Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MELIHAT RELASI DAERAH DAN NEGARA TAHUN 1950-AN DENGAN MEMBONGKAR NARASI BESAR SEJARAH Dini Suryani
Jurnal Penelitian Politik Vol 9, No 2 (2012): Politik Aceh dalam Ujian?
Publisher : Pusat Penelitian Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jpp.v9i2.428

Abstract

Sejarah dasawarsa 1950-an masih belum banyak didiskusikan dalam wacana historiografi Indonesia. Padahaldasawarsa tersebut Indonesia mengalami perjuangan berat karena banyaknya gerakan separatis yang muncul diberbagai daerah, sedangkan pemerintah pusat masih belum sepenuhnya stabil pascakemerdekaan. Oleh karena itu,penting bagi kita saat ini untuk sejenak meninggalkan narasi besar sejarah Indonesia dari kacamata Jakarta (pusat)dan melihat lebih dekat sejarah di tingkat lokal. Bagaimana nasib daerah ditentukan oleh kenyataan politik pada tahun1950-an dan bagaimana titik temu antara konteks nasional dan lokal? Artikel ini bertujuan mengulas buku berjudul“Antara Daerah dan Negara: Indonesia Tahun 1950-an” untuk memperoleh jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut.Kata kunci: Sejarah Indonesia 1950-an, lokal, nasional
KONFLIK DAN RESOLUSI KONFLIK PERBANDINGAN DI SAMBAS DAN SAMPIT Dini Suryani
Jurnal Penelitian Politik Vol 9, No 1 (2012): Pembangunan Papua dalam Pusaran Politik
Publisher : Pusat Penelitian Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jpp.v9i1.457

Abstract

Salah satu penanda penting dari runtuhnya Orde Baru adalah munculnya gelombang konflik dan kekerasandi beberapa daerah di Indonesia Di Pulau Kalimantan terdapat dua konflik dan kekerasan yang masif terjadi diwaktu yang hampir bersamaan dengan nuansa yang juga mirip yaitu konflik antaretnis Kedua konflik itu terjadidi Kabupaten Sambas Kalimantan Barat dan Kabupaten Sampit Kalimantan Tengah Studi ini hendak memotretkembali kedua konflik tersebut dengan melihat sebab proses dan resolusi konflik yang dilakukan oleh pihak pihakyang terlibat Tidak hanya itu studi ini juga melihat proses transformasi konflik yang terjadi di kedua wilayah tersebut Hasil temuan menunjukkan proses transformasi konflik di kedua wilayah konflik menekankan pada prosesalamiah yakni negara tidak memegang peranan yang signifikan sebaliknya masyarakat memiliki andil yang cukupbesar Hasil penelitian menunjukkan proses rekonsiliasi di Kalimantan Tengah cenderung lebih cepat dibandingdengan Kalimantan BaratKata kunci Resolusi konflik proses alamiah peran negara Kalimantan
Defending Democracy: Citizen Participation in Election Monitoring in Post-Authoritarian Indonesia DINI SURYANI
Jurnal Studi Pemerintahan Vol 6, No 1 (2015): February 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jgp.2015.0002

Abstract

The collapse of the authoritarian regime in 1998 has made Indonesia as one of the most democratic country in Southeast Asia. To ensure the quality ofdemocracy, in particular electoral democracy, supervision and monitoring of elections has a veryimportant role. Although the Badan Pengawas Pemilu(Bawaslu) or Election Supervisory Body of Indonesiahas experienced institutional strengthening, this institution has not yet become effective in supervisingand monitoring the elections. Therefore, electionmonitoring conducted by non-state agencies, particularly the citizens become important to complement the performance of Bawaslu. This article aimsto explore how the election monitoring conducted by citizens in the aftermath of post authoritarian era,affect the quality of Indonesian democracy. This article argues that although the citizen participation in monitoring the elections is likely to decline, but thecrowd sourced method that appeared in the 2014election has succeeded in improving the quality of the electoral process as well as defending the democratic regime in Indonesia.KEYWORDS: Election monitoring, Citizen participation, Quality of democracy, Post-Authoritarian, Indonesia
Prevalensi dan Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kusta di Kota Mataram Sari Putu Suwita; Rika Hastuti Setyorini; Eva Triani; Dini Suryani; Rizka Vidya Lestari
Unram Medical Journal Vol 11 No 2 (2022): vol 11 no 2 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v11i2.702

Abstract

Background: Leprosy is a chronic infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium leprae that attacks the peripheral nerves and can cause permanent deformity or disability. Leprosy can impact not only patient’s health, but also their quality of life. Currently there is no research on the quality of life of people with leprosy, especially in the city of Mataram. Method: This study is a cross-sectional study to determine the prevalence and the quality of life of leprosy patients in 2019-2020. Data on leprosy patients were obtained from all public health center in Mataram. Quality of life was assessed using the WHO questionnaire (WHOQoL-BREF) Results: In 2019-2020, there were 25 leprosy patients in the Mataram City area, equivalent to a prevalence of 0.00000504 or 0.5 cases per 10,000 population. 20 respondents were interviewed, with an average quality of life in the physical health domain of 57.32; psychology 59,79; social relations 59,58; and environment 57.81. Based on the quality-of-life category, 11 respondents (55%) belonged to the low score group in the physical and psychological health and 13 respondents (65%) belonged to the low group in the social and environmental relationship domain. Conclusion: The prevalence of leprosy in Mataram City in 2019-2020 was lower than the national prevalence in 2017. Some patients have a relatively low quality of life, especially in the domains of physical and psychological health and environmental relationships. Management of leprosy patients needs to pay attention to post-treatment management, especially related to leprosy disability.
Edukasi Penyelaman Aman bagi Nelayan Pesisir Montong Lombok Barat Eustachius Hagni Wardoyo; Yoga Pamungkas Susani; Decky Aditya Zulkarnaen; Ida Ayu Eka Widiastuti; Bayu Tirta Dirja; Dini Suryani; Ika Primayanti; Muhammad Ghalvan Sahidu; Didit Yudhanto; Ardiana Ekawanti
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 2 (2022): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.562 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i2.1649

Abstract

Traditional diver diving activities look for fish by archery underwater frequently do not pay attention to safety aspects, so there is an increasing risk of causing diving injuries. Diving injuries are preventable injuries, if safe diving guidelines are followed and obeyed. Diving injuries symptoms can be mild to severe, so education about prevention and recognition of disease disorders that can occur due to diving is being given. The community service is carried out in two simultaneous activities: diving safety lectures and general medical examination. The participants, 30 participants for general medical examination, and 4 participants for traditional divers. Of the 30 participants for general medical examination, it was predominantly female (18/30), with an age range of 4-60 years with a median age of 37 years. The most common diseases that are complained of are upper respiratory tract infections (ARI) (8/30), skin complaints (6/30), hypertension (6/30), diabetes (4/30), headaches (3/30), diarrhea (1/30), musculoskeletal complaints (1/30) and toothache (1/30). Education is carried out to all participants. The media used were a slide projector and x-banner. Four traditional divers comes with 3 Decompression sickness and 1 barotrauma. Questions coverage diving preparation, Diving techniques and do's and don't's after diving. The community service went well with 34 enthusiastic participants filled by questions. Three most common diseases being ARI, skin complaints and hypertension and diving injuries of decompression sickness and barotrauma.
Pemeriksaan Status Gizi dan Kecacingan di Wilayah SDN 2 Malaka Lombok Utara Putu Suwita Sari; Eva Triani; Dini Suryani; Rizka Vidya Lestari
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.214 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v2i2.377

Abstract

Prevalensi infeksi cacing di Indonesia masih tergolong tinggi terutama mengingat Indonesia adalah negara tropis dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Kecacingan yang berlangsung lama dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak serta dapat mengganggu kemampuan belajar anak. Beberapa faktor yang mempengaruhi infeksi kecacingan antara lain: kebersihan kuku tangan, kebiasaan cuci tangan, penggunaan alas kaki, penggunaan jamban, dan sumber air bersih. Bencana gempa yang terjadi di Pulau Lombok pada tahun 2018 memaksa banyak warga untuk meninggalkan rumahnya dan tinggal di pengungsian. Fasilitas pengungsian yang serba terbatas dapat menyebabkan meningkatnya risiko infeksi kecacingan apabila terutama apabila tidak melakukan pola hidup bersih dan sehat. Pengabdian ini bertujuan untuk memeriksa status gizi dan kecacingan siswa SDN 2 Malaka pasca gempa serta memberikan terapi pada siswa yang positif menderita kecacingan. Dari 116 siswa yang diperiksa, 85 siswa atau 73,3% berada pada kondisi gizi baik. Hanya 18 siswa (15,5%) yang mengumpulkan sampel fesesnya, di mana 10 sampel (55,6%) ditemukan mengandung telur cacing Trichuris trichiura dan 1 sampel (5,5%) mengandung telur Ascaris lumbricoides. Siswa yang terdeteksi positif kemudian mendapatkan terapi anticacing Albendazol 400 mg. Keywords:Pemeriksaan; Gizi; KecacinganFadhila, N. Kecacingan pada Anak. J Agromed Unila 2015; 2(3):347-350Hairani, B. Waris, L. Juhairiyah, Juhaririyah. Prevalensi soil transmitted helminth (STH) pada anak sekolah dasar di Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal BUSKI Litbangkes. Vol. 5, No. 1, Juni 2014, hal. 43-48Kemenkes RI. 2012. Buku Pedoman Pengendalian Kecacingan. Jakarta: Direktorat Jenderal PP dan PLMurti, DTK. Setyorini, RH. Triani, E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Angka Kejadian Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar. Jurnal Kedokteran 2016, 5(2): 25-30Pasaribu, AP. Dkk. Prevalence and risk factors of soil-transmitted helminthiasis among school children living in an agricultural area of North Sumatera, Indonesia. BMC Public Health (2019) 19:1066Sutanto, I. Ismid, IS. Sjarifuddin, PK. Sungkar, S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Edisi Keempat. 2008.  Jakarta: Balai Penerbit FKUISyahrul, S. Kimura, R. Tsuda, A. Susanto, T. Saito, R. Ahmad, F. Prevalence of underweight and overweight among school-aged children and its association with children’s sociodemographic and lifestyle in Indonesia. International Journal of Nursing Science 3 (2016) 169-177. http://dx.doi.org/10.1016/j.ijnss.2016.04.004Wibowo, RC. Kurniawan, Y. Triani, E. Hubungan Kejadian Kecacingan dengan Anemia Defisiensi Besi pada Anak-Anak Pengrajin Gerabah di Lombok Barat. Jurnal Kedokteran 2019, 8(3): 27-32Wiryadana, KA. Putra, IWAS. Rahayu, PDS. Pradnyana, MM. Adelaida, ML. Sudarmaja, IM. Risk factors of soil-transmitted helminth infection among elementary school students. Paediatrica Indonesiana. 2018. 57(6):295-02 https://doi.org/10.14238/pi57.6.2017.295-302Yulia, C. Khomsan, A. Sukandar, D. Riyadi, H. Nutritional Status, Physical Activity, and Sedentary Activity of School Children in Urban Area, West Java, Indonesia. J. Gizi Pangan, November 2018, 13(3):123-130. DOI: 10.25182/jgp.2018.13.3.123-130
EDUKASI CUCI TANGAN 6 LANGKAH PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUANG AKUT RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG Putri Minas Sari; Dini Suryani; Honesty Diana Morika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 4, No 1 (2022): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v4i1.1469

Abstract

Cuci tangan 6 langkah masih belum banyak diketahui dan dianggap sebagai hal sepele selama ini, banyak anak yang mencuci tangan hanya sebatas cuci tangan biasa. RSUP Dr. M.Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan dengan jumlah pasien yang begitu banyak, pertukaran bakteri dan kuman dapat amat sangat mudah terjadi. Sehingga bila anak dan orangtua tidak diberikan edukasi yang benar tentang cuci tangan 6 langkah maka akan memperburuk kondisi kesehatan selama dalam perawatan. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan anak dan orangtua tentang bahaya jika tidak cuci tangan dengan benar dan terhindar dari penyakit akibat kuman dan bakteri yang masuk dikarenakan tidak melakukan cuci tangan yang benar di Ruang  Akut RSUP. Dr. M. Djamil padang. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi dengan penyajian yang mudah dimengerti, dalam upaya mendukung salah satu tindakan protokol kesehatan  selama pandemi covid 19 dan yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya cuci tangan, terutama orangtua untuk dapat memantau anak dalam melakukan cuci tangan 6 langkah yang benar. Tingkat pengetahuan diukur dengan membandingkan pengetahuan anak dan orangtua tentang cuci tangan 6 langkah sebelum dan setelah dilakukan edukasi. Hasil yang didapatkan adalah terjadi peningkatan pengetahuan anak dan ibu tentang tentang cuci tangan 6 langkah setelah dilakukan edukasi. Peserta tampak antusias, dan peserta dapat memahami cuci tangan 6 langkah dan mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah. Saran perlunya diadakan edukasi berkala di rumah sakit guna memberikan peningkatan kesehatan anak.Kata Kunci: Edukasi, Cuci tangan, 6 langkah