Nelly Al Audhah
Bagian Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Perbandingan Efektifitas Rapid Diagnostic Test (Rdt) Dengan Pemeriksaan Mikroskop Pada Penderita Malaria Klinis : Di Kecamatan Jaro Rakhman, M. Aulia; Istiana, Istiana; Al Audhah, Nelly
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 9, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v9i1.916

Abstract

ABSTRACT: Malaria is a disease caused by genus Plasmodium. Enforcement of the diagnosis malaria is microscopic examination of thick blood droplets and thin blood droplets and examination of Rapid Diagnostic Test (RDT). Gold standard for the diagnosis of malaria is microscopic examination. Rapid Diagnosis Test (RDT) is one alternative diagnostic tool in detecting Plasmodium quickly and doesn’t require special skill. The purpose of this study was to discover the effectiveness of Rapid Diagnostic Test (RDT) compared with microscopic examination in patient with clinical malaria in Jaro Sub-district. This study was a descriptive analytic study using the data of the result of malaria examination means of microscope examination and RDT on January – June 2012, with cross sectional approach. RDT examination result showed 98% sensitivity value, 100% specificity value, 100% positive predictive value and 98% negative predictive value compared with microscopic examination. Statistical test using Mc.Nemar test with 95% level of confidence interval p=0,125 (p>0,05). This show was no difference in the effectiveness of RDT examination and microscopic examination of patients with clinical malaria in Jaro Sub-district.Keywords: effectiveness, Rapid Diagnostic Test (RDT), microscopic examinationABSTRAK: Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh genus Plasmodium. Penegakkan diagnosis malaria adalah dengan pemeriksaan mikroskopis berupa tetesan darah tebal dan tetesan darah tipis serta pemeriksaan Rapid Diagnostik Test (RDT).  Gold standard untuk diagnosis malaria adalah dengan pemeriksaan mikroskopis. Rapid Diagnosis Test (RDT) merupakan salah satu alat diagnostik alternatif dalam mendeteksi Plasmodium secara cepat dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas Rapid Diagnostic Test (RDT) dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskop pada penderita malaria klinis di Kecamatan Jaro. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan data hasil pemeriksaan malaria melalui pemeriksaan mikroskop dan RDT selama bulan Januari – Juni 2012 dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan pemeriksaan RDT memiliki nilai sensitivitas 98%, spesifisitas 100%, nilai duga positif 100% dan nilai duga negatif 98% dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis. Analisis uji statistik menggunakan uji Mc.Nemar dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p=0,125 (p>0,05)S. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan efektifitas  pemeriksaan RDT dan mikroskopik pada penderita malaria klinis di Kecamatan Jaro.. Kata-kata kunci: efektifitas, Rapid Diagnostic Test (RDT), pemeriksaan  mikoskopisABSTRACT: Malaria is a disease caused by genus Plasmodium. Enforcement of the diagnosis malaria is microscopic examination of thick blood droplets and thin blood droplets and examination of Rapid Diagnostic Test (RDT). Gold standard for the diagnosis of malaria is microscopic examination. Rapid Diagnosis Test (RDT) is one alternative diagnostic tool in detecting Plasmodium quickly and doesn’t require special skill. The purpose of this study was to discover the effectiveness of Rapid Diagnostic Test (RDT) compared with microscopic examination in patient with clinical malaria in Jaro Sub-district. This study was a descriptive analytic stud
Perbandingan Efektifitas Asetol-Klopidogrel Terhadap Pasien Penderita Stroke Iskemik Akut Purnama, Sari Dianita; Pambudi, Pagan; Al Audhah, Nelly
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 9, No 2 (2013): September 2013
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v9i2.941

Abstract

ABSTRACT: Acute ischemic stroke can make patients get neurology problems that show the signs of paralyze in some part of body and  suddenly decrease awareness. The prevalence of acute ischemic stroke which  high enough and the bad effects cause the preventing of acute ischemic stroke with right medicine becomes important. Acetosal works as an anti-thromboxane which often known as aspiryn. Clopidogrel is kind of thienophiridyn class drugs that works as an anti-platelet for acute ischemic stroke therapy so that can avoid blood cloting happened. This research aims to know if they have different effectivity or not to acute ischemic stroke therapy by acetosal and combine of acetosal-clopidogrel together. The method uses analythic observational with cohort. The research begins by counting the stroke scale use NIHSS (National Institute of Health Stroke Scale) at the first come to hospital, before patient cured by any drugs, and then repeat the NIHSS’s scoring at seventh day after therapy. Research did for four months with sample that gathered 32 people. First, did normality test to data and after the normality have been proven, use unpaired T-test with interval of confidence 95% that shows the result, there’s no significant difference between acetosal and combined acetosal-clopidogrel for acute ischemic stroke. Keywords: acetosal, clopidogrel, acute ischemic stroke, NIHSS ABSTRAK: Stroke iskemik akut dapat mengakibatkan defisit neurologi yang sebagian besar akan menimbulkan gejala kelumpuhan pada bagian tertentu dan atau terjadi penurunan kesadaran secara mendadak. Angka kejadian yang cukup tinggi dan efeknya terhadap penderita membuat pencegahan stroke iskemik akut dengan obat yang tepat sangat diperlukan. Asetosal adalah terapi yang bekerja sebagai antitromboksan yang sering pula dikenal dengan nama aspirin. Klopidogrel merupakan obat oral kelas tienopiridin yang berperan sebagai antiplatelet dalam terapi stroke iskemik akut sehingga mencegah terjadinya gumpalan darah.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat  perbedaan efektivitas pada terapi stroke iskemik akut menggunakan asetosal dan kombinasi asetosal-klopidogrel. Metode yang digunakan bersifat observasional analitik dengan pendekatan cohort. Penelitian dilakukan dengan cara menghitung derajat stroke pasien menggunakan NIHSS (National Institute of Health Stroke Scale) ketika hari pertama dirawat di rumah sakit sebelum mendapat terapi dan hari ketujuh setelah dilakukan terapi. Penelitian dilakukan selama empat bulan dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang. Data pertama-tama diuji normalitas distribusinya kemudian setelah terbukti distribusi normal maka dilakukan uji T tidak berpasangan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% yang menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada terapi stroke iskemik akut dengan asetosal dan kombinasi asetosal klopidogrel. Kata-kata kunci: asetosal, klopidogrel, stroke iskemik akut, NIHSS
Hubungan Riwayat Malaria Sebelumnya dengan Kejadian Malaria Berdasarkan Hapusan Darah Pendonor di PT Pama Kecamatan Kintap Putera, Wahyu Aditia Husada; Al Audhah, Nelly; Istiana, Istiana
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 10, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i1.930

Abstract

ABSTRACT: Malaria is a disease that is caused by the Plasmodium genus and still become a problem around the world due to high mortality and morbidity. Several types of Plasmodium sp can be transmitted through blood transfusion. The aim of this study was to determine the relationship between history of previous malaria exposure with the event of malaria through donor’s blood smear at PT Pama Kintap subdistrict, Tanah Laut district. It was a survey of analytic-deskriptive study that performed on blood donors by using a questionnaire to see a history of previous malaria, and a smear of blood transfusion donors to see the Plasmodium sp in the blood transfusion. Sample of the research used total sampling method and gained 46 samples. The result was 4 (8.7%) had a previous history of malaria, and 2 (4.3%) was found some Plasmodium sp from their transfusion blood smear. Statistical analyisis used Fischer test, showed p value = 0.006 (p <0.05) which means there is a significant relation between a history of previous malaria exposure with the event of malaria through donor’s blood smear at malaria’s endemic region. Keywords: history of malaria, incident of malaria, blood donor ABSTRAK: Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium dan masih menjadi masalah di seluruh dunia karena angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Beberapa jenis Plasmodium sp dapat ditularkan melalui transfusi darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit malaria sebelumnya dengan kejadian malaria berdasarkan hapusan darah pendonor di PT Pama kecamatan Kintap di kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini bersifat survey analitic-descriptive yang dilakukan pada pendonor darah dengan menggunakan kuesioner untuk melihat riwayat malaria sebelumnya, dan hapusan darah transfusi pendonor untuk melihat adanya Plasmodium sp. Sampel penelitian menggunakan teknik total sampel dan mendapatkan 46 pendonor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 4 orang (8,7%) memiliki riwayat malaria sebelumnya, dan 2 orang (4,3%) ditemukan plasmodium dalam hapusan darah transfusinya. Analisis statistik menggunakan uji Fischer mendapatkan p value = 0,006 ( p < 0,05) yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara riwayat malaria sebelumnya dengan kejadian malaria melalui hapusan darah transfusi pendonor. Kata-kata kunci: riwayat malaria, kejadian malaria, donor darah
Perbedaan Efektivitas antara Cilostazol dan Aspirin terhadap Peningkatan Suhu Sela Jari: Tinjauan terhadap Kaki Diabetik Wagner Derajat II dan III Noor, Zairin; Al Audhah, Nelly
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 10, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i1.932

Abstract

ABSTRACT: Diabetes mellitus is a multisystem disease characterized by hyperglycemia due to abnormalities in insulin secretion, insulin mechanism, or both. Hyperglycemia in diabetes will lead to long-term complications, such as, several organs failure or disfunction, especially the eyes, kidneys, nerves, heart and blood vessels. One of the diabetic complications is diabetic foot. The appearance of diabetic foot mainly occurs due to repetitive trauma to the foot. After the appearance of ulcers, diabetic foot was compounded with decreased vascular in the patients, making it more difficult to recover. The poor vascularization for diabetic foot patients implicates falling temperatures of the toes. Cilostazol and aspirin are antithrombotic medicines that cause inhibition activation and aggregation trombosit, and vasodilatation. This study aimed to examine the effect of cilostazol and aspirin on toes temperature of the feet of diabetic patients. This research is an experimental research by calculating the average temperature of the toes of diabetic foot patients before and after the administration of cilostazol and aspirin . The results showed the average temperature of the subject toes before giving cilostazol and aspirin is 33.340C and 33.970C, and after administration is 33.540C and 34.720C. From this research it can be concluded that there is an increase in the temperature of the toes after administration of cilostazol and aspirin on the toes of diabetic foot patients. Keywords : Aspirin, Cilostazol, Diabetes Mellitus, Diabetic Foot ABSTRAK: Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia pada diabetes akan mengakibatkan komplikasi jangka panjang seperti, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Salah satu komplikasinya adalah kaki diabetik. Kemunculan kaki diabetik terutama terjadi karena adanya trauma berulang pada kaki. Setelah munculnya ulkus, kaki diabetik diperparah dengan daya vaskuler pasien yang menurun, sehingga sulit untuk sembuh. Buruknya vaskularisasi pasien kaki diabetik berimplikasi pada turunnya suhu sela jari kaki. Cilostazol dan aspirin adalah obat antitrombotik yang menyebabkan terjadinya inhibisi aktivasi dan agregasi trombosit, serta vasodilatasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh cilostazol dan aspirin terhadap suhu sela jari kaki pada pasien kaki diabetik. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menghitung rata-rata suhu sela jari kaki pasien kaki diabetik sebelum dan setelah pemberian cilostazol dan aspirin. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata suhu sela jari kaki subyek sebelum pemberian cilostazol dan aspirin adalah 33,340C dan 33,970C, dan setelah pemberian adalah 33,540C dan 34,720C. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan suhu sela jari kaki setelah pemberian cilostazol dan aspirin pada sela jari kaki pasien kaki diabetik. Kata-kata Kunci : Aspirin, Cilostazol, Diabetes Mellitus, Kaki Diabetik.
Efektifitas Pyriproxyfen terhadap Larva Aedes aegypti yang Diambil dari Wilayah Banjarmasin Timur Akbar, Ali; Istiana, Istiana; Al Audhah, Nelly
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 10, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i1.928

Abstract

ABSTRACT: Dengue Haemorraghic Fever disease (DHF) is dangerous contagious disease which is caused by dengue virus which is brought by Aedes aegypti mosquito. Controling DHF depends on the control of the mosquito and its larvae. One of alternative larvacide that can control Aedes aegypti larvae is larvacide with active ingredient pyriproxyfen as Insecth Growth Regulator (IGR) which does not influece the hygiene of water, safety and does not increase the resistancy. The purpose of the study is to study and calculate efficacy of an IGR pyriproxyfen against Aedes aegypti larvae which was only collected from East Banjarmasin. The research is an experimental research that used seven kind dozes of IGR: follows 0,1 ppm, 0,05 ppm, 0,01 ppm, 0,008 ppm, 0,005 ppm, 0,003 ppm, and control. Each doze used four replications. The research results showed that IGR was effective to kill more than 70% larvae after seven days. The results of probit analysis were 0,001 ppm ana 0,065 ppm to kill 50% and 90% larvae. Keywords: Dengue Haemorraghic Fever, pyriproxyfen, Aedes aegypti ABSTRAK: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian DBD bergantung pada pengendalian nyamuk dan larvanya. Salah satu larvasida alternatif yang dapat digunakan untuk mengendalikan larva nyamuk Aedes aegypti adalah larvasida yang berbahan aktif pyriproxyfen dan berasal dari golongan Insect Growth Regulator (IGR) yang tidak mempengaruhi kebersihan air, aman, dan tidak meningkatkan resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menghitung efikasi IGR berbahan aktif pyriproxyfen terhadap larva Aedes aegypti yang berasal dari Kecamatan Banjarmasin Timur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan tujuh macam dosis 0,1 ppm, 0,05 ppm, 0,01 ppm, 0,008 ppm, 0,005 ppm, 0,003 ppm, dan kontrol. Setiap dosis menggunakan empat kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa IGR efektif untuk membunuh 70% larva uji setelah tujuh hari pemaparan. Berdasarkan analisis probit dosis yang diperlukan untuk membunuh 50% (LC50) dan 90%(LC90) larva uji adalah berturut-turut sebesar 0,001 ppm dan 0,065 ppm. Kata kunci : Demam Berdarah Dengue,  pyriproxyfen, Aedes aegypti
Hubungan Riwayat Trauma Terhadap Kejadian Abortus Di Rsud Ulin Banjarmasin Tahun 2011 Rachman, Aditya Noor; Sauqi, Hardyan; Al Audhah, Nelly
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 9, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v9i1.919

Abstract

ABSTRACT: The word abortion derives from the Latin aboriri, which means miscarry. Abortion is a controversial issue because on one side of abortion exist in society.Of the 210 million pregnancies that occur each year, about 46 million (22 %) end in induced abortion and, globally, the vast majority of women are likely to have at least one abortion by the time they are 45 years old. The most common causes of trauma during pregnancy are motor vehicle accidents (49%), falls (25%), assaults (18%), guns (4%), and burns (1%). This research aims to determine and analyze the relationship between history of trauma with abortion incident. This is an analytic descriptive research with cross sectional approach. The number of samples obtained from medical records at RSUD Ulin Banjarmasin in 2011. Achieved total sample of 251 people and the amount of control as much as 323 people. Samples that have a history of trauma were 41 (16%) people, and without a history of trauma as much as 210 (84%). The results of chi-square statistical test demonstrated an association between a history of trauma with the incidence of abortion in RSUD Ulin Banjarmasin, obtained probabilities of 0.000 means that the two variables are related because the score < 0.05. While the prevalence odds ratio (POR) through the test of the correlation coefficient obtained figure of 7,688 which means the power relationship is strong. In conclusion there is a significant relationship between history of trauma with the incidence abortion. Keywords: history of trauma, abortion, abdominal massage ABSTRAK: Abortus merupakan suatu masalah kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Sekitar 210 juta kehamilan yang terjadi setiap tahun, sekitar 46 juta (22%) berakhir karena abortus. Salah satu penyebab abortus adalah trauma. Penyebab paling umum dari trauma selama kehamilan adalah kecelakaan kendaraan bermotor (49%), jatuh (25%), kekerasan (18%), senjata api  (4%), dan luka bakar (1%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara riwayat trauma terhadap kejadian abortus pada ibu hamil di RSUD Ulin Banjarmasin 2011. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diperoleh dari rekammedis di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin tahun 2011. Didapatkan jumlahsampel sebanyak 251 orang dan jumlah control sebanyak 323 orang. Sampel yang memiliki riwayat trauma sebanyak 41 (16%) orang, dan tanpa riwayat trauma sebanyak 210 (84%). Hasil uji statistic chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara riwayat trauma dengan kejadian abortus di RSUD Ulin Banjarmasin, didapatkan angka  probabilitas sebesar  0,000 artinya kedua variable tersebut berhubungan karena angkanya < 0,05. Sedangkan prevalence odds ratio (POR) melalui uji koefisien korelasi didapatkan angkasebesar 7,688 yang berarti kekuatan hubungannya kuat. Kesimpulannya ada hubungan bermakna antara riwayat trauma dengan angka kejadian abortus. Kata-kata kunci: riwayat trauma, abortus, pijatperut
DESCRIPTION OF EFFECTIVENESS OF CILOSTAZOL AND ASPIRIN AS ADJUVANT OF DIABETIC FOOT WAGNER GRADE II AND III Nurikhwan, Pandji Winata; Noor, Zairin; Al Audhah, Nelly
Berkala Kedokteran Vol 10, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i12.961

Abstract

Abstract: Inflammation in patients with diabetic foot will activate platelets and cause aggregation and lead to stasis of blood flow. This inflammation is caused by infection of the diabetic foot. Management of diabetic foot infections in patients is the use of antibiotics. However, the presence of vascularization disorders causing antibiotic delivery to the site of infection to be disrupted so that the process of eradication of infection would be inhibited. One of inflamation markers on patient with diabetic foot is increasing of ESRs.The general objective of this study was to determine the efficacy difference between cilostazol and aspirin as an adjuvant to accelerate tissue healing of diabetic foot care Wagner Grade II – III based on erythrocyte sedimentation rate. This study is a descriptive study using the double-blind and randomized pretest-posttest design. A total of 14 samples is obtained by consecutive sampling. The results showed that four patients given cilostazol showed a 35% reduction in ESR and ten patients were given aspirin showed a 35% reduction in ESR. It can be concluded giving cilostazol and aspirin as adjuvant diabetic foot Wagner II and III showed a decrease in ESR. Key words: erythrocyte sedimentation rate, diabetic foot, cilostazol, aspirin. Listen 
Hubungan Karakteristik Pengguna Jalan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Darat dengan Derajat Keparahan Cedera Kepala: Tinjauan Terhadap Pasien Cedera Kepala di RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juni - September 2013 Wilianto, Bagas; Lahdimawan, Ardik; Al Audhah, Nelly
Berkala Kedokteran Vol 10, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i12.967

Abstract

ABSTRACT: Head injury is the leading cause of death and long-term disability. Head injuries can occur due to various reasons one of which is traffic accidents. Accidents can happen in a variety of road users such as pedestrians, cyclists, passenger vehicles, motorcyclists and car drivers. The purpose of this study was to determine the relationship of road users characteristics with the severity of head injuries in emergency room of Ulin Hospital. The study design was an analytic descriptive with cross sectional approach. The number of samples in this study were 121 people who were taken in accordance with the inclusion and exclusion criteria using consecutive sampling method. Most of road users who suffered head injury were  97 persons motorcyclists (80.1%), followed by 15 pedestrians  (12.4%), 4 cyclists and car drivers (3.3%) as well as 1 passenger vehicle (0.8%). Most of patients had  mild head injury (59.5%) followed by moderate head injury (24.8%) and severe head injury (15.7%). Based on the results, pedestrians had the most severe head injuries, while the vehicle  passenger and the car driver had the mildest head injuries. Based on statistical tests, there were no significant relationship between the characteristics of the traffic aaccident victim with head injury severity, p = 0.070 (p <0.05). It can be concluded that all road users are at risk for severe head injury so that all road users are required to be careful on the highway. Key words: road traffic accident, road users, head injury, GCS ABSTRAK: Cedera kepala merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan jangka panjang. Cedera kepala dapat terjadi akibat berbagai sebab salah satunya Kecelakaan Lalu Lintas Darat (KLLD). Kecelakaan dapat terjadi pada berbagai pengguna jalan seperti pejalan kaki, pengguna sepeda, penumpang mobil, pengendara sepeda motor dan pengendara mobil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik pengguna jalan KLLD dengan derajat keparahan cedera kepala di IGD RSUD Ulin. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 121 orang yang diambil sesuai kriteria inklusi eksklusi dengan metode consecutive sampling. Pengendara sepeda motor merupakan pengguna jalan terbanyak yang mengalami cedera kepala yaitu 97 orang (80,1%) disusul oleh pejalan kaki 15 orang (12,4 %), pengguna sepeda dan pengendara mobil 4 orang (3,3%) serta penumpang mobil 1 orang (0,8 %). Derajat  cedera kepala yang terbanyak adalah cedera kepala ringan (59,5%) disusul cedera kepala sedang (24,8 %) dan cedera kepala berat (15,7 %). Berdasarkan hasil penelitian kelompok pejalan kaki mengalami cedera kepala paling berat, sedangkan penumpang dan pengendara mobil merupakan kelompok dengan cedera kepala teringan. Berdasarkan uji statistik,  tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik korban KLLD dengan derajat keparahan cedera kepala, p = 0,070 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa semua pengguna jalan memiliki risiko untuk mengalami cedera kepala yang berat sehingga seluruh pengguna jalan wajib berhati-hati di jalan raya. Kata-kata kunci: kecelakaan lalu lintas darat, pengguna jalan, cedera kepala, GCS
Hubungan Aktivitas Pendonor dengan Kejadian Malaria Berdasarkan Hapusan Darah Pendonor di PT. Pama Kecamatan Kintap Prakoso, Barra Gerry; Al Audhah, Nelly; Istiana, Istiana
Berkala Kedokteran Vol 10, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i12.963

Abstract

ABSTRACT: Malaria is most disease caused by plasmodium in the bloodstreams. Plasmodium be carried in the bloodstreams from Anopheles mosquito bites. Transmission of malaria depending on the level of immunity. Malaria symptoms are high fever, anemia, and enlargement of the spleen. The incident of malaria determined by exposed of malaria as a carrier of disease. The aim of this research was to figure out the relationship activity donors with the incident of malaria at endemic areas and counting of the incident of malaria on donors by smear of blood transfusion. It was a descriptive analytic study with cross-sectional approach. All subjects were 46 persons at August 2013. The data were analyzed by chi-square test statistics with 95 % confidence interval. The result showed infected with malaria 4,34%, Most activity there daytime were 87%, indoor activities were 58,7%, long-time activity >6 hours 58,7%. Based on the uji fisher statistic analysis, it could be concluded that there is no relationship between kind of activity (p=0,165) and time of activity (p=0,246) about the incident of malaria based blood smear at PT. PAMA Kecamatan Kintap Key words: activity, incident of malaria, donors. ABSTRAK: Malaria adalah penyakit yang sebagian besar penyebabnya adalah Plasmodium yang berada di dalam aliran darah. Plasmodium dibawa ke aliran darah dari gigitan nyamuk Anopheles. Penularan malaria tergantung dari tingkat imunitas. Malaria ditandai dengan demam tinggi, anemia, dan pembesaran limpa. Terjadinya penyakit malaria ditentukan oleh seberapa besar kemungkinan kontak dengan nyamuk sebagai vektor pembawa penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Aktivitas pendonor dengan kejadian Malaria di daerah endemis malaria dan menghitung angka kejadian malaria berdasarkan hapusan darah pendonor. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian sebanyak 46 orang pada periode Agustus 2013. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-squere dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian malaria sebanyak 4,34%. Aktivitas terbanyak terdapat pada siang hari 87%, aktivitas di luar ruangan 58,7%, lama aktivitas >6 jam 58,7%. Berdasarkan analisis statistik uji fischer dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna untuk jenis aktivitas (p= 0,165) dan waktu aktivitas (p= 0,246) terhadap kejadian malaria berdasarkan hapusan darah pendonor di PT. PAMA Kecamatan Kintap. Kata-kata kunci: aktivitas, kejadian malaria, pendonor
Hubungan Aktivitas Pendonor dengan Kejadian Malaria Berdasarkan Hapusan Darah Pendonor di PT. Pama Kecamatan Kintap Barra Gerry Prakoso; Nelly Al Audhah; Istiana Istiana
Berkala Kedokteran Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i12.963

Abstract

ABSTRACT: Malaria is most disease caused by plasmodium in the bloodstreams. Plasmodium be carried in the bloodstreams from Anopheles mosquito bites. Transmission of malaria depending on the level of immunity. Malaria symptoms are high fever, anemia, and enlargement of the spleen. The incident of malaria determined by exposed of malaria as a carrier of disease. The aim of this research was to figure out the relationship activity donors with the incident of malaria at endemic areas and counting of the incident of malaria on donors by smear of blood transfusion. It was a descriptive analytic study with cross-sectional approach. All subjects were 46 persons at August 2013. The data were analyzed by chi-square test statistics with 95 % confidence interval. The result showed infected with malaria 4,34%, Most activity there daytime were 87%, indoor activities were 58,7%, long-time activity >6 hours 58,7%. Based on the uji fisher statistic analysis, it could be concluded that there is no relationship between kind of activity (p=0,165) and time of activity (p=0,246) about the incident of malaria based blood smear at PT. PAMA Kecamatan Kintap Key words: activity, incident of malaria, donors. ABSTRAK: Malaria adalah penyakit yang sebagian besar penyebabnya adalah Plasmodium yang berada di dalam aliran darah. Plasmodium dibawa ke aliran darah dari gigitan nyamuk Anopheles. Penularan malaria tergantung dari tingkat imunitas. Malaria ditandai dengan demam tinggi, anemia, dan pembesaran limpa. Terjadinya penyakit malaria ditentukan oleh seberapa besar kemungkinan kontak dengan nyamuk sebagai vektor pembawa penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Aktivitas pendonor dengan kejadian Malaria di daerah endemis malaria dan menghitung angka kejadian malaria berdasarkan hapusan darah pendonor. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian sebanyak 46 orang pada periode Agustus 2013. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-squere dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian malaria sebanyak 4,34%. Aktivitas terbanyak terdapat pada siang hari 87%, aktivitas di luar ruangan 58,7%, lama aktivitas >6 jam 58,7%. Berdasarkan analisis statistik uji fischer dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna untuk jenis aktivitas (p= 0,165) dan waktu aktivitas (p= 0,246) terhadap kejadian malaria berdasarkan hapusan darah pendonor di PT. PAMA Kecamatan Kintap. Kata-kata kunci: aktivitas, kejadian malaria, pendonor