Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Padaringan : Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi

Nilai Kearifan Lokal Tradisi Manugal Masyarakat Dayak Meratus Kalimantan Selatan Pada Materi Geografi Bidang Lingkungan Hidup (Kajian Etnografi) Muhammad Efendi; Muhammad Sahrul; Siti Salma
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 2, No 2 (2020): (MEI)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.999 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v2i2.2158

Abstract

Kalimantan Selatan mempunyai suku yang memiliki keanekaragaman dalam berbagai hal. Salah  satunya adalah budaya yang berkembang dalam masyarakat adat sebagai kekayaan  nasional. Masyarakat adat secara tradisi terus berpegang pada nilai-nilai lokal yang diyakini kebenaran dan kesakralannya serta menjadi pegangan hidup anggotanya yang diwariskan secara turun temurun. Nilai-nilai tersebut saling berkaitan dalam sebuah sistem. Sebagai kesatuan hidup manusia, masyarakat adat memiliki nilai sosial-budaya yang dapat dikaji untuk dikembangkan dalam pembelajaran. Masyarakat adat sangat kental dengan budaya kesetiakawanan sosial dalam melakukan segala aktivitas hidupnya. Seperti yang terjadi pada suku Dayak Meratus, Kalimantan Selatan. Terlepas dari unsur mistis yang ada di dalamnya, pemahaman tentang nilai-nilai tersebut sangat penting dimiliki oleh peserta didik, kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, nilai-nilai budaya masyarakat tradisional yang dikembangkan dalam konteks kekinian, sangat penting untuk dijadikan kajian dalam pembelajaran Geografi berkaitan dengan Pendidikan Lingkungan Hidup sehingga terinternalisasi pada diri peserta didik. Tentu setelah dikaji secara ilmiah, mengapa nilai-nilai tersebut harus diwarisi oleh mereka. 
Persepsi Mahasiswa Prodi S1 Geografi FISIP ULM Terhadap Kuliah Online Di Masa Pandemi Covid-19 Selamat Riadi; Ellyn Normelani Normelani; Muhammad Efendi; Irawaty Safitri; Gusti Firza Ismi Tsabita
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 2, No 2 (2020): (MEI)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.467 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v2i2.2151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang kuliah online, untuk mengetahui aplikasi yang digunakan, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat. Jenis penelitian ini adalah survey dengan metode deskriptif kuantitatif, sampel penelitian adalah mahasiswa Program Studi S1 Geografi FISIP ULM Angkatan 2019. Teknik Pengumpulan data menggunakan wawancara dan angket. Temuan Penelitian ini adalah Tempat yang biasa mahasiswa kuliah  online adalah rumah sendiri yakni sebanyak 46 orang (92%), dan sebagian kuliah di rumah keluarga/tetangga sebanyak 4 orang (8%). Akses internet di tempat tinggal mahasiswa yakni sebanyak 32 orang (64%), sedangkan yang menyatakan tidak ada akses internet sebanyak 18 orang (36%).  Alat elektronik yang digunakan mahasiswa dalam kuliah online adalah HP dan Laptop, dimana sebanyak 32 orang (64%) menggunakan HP untuk kuliah online, dan yang sebanyak 18 orang (36%) menggunakan laptop. Aplikasi online yang disukai mahasiswa sebagian besar adalah aplikasi Google Classroom yakni sebanyak 26 orang (52%), sebanyak 9 orang (18%) WhatsApp Group, sebanyak 8 orang (16%) Google Meet, dan sebanyak 7 orang (14%) Zoom. Pemahaman materi kuliah online sebagian besar mahasiswa menyatakan kadang-kadang paham yakni sebanyak 39 orang (78%), sebanyak 8 orang (16%) menyatakan paham, dan sebanyak 3 orang (6%) menyatakan tidak paham. Sebagian besar mahasiswa memilih kuliah tatap muka yakni sebanyak 47 orang (94%) karena kuliah online memiliki beberapa kendala. Kendala mahasiswa dalam kuliah online sebagian besar adalah kesulitan memahami materi yakni sebanyak 33 orang (66%), sebanyak 8 orang (16%) menyatakan kurangnya kuota internet, sebanyak 8 orang (16%) menyatakan kesulitan mendapatkan akses internet, dan 1 orang (2%) menyatakan kurang memahami aplikasi kuliah online. 
Nilai Kearifan Lokal Budaya Tiwah Masyarakat Dayak Ngaju Dalam Presfektif Pendekatan Ekologi Herlina Lupi Listyaning Putri, Nasrudin, Muhammad Efendi
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 4, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1844.674 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v4i2.5487

Abstract

Masyarakat lokal kalimantan secara umum memiliki keragaman budaya yang sangat unik. Faktual di lapangan menjelaskan bahwa kepercayaan masyarakat lokal menyimpan unsur-unsur budaya dalam wadah kearifan lokal masyarakat dayak yang banyak kita jumpai dalam bentuk linguistik maupun nonverbal yang dipadukan serta disinergikan secara kreatif untuk menjaga dan memelihara lingkungan dengan tujuan manusia dan alam mencapai keserasian dan keselarasan. Ritual tiwah memiliki makna tersendiri jika dikaji dengan konteks pendekatan geografi, karena kajian ilmu geografi sendiri tak terbatas hanya pada kajian fisik saja, akan tetapi aktivitas masyarakat, perkembangan budaya maupun hal-hal subtansial yang terkait pada pergerakan dan persebaran baik itu dalam konteks abstraksi maupun faktual yang menjadi unsur utama dalam kajian ilmu geografi. Korelasi budaya tewah dengan pendekatan ekologi merupakan suatu perspektif mengenai metodologi dalam mempelajari perkembangan kepribadian yang mempertimbangkan aspek-aspek di luar individu, yaitu dari sisi lingkungan di mana individu berada. Pada ritual tiwah sendiri memiliki presfektif ekologi dengan melihat manusia sebagai bagian dari suatu sistem yang berjalan di muka bumi ini.
TANGGAPAN MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR (Studi Pada Masyarakat Pembelajar di Kelurahan Kuin Selatan, Kota Banjarmasin) M Ridwan, Muhammad Efendi,Nasruddin
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 4, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.377 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v4i1.4690

Abstract

Banjarmasin adalah kota yang terkenal dengan sebutan “Kota Seribu Sungai” dikarenakan banyaknya sungai yang melintasi kota tersebut, baik sungai-sungai besar maupun sungai kecil yang mebelah kota, diantaranya adalah sungai kuin. Sungai merupakan objek yang sangat penting bagi masyarakat yang bermukim di wilayah bantaran, karena aktivitas mereka yang sangat bergantung dengan sungai, mengakibatkan rusaknya lingkungan, sehingga mempengaruhi kualitas air sungai. Kondisi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai kuin sangat mengkhawatirkan, karena beberapa warga melakukan aktivitas seperti mencuci pakaian, buang air besar dan mandi di sungai, meskipun air sungai dalam kondisi mengalir namun hal ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pencemaran sungai. Fakta selanjutnya yang peneliti amati pada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yaitu, memiliki pola hidup yang kurang sehat dan tidak peduli dengan kebersihan lingkungan serta masyarakat di sana juga tidak memiliki sarana untuk membuang sampah sehingga mereka lebih memilih untuk membuang sampah ke sungai.