermutu. Caring adalah istilah yang harus identik dengan keperawatan. Sebagian besar siswa memilih untuk masuk keperawatan karena mereka memiliki keinginan untuk peduli dengan orang lain. Sementara beberapa perawat mungkin terampil, namun menjadi perawat yang sesungguhnya dapat dinilai dari prilaku Caring yang mereka berikan ke klien. Caring merupakan intisari dari keperawatan yang mengandung arti responsive antara perawat dengan klien. Diketahuinya manajemen strategi peningkatan perilaku Caring dalam asuhan keperawatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini menghasilkan lima tema, tema tersebut yaitu 1) Perencanaan staregi peningkatan perilaku Caring dalam asuhan keperawatan 2) Pengorganisasian peningkatan perilaku Caring dalam asuhan keperawatan 3) Implementasi strategi peningkatan perilaku Caring dalam asuhan keperawatan 4) Evaluasi peningkatan perilaku Caring dalam asuhan keperawatan 5) Faktor penghambat yang dihadapi dan solusi mengatasi faktor penghambat peningkatan perilaku Caring dalam asuhan keperawatan. Strategi peningkatan perilaku Caring dalam asuhan keperawatan yaitu membentuk sistem nilai humanistik altruistik  yang diajarkan kepada mahasiswa saat menjalani pendidikan keperawatan agar memiliki nilai-nilai kemanusiaan melaui perencanaan, pengorganisasia, implementasi dan evaluasi. Kata Kunci: Strategi, Perilaku Caring, Asuhan Keperawatan
Apakah Sikap Bermazhab Berperan untuk Pengembangan Kesehatan Mental Remaja Muslim Nadhatul Ulama ? Agoes Dariyo; Safrizal Safrizal; Ulfiah Ulfiah; Ujang Nurjaman
Cakrawala: Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan Islam dan studi sosial Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : LPPM IAINU Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33507/cakrawala.v6i1.425

Abstract

This study aims to determine the relationship between mazhap attitudes and mental health in Muslim youth of Nadhatul Ulama. The technique of collecting data using a questionnaire is the attitude of the sect and mental health. The number of subjects involved in this study were 43 people (17-22 years, M = 19). Data analysis techniques with correlation and regression tests. It is known that there is a relationship between mazhab attitudes and mental health of Muslim youths of nadhatul ulama (r = .566, p = .000, p < .000). Likewise, it is known that the contribution of religious attitudes to mental health is 32%; and there are other factors by 68%. Furthermore, the results are discussed in this article.