Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

AJARAN TASAWUF TAREKAT TIJANIYAH Ainah, Noor
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 10, No 1 (2011): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.987 KB) | DOI: 10.18592/jiu.v10i1.746

Abstract

Tarekat adalah jalan atau petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai denganajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. dan dicontohkan oleh beliau, para sahabat,tabii dan tabi tabiin. Lewat ajarannya tentang proses tabiyah ruhiah (pendidikanruhani) dapat dilihat tarekatnya sebagai upaya meraih posisi warasat al-anbiya (pewarispara nabi). Tampilnya seorang sufi di tengah masyarakat merupakan bentuk laindari ketaatannya pada Allah dan rasul-Nya. Peranan para sufi begitu penting dalamkehidupan masyarakat dalam melakukan dakwah Islam. Para sufi tidak selayaknyajika hanya mementingkan kontemplasi dan zikr, lantas mengabaikan masyarakatyang memerlukan bimbingan.
The Dynamics of Students Religion in Lambung Mangkurat University Sarbaini, Sarbaini; Husin, Gusti Muhammad Irhamna; Arief, M Ihsanul; Ainah, Noor
SYAMIL: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education) SYAMIL VOL. 8 NO. 2, 2020
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/sy.v8i2.2679

Abstract

One of the visible forms of worship is reading, studying and practicing the contents of the Koran. The ability to read the Koran properly that is owned by a person will increase the enthusiasm to deepen it. Thus, fluency and accuracy in reciting the recitation of the Koran is very important for everyone, because it will lead to validity and failure of one's prayers, and also an encouragement to deepen the study of the Koran. This research was conducted at Lambung Mangkurat University in the Teaching and Education Faculty (FKIP), the Faculty of Economics and Business (FEB) and the Faculty of Medicine (FK). The focus of research on students' religious behavior is assessed by their ability to read the Koran by the behavior they display in their daily lives. The method used is a qualitative approach with descriptive analysis techniques. Data were collected using participant observation and dept interview techniques. The interview approach used was structured interviews and free interviews. The research was conducted for two months, (October-November, 2019). Data checking was carried out through focus group discussions. There are three categories that this research produces: first, students who have high quality; second, students who have medium quality; and third, have low quality in reading the Koran. The factors that become the difference in quality are caused by the influence of the family environment, the influence of the previous educational environment, and the influence of the community environment.
DINAMIKA KEBERAGAMAAN MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Noor Ainah; M. Ihsanul Arief; Gusti Husin
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Al Qalam Vol. 14, No. 1, Januari-Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.742 KB) | DOI: 10.35931/aq.v14i1.332

Abstract

Seorang muslim dalam menjalankan ibadah yang tampak dilakukan, dinilai sebagai ukuran taat dan tidaknya seseorang. Walau banyak lagi ukuran lainnya salah satunya konsistensi mengerjakan shalat Selain shalat ada lagi ritual ibadah yang sangat penting bagi seorang muslim yakni membaca al-Quran. Kemampuan membaca al-Quran dengan baik yang dimiliki seseorang akan menambah semangat untuk memperdalamnya. Al-Quran bukan hanya untuk dilafalkan saja, tetapi harus dipahami agar kita bisa belajar darinya. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan Teknik analisa diskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik participant observation dan dept interview. Pendekatan wawancara yang digunakan dengan wawancara terstruktur dan wawancara bebas (semi terstruktur). Dilaksanakan dua bulan, Nopember 2019-Januari 2020. Pengecekan data dilakukan melalui focus group discussion. Artikel ini mendapatkan bahwa 1800 mahasiswa angkatan 2019 jika diangkakan hanya 10 % yang benar-benar bagus bacaan al-Qurannya. Untuk kebiasaan shalat mahasiswa angkatan 2019 dari tes bacaan dan gerakan shalat 1-2 pertemuan dan kebiasaan shalat selama 1 semester mahasiswa bervariasi, ada yang sangat rajin dan alhamdulillah tidak ada yang buruk. Rata-rata mahasiswa sudah baik bacaan shalatnya, hanya saja ada beberapa yang masih kurang hapal bacaan tasyahhud akhir dan doa qunut. 
Wacana dan Kontroversi Ajaran Tasawuf Syekh Abdul Hamid Abulung di Kota Kandangan Noor Ainah
Matan : Journal of Islam and Muslim Society Vol 2 No 2 (2020): Matan: Journal of Islam and Muslim Society Vol 2 (No 2) 2020
Publisher : Assosiation of Islamic Education Lecturer of Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.matan.2020.2.2.2345

Abstract

The discourse and controversy about understanding and practicing the teachings of sufism is indeed not a new phenomenon in Indonesia, but in the Kandangan, precisely in the village of Mandapai is something new. There is a small community emerged that was different from usual in understanding and practicing the teachings of sufism taught by Sheikh Abdul Hamid Abulung or Datu Abulung. The research problem is the discourse of the teachings of sufism taught by Sheikh Abdul Hamid Abulung and the controversy of Sufism teachings of Sheikh Abdul Hamid in the city of Kandangan. The type of research used is field research and also the approach used is a qualitative approach. The data collection techniques used interviews, observations, and documentations. The findings in the field are based on interviews with the tomb guard as well as his descendants that among the teachings delivered by Datu Abulung, the essence of prayer is actually dhikr. Prayers are done not only to make Allah swt happy, but to dhikr (remember) Allah swt. and prevent the seeds of fahsya' and evil deeds. Understanding like this has an impact on the need to do daim prayers. While the teachings of sufism Shaykh Abdul Hamid Abulung are understood by a small number of controversial people, namely remembering Allah without the other practices.
PEMAHAMAN DA’IYAH KOTA BANJARMASIN TERHADAP HADIS MENCELA MAKANAN Noor Ainah
Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol 9, No 1 (2019): Januari - Juni
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.8 KB) | DOI: 10.18592/jt ipai.v9i1.3117

Abstract

Masalah ini diangkat karena kebiasaan masyarakat sekarang yang sering mencela makanan, sehingga enggan untuk memakan makanan tersebut. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana pemahaman da’iyah tentang hadis mencela makanan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang da’iyah kota Banjarmasin berkenaan dengan hadis mencela makananPenelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan fenomenologis. Dimana sejumlah data diperoleh dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Untuk memilih responden, peneliti menggunakan metode purpose sampling dengan menggunakan kriteria untuk membatasinya. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah da’iyah yang berada di kota Banjarmasin. Sedangkan objeknya adalah pemahaman mereka tentang hadis mencela makanan.Setelah dilakukan penelitian dan analisis terhadap data-data yang didapatkan, maka dapat dinyatakan bahwa kualitas hadis mencela makanan adalah shahih dan hadis ini tidak ada sabab wurudnya dan juga tidak bertentangan dengan al-Quran dan hadis-hadis lain. Pemahaman da’iyah kota Banjarmasin secara tekstual terhadap hadis mencela makanan itu ada persamaan yakni tidak boleh mencela makanan karena termasuk sikap kurang bersyukur atas nikmat yang telah Allah swt. Berikan. Akan tetapi juga ada perbedaan diantara pendapat-pendapat itu yakni tentang pemahaman hadis mencela makanan secara kontekstual.Kata Kunci: Hadis, Da’iyah, Mencela Makanan
Pengabdian Kepada Masyarakat “Moderasi Beragama Untuk Penguatan Karakter Bangsa Di Tingkat Remaja Pada SMAN 2 Martapura Kalimantan Selatan” Muhammad Ihsanul Arief; Maisarah Maisarah; Gt. Muhammad Irhamna Husin; Mailita Mailita; Noor Ainah; Muchamad Yusuf; Hisyam Ramadhan
Al-Khidma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2, No. 2 Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/ak.v2i2.1458

Abstract

Indonesia adalah negara yang multiagama dan multietnis. Keragaman negara ini memberi gambaran bahwa negara kepulauan ini memiliki kekayaan yang tidak dimiliki negara lain. Hubungan harmoni antar masyarakat harus kita jaga sebaik-baiknya agar jati diri bangsa ini memiliki marwah di mata dunia Internasional. Potensi ancaman kelompok ekstrim yang mengarah pada sikap radikal harus diantisipasi sejak dini. Para remaja harus dipersiapkan agar menjadi bagian yang mampu membentengi paham radikal yang tidak sejalan dengan ajaran agama yang moderat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tim dosen merupakan bentuk sosialisasi dengan tema “Moderasi Beragama Untuk Penguatan Karakter Bangsa Di Tingkat Remaja Pada SMA Negeri 2 Martapura, Kalimantan Selatan”, yang memberikan kontribusi pemahaman terhadap siswa/siswi tingkat remaja. Pemahaman moderasi beragama bukan hanya sekeder konsep, tetapi.harus mengarah pada pengamalan dalam hidup sehari-hari. Ukuran keberhasilan dari kegiatan pengabdian ini dapat terukur dari hasil respon siswa dan siswi terhadap kemudahan dalam memahami materi dibuktikan dengan 32.8% menjawab sepakat atau bisa mereka pahami dengan baik. Dan sebanyak 25.4% menjawab sangat sepakat atau sangat mudah mereka pahami. Berikutnya respon terkait seberapa besar potensi materi yang telah disampaikan dapat diterapkan  melalui hasil respon jawaban “ya” sebanyak 77.7%. Terkait relevansi materi siswa dan siswi menjawab setuju sebanyak 33.4%, dan partisipan yang menjawab sangat setuju sebanyak 34.1%. Terakhir, respon siswa dan siswa terkait manfaat kegiatan, katagori sangat setuju yaitu sebanyak 64.1% . Siswa dan siswi yang menjawab setuju 23.3%. Semua respon jawaban memberikan kesimpulan materi moderasi beragama dapat dipahami dan diamalkan siswa dan siswi kalangan remaja. Hal demikian memberikan energi positif untuk selalu dilaksanakan kegiatan ini. Selain itu mereka pada hakikatnya penerus bangsa ini pada generasi selanjutnya. Jika tidak sekarang mereka dipupuk dengan paham cinta tanah air dan berbangsa yang setia, maka sulit kita banyangkan bagaimana Indonesia di masa depan.