Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tradisi Ngalangkang Pambak pada Umat Hindu Kaharingan di Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan (Kajian Agama Budaya dan Psikologi) Eka, Nali; Megawati, Megawati; Wiranata, Anak Agung Gede; Vienlentia, Raisa
Satya Widya: Jurnal Studi Agama Vol 6 No 2 (2023): Satya Widya: Jurnal Studi Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/swjsa.v6i2.1045

Abstract

Abstract The death ceremony carried out by Hindu Kaharinngan in Katingan Hilir consists of the stages of the burial ceremony: Tiwah and Ngalangkang Pambak. This ceremony is a mandatory follow-up after the Tiwah, but in reality, Ngalangkang Pambak is no longer held after the ceremony. This ceremony is even carried out as an annual ritual or to commemorate certain events. This research uses a qualitative method with a case study approach. The type of data for this research is primary data sourced from informants and secondary data sourced from supporting data. Data collection methods include observation, interviews, recording, and documentation studies. Data analysis and interpretation procedures in research using a "ground-up" approach. The result of this research, Ngalangkang Pambak is part of a series of Tiwah ceremonies. However, in its development, Ngalangkang Pambka turned into an annual tradition. Ngalangkang Pambak is an event of thanksgiving for the prosperity, good fortune, and health that have been given by the ancestors by cleaning the Pambak or the graves of deceased relatives (ancestors). Ngalangkang Pambak is also means of paying for one's wishes because all requests, whether in the form of work or achievements specifically requested from the ancestors, have all been achieved. The Ngalangkang Pambak ritual creates a feeling of joy and makes life more relaxed and enjoyable, bringing joy to the family that has carried it out because this ritual also means that the family is considered capable of carrying out a form of devotion to their ancestors.
POTRET MODERASI BERAGAMA DI DESA TELANGKAH: PLURALISME DAN TOLERANSI DI KALANGAN PEMUDA Madina, Nazwa; Effendy, Furqon; Khasanah, Nurul Fahrani Uswatun; Devita, Devita; Zulfa, Nur Ribki Ibnu; Indri, Mar; Azizah, Siti Nur; Febrianto, Febrianto; Agustina, Meti; Sefle, Yohan; Olivia, Olivia; Nirwanto, Rahmadi; Pransinartha, Pransinartha; Vienlentia, Raisa
EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 8 (2024): EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Agustus 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/ejoin.v2i8.3343

Abstract

Pengabdian ini dilakukan di Desa Telangkah, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Desa Telangkah dikenal sebagai Kampung Moderasi Beragama, dengan keragaman agama yang ada menciptakan sikap pluralisme dan toleransi yang tinggi di kalangan masyarakat khususnya pemuda. Pengabdian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari sikap pluralisme dan toleransi yang tinggi di kalangan pemuda Desa Telangkah. Melalui metode Participatory Action Research (PAR), data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa sikap pluralisme dan toleransi yang tinggi pada pemuda di Telangkah dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, pendidikan, dan lingkungan sosial. Pemuda di desa ini telah terbiasa dengan keberagaman agama sejak dini, yang tercermin dalam kehidupan sosial yang harmonis. Meskipun terdapat sejumlah tantangan, seperti terbatasnya infrastruktur dan dinamika sosial, nilai-nilai toleransi tetap menjadi fondasi kuat dalam menjaga kerukunan antaragama di desa ini. Pengabdian masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berhasil memperkuat ikatan sosial dan membuktikan bahwa keberagaman dapat menjadi kekuatan untuk membangun desa yang lebih maju dan harmonis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan model pendidikan karakter yang berorientasi pada nilai-nilai pluralisme dan toleransi, serta menjadi rujukan bagi program-program pemberdayaan masyarakat di daerah dengan keberagaman yang tinggi. Temuan ini juga dapat menjadi inspirasi bagi pemuda di daerah lain untuk turut aktif dalam membangun masyarakat yang harmonis dan damai