Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL PANGAN

Keragaan Komponen Pertumbuhan dan Hasil Tiga Aksesi Tanaman Jawawut (Setaria Italica l. Beauv) melalui Pemberian Empat Dosis Pemupukan Fosfor Component Performance of Growth and Results of Three Accession Plants of Foxtail Millet (Setaria Italica l . Beauv) through Four Doses of Phosphorus Fertilization Miswati Miswati; Tati Nurmala; Anas Anas; Dedi Sugandi
JURNAL PANGAN Vol. 24 No. 3 (2015): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v24i3.16

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan dosis fosfor terhadap pertumbuhan serta hasil jawawut yang terseleksi. Penelitian diawali dengan karakterisasi aksesi jawawut di wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Papua. Terhadap aksesi yang terseleksi tersebut dilakukanpemupukan fosfor dengan menggunakan rancangan Split Plot Design. Sebagai petak utama adalah aksesi yang terdiri dari tiga tingkat (a1 = asal Papua, a2 = asal Jawa Barat, a3 = asal Bengkulu) dan sebagai faktor anak petak adalah dosis pupuk yang terdiri dari 4 tingkat (0 kg P2O5 /ha, 18 kg P2O5 /ha, 36 kg P2O5 /ha, 54 kg P2O5 /ha). Peubah respon pada pengujian pemupukan fosfor dilakukan terhadap komponen pertumbuhan, komponen hasil dan hasil produksi yang meliputi: tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, Indek Luas Daun (ILD), Laju Asimilasi Bersih (LAB), Laju Tumbuh Relatif (LTR), panjang malai,bobot malai per tanaman, bobot hasil produksi biji per petak, bobot hasil produksi biji per tanaman, bobot 1000 butir, dan Indeks Panen (IP). Uji F dilakukan untuk menguji variasi nilai rata-rata perlakuan. Jika uji F menghasilkan keragaman yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf α = 5 persen. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan penampilan karakter dari aksesidan pemberian fosfor tidak memberikan pengaruh terhadap komponen hasil dan hasil tanaman jawawut. The objective of the research is to understand the effect of phosphate fertilizer on the growth and yield of selected foxtail millet. The research is started by the characterization of foxtail millet accessions from Bengkulu, South Sumatera, West Java and Papua. The Selected accessions are then tested with phosphate fertilizer using split plot design and as the main plot is accession consisting of 3 levels (a1 = originated from Papua, a2 = originated from West Java, a3 = originated from Bengkulu) and as the sub-plot is fertilizer dosages consisting of 4 levels (0 kg P2O5 /ha, 18 kg P2O5 /ha, 36 kg P2O5 /ha, 54 kg P2O5 /ha).The variables observed are the growth and yield components and grain productivity including: plant height, number of tillers, leaf area index, net assimilation rate, relative growth rate, panicle length, panicle weightper plant, weight of grain per plot, weight of grain per plant, weight of 1000 grains, and harvest index. F-test is carried out to test variation of average treatment. If the F-test shows significant difference, then the test is continued by Duncan Multiple Range Test with α = 5 percent. The results show that there are differences in visual characters of the three accessions and that the application of phosphate fertilizer does not give significant effect on the yield components and the grain productivity of foxtail millet. 
Karakterisasi dan Kekerabatan 42 Aksesi Tanaman Jawawut (Setaria italica L. Beauv) Characterization and Relationship 42 Accessions of Foxtail Millet Plant (Setaria italica L Beauv) Miswarti Miswarti; Tati Nurmala; Anas Anas
JURNAL PANGAN Vol. 23 No. 2 (2014): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v23i2.61

Abstract

Pangan alternatif menghasilkan karbohidrat dapat bersumber dari pangan lokal yang secara alamiah sudah beradaptasi dengan lingkungan setempat. Pengembangan jawawut sebagai sumber pangan perlu identifikasi untuk mengetahui karakternya. Informasi jarak genetik dan hubungan kekerabatan sangat diperlukan dalam merakit varietas unggul. Semakin jauh jarak genetik antar tetua maka peluang dihasilkannya kultivar baru dengan keragaman genetik akan menjadi besar dan sebaliknya. Penelitian dilaksanakan pada Februari sampai dengan Juli 2013 bertujuan mengidentifikasi, mengkarakterisasi tanaman jawawut berdasarkan karakter morfologi dan agronomi. Analisis keragaman genetik dilakukan berdasarkan karakter morfologi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, selanjutnya data tersebut diubah menjadi data biner dengan skoring data berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan pada setiap peubah. Data biner morfologi dilakukan analisis menggunakan UPGMA (Unweigjted Pair Group Method with Aritmathic Means) dengan fungsi Simqual melalui program NTSYSpc 2,1. Karakter yang diamati adalah bentuk daun, warna daun, antosianin pada dudukan daun, bentuk tumbuh, diameter batang, tinggi tanaman, jumlah ruas, umur berbunga, warna bunga, panjang tangkai malai, panjang malai, bentuk malai, arah malai, panjang bulu malai, bobot malai, bobot 1000 butir. Hasil penelitian terhadap 42 aksesi jawawut menunjukkan bahwa kekerabatan membentuk dua kelompok berbeda dengan nilai koefisien ketidakmiripan 57 persen. Sumbangan ketidakmiripan jarak genetik terbesar terjadi karena umur berbunga, antosianin dan umur panen.Alternative food with carbohydrates can be sourced from local food that has naturally adapted to local environment. Development of foxtail millet as a food source needs to be identified to determine the characters. Information genetic distance and phylogenetic relationship are indispensable in assembling high-yielding varieties. The farther genetic distance between the parental cultivars, the greater they generate new opportunities with genetic diversity, and vice versa. The research which was conducted from February to July 2013 aims to identify and characterize foxtail millet plant based on morphological and agronomic characters. Analysis of genetic diversity based on morphological characters is done qualitatively and quantitatively, in which the data is converted into binary data with scoring data based on criteria that have been set on each variable. Morphological analysis of binary data is conducted by using UPGMA (Unweighted Pair Group Method with Aritmathic Means) with function Simqual through NTSYSpc 2,1. Characters are observed through leaf shape, leaf color, leaf anthocyanin on the holder, growing form, stem diameter, plant height, number of segments, flowering, flower color, stem length panicle, panicle length, panicle shape, panicle direction, fur panicle length, panicle weight, and 1000 grain weight. The study of 42 millet accessions shows that the kinship forms two groups with different dissimilarity of 57 percent. The largest causes of genetic distance dissimilarities are due to different forms of growth, flowering, and age of harvesting.