Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : J-Alif : Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENJUALAN BATU BATA MERAH (STUDI KASUS DESA INDOMAKKOMBONG KECAMATAN MATAKALI) Busrah, Busrah; Halif, Nur; Muin, Rahmah
J-Alif : Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam Vol 9, No 1 (2024): J-Alif, Volume 9, Nomor 1, Mei 2024
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jalif.v9i1.5621

Abstract

Salah satu sentra pembuatan batu bata merah adalah Desa Indomakkombong di Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar, di mana penduduk setempat memanfaatkan kebun dan sawah sebagai sumber daya dan lokasi pembuatan batu bata merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan sistem penjualan batu bata merah dan meninjaunya dari sudut pandang hukum Islam di Desa Makkombong, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian lapangan (field research) dengan para pengusaha batu bata merah merupakan komponen dari penelitian ini. Strategi ini menggunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Selain itu, analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat anomali dalam sistem penjualan batu bata merah di Desa Indomakkombong, Kecamatan Matakali, di mana pembeli tidak langsung memberikan uang hasil pembelian kepada penjual melainkan menjanjikannya selama kurang lebih tiga hari. Oleh karena itu tinjauan hukum dalam jual beli batu bata merah di Desa Indomakkombong Kecamatan Matakali masih banyak masyarakat yang kurang paham akan hal tersebut.
Tinjaun Hukum Islam Terhadap Dampak Lingkungan Tambang Batu Gunung di Desa Beroangin Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar awi, musyawir; Busrah, Busrah
J-Alif : Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam Vol 6, No 1 (2021): J-Alif, Volume 6, Nomor 1, Mei 2021
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.103 KB) | DOI: 10.35329/jalif.v6i1.2212

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk: 1) Mendeskripsikan seara jelas tentang dampak lingkungan dari tambang batu gunung di Desa Beroanging, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, 2) Untuk mengetahui secara jelas tentang Tinjauan Hukum Islam terhadap dampak lingkungan tambang batu gunung di  Desa Beroanging, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar Focus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Jadi penelitian ini membahas tentang bagaimana Pandangan Hukum Islam Terhadap dampak lingkungan Tambang Batu Gunung di Desa Beroangin. Dalam hal ini, maka keputusan PBNU bahwa eksploitasi alam secara berlebihan dan dan merusak lingkungan hidup serta tidak bertanggung jawab hukumnya bersifat haram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada tiga dampak lingkungan yang dirasakan masyarakat akibat  pertambangan batu gunung di Desa Beroangin diantaranya ialah sistem pengoperasian yang sering dilakukan pada malam hari dan mengangu waktu sitirahat masyarakat, kemudian polusi udara yang debu ditibulkan dari aktivitas pertambangan, serta membuat infrastruktur jalan menjadi rusak akibat aktivitas mobilisasi pertambangan. 2) Dalam pandangan hukum Islam. Kerusakan lingkungan yang terjadi di Desa Beroangin, salah satunya disebabkan oleh aktivitas tambang batu gunung tersebut, hal ini bertentangan dengan syari”at islam. Karna islam melarang setiap pekerjaan yang merugikan dan mengangu kenyamanan orang lain serta merusak alam maupun lingkungan. Implikasi  pada penelitian ini adalah, 1) Agama adalah pembelajaran utama ataupun panduan dalam hal mengembangkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemeliharan lingkungan hidup baik itu dalam aspek perlindungan maupun pengelolaan sumber daya alam untuk mewujudkan kemaslahatan. 2) Baik dari pemerintah maupun pihak perusahaan agar sekiranya memahami keluh kesah masyarakat  serta mengatasi keruskan yang ditimbulkan lebih jauh terhadap lingkungan akibat pertambangan batu gunung. Dengan cara memperbaiki infrastruktur untuk kenyanyamanan masyarakat serta memaksimalkan masyarakat dalam bekerja. 3) Masyarakat supaya menyampaikan kritik dan saran kepada pihak pemerintah maupun pengelolah perusahaan pertambangan batu gunung mengenai masalah dampak yang dirasakan akibat aktivitas usaha tersebut.
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PANJAR BURUH TANI (STUDI KASUS DESA SUGIHWARAS KECAMATAN WONOMULYO) Karmila, Karmila; Busrah, Busrah; Hindi, M Anwar
J-Alif : Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam Vol 9, No 1 (2024): J-Alif, Volume 9, Nomor 1, Mei 2024
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jalif.v9i1.5648

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencapai dua hal: pertama, ingin mengetahui bagaimana buruh tani di Desa  Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo menerima uang muka. 2) Untuk mengetahui apakah sistem uang muka buruh tani di Desa  Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo tunduk pada tinjauan hukum Islam. Penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan informasi yang digunakan adalah strategi pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Upah yang diterima buruh adalah Rp. 1.200.000/hektar. Buruh yang membutuhkan uang panjar harus ikut bekerja terlebih dahulu selama 2 atau 3 hari, kemudian upah yang bisa di dapat dari hasil kerja tersebut akan diberikan. Sistem pembayaran panjar tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam, karena sudah jelas mengenai besaran upah dan waktu pembayarannya serta besaran uang panjar yang diberikan kepada buruh, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan dalam akad tersebut.
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Upah Jasa Pemelihara Hewan Ternak (sapi) dengan gabah hasil panen(studi kasus Desa Beroangin Kecamatan Mapilli) Rahim, Rahim; Busrah, Busrah
J-Alif : Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam Vol 6, No 1 (2021): J-Alif, Volume 6, Nomor 1, Mei 2021
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.877 KB) | DOI: 10.35329/jalif.v6i1.2183

Abstract

Penelitian ini berupa penelitian lapangan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem Upah jasa pemelihara hewan ternak (sapi) dengan gabah hasil panen di Desa Beroangin Kecamatan Mapilli serta bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem dalam transaksi ini. Lokasi penelitian berada  di desa Beroangin Kecamatan Mapilli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem upah jasa pemelihara hewan ternak (sapi) dengan gabah hasil panen hanya dilakukan oleh peternak yang propesinya sebagai petani penghasil gabah dan buruh yang punya pakan dan lahan yang mendukung untuk hewan ternak (sapi).Perhitungan upah buruh pemelihara hewan ternak (sapi) dilihat dari banyaknya sapi yang dipelihara kemudian ditentukan 1 sapi sama dengan 1 karung gabah dengan berat 100 kg. Apabila terjadi kegagalan panen maka upah akan diganti  oleh pemberi kerja dengan upah jenis yang sama atau dengan uang seharga gabah yang harus diberikan. Tinjauan hukum Islam terhadap sistem upah dalam transaksi ini, ditinjau dari komoditas yang dijadikan sebagai upah untuk buruh yang sifatnya tidak jelas (Gharar) diperjelas oleh ganti yang sudah disepakati diawal akad. Transaksi ini tidak bertentangan dengan Syara' dan hukumnya boleh dilakukan karena berlangsung atas dasar suka sama suka diantara kedua belah pihak. Selain itu sistem seperti ini sudah menjadi kebiasaan dimasyarakat dan kebiasaan itu bisa menjadi acuan hukum dalam Islam selama tidak merugikan dan tidak ada Nash yang melarang.
Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil Gadai Sawah Antara Penggadai dan Penggarap Sawah Di Desa Patampanua Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar Wahyuni, Wahyuni; busrah, busrah
J-Alif : Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam Vol 6, No 2 (2021): J-Alif, Volume 6, Nomor 2, Nopember 2021
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.446 KB) | DOI: 10.35329/jalif.v6i2.2328

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk: 1) Megetahui sistem bagi hasil gadai sawah yang terjadi antara penggadai dan penggarap di Desa Patampanua Kecamatan Matakali. 2) Megetahui pandangan hukum islam mengenai sistem bagi hasil gadai sawah yang terjadi antara penggadai dan penggarap di desa Patampanua kecamatan Matakali.Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Kemudian teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dimana penelitian deskriptif kualitataif yaitu analisis harus dilakukan secara terus-menerus agar data yang diperoleh baik melalui wawancara dan dokumen-dokumen sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang kongret dan vailid.     Hasil penelitian menujukkan bahwa sistem bagi hasil gadai sawah antara penggadai dan penggarap sawah yang ada di Desa Patampanua didasarkan pada tradisi masyarakat dengan membagi hasil dengan rata (penggadai dan penggarap) dan bagi hasil satu banding dua (satu untuk penggadai dan dua untuk penggarap) dan hal tersebut sudah berlangsung sejak lama. Dalam pandangan hukum islam sendiri sistem bagi hasil tersebut tidak dilarang selama tidak ada dalil yang melarangnya dan dalam akadnya tidak terdapat hal yang fasid serta tidak melanggar konsep moral Islam dalam hal bagi hasil sehingga tercipta kerja sama yang dapat saling menguntungkan satu sama lain tanpa merugikan salah satu pihak mana pun. Bila dijalankan sesuai dengan aturan bagi hasil itu sendiri maka dapat mendatangkan kemakmuran bagi kehidupan dengan cara yang benar dan di ridhoi oleh Allah SWT. Kata kunci: Bagi hasil, gadai sawah, penggadai, penggarap.