Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Studi Penentuan Spesifikasi Teknis Terminal Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) Sri Ariyanti
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 12, No 2 (2014): June 2014
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1684.523 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2014.120205

Abstract

Sesuai dengan Kepmen No.504/KEP/M.KOMINFO/08/2012 tentang Izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler Indosat, pemerintah telah memberikan ijin kepada Indosat untuk menggelar teknologi WCDMA pada pita frekuensi 900MHz. Penggelaran teknologi WCDMA pada pita frekuensi 900 MHz memberikan keuntungan dalam sisi coverage. Jangkaun teknologi WCDMA pada frekuensi 900 MHz lebih besar dibandingkan dengan menggunakan frekuensi 2100 MHz. Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, jumlah terminal WCDMA 900 MHz yang diajukan dari bulan Januari – Maret 2014 sebanyak 197 merk/type. Namun sampai saat ini pemerintah belum mengeluarkan peraturan persyaratan teknis terminal WCDMA 900 MHz. Oleh karena itu perlu adanya kajian untuk memntukan persyaratan teknis terminal WCDMA 900 MHz. Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah persyaratan teknis hasil pengukuran terminal WCDMA 900 MHz sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh 3GPP TS 34.121-1, menguji dan membandingkan apakah persyaratan teknis terminal WCDMA 900 MHz sama dengan WCDMA 2100 MHz dan menentukan persyaratan teknis terminal WCDMA 900 MHz di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan data kuantitatif melalui uji laboratorium frekuensi radio di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persyaratan teknis hasil pengukuran terminal WCDMA 900 MHz sudah memenuhi yang ditetapkan oleh 3GPP TS 34.121-1, Persyaratan teknis terminal WCDMA 2100 MHz dan 900 MHz sama, kecuali sensitivitas penerima, tidak perlu adanya penyesuaian persyaratan teknis terminal WCDMA yang dirakit di Indonesia, Persyaratan teknis terminal WCDMA 900 MHz sebaiknya mengacu pada 3GPP TS 34.121-1 karena terminal WCDMA yang dirakit di Indonesia mempunyai spesifikasi relatif sama dengan yang dibuat dan dirakit di Cina.
Analisis kinerja penggunaan modulasi QPSK, 8PSK, 16QAM pada satelit Telkom-1 Sri Ariyanti; Budi Agus Purwanto
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 11, No 1 (2013): March 2013
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (995.594 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2013.110104

Abstract

Pemilihan teknik modulasi menjadi salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan karena teknik modulasi yang digunakan sangat berpengaruh besar pada alokasi power, alokasi bandwidth dan kapasitas transponder satelit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan modulasi yang digunakan satelit Telkom-1 ditinjau dari segi daya dan lebar pita, mengetahui pengaruh pemilihan teknik modulasi terhadap besarnya kapasitas transponder satelit dan mengetahui parameter yang menentukan besar kecilnya kapasitas transponder satelit. Metode penelitian dengan studi literature.  Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Telkom. Kajian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif deskriptif. Analisis kelayakan pemanfaatan modulasi hanya ditinjau dari segi kapasitas power dan kapasitas bandwidth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modulasi yang paling layak digunakan satelit Telkom-1 untuk layanan IDR adalah modulasi QPSK dengan diameter antena penerima 3 meter, sedangkan modulasi yang paling buruk digunakan satelit telkom-1 adalah modulasi 16qam. Dilihat dari sisi power, semakin tinggi orde modulasi, semakin kecil kapasitas transponder satelit. Dilihat dari sisi bandwidth, semakin tinggi orde modulasi, semakin besar kapasitas transponder. Parameter yang menentukan besar kecilnya kapasitas transponder satelit adalah EIRPSATELIT, bandwidth, Forward Error Correction (FEC), Figure of Merit stasiun bumi penerima (G/T)SBRX dan diameter antena.
Kesiapan Operator Seluler dalam Mengimplementasikan Teknologi Long Term Evolution (LTE) Sri Ariyanti
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 10, No 2 (2012): June 2012
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1121.361 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2012.100202

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kesiapan operator seluler dalam mengimplementasikan teknologi Long Term Evolution (LTE). Model penelitian dengan menggunakan mengadopsi teknik Net Readiness Framwork. Adapun kriteria pengukurannya terdiri dari Leadership, Governance, Competencies dan Technology. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada operator seluler di Indonesia dan melakukan wawancara kepada regulator. Kajian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Axis, PT. HCPT dan PT. Telkomsel mempunyai tingkat kesiapan LTE Visionary yang berarti perusahaan sangat antusias dalam perubahan dan lebih dahulu mengambil resiko untuk mengimplementasikan LTE dalam organisasinya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan proses bisnis perusahaan. PT. Indosat dan PT. XL mempunyai nilai kesiapan LTE leader  yang berarti perusahaan mampu mengadaptasi perubahan dan menginspirasi organsiasi lain dalam penerapan LTE. PT. Smartfren pada tingkat kesiapan LTE savvy yang berarti operator seluler memahami sebab dan efek dari perubahan dari munculnya LTE terhadap organisasi, namun belum melakukan adaptasi.
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Pekerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya Indri Erwhani; Sufiana; Hidayah; Sri Ariyanti
Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2022): Edisi Januari: Penelitian Multidisiplin
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.147 KB) | DOI: 10.58707/jipm.v2i1.81

Abstract

Background: Mother's milk (ASI) is the most perfect, practical, cheap and clean baby food because it is drunk directly from the mother's breast. Breast milk production is influenced by internal and external factors. Efforts that can be made by mothers and families to exclusively breastfeed and increase milk production are by optimizing the production of the hormone oxytocin, one of the things that mothers can do after giving birth is oxytocin massage. Oxytocin massage is a massage along the spine (vertebrae to the fifth-sixth rib). Oxytocin massage was performed on postpartum mothers with a duration of 3 minutes and the frequency of giving massage 2 times a day. Objective: To analyze the effect of oxytocin massage on breast milk production for working mothers in the working area of ​​Sungai Raya Dalam Public Health Center, Kubu Raya Regency. Research method: Quasi-experimental design pre-test and post-test nonequivalent controls group. The sampling technique used consecutive sampling technique by using 24 research respondents. The data analysis used was univariate bivariate analysis using the Wilcoxon-test. Results: After measuring milk production before and after oxytocin massage on working mothers with the Wilcoxon-test test, the p-value is 0.000 <0.05, so it can be concluded that there is a significant difference between breast milk production before and after being given oxytocin massage. Conclusion: There is a difference in the average milk production before and after oxytocin massage for working mothers in the Sungai Raya Dalam Public Health Center in Kubu Raya Regency.
Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang IGD Sri Ariyanti; Rahmat Rahmat; Surtikanti Surtikanti; Tri Wahyuni
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 9 No. 2 (2022): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.175 KB) | DOI: 10.33867/jka.v9i2.347

Abstract

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu bagian terpenting dari rumah sakit,sehingga diperlukan evaluasi kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan IGD. Studiini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan terhadapkepuasan pasien di instalasi gawat darurat. Desain penelitian menggunakan desainkuantitatif, khususnya desain cross-sectional. Teknik sampling menggunakan purposivesampling dengan sebanyak 232 responden. Intrumen yang digunakan yaitu kuesioner.Analisis data yang digunakan analisis univariat yaitu menjelaskan berdisribusi frekuensidata dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Kompetensi teknis ditentukan melaluianalisis statistik menggunakan uji Chi-Square, dengan hasil menunjukkan bahwa adahubungan antara faktor kompetensi teknis, akses pelayanan, kenyamanan, hubunganmanusia, dan ketepatan waktu terhadap kepuasan pasien dengan hasil (p-value = 0,000< 0,05). Hasil akses layanan, hasil kemudahan, dan hasil ketepatan waktu menunjukkanhubungan antara faktor kompetensi teknis sebesar (p-value = 0,014 < 0,05). Mutupelayanan berdasarkan kompetensi teknis, akses pelayanan, kenyamanan, hubunganantar manusia, dan ketepatan waktu mempengaruhi kepuasan pasien di IGD.
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Pekerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya Indri Erwhani; Sufiana; Hidayah; Sri Ariyanti
Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.147 KB) | DOI: 10.58707/jipm.v2i1.81

Abstract

Background: Mother's milk (ASI) is the most perfect, practical, cheap and clean baby food because it is drunk directly from the mother's breast. Breast milk production is influenced by internal and external factors. Efforts that can be made by mothers and families to exclusively breastfeed and increase milk production are by optimizing the production of the hormone oxytocin, one of the things that mothers can do after giving birth is oxytocin massage. Oxytocin massage is a massage along the spine (vertebrae to the fifth-sixth rib). Oxytocin massage was performed on postpartum mothers with a duration of 3 minutes and the frequency of giving massage 2 times a day. Objective: To analyze the effect of oxytocin massage on breast milk production for working mothers in the working area of ​​Sungai Raya Dalam Public Health Center, Kubu Raya Regency. Research method: Quasi-experimental design pre-test and post-test nonequivalent controls group. The sampling technique used consecutive sampling technique by using 24 research respondents. The data analysis used was univariate bivariate analysis using the Wilcoxon-test. Results: After measuring milk production before and after oxytocin massage on working mothers with the Wilcoxon-test test, the p-value is 0.000 <0.05, so it can be concluded that there is a significant difference between breast milk production before and after being given oxytocin massage. Conclusion: There is a difference in the average milk production before and after oxytocin massage for working mothers in the Sungai Raya Dalam Public Health Center in Kubu Raya Regency.
Family Health Promotion: Perawatan Luka Pascakhitan, Metode Konvensional yang Optimal di Wilayah Pontianak Selatan Tutur Kardiatun; Surtikanti Surtikanti; Wien Fitrian R.; Sri Ariyanti; Yuniar Fadila
Abdimas Universal Vol. 5 No. 1 (2023): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Balikpapan (LPPM UNIBA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/abdimasuniversal.v5i1.275

Abstract

Circumcision has proven health benefits. Circumcision is a type of acute wound that requires wound care that is free from infection and moist wounds. Parents assume that the circumcision wound will heal by itself and no disease or abnormality will occur. The impact of post-circumcision wounds leading to further health problems can be prevented through parental behavior in caring for post-circumcision wounds. Problems arising from post-circumcision such as phimosis (a condition where the foreskin cannot be pulled back from around the tip of the penis), preventing urinary tract infections, making the penis clean, and reducing the risk of developing penile carcinoma. The purpose of this health promotion is to increase parents' knowledge about post-circumcision wound care in order to provide mental readiness for children who will undergo circumcision. The target of this health promotion is the community in Jalan Wonobaru Gang Madyosari, South Pontianak. The method of implementation this health promotion includes discussion and simulation with the stages of preparation, implementation, and evaluation. The results of this health promotion obtained 77% of participants were able to answer the questions correctly and two participants were able to practice the conventional method of post-circumcision wound care. Health promotion participants revealed that knowing post-circumcision wound care is important to minimize complications.
PENGALAMAN PERAWATAN KELUARGA DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA ANAK DI PUSKESMAS SANGGAU LEDO KABUPATEN BENGKAYANG: Family Treatment Experience in Preventing Asthma Repeat in Children at The Sanggau Ledo Health Center, Bengkayang District Tri Wahyuni; Tutur Kardiatun; Sri Ariyanti; Yuyun Nisaul Khairillah; Sutikanti; Sukartina
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 5 (2023): JIKep | Oktober 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1487

Abstract

Asma dapat terjadi karena adanya suatu peradangan kronis di saluran pernafasan akibat adanya penyempitan saluran pernafasan karena adanya suatu inflamasi eosinofilik yang berlebih. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman Perawatan Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan Penyakit Asma Pada Anak. Metode : Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif studi fenomenologi dan wawancara mendalam Jumlah partisipan dalam penelitian ini yaitu 10 partisipan. Hasil : penelitian ini mendapatkan 4 tema yaitu pengalaman pengetahuan, pengalaman respon fisik, pengalaman psikologis dan pengalaman penatalaksanaan. Kesimpulan : Pencegahan kekambuhan asma pada anak memberikan pemahaman pada keluarga tentang penyakit asma,  respon fisik agar tidak sering terjadi kekambuhan dengan cara membatasi aktivitas fisik yang berat, jika dilakukan maka ada jeda waktu untuk istirahat hingga kondisi siap untuk beraktivitas kembali. Respon psikologis menerima dengan ikhlas keadaan tubuh apabila asma dikarenakan factor keturunan. Serta menghindari fatkor pencetus. Penatalaksanaan persiapan obat yang biasa di gunakan dan terapi.