Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IMPLEMENTATION OF ONLINE CULTURAL ARTS (DANCE) LEARNING VIA GOOGLE MEET AT SATAP ELEMENTARY SCHOOL - JUNIOR HIGH SCHOOLS 08 KABAENA BARAT SOUTHEAST SULAWESI Selfiana Saenal; Sumiani HL
JURNAL PAKARENA Vol 6, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v6i2.25969

Abstract

The purpose of this study is to find out and describe the implementation of Cultural and Arts (dance) learning by using Google Meet at SD-SMP SATAP NEGERI KABAENA BARAT SOUTHEAST SULAWESI. This research is qualitative research using descriptive methods. Where the research instruments used are the researchers themselves and are supported by additional instruments such as laptops, mobile phones, cameras, and stationery. The types of data used in this study are primary data and secondary data. Data collection is done through literature studies, observations, and documentation. The steps in data analysis are reducing data, presenting data, and drawing conclusions. The results showed that the implementation of online art learning (dance) reviewed from the level of material and dance patterns in elementary-junior high school using Google Meet went very well, although not yet maximally. Judging from the planning, the learning design carried out by teachers remains the same but the implementation steps are different because the learning system uses the Google Meet application. Teachers are more flexible in using learning media. Teachers who used to only use textbook media, now the media used is more interesting with the use of video, both videos that are shown live or videos that are played and sent through the Google Meet share screen feature. In terms of assessment is done by looking at the assignments given by students and quiz scores. In terms of the implementation of knowledge learning materials, it is carried out very well. This is evident from the results of assignments given by students. No students have their grades below. Although the delivery of student assignments is often not on time because of internet network problems, the results of the tasks submitted are quite good. In addition, students can create in terms of floor patterns. This proves that students can look for additional materials other than those provided by the teacher.
Tari Pa’jaga Dalam Upacara Rombutuka Nur Hikma; Selfiana Saenal; Rahma M M
JURNAL PAKARENA Vol 4, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.21 KB) | DOI: 10.26858/p.v4i2.12089

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk. 1. Mengetahui keterkaitan Tari Pa’jaga dengan upacara rombotuka (Tobotting) di Desa Kaluppini Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang. 2. Mengetahui bagaimna makna Tari Pa’jaga dalam upacara Rombotuka (Tobotting) di Desa Kaluppini Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang. Untuk mencapai tujuan tersebut, dipilih jenis penelitian kualitatatif. Metode yang digunakan yaitu: (1). Observasi, (2). Wawancara, dan (3). Dokumentasi. Hasil analisis data menunjukan bahwa bahwa (1) Keterkaitan Tari Pa’jaga dalam upacara Rombutuka (Tobotting) di Desa Kaluppini Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang yaitu sebagai tarian persembahan kepada sang leluhur di Kaluppini dan juga sebagai pelengkap di dalam acara pernikahan. Masyarakat setempat meyakini, dengan melaksanakan tarian Pa’jaga di acara perkawinan maka akan terhindar dari segalah sesuatu yang bermaksud menganggu. Termasuk roh-roh yang bermaksud jahat, dan dimudahkan dalam segala urusannya. Terutama orang yang baru saja melangsungkan pernikahan, agar selalu dilindungi dalam berumah tangga dan terhindar dari perceraian. Jika Tarian Pa’jaga tidak dilaksanakan dalam upacara Rombotuka (Tobotting) maka acara itu belum dianggap sempurna karena banyak kandungan makna yang terdapat dalam syair-syair Tari Pa’jaga. (2). Makna yang terkandung dalam Tarian Pa’jaga, sebagai bentuk penyerahan diri kepada sang Maha Pencipta dan mendoakan semua masyarakat Kaluppini agar terhindar dari segala marabahaya. Juga mendoakan pengantin baru (pada pesta pernikahan) semoga senantiasa diberi keselamatan dalam menjalani kehidupan yang baru, dimudahkan rezeki dan segala urusan. Dalam kandungan doanya atau syair-syairnya juga mengandung makna agar kedua pengantin senantiasa bersama dalam menjalani kehidupan baru dan tidak mudah bercerai.
Pelatihan Teater Monolog Berbasis Cerita Lokal di SMK Telkom Makassar Andi Taslim Saputra; Asia Ramli; Arifin Manggau; Muh Kurniawan Adi Kusuma; Selfiana Saenal; Satriadi Satriadi; Faizal Erlangga Makawi
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.683 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i2.36286

Abstract

Aktivitas kesenian sempat mati suri selama masa pandemi di tahun 2019 yang diakibatkan oleh covid-19, baik yang ada di masyarakat umum, maupun di lingkungan sekolah. Dalam konteks pendidikan seni yang dilaksanakan di sekolah tentunya mendapatkan dampak negatif yang besar. Dampak tersebut adalah pembelajaran seni akan kesulitan dalam pelaksanaan praktek. Pasca pandemi, lahir beragam metode-metode pengajaran dalam lingkup seni, khususnya teater. Pelaksanaan pembelajaran praktek teater yang menyesuaikan kondisi covid tentu harus dilaksanakan di sekolah. Hampir dua tahun pembelajaran teater dilaksanakan secara daring sejak covid masuk di Indonesia. Pada tahun 2022, aturan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dicabut kemudian pelaksanaan pembelajaran diarahkan untuk tatap muka. Sehingga, sekolah kemudian dibuka kembali dalam pengajaran tatap muka. Akibat lamanya proses pembelajaran secara daring, sebagian besar guru-guru mengalami kendala dalam pengajaran praktek karena pembelajaran secara tatap muka dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan kembali dan pengetahuan teater secara praktek mulai tumpul serta perlu di asah kembali. Atas dasar hal itu, pelatihan teater monolog menjadi satu bentuk atau upaya untuk pembelajaran teater setelah pandemi. Pada masa pandemi terdapat keterputusan pengetahuan sekaligus siswa mulai mendapatkan budaya baru, sehingga pelatihan ini mencoba mengangkat cerita lokal agar siswa mengetahui dan mendapatkan pengetahuan sejarah pahlawan lokal yaitu cerita kepahlawanan Datu Museng ketika di masa penjajahan. Pelatihan teater monolog ini akan dilaksanakan di sekolah SMK Telkom Makassar. Metode pelatihan yang dilaksanakan yakni, (1) mengidentifikasi cerita lokal yaitu cerita Datu Museng; (2) Proses kreatif: a. pembuatan dan pembedahan naskah, b. dramatik reading, c. blocking, d. memadukan musik dan properti, e. pemantapan aksi, dialog, musik, setting dan properti; dan terakhir adalah (3) Penyajian Pertunjukan.  
Tari Tradisional Sulawesi Selatan untuk Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal pada Anak di Desa Wisata Rammang-Rammang Syakhruni Syakhruni; Jalil Jalil; Prusdianto Prusdianto; Selfiana Saenal
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2022): Jan-Jun
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.403 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i1.33398

Abstract

Salah satu bentuk kekayaan dalam kemajemukan yang Indonesia miliki adalah ragam kesenian. Tari merupakan salah satu unsur dalam kesenian. Setiap daerah di Indonesia memiliki seni tari yang berbeda-beda. Kesenian pada setiap suku bangsa menunjukkan adanya ikatan lokal yang khas, seperti gerakan dalam seni tari menunjukkan bahwa kelokalan mereka tereksplor menjadi unsur gerak gemulai dalam sebuah tarian. Tidak terkecuali di Sulawesi Selatan yang mayoritas Suku Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar juga memiliki kesenian tari. Akan tetapi generasi muda pada saat ini sudah mulai kurang meminati kesenian tradisional seperti tari karena dianggap tidak relevan lagi dengan perkembangan jaman. Padahal banyak pesan-pesan moral dan adiluhur yang tersimpan dari makna gerak pada sebuah tari. Implikasi dari kecintaan budaya lokal pada usia anak adalah meningkatnya kesadaran dan identitas budaya lokal pemuda dalam mempertahankan keberadaan dan kelangsungan seni tradisional, melakukan berbagai macam perubahan tanpa menyalahi kaidah-kaidah orisinalitas bu daya lokal, dan melakukan upaya menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya lokal. Atas dasar permasalahan tersebut maka dibuatlah sebuah program kegiatan masyarakat “Tari Tradisional Sulawesi Selatan untuk Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal pada Anak” dengan tujuan menjadikan pelatihan sebagai media untuk menumbuhkan rasa cinta budaya lokal sebagai bentuk pelestarian tari tradisional.Kata kunci : Tari Tradisional, Sulawesi Selatan, Budaya Lokal, Anak ABSTRACTOne form of wealth in the diversity that Indonesia has is a variety of arts. Dance is one of the elements in art. Each region in Indonesia has a different dance art. Art in each ethnic group shows a distinctive locale, such as movement in dance, showing that their locality is explored as an element of graceful movement in a dance. Not in South Sulawesi where the majority of the Bugis, Makassar, Toraja and Mandar tribes also have art. However, the younger generation at this time has begun to be less interested in traditional arts such as dance because they are considered irrelevant to the times. Whereas many moral and noble messages are stored from the meaning of motion in a dance. The implication of the love of local culture at a child's age is awareness and identity of local culture in maintaining the existence and traditional arts, making various kinds of changes without violating the exploration of cultural originality, and making efforts to fight foreign cultures that are not in accordance with local culture. On the basis of these problems, a community activity program "South Sulawesi Traditional Dance to Foster Love of Local Culture in Children" was created with the aim of making training as a medium to foster a sense of love for local culture as a form of preserving traditional dance.Keywords: Traditional Dance, South Sulawesi, Local Culture, Children
BLENDED LEARNING OF NUSANTARA DANCE TO AFFECT LEARNING DANCE PRACTICE IN THE PANDEMIC PERIOD Sumiani Sumiani; Selfiana Saenal
JURNAL PAKARENA Vol 7, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v7i2.37992

Abstract

This research aims to design dance practice learning in the Sendratasik Education study program. Changes in the curriculum in response to the MBKM program will indirectly affect the learning process, where lecturers must develop their learning designs. This study followed up by designing a blended learning-based practice of Nusantara dance. Of course, this research is a step towards more effective learning for students of the Sendratasik Education Study Program who are heterogeneous in terms of their dancing abilities, also during the pandemic which has an impact on limiting face-to-face (offline). The research problem is focused on: How is the design of a valid Nusantara dance practice learning design in the Sendratasik Education Study Program, Department of Performing Arts, FSD UNM. The research step uses the ADDIE (Analysis, Design, Development, Insemination, and Evaluation) model, which in this research activity reaches the design stage. The results of the study: The design of learning design for the practice of Nusantara dance needed in the Sendratasik Education PS, Department of Performing Arts, FSD UNM, is a design that is following the learning objectives as implied in the learning outcomes (CPL) in the curriculum of the study program, that the practical ability, especially the practice of Nusantara dance, is limited to learning interests in primary and secondary education units. The learning design for the practice of Nusantara dance is based on the concept of the 10-stage Dick & Carey model, namely: identification of learning objectives for Nusantara dance, analysis of learning, identification of initial behavior and characteristics of students who are required to program, formulating learning objectives following CPL, developing criteria for reference test items that refer to three aspects (wiraga, wirama, wirasa), learning strategies are arranged according to the needs of MBKM, development of a selection of learning materials following the availability of human resources (competence of lecturers in the Department of Performing Arts), formative evaluation is carried out at the end of the middle of the semester, revision of learning is carried out by reflecting on the results formative evaluation, and summative evaluation carried out at the end of the semester
PENERAPAN MEDIA INSTAGRAM REELS DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK TARI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARI PADA SISWA KELAS X SMAN 5 SIDRAP Selfiana Saenal; Zahratun Nisa; Andi Fauziyah Hijrina
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i4.40761

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan metode pendekatan kualitatif dan kuantitatif Pada pembelajaran ini dilakukan 2 siklus. Setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini bertujuan agar siswa dapat meningkatkan keterampilan praktek tari pada siswa kelas X SMAN 5 Sidrap. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini berupa observasi, tes praktek dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa (1) Setelah dilakukannya 2 siklus telah terjadi peningkatan dalam pembelajaran praktek dasar-dasar tari Sulawesi selatan dengan penerapan media Instagram reels pada siswa yang dapat dilihat dari penilaian hasil tes praktek yang terdiri atas aspek: wirasa,wirama, dan wiraga. (2) Peningkatan keterampilan menari siswa kelas X SMAN 5 Sidrap dalam penerapan media Instagram reels pada pembelajaran tari telah dibuktikan dari hasil evaluasi dari prasiklus sampai siklus II. Pada prasiklus dari 21 siswa terdapat 38,08% atau 8 siswa yang mencapai nilai KKM dan 57,14% atau 12 siswa yang belum mencapai nilai KKM, adapun skor tetinggi pada penilaian prasiklus adalah 83 dan yang terendah adalah 34. Kemudian pada siklus I dari 21 siswa terdapat 52,38% atau 11 siswa yang mencapai nilai KKM dan 47,61% atau 10 siswa yang belum mencapai nilai KKM, dan pada siklus II 21 siswa terdapat 80,95% atau 17 siswa yang mencapai nilai KKM dan 19,04% atau 4 siswa yang belum mencapai nilai KKM, adapun skor tetinggi pada penilaian siklus II adalah 100 dan yang terendah adalah 50.
PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARI TARI NUSANTARA PADA SISWA KELAS X DI MAN BANTAENG Andi Irnawanti Nurzak; Sumiani Sumiani; Selfiana Saenal
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i4.40763

Abstract

Penelitian ini untuk mengetahui (I) Bentuk media pembelajaran audio visual dalam pelajaran tari nusantara pada siswa kelas x di MAN Bantaeng (2) Penerapan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan tari nusantara pada siswa kelas x di MAN Bantaeng. Ujian ini merupakan penelitian kegiatan ruang belajar (PTK) yang menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang terdiri dari penyusunan, pelaksanaan, persepsi, dan refleksi. Metode pengumpulan informasi yang diselesaikan dalam tinjauan ini menggabungkan persepsi, tes, dan dokumentasi. Pemeriksaan informasi yang digunakan adalah kuantitatif. Subyek dalam tinjauan ini adalah 21 siswa kelas X mia 1, yang dimaksudkan untuk mengembangkan siswa lebih lanjut keterampilan tari nusantara pada mata pelajaran seni budaya aspek wiraga, wirasa dan wirama. Hasil dari penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena selama dalam melakukan 2 siklus dengan diterapkannya media audio visual keterampilan tari nusantara pada siswa kelas X meningkat menjadi 85%.
PANDANGAN TERHADAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SELAYAR Fitriani A. M.; Sumiani Sumiani; Selfiana Saenal
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i3.39054

Abstract

This research is survey research. The data collection techniques used in this study include observation, interviews, documentation and questionnaires. The data analysis carried out is qualitative. The object of this research is 60 students of class X, which aims to describe the views on the implementation of the scientific approach in learning the theory and practice of dance. Qualitative data were obtained from student responses during the research. The results showed that: (1) For dance theory learning from 60 (100%) students there are 5 students (8.3%) who are not aware and 55 students (91.6%) are aware of the observing stage and 7 students (11.6%) are not aware and 53 students (88.3%) realized that there was a reasoning stage in the scientific approach in learning dance theory. Meanwhile, in the questioning, trying and communicating stage, all 60 students were aware of this stage in learning dance theory. (2) From the results of research in learning dance practice from 60 students (100%) there are 5 students (8.3%) who are not aware and 55 students (91.6%) are aware of the trying stage and 3 students (5%) are not. realized and 57 students (95%) realized that there was a reasoning stage in the scientific approach in learning dance practice. Meanwhile, in the stage of observing, asking, and communicating, all 60 students were aware of this stage in learning dance practice. Keyword: Perseption, implementation, scientific Penelitian ini menggunakan metode survei. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Analisis data yang dilakukan adalah kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X sebanyak 60 orang siswa, yang bertujuan untuk mendeskripsikan pandangan terhadap implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran teori dan praktek seni tari. Data kualitatif diperoleh dari respon siswa selama penelitian berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Untuk pembelajaran teori seni tari dari 60 (100%) siswa terdapat 5 orang siswa (8,3%) tidak menyadari serta 55 orang siswa (91,6%) menyadari adanya tahap mengamati dan 7 orang siswa (11,6%) tidak menyadari serta 53 orang siswa (88,3%) menyadari adanya tahap menalar pada pendekatan saintifik dalam pembelajaran teori seni tari. Sedangkan dalam tahap menanya, mencoba dan mengkomunikasikan dari 60 siswa semua menyadari adanya tahap tersebut dalam pembelajaran teori seni tari. (2) Dari hasil penelitian dalam pembelajaran praktek seni tari dari 60 siswa (100%) terdapat 5 orang siswa (8,3%) tidak menyadari serta 55 orang siswa (91,6%) menyadari adanya tahap mencoba dan 3 orang siswa (5%) tidak menyadari serta 57 orang siswa (95%) menyadari adanya tahap menalar pada pendekatan saintifik dalam pembelajaran praktek seni tari. Sedangkan dalam tahap mengamati, menanya, dan mengkomunikasikan dari 60 siswa semua menyadari adanya tahap tersebut dalam pembelajaran praktek seni tari. Kata Kunci: Pandangan, Implementasi, Saintifik
THE EDUCATIONAL VALUE OF "PAJOGE" DANCE IN THE KA'OMBO TRADITIONAL CEREMONY IN SIOMPU DISTRICT, BUTON SELATAN DISTRICT Nisa Suketri; Jamilah Jamilah; Selfiana Saenal
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i2.46003

Abstract

The aims of this research are to 1) identify what Educational Values are contained in the Pajoge Dance at the ka’ombo Traditional Ceremony in Siompu District, South Buton Regency. 2) Describe a qualitative reflection of the Educational Values Of Pajoge Dance at the ka’ombo Traditional Ceremony in Siompu District, South Buton Regency. Using content analysis method. The object oh this research is the pajoge dance. Data collection techniques used in this study are observation, interviews, and documentataion. Besed on the result of the research conducted, it was found that 1) the content of education values contained in the pajoge dance, namely a) moral values in the form of responsibility, discipline, honesty, courage, confidence, patience and ethics b) Sosial values in the form of cooperation, mutual cooperation, and c) values Aesthetics in the form og beauty in movement, costumes, property. 2) reflection of the education value of the pajoge dance is reflected in the costume, various movelents, accessories and the approach used in this study in the property approach. 
Makna Tari Pada Upacara Mappaci dalam Masyarakat di Kabupaten Bone Jamilah Jamilah; Selfiana Saenal
Seminar Nasional LP2M UNM SEMNAS 2019 : PROSIDING EDISI 6
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.057 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan makna tari pada upacara Mappacci di kabupaten Bone. Mappacci dilaksanakan sehari sebelum pesta pernikahan calon pengantin, tradisi ini diperuntukan bagi calon pengantin sebagai simbol bahwa calon pengantin akan melepas masa lajangnya dan akan hidup dengan pasangannya. Adapun tujuan mappacci adalah untuk mendoakan pengantin semoga kelak dalam menempuh hidup baru diberi kebahagiaan dan keselamatanterhidar dari marabahaya. Dalam upacara adat Mappacci ditampilkantarian. Pertunjukan tarian tersebut biasanya dilakukan di depan pelaminan mempelai pengantin yang ada di dalam rumah.Mappacci diselenggarakan untuk mendoakan pengantin semoga kelak dalam menempuh hidup baru diberi kebahagiaan dan keselamatan.Mappacci yang dilaksanakan pada saat tudampenniatau mappacci merupakan upacara yang sangat kental dengan nuansa bathin. Dimana proses ini merupakan upaya manusia untuk membersihkan dan mensucikan diri dari hal yang tidak baik Kata Kunci: Makna, Tari, Upacara Mappacci