Syakir -
Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERUPA WANITA DALAM WILAYAH KOMUNITAS SENIMAN DI KOTA SEMARANG: KAJIAN EKSISTENSI DAN FAKTOR PENGHAMBATNYA -, Syakir
Imajinasi Vol 1, No 2 (2005): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Profesi kesenirupaan tampaknya lebih banyak didominasi oleh perupa pria dibandingkan dengan perupa wanita. Fenomena ini merupakan suatu hal yang menurut penulis menarik untuk dicermati dan dikaji. Penelitian ini diarahkan untuk mencari jawaban atas: (1) bagaimana gambaran eksistensi wanita dalam profesi seniman perupa yang ada di Kota Semarang, (2) Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat bagi wanita untuk eksis berprofesi sebagai seniman perupa di Kota Semarang. Pendekatan dan strategi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan perspektif jender. Latar penelitian ditentukan secara purposif, dengan pertimbangan kelayakan informasi yang diperlukan, yaitu wanita seniman perupa di Kota Semarang. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data ditempuh melalui proses reduksi, saajian, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini memberi jawaban atas masalah: pertama, telah terjadi kesenjangan yang sangat mencolok dalam hal profesi seniman perupa antara kaum wanita dan kaum pria di Kota Semarang. Dalam profesi ini sangat didominasi oleh pria dan sangat minim jumlah wanita yang dapat eksis dalam profesi ini. Kedua, faktor yang menjadi penghambat bagi wanita untuk eksis sebagai perupa yaitu: (a) rasa diskriminatif yang terkadang muncul pada diri wanita; (b) pengaruh kultur dalam kehidupan sosial budaya Jawa; (c) pengaruh keluarga, baik mendukung maupun tidak; (d) Naluri dalam kedudukan sebagai “wanita” yang harus mengemban tugas sebagai isteri dan sebagai ibu; (e) wanita yang punya profesi lain; (f) latar belakang pendidikan akdemis seni rupa; (g) Orientasi komersial dalam berkarya; (h) citra sebahagian masyarakat yang memandang profesi “seniman” atau perupa sebagai sosok yang bebas dan tidak teratur pola hidupnya; (i) Apresiasi masyarakat yang masih rendah terhadap karya seni rupa;serta (j) faktor psikologis pada diri wanita. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan; (1) kepada wanita perupa khususnya yang ada di Kota Semarang agar tetap berusaha untuk eksis sebagai perupa profesional dan aktif dalam menyajikan karya-karya dalam gelar karya atau pameran, (2) kepada segenap masyarakat penikmat seni rupa, hendaknya dapat lebih meningkatkan apresiasinya sehingga dapat memberi penilaian yang lebih baik dan membangkitkan semangat berkarya bagi kreator seni Kota Semarang, (3) Kepada pemerintah dan pihak yang berwenang agar memberi perhatian khusus kepada wanita perupa Semarang sehingga mereka pun bisa eksis sebagaimana halnya perupa pria, tentunya dengan memberikan sarana dan fasilitas yang mendukung. Kata kunci: seniman, seni rupa, wanita perupa, eksistensi
Pelatihan Berkarya Seni Kolase Dengan Pemanfaatan Limbah Kertas Dan Kain Perca Bagi Remaja Karang Taruna (Aktualisasi Program Desa Binaan Fbs Unnes Di Desa Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang) Syakir Syakir; Arif Fiyanto; Erdin Kurniawan
Abdi Seni Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/abdiseni.v11i2.3465

Abstract

ABSTRAK Peningkatkan, pengembangan pengetahuan dan keterampilan untuk masyarakat merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang senantiasa perlu diupayakan. Seiring dengan perkembangannya, Fakultas Bahasa dan Seni, Jusuran Seni Rupa Universitas Negeri Semarang sebagai penyelenggara pendidikan perlu inovasi dan aplikasi secara langsung kepada masyarakat melalui propram pengabdian yang dilaksanakan oleh Dosen. Sasaran yang menjadi tempat pelaksanaan dalam pelaksaan program pengabdian kepada masyarakt ini  yakni remaja Karang Taruna di Desa Binaan, Desa Duren kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. Kegiatan penabdian ini sebagai upaya meningkatkan SDM pada masyarakat setempat, semangat konservasi serta kesadaran  masyarakat  akan  potensi seni dan kerajinan yang dimilki. Kemudian dengan upaya tersebut semoga dapat mendorong tumbuhnya   kreativitas,   motivasi   dan   inovasi   masyarakat   melalui  pelatihan  berkarya seni kolase berbahan limbah kertas dan kain perca, sehingga menjadi karya seni bernilai tinggi meski dari bahan limbah. Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah metode peragaan, dan latihan praktik yang didukung dengan demonstrasi. Melalui peragaan dapat memberikan pemahaman tentang berbagai jenis alat dan bahan yang digunakan serta teknik dalam berkarya seni seni kolase .Kata kunci: Seni Kolase, Limbah, Konservasi, Desa DurenIncreasing, developing knowledge and skills for the community, is a series of activities that always need to be pursued.  Along with its development, the Faculty of Language and Arts, Jusuran Seni Rupa Semarang State University as providers of education need innovation and application directly to the community through a service program carried out by Target Lecturers which is the place for implementing this community service program, namely Karang Tanuna youth  Assisted Village.  Duren Village, Bandungan District, Semarang Regency. This service activity is an effort to improve human resources in the local community.  the spirit of conservation and public awareness of the potential of the arts and crafts they have.  Then with these efforts, hopefully it can encourage the growth of creativity, motivation and innovation in the community by creating collage art made from paper and patchwork waste, so that it becomes a work of high value art even from waste materials.  The methods used in this Community Service activity are demonstration methods and practical exercises that are supported by demonstrations.  Through demonstrations it can provide an understanding of the various types of tools and materials used as well as techniques in creating collage art. Keywords: Collage Art.  Waste, Conservation.  Duren Village 
PEMBELAJARAN MEMBATIK PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN BIDANG KERAJINAN DI MAN KOTA TEGAL Aji Prasetyo; Purwanto Purwanto; Syakir Syakir
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 9 No 1 (2020): Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduarts.v9i1.38227

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan: (1) proses pembelajaran membatik pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan bidang Kerajinan di MAN Kota Tegal; (2) hasil kerajinan batik karya siswa kelas X MIPA 3 dalam berkarya batik; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran membatik. Pendekatan yang digunakan yakni deskriptif kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data mencakup reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan pada persiapan pembelajaran guru tidak membuat RPP sendiri melainkan mengunduh dari internet. Alokasi waktu pembelajaran dilakukan berangsur-angsur, tidak mengacu pada RPP. Semua hasil karya batik yang dibuat siswa cenderung sama di bagian warna, jenis motif dan susunan motifnya. Faktor pendukung pembelajaran membatik yakni pada motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran dan faktor penghambat yakni sarana dan prasarana pembelajaran membatik yang kurang lengkap. Saran yang dapat peneliti berikan yakni untuk lebih meningkatkan fasilitas dan sarana prasarana guna menunjang pembelajaran batik serta untuk guru agar terus mengembangkan perangkat dan media pembelajaran dengan tepat dan baik.
PEPE' PEPE' BAINE DANCE DANCER RECRUITMENT SYSTEM AT SIRAJUDDIN SANGGAR GOWA REGENCY Selfiana Saenal; M Jazuli; Syakir Syakir
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i2.47718

Abstract

Pepesaat dance performance is one of the dance performances that began to develop in modern society such as Makassar. In the quality of performance, the role of the organization becomes important to be able to continue to develop following the changing times and the needs of society. Sanggar Sirajuddin Gowa is famous for the Pepe-pepe'Baine dance which is often performed at various events as a means of entertainment. The purpose of this study was to analyze the recruitment process of Pepe' Baine dancers at Sanggar Sirajuddin Gowa. The research method used is qualitative with a descriptive case study approach with interview, observation, and questionnaire data collection techniques. The results of the analysis showed that the process of recruiting dancers by Sanggar Sirajuddin was not specific but went naturally which made the Sanggar Leadership assess the feasibility of becoming a Pepe-pepe dancer. This is one of the reasons the number of dancers is only 9 people to date.
Bia Music: The Efforts of Traditional Art Inheritance of Art Education Context Richard Junior Kapoyos; Muhammad Jazuli; Suharto Suharto; Syakir Syakir
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. This research aimed to see the Bia Music Phenomenon in Batu Village, North Minahasa Regency in an effort to pass on traditional music in the context of art education. Inheriting traditional music is a cultural problem in the dynamics of human life. The process of inheritance is seen as one of the activities of transfer, transmission, ownership between generations in order to maintain tradition in a family tree that moves continuously and simultaneously. The method in this paper uses a qualitative descriptive method, descriptive method is a method in finding facts about the status of a human group, an object, a condition, a system of thought or an event in the present with the right interpretation (Sedarmayanti., Hidayat, 2002). Qualitative research does not merely describe, but more importantly, finds the meaning contained behind it, as a hidden meaning or intentionally hidden (Ratna, 2010). The purpose of inheritance is generally to maintain cultural values from the past, as well as efforts to maintain the arts. This paper aims to discuss the inheritance system in Bia Music as an effort to preserve the existence of the art. By using the inheritance system theory, this paper examines the types of inheritance in the context of art education and the efforts made in the inheritance process in order to maintain the preservation of the existence of traditional arts.
PEMBELAJARAN MELUKIS PADA GERABAH BAGI ANAK-ANAK DI SANGGAR “OMAH KREATIF” SEMARANG Devrisha Alfianita; Syakir Syakir
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 12 No 3 (2023): Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seni memiliki peran dan fungsi yang penting bagi pendidikan, seni sebagai alat atau sebagai sarana untuk pencapaian tujuan pendidikan. Penelitian ini dapat gambaran yang jelas, benar, dan lengkap tentang kreativitas melukis pada media gerabah di Sanggar “Omah Kreatif”. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan; Faktor pendukung penerapan yaitu; (1) media gerabah sebelumnya telah familiar di kalangan peserta didik Sanggar “Omah Kreatif”, (2) Peserta didik aktif dalam pembelajaran melukis. Sedangkan faktor penghambat penerapan yaitu; (1) beberapa peserta didik merasa sulit mengaplikasikan kuas pada media gerabah. Berdasarkan faktor-faktor yang ada, penulis merekomendasikan media gerabah sebagai sumber media dalam pembelajaran melukis oleh peserta didik Sanggar “Omah Kreatif” dengan dua catatan; (1) memastikan anak dapat dikondisikan dalam pembuatan karya, (2) pengajar membimbing peserta didik dalam pencarian ide agar peserta didik tidak merasa kebingungan dalam menentukan ide.
DESAIN KERAJINAN KUNINGAN COR DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI PT. SAMPURNA KUNINGAN JUWANA DESA GROWONG LOR KABUPATEN PATI Luthfi Nur Hidayat; Syakir Syakir
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 12 No 3 (2023): Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses produksi, desain produk, perkembangan desain dan strategi pengembangannya kerajinan kuningan cor di PT. Sampurna Kuningan Juwana Kabupaten Pati.Metode penelitian menggunakan pendekatan dan desain kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian didapatkan kesimpulan: Pertama, pembuatan desain kerajinan kuningan cor yang di produksi PT. Sampurna Kuningan melewati beberapa tahapan meliputi: 1) Persiapan alat yang digunakan dalam produksi, 2) Persiapan bahan produksi kerajinan kuningan cor, 3) Proses produksi kerajinan kuningan cor, 4) Finishing dan pengemasan kerajinan kuningan cor. Kedua, macam desain produk kerajinan kuningan cor PT. Sampurna Kuningan menurut bentuk dan fungsi seninya terbagi dalam dua macam: 1) Desain karya dan produk murni (fungsi hias). 2) Desain Produk terapan (fungsi pakai). Dari semua desain produk terapan (fungsi pakai), dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu desain klasik, desain modern, dan desain minimalis. Ketiga, Perkembangan dan strategi pengembangan produk sebagai berikut: terdapat beberapa aspek fungsi desain, penampilan desain, penggunaan alat produksi, pengemasan pengiriman, dan jalur atau teknik baru dalam penjualan. Strategi pengembangan saat ini lebih mengandalkan 1) sistim make to order dari pada membuat untuk stok showroom. 2)Memberlakukan pembayaran DP atau uang muka untuk pembuatan desain kerajinan kuningan cor. 3) Mempertahankan kualitas desain kerajinan kuningan cor yang dibuat dan pemberian garansi. 4) Pemasaran dengan mengikuti expo, melakukan kerja sama (rekanan) bersama perusahaan lain serta juga melalui media sosial juga dilakukan.