Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS PROSES BERPIKIR MAHASISWA YANG MEMILIKI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH MATA KULIAH KALKULUS II ., Rohati
SEMIRATA 2015 Prosiding Bidang Matematika
Publisher : SEMIRATA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.4 KB)

Abstract

Dalam proses pembelajaran mahasiswa memiliki tingkat  dan jenis kecerdasan yang berbeda-beda antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya. Salah satunya  adalah mahasiswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial. Di akhir perkuliahan matakuliah KalkulusII, masih ditemukan 42 % mahasiswa yang memiliki nilai rendah. Hal ini salah satunya disebabkan karena mahasiswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial masih sulit menyatakan masalah kedalam model matematika serta  menggunakan metode  yang  sesuai untuk menyelesaikannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses berpikir mahasiswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial dalam pemecahan masalah.  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan. Subjek penelitian ini adalah tiga orang mahasiswa yang mempunyai kecerdasan visual-spasial matakuliah Kalkulus IItahun ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian terdiri dari tes proses berpikir dalam pemecahan masalah matematikadan pedoman wawancara. Temuan penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir mahasiswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial dalam pemecahan masalah. Adapun indikator proses berpikir yang dlihat adalah pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, pembentukan keputusan, pembentukan kesimpulan.   Katakunci: proses berpikir, kecerdasan visual spasial
ANALISIS NILAI-NILAI BUDAYA JAMBI YANG TERKANDUNG DALAM ALAT MUSIK KELINTANG KAYU YANG BERKAITAN DENGAN PEMBELAJARAN POLA BARISAN DAN DERET Kamid, Kamid; Resmita, Resmita; Rohati, Rohati
AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Nilai-nilai budaya Jambi adalah suatu nilai luhur kebudayaan Jambi yang harus dikembangkan agar tidak punah, oleh sebab itu diperlukan suatu wadah dalam pembela­jaran matematika yang bisa dikaitkan dengan budaya Jambi tersebut. Alat musik kelin­tang kayu merupakan salah satu alat musik kelintang kayu yang bisa dikaitkan dengan pembelajaran matematika yaitu pada materi pola barisan dan deret. Karena alat musik ini, mempunyai panjang kayu yang berbeda pada setiap bilahannya dan menghasilkan harmonisasi nada yang berbeda pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai-nilai budaya Jambi yang terkandung dalam alat musik kelintang kayu dan menganalisis keterkaitan nilai-nilai budaya Jambi dalam alat musik kelintang kayu ter­sebut dengan materi pola barisan dan deret. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan ber­dasarkan hasil pengamatan terhadap alat musik, wawancara dan pengamatan terhadap proses pembuatan alat musik tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah alat musik dan seniman alat musik kelintang kayu di sanggar mindulahin, Telanai Pura, Kota Jam­bi.Berdasarkan penelitian diperoleh hasil nilai budaya Jambi yang terkandung dalam alat musik kelintang kayu adalah nilai kesenian disebabkan oleh harmonisasi nada yang dihasilkan oleh alat musik kelintang kayu pada saat kayu tersebut dipukul, dan memiliki nada khas kesenian Jambi yaitu nada pentatonis. Dan pada setiap bilahan kayu terdapat panjang kayu yang berdeda dan membentuk pola barisan dan deret tertentu dan menghasilkan harmonisasi bunyi yang berbeda pula.Dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan nilai-nilai budaya Jambi dalam alat musik kelintang kayu dengan pembelajaran matematika yaitu pada materi pola barisan dan deret.Kata Kunci: nilai-nilai budaya Jambi, kelintang kayu, pembelajaran matematika, pola barisan dan deret
KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS III DALAM MEMAHAMI BAHAN KAJIAN HALOALKANA Rohati, Rohati
Jurnal Gemaedu Vol 1 No 2 (2016): Daftar Isi
Publisher : Gema Widyakarya bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.854 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesulitan siswa kelas III dalam memahami kajian Haloalkana. Penelitian ini bersifat deskriftif , variabel dari penelitian ini adalah kesulitan belajar sisiwa kelas III dalam memahami bahan kajian haloalkana. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III program khusus IPA SMUN 1 Kepanjen tahun pelajaran 2000/2001. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, dan diperoleh kelas III IPA1 dan III IPA2 sebagai sampel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa seperangkat soal objektif  haloalkana. Instrumen tersebut disusun berdasarkan kurikulum SMU 1994 dan suplemen GBPP 1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38,65%  siswa kelas III SMUN 1 Kepanjen mengalami kesulitan dalam memahami bahan kajian Haloalkana. Jika dirinci kesulitan siswa kelas III SMUN 1 Kepanjen yang mengalami kesulitan tersebut pada masing-masing sub bahan kajian sebagai berikut: kesulitan dalam memahami reaksi pada senyawa haloalkana sebesar 24, 58%, kesulitan dalam reaksi pembentukan senyawa haloalkana sebesar 34,34%, kesulitan dalam memahami kegunaan dan dampak senyawa haloalkana terhadap lingkungan sebesar 39,12%, kesulitan dalam memahami tatanama senyawa haloalkana sebesar 39,90%, dan kesulitan dalam pemberian contoh senyawa haloalkana sebesar 55,29%. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah:a) bagi siswa disarankan untuk mencari literature lebih banyak, dan b) bagi peneliti yang lain agar menggunakan instrumen penelitian yang lain, misalnya wawancara atau angket.
The Views of High School Students During The Covid-19 Period on Learning Mathematics Rohati, Rohati; Marlina, Marlina; Isna, Khidayatul
IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application) Vol 4, No 2 (2021): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/ijeca.v4i2.4729

Abstract

The Covid-19 pandemic has reshaped people's lives, attacking the Indonesian state and spreading throughout the world. This condition necessitates that all teaching and learning take place online. However, students continue to face numerous obstacles during implementation. The purpose of this study is to ascertain the responses provided by students during the performance of online mathematics learning and to ascertain their suggestions and desires for the subsequent semester's implementation of mathematics learning. The study used a descriptive qualitative research approach to select 373 students as research subjects. The data collection method was a google form, and students were asked to provide an open response regarding their wishes and expectations for online mathematics education in the following semesters. The findings indicated that students expected face-to-face instruction to facilitate direct interaction with teachers and other students. Additionally, students desire to improve their ability to learn and organize their learning more effectively. Additionally, students express their opinions and responses about online mathematics education, including the level of mathematics material and technology (utilization of the zoom platform). Additionally, deadlines for extending tasks, the use and utilization of instructional videos, and the explanation of mathematics material are more comprehensive. Teachers can use the findings of this research to evaluate mathematics learning in order to improve their classroom instruction, and other teachers can do the same thing.
STUDENTS’ PROPORTIONAL REASONING IN MATHEMATICS THROUGH COVID-19 PANDEMIC CONTEXT Rohati, Rohati; Turmudi, Turmudi; Kusnandi, Kusnandi
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4255.89 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i3.3873

Abstract

Abstract The aim of this study was to ascertain high school students' proportional reasoning in the sense of the COVID-19 pandemic. How do students' thoughts flow when confronted with problems requiring proportional reasoning? This research is a mixed study by collecting data through problem-solving questions to 253 junior high school students in Muaro Jambi, Jambi Province, Indonesia. The problem-solving activities are based on real-world scenarios and require reasoning that is proportional and pertinent to the COVID-19 pandemic context. Due to the ongoing COVID-19 pandemic, the test is administered through the Whatsapp framework. Students' responses are examined in detail to ascertain their proportional reasoning skills. The results indicate that almost all students correctly answered the first question. However, only a small percentage of students were able to answer to and make the correct argument for the second question. The findings indicated that students demonstrated a reasonable level of proportional reasoning when confronted with the COVID-19 pandemic situation. According to the findings of this report, it is important for teachers of mathematics to establish learning activities and problem-solving tasks that help students improve their proportional reasoning skills. Keywords: COVID-19; Problem Solving; Proportional Reasoning; Real-World Situations AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali penalaran proporsional siswa SMA  dengan konteks pandemi COVID-19. Bagaimana alur pemikiran siswa ketika dihadapkan pada masalah yang membutuhkan penalaran proporsional? Penelitian ini merupakan penelitian campuran dengan pengumpulan data melalui pertanyaan pemecahan masalah kepada 253 siswa SMP di Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. Kegiatan pemecahan masalah didasarkan pada skenario dunia nyata dan membutuhkan penalaran yang proporsional dan relevan dengan konteks pandemi COVID-19. Karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, tes dikirim melalui aplikasi Whatsapp. Tanggapan siswa diperiksa secara rinci untuk memastikan kemampuan penalaran proporsional mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir semua siswa menjawab pertanyaan pertama dengan benar. Namun, hanya sebagian kecil siswa yang mampu menjawab dan membuat argumen yang benar untuk pertanyaan kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki alur penalaran proporsional yang cukup baik dengan menggunakan konteks kondisi pandemi COVID-19. Menurut temuan  ini, penting bagi guru matematika untuk menetapkan kegiatan pembelajaran dan tugas pemecahan masalah yang membantu siswa meningkatkan keterampilan penalaran proporsional mereka. Kata kunci: COVID-19; Pemecahan Masalah; Penalaran Proporsional; Situasi Dunia
The Comparison of Jigsaw Cooperative Learning Model with STAD on Mathematics Subjects in Junior High School Kamid, kamid; Winarni, Sri; Rohati, Rohati; Rivani, Putri Ayu; Azzahra, Miftahul Zannah
Journal of Education Reseach and Evaluation Vol 6, No 1 (2022): February
Publisher : LPPM Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jere.v6i1.40425

Abstract

The ability to think analytically is one of the competencies that must be possessed by students. Analytical thinking is a thinking ability that involves the process of breaking down material into small pieces and determining the relationships and overall structure. There are three levels of analytical thinking skills that students must have, namely the ability to remember, understand and be able to apply. Teachers are required to develop a learning model that is more innovative and fun in the learning process in order to stimulate students' analytical thinking by using the JIGSAW and STAD learning models to further hone their process skills. This study uses quantitative methods with associative and comparative types, where the data is taken using questionnaire respondents. The subjects of this study were 180 students. From the results obtained, it can be concluded that from the T test results, the difference in analytical thinking using the STAD model and using the Jigsaw model and the process skills variable using the STAD model and Jigsaw model in mathematics subjects. From the results of the correlation test, it is known that there is a relationship between analytical thinking and student process skills using the Jigsaw learning model. So that this research has an impact on the comparison of analytical thinking with student process    skills using the JIGSAW and STAD learning models.
Student Team Achievement Division Learning Model and Student Process Skills Kamid, Kamid; Winarni, Sri; Rohati, Rohati; Pratama, Wahyu Adi; Triani, Elza
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar Vol 6, No 1 (2022): February 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jisd.v6i1.42456

Abstract

There are still many students who have difficulty learning mathematics. It is because students feel that learning mathematics is complicated. This problem has an impact on low student learning outcomes. One way to make it easier for students to learn is to use an appropriate learning model. This study aims to compare and correlate student response variables in the student team achievement division learning model of block and cube material and student process skills. This type of research is quantitative experimental research by comparing four classes using process skills variables and student responses to student team learning outcomes. The sampling technique used was purposive sampling with a sample size of 144 students from a population of two public elementary schools and two Islamic elementary schools. The technique used to collect data is a questionnaire. The instrument used to collect data is a questionnaire. The data analysis used was quantitative with the help of SPSS 25 statistics to find descriptive statistics, test assumptions, and test hypotheses. Based on the t-test, it is known that there are significant differences in students' process skills in each school and student responses to the Student team achievement division learning model on the volume of blocks and cubes in each school. Based on the correlation test, there is a relationship between students' process skills on student responses with the student learning model of team achievement division on the material of volume of blocks and cubes between schools.
Pembelajaran Geometri Menurut Standar Pengajaran NCTM Dengan Setting Kooperatif Di Smp Negeri 22 Jambi Rohati Rohati; Sri Winarni; Elfiati Elfiati
Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 01 (2013): Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matemarika PMIPA FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.706 KB) | DOI: 10.22437/edumatica.v3i01.1409

Abstract

Abstrak Dunia pendidikan seakarang menuntut seluruh proses pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan siswa dan kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan sesama teman dalam kelasnya. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan menerapkan pengajaran menurut standar National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) dengan setting kooperatif. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah memaparkan bagaimana bentuk pembelajaran geometri menurut standar NCTM dengan setting kooperatif. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sumber data adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi. Pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus penelitian terdiri dari 4 komponen yaitu merencanakan , melaksanakan, mengamati dan merefleksi. Dari 3 kali siklus yang dilakukan diperoleh peningkatan hasil belajar. Pada siklus ketiga diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 76, 5 yang lebih tinggi dibandingkan siklus sebelumnya. Respon siswa juga menunjukkan perubahan setiap siklus. Hal ini ditunjukkan dengan semakin aktif siswa belajar berkelompok.Empat komponen dalam pengajaran NCTM juga bisa dilaksanakan yaitu berupa tugas-tugas, wacana, lingkungan belajar dan analisis. Kata Kunci : geometri, standar NCTM, setting kooperatif
Proses Berpikir Kritis Siswa SMP Tipe Influence Dalam Memecahkan Masalah Matematika Rohati Rohati
Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 01 (2014): Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matemarika PMIPA FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.397 KB) | DOI: 10.22437/edumatica.v4i01.1588

Abstract

Abstrak Proses berpikir yang penting untuk pemecahan masalah matematika adalah proses berpikir kritis yang berguna untuk pembentukan konseptual siswa. Siswa kepribadian influence selalu mengalami kesulitan dalam hal ketelitian dan akurasi. Sikap ceroboh dan santai yang dimiliki siswa influence cenderung menimbulkan asumsi bahwa siswa influence tidak kritis. Padahal, siswa influence memiliki kecenderungan seorang problem solver yang secara tidak langsung membutuhkan kemampuan berpikir kritis. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir kritis siswa tipe influence dalam memecahkan masalah matematika. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berdasarkan lembar tugas pemecahan masalah. Proses berpikir kritis diamati dari setiap langkah pemecahan masalah menurut Polya dan diperhatikan proses berpikir kritis yang meliputi tahap (1) identifikasi masalah dan informasi yang relevan, (2) mengeksplorasi interpretasi dan koneksi, (3) memprioritaskan alternatif dan mengkomunikasikan kesimpulan, dan (4) mengintegrasikan, memantau, dan menyaring strategi penanganan ulang masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa influence dapat memecahkan masalah matematika yang diberikan secara kritis. Proses berpikir kritis pada pemecahan masalah matematika yakni: tahap (1), tahap (2), tahap (3) dan tahap (4) terjadi pada setiap langkah Polya yaitu langkah memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan mengecek kembali hasil pemecahan masalah. Kata Kunci : Berpikir Kritis, Siswa Kepribadian Influence, Pemecahan Masalah Matematika.
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Interaktif Berbasis Android Untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Anak Disleksia Pada Materi Eksponensial Di Kota Jambi Abidin Abidin; Jefri Marzal; Rohati Rohati
Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 02 (2014): Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matemarika PMIPA FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.467 KB) | DOI: 10.22437/edumatica.v4i02.2072

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengembangkan media pembelajaran matematika interaktif berbasis android dan bagaimana motivasi anak disleksia setelah menggunakan media pembelajaran matematika interaktif berbasis android.Penelitian ini menggunakan metode R&D (Research and Development). Penelitian dilaksanakan di Sekolah Autis Harapan Mulia Kelas IX SMP semester genap tahun ajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan media pembelajaran menggunakan program Adobe Flash CS6 dan huruf opendyslexie. Sedangkan untuk mengukur motivasi belajar dilakukan dengan menggunakan angket motivais belajar yang telah divalidasi oleh validator ahli. Hasil analisis data menunjukan bahwa setelah menggunakan media pembelajaran matematika interaktif berbasis android motivasi belajar siswa baik secara ekstrinsik maupun intriksik dalam kategori baik. Hal ini terlihat dari hasil penelitian menunjukan bahwa persentase nilai p yang diperoleh berdasarkan indicator adalah sebesar 84.58% yang merupakan kategoti baik dalam skala interpertasi, sedangkan pernyataan favourable, nilai p mencapai 93.33 % dan untuk pernyataan unfavourable, nilai p mencapai 77.5%. Dalam proses pembelajaranpun demikian, siswa lebih banyak bertanya dan lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya serta tidak mudah menyerah ketika berhadapan dengan soal-soal serta masalah yang lebih sulit. Selain itu siswa juga menjadi lebih mudah dalam memahami pembelajaran karena siswa disleksia tidak kesulitan dalam membaca dan melihat huruf serta angka. Kata Kunci : Disleksia, Media Pembelajaran Matematika, Android, Eksponensial