Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Factors Affecting Public Acceptance of the Covid-19 Vaccine in Indonesia Hema Dewi Anggraheny; Aisyah Lahdji
South East Asia Nursing Research Vol 4, No 3 (2022)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.4.3.2022.1-5

Abstract

One of the efforts to protect the community against Covid-19 cases is vaccination. However, in the preparation of vaccination, there are several negative issues related to vaccines, which make people doubt and even reject the effort. Predisposing factors include age, gender, occupation, income, education level, history of contact with people with COVID, and knowledge of vaccines, which can affect acceptance of vaccines. The purpose of this activity is to find out what factors affect public acceptance of the Covid-19 vaccine. The research was conducted by distributing questionnaires via google form to the general public in January 2021. The total respondents were 411 respondents. The questionnaire uses the Public Perception Survey questionnaire for the Covid-19 Vaccine in Indonesia published by WHO and the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Analysis using Chi-Square test. The survey results showed that 46.2% of respondents had not decided on and refused the vaccine, and 94.2% wanted to get information about the vaccine. Factors related to vaccine acceptance include age, work in the health sector, income level, education, fear of vaccines, the thought that there are many hoaxes regarding the COVID-19 vaccine, thoughts on vaccine safety, and thoughts on the dangers of vaccines. Accurate and scientific information, accompanied by easy access to receive the Covid-19 vaccine, is needed so that people with self-awareness carry out vaccinations to reduce the morbidity and mortality of COVID-19 in Indonesia.
Perbedaan Perceived Susceptibility dan Severity Pelaksanaan Protokol Kesehatan Covid-19 Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan Muhammad Lois Indra Kelana; Hema Dewi Anggraheny; Chamim Faizin
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 3 No. 2 (2022): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V3i2.5003

Abstract

Abstract—Perceived Susceptibility is an individual's subjective perception of the risk of getting a disease, and Perceived Severity is information that a person believes about the severity or seriousness of a disease. A person with high Perceived Susceptibility and Perceived Severity can improve preventive behavior against Covid-19. The purpose of this study was to analyze the differences in Perceived Susceptibility and Perceived Severity in the implementation of the Covid-19 health protocol in urban and rural communities. The research method is quantitative in the form of observational analytic study with cross sectional approach. Data was collected in urban and rural areas with 88 total of respondents. The results of the analysis with the Mann Whitney test show that there is a difference in Perceived Susceptibility based on urban and rural area(p=0.001), education level(p=0.001), occupation(p=0.008), experience of being diagnosed with Covid-19(p=0.025) and there are not any difference based on the source of information(p=0.938). There are differences in Perceived Severity based on urban and rural areas(p=0.026), education level(p=0.005), occupation(p=0.012), experience of being diagnosed with Covid-19 (p= 0.03) and there are not any differences based on the source of information(p=0.877). This study shows that urban communities have higher Perceived Susceptibility and Perceived Severity in the implementation of the Covid-19 health protocol than rural communities. Keywords: covid-19 health protocol, perceived susceptibility, perceived severity Abstrak—Perceived Susceptibility atau persepsi kerentanan merupakan persepsi subyektif seorang individu terhadap risiko terkena suatu penyakit sedangkan Perceived Severity atau persepsi keseriusan merupakan persepsi yang diyakini seseorang tentang suatu keparahan atau keseriusan suatu penyakit. Seseorang dengan Perceived Susceptibility (persepsi kerentanan) dan Perceived Severity (persepsi keseriusan) yang tinggi terhadap Covid-19 dapat meningkatkan perilaku pencegahan terhadap Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan Perceived Susceptibility dan Perceived Severity dalam pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 pada masyarakat perkotaan dan pedesaan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif berupa studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara consecutive sampling di dua lokasi yaitu di wilayah perkotaan dan pedesaan dengan total responden sebanyak 88 orang. Hasil analisis dengan Uji Mann Whitney menunjukan adanya perbedaan Perceived Susceptibility berdasarkan wilayah perkotaan dan pedesaan (p=0,001), pendidikan (p=0,001), pekerjaan (p=0,008), pengalaman positif Covid-19 (p=0,025) dan tidak ditemukan adanya perbedaan berdasarkan sumber informasi (p=0,938). Sedangkan untuk Perceived Severity ditemukan adanya perbedaan berdasarkan wilayah perkotaan dan pedesaan (p=0,026), pendidikan (p=0,005), pekerjaan (p=0,012), pengalaman positif Covid-19 (p=0,03) dan tidak ditemukan adanya perbedaan berdasarkan sumber informasi (p=0,877). Penelitian ini menunjukkan masyarakat perkotaan memiliki Perceived Susceptibility dan Perceived Severity yang lebih tinggi dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19 dibanding masyarakat pedesaan. Kata kunci: protokol kesehatan covid-19, perceived susceptibility, perceived severity
ANALISIS FAKTOR RISIKO DERAJAT PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL MULTIGRAVIDA DI RSUD RAA. SOEWONDO PATI Salsabila Rahmadhanti; Diana Handaria; Hema Dewi Anggraheny
Al-Iqra Medical Journal : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran Vol 5, No 2 (2022): ILMU KEDOKTERAN
Publisher : Journal Medical Universitas muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/aimj.v5i2.7630

Abstract

Preeklampsia adalah penyebab terbesar dari kematian ibu di RSUD RAA. Soewondo Pati. Dalam sebuah penelitian pada disebutkan bahwa kehamilan kedua serta ketiga berisiko mengalami kejadian preeklampsia sebesar 1,7 % dan 1,8 %. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini guna mendapatkan hasil hubungan antara usia, obesitas, riwayat hipertensi,idan riwayat preeklampsia/ eklampsiaaasebelumnya dengannkejadian preeklampsia yang dialami oleh ibu hamil multigravida di RSUD RAA. Soewondo Pati.Studi ini dilakukan pada bulan Februari 2022 memakai desain observasional analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional berjumlah 100 sampel. Perolehan data ini memakai data sekunder yang diperoleh dalam bentuk data rekam medik pada bulan Januari-Desember 2020 dan dianalisis dengan mengaplikasikan uji chi square.Hasil uji chi square diperoleh faktor yang berkaitan dengan kejadian preeklampsia yakni obesitas (ρ-value=0,000), riwayat hipertensi (ρ-value=0,036), dan riwayat preeklampsia/ eklampsia sebelumnya (ρ-value=0,001).Faktor risiko yang berkaitan dengan kejadian preeklampsia pada multigravida adalah obesitas, riwayat hipertensi, dan riwayat preeklampsia/ eklampsia sebelumnya.
ANALISIS FAKTOR IBU DAN BAYI YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN SEKSIO SESAREA PADA PRIMIGRAVIDA DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH Farras Syahla Salsabila; Diana Handaria; Hema Dewi Anggraheny
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.17501

Abstract

Prevalensi seksio sesarea di RSJD Dr Amino Gondohutomo bulan Januari 2019 sebesar 51,82% sedangkan standar seksio sesarea dalam rumah sakit pemerintah sejumlah 20-25%. Seksio sesarea pada primigravida dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor bayi serta ibu. Penelitian bertujuan memahami hubungan faktor ibu meliputi usia ibu, ketuban pecah dini, partus tak maju, partus lama, kelainan letak plasenta dan faktor bayi meliputi kelainan letak bayi terhadap tindakan seksio sesarea pada primigravida dalam RSJD Dr Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan di bulan September-Oktober 2021 menggunakan desain observational analityc rancangan cross sectional pendekatan retrospektif sampel 355 orang dari total sampling. Pengambilan data mempergunakan data rekam medis bulan Januari 2020-2021 dan dianalisis menggunakan chi square serta regresi logistik. Hasil uji chi square diperoleh faktor yang berkaitan yakni ketuban pecah dini (?-value=0,000), partus tak maju (?-value=0,000), serta kelainan letak bayi (?-value=0,000). Hasil uji multivariat didapatkan faktor yang paling signifikan yaitu ketuban pecah dini. Faktor risiko yang paling berhubungan dengan seksio sesarea pada primigravida adalah ketuban pecah dini.
Biskuit CERIA (Cangkang Telur Kombinasi Kurma dan Madu) sebagai Snack Alternatif untuk Meningkatkan Status Gizi Anak Hema Dewi Anggraheny; Aisyah Lahdji; Tri Kartika Setyarini; Ika Dyah Kurniati
Jurnal Surya Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.6.1.2023.20-25

Abstract

Many studies state that most cases of malnourished children, such as stunting, experience a lack of calories and protein. So that one of the focuses is to improve the nutritional status of children, especially by making food preparations from ingredients that are high in calories and protein, and of course those that are of interest to children in terms of taste and shape. Egg shells are an alternative food ingredient that is rich in protein and calcium. In addition, dates and honey produce a natural sweet taste, and have high nutritional value. The purpose of this activity is to provide alternative snacks for children in the form of eggshell cookies, a combination of dates and honey. The method starting with making egg shell cookies a combination of dates and honey (Ceria), and determining the right recipe for these biscuits, in terms of taste and shape. Then tested the nutritional composition (calories, carbohydrates, protein, fat, sugar, and fiber). Furthermore, the cookies were distributed to partners, namely mothers who have children aged 6 months to 9 years and health cadres in the Kedungmundu Village, Semarang. The result for this research was Ceookies “Ceria” with the ingredients of eggshell flour, wheat flour, cornstarch, dates, honey, and egg yolks. The nutritional composition produced in 100 grams of cookies produces 511 kcal calories, 63,7 grams of carbohydrates, 0,83 grams of protein, 28,3 grams of fat, 49,5 grams of fiber, and 7 grams of sugar. Ceria cookies (egg shell combination of dates and honey) can be given as an alternative food supplement for children, with the appropriate nutritional composition and using natural ingredients without artificial sweeteners or preservatives.
Efektivitas Edukasi Pencegahan Stunting dan Penerapan Praktik Pemberian Makan Pada Anak di Kelurahan Tandang Hema Dewi Anggraheny; Candra Meilyana Puspita Sari
PROSIDING SEMINAR KESEHATAN MASYARAKAT Vol 1 No Oktober (2023): Seminar (NiCe-PHResComS - 1)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/pskm.v1iOktober.268

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan stunting dan gizi kurang masih menjadi fokus permasalahan di Indonesia khususnya di Kota Semarang. Data pada Februari 2023 menyebutkan terdapat 26 balita stunting, dan 40 underweight di wilayah Puskesmas Kedungmundu. Faktor pengetahuan ibu dan praktik pemberian makan yang kurang tepat menjadi faktor risiko yang mempengaruhi kondisi gizi anak. Tujuan kegiatan melakukan edukasi pencegahan stunting dan praktik pemberian makan anak serta menilai efektivitasnya. Metode: Merupakan kegiatan pengabdian yang berbasis penelitian quasi eksperimental dengan pre and post-test group design untuk menilai efektivitas kegiatan. Lokasi kegiatan di Kelurahan Tandang, pada Maret 2023. Sampel yakni ibu yang memiliki balita stunting dan underweight, sebanyak 24 ibu. Bentuk pengabdian yang dilakukan yaitu pemberian edukasi menggunakan video terkait pencegahan stunting dan praktik pemberian makan anak. Data pre dan post-test merupakan nilai hasil penilaian pengetahuan responden sebelum dan sesudah intervensi. Analisis data pre and post-test dengan t-test dependent. Hasil: Mayoritas ibu memiliki anak usia 2-3 tahun (33,3%), jenis kelamin anak perempuan (62,6%), pendidikan terakhir ibu SMP (45,8%), dan anak mengkonsumsi unhealthy snack >7 kali dalam seminggu (62,5%). Nilai rata-rata pre-test 69,23, sedangkan post-test 77,69. Terdapat perbedaan yang bermakna dari hasil pre dan post-test (p=0.033). Kesimpulan: Edukasi pencegahan stunting dan praktik pemberian makan anak yang dilakukan di Kelurahan Tandang dinilai efektif, dibuktikan dengan meningkatnya nilai pengetahuan ibu.