Nurita Dian Kestriani
Departemen Anestesiologi Dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Perbandingan Pemberian Informasi Verbal dengan Presentasi Video Terhadap Pengetahuan Prosedur Anestesi Umum pada Pasien yang Akan Menjalani Operasi di RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Arnanto, Yodi Suryo; Sitanggang, Ruli Herman; Saragi Sitio, Nurita Dian Kestriani
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1882.817 KB) | DOI: 10.15851/jap.v6n3.1351

Abstract

Informasi mengenai indikasi, tujuan, prosedur, risiko, manfaat, dan alternatif tindakan anestesi yang akan dilakukan harus disampaikan kepada pasien. Pemberian informasi dilakukan secara verbal atau lisan pada saat proses persetujuan tindakan kedokteran. Kemampuan pasien yang berbeda-beda dalam menerima dan memahami informasi dapat menjadi penyebab tujuan penyampaian informasi tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan membandingkan pemberian informasi verbal dengan presentasi video terhadap pengetahuan prosedur anestesi umum pada pasien yang akan menjalani operasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan pada 6 Februari–31 Maret 2018 dengan metode cross-sectional randomized study dan melibatkan 40 orang pasien yang akan menjalani operasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dilakukan penilaian pengetahuan subjek mengenai prosedur anestesi umum dengan menggunakan kuesioner. Data numerik dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dan data kategorik dianalisis menggunakan uji chi-square. Penelitian ini memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pemberian informasi dan metode verbal maupun presentasi video terhadap pengetahuan prosedur anestesi umum pada pasien (p>0,05). Sebagai simpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa presentasi video yang tidak dibuat sesuai dengan kaidah pembelajaran kognitif dan teori multimedia tidak memberikan pengetahuan yang lebih baik dibanding dengan metode verbal.Kata kunci: Pengetahuan prosedur anestesi umum, pemberian informasi verbal, persetujuan tindakan kedokteran, presentasi videoComparison of Verbal and Video Presentation Method of Information Disclosure on Knowledge on General Anesthesia Procedure among Patients Undergoing Surgery in Dr. Hasan Sadikin General Hospital BandungInformation on the indication, purpose, procedure, risks, benefits, and alternatives of any medical action should be disclosed to the patient. Patient should be given verbal information on any medical action he/she was about to undergo during the informed consent process. The variations in patient’s ability to accept and understand information given to them could hinder the purpose of information disclosure during informed consent. The aim of this study was to assess the effect of video presentation on general anesthesia procedure on the knowledge of patients who were going to undergo surgery. This was a randomized cross-sectional study conducted from February 6–March 31, 2018 involving 40 patients who were about to undergo surgery in Dr Hasan Sadikin General Hospital. Afterwards, patient knowledge on the general anesthesia procedure was assessed. The numerical data were analyzed by unpaired t test and categorical data were analyzed using Chi-Square analysis. This study showed that there was no significant difference between verbal and video presentation method of giving information on patient’s knowledge regarding the general anesthesia procedure (p>0.05). In conclusion, a video presentation which is designed without paying attention to the principles of cognitive learning and multimedia theories does not lead to better knowledge compared to the verbal method.Key words: Informed consent, patient’s knowledge about general anesthesia procedure, verbal disclosure, video presentation
Antibiotik Empirik di Intensive Care Unit (ICU) Aditya, Ricky; Kestriani, Nurita Dian; Maskoen, Tinni T.
Majalah Anestesia dan Critical Care Vol 34 No 1 (2016): Februari
Publisher : Perdatin Pusat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penemuan jenis antibiotik baru diimbangi dengan penemuan resistensi dari bakteri tersebut terhadap beberapa obat.Secara garis besar, antibiotik dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan cara kerja, spektrum, dan efek bakterisidal.Terapi antibiotik terhadap pasien kritis merupakan hal yang menjadi perhatian di dunia akibat tingginya mortalitasdan morbiditas. Aspek efektifitas terapi terus menjadi perhatian akibat peningkatan kebutuhan ruang Intensive CareUnit. Kontrol infeksi dan pemilihan antibiotik yang sesuai merupakan intervensi utama dan harus menjadi prioritasdalam manajemen pasien kritis. Pengetahuan mengenai farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik merupakanfaktor yang esensial karena penentuan dosis antibiotik berkaitan dengan keluaran pasien kritis. Perubahan padavolume of distribution dan clearance antibiotik pada pasien kritis mungkin berefek pada target konsentrasi obatdalam serum. Hal ini menjadi bukti bahwa parameter pharmacokinetics (PK)/pharmacodynamics (PD) berperanterhadap efek obat yang terkait dengan keluaran pasien dan resistensi. Kata kunci: Antibiotik, farmako dinamik, farmako kinetik, ICU, pasien kritis The discovery of new types of antibiotic resistance offset by the discovery of bacteria to multiple drugs. In general,antibiotics are divided into three groups based on the spectrum shape, and the bactericidal effect. Antibiotictherapy for critically ill patients is a concern in the world due to the high mortality and morbidity. Aspects of theeffectiveness of therapy remains a concern due to the increasing needs of the ICU. Pemilihian infection controland appropriate antibiotic is a major intervention and should be a priority in the management of patients in criticalcondition. Knowledge of the pharmacokinetics (PK) and pharmacodynamics (PD) of antibiotics is essential todetermine the doses of antibiotics related to production factor of critically ill patients. Changes in the volumeof distribution and clearance of antibiotics in critically ill patients may have an effect on a target serum drugconcentrations. This is proof that the PK/PD parameter contribute to the effects associated with the drug and theoutput resistance of the patient. Key words: Antibiotic, Critical patients, ICU, pharmacodynamis, pharmacokinetis Reference Davies, JD. Origins and Evolution of Antibiotic Resistance. Microbiology and Molecular Biology Reviews, 2010;74(3): 417–33. Waksman, SA. What is an Antibiotic or an Antibiotic Substance?. Mycoglia. 1947; 39(5):565–9. Bruton, LL., Chabner AB., & Knollmann CB. Goodman and Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics, 12th ed. California: McGraw-Hill Education, 2010. Aminov, RI. A Brief History of the Antibiotic Era: Lessons Learned and Challenges for the Future. Frontier in Microbiology. 2010;1(134). Davies, J. & Davies D. Origins and Evolution of Antibiotic Resistance. Microbiology and Molecular Biology Review.2010;74(3). Saga, T. & Yamaguchi, K. History of Antimicrobial Agents and Resistant. Research and Reviews.2009;52(2). Kohanski MA, Dwyer DJ, Collins JJ. How Antibiotics Kill Bacteria: from Target to Network. Microbiology.2010;8(1). Mitchigan State University. Antimicrobial Resistence Learnig Site Pharmacology. 2011, Diakses pada 28 Oktober 2015 dari: http://amrls.cvm.msu.edu . Roberts, JA. & Jeffrey L. Pharmacokinetic Issues for Antibiotics in the Critically Ill Patient. Continuing Medical Education Article: Concise Definite Review. 2009;37(3):540–51. McKellar, QA., SF. Sanchez Bruni, & DG. Jones. Pharmacokinetic/Pharmacodynamic Relationship of Antimicrobial Drugs Used in Veterinary Medicine. Journal of Veterinary Pharmacology and Therapeutics. 2004;27:503–14. Finberg, RW. & Guharoy R. Clinical Use of Anti-infective Agents: A Guide on How to Prescribe Drugs Used to Treat Infections. Springer Science & Business Media, LLC. 2012. p. 5–13 Maramba-Lazarte, CC. Determining Correct Dosing Regimens of Antibiotics Based on the Their Bacterial Activity. Pediatric Infectious Disease Society of the Philippines Journal, 2010;11(2):44–9. Levison, ME. & Levison JH. Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Antibacterial Agent. Infectious Desease Clinical North America, 2009;24(3):791–830. Bennet, PN. Brown, MJ. Clinical Phamacology, 9th ed. Spain: Elvisier, 2003.
NutritionTherapy in ICU Patiens Kestriani, Nurita Dian; Budipratama, Dhany; Pradian, Erwin
Majalah Anestesia dan Critical Care Vol 33 No 3 (2015): Oktober
Publisher : Perdatin Pusat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Under ordinary circumstances, feeding is not considered as medical therapy. When normal diet fail to meet daily requirements or when assessment documents deficiencies, then nutritional planning becomes a part of medical therapeutics. The goals of nutritional support for critically ill patients include preserving tissue mass, decreasing usage of endogenous nutrient stores and catabolism, and maintaining or improving organ function (i.e., immune, renal, and hepatic systems; muscle). Specific goals include improving wound healing, decreasing infection, maintaining the gut barrier (decreasing translocation), and decreasing morbidity and mortality all of which may contribute to decreasing the ICU or hospital stay and hospitalization costs.
NUTRISI ENTERAL PADA PASIEN KRITIS DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Wirawan Anggorotomo; Nurita Dian Kestriani
E-Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : E-Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malnutrisi merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien di rumah sakit. Sekitar 40% pasien dewasa mengalami malnutrisi sejak masuk rumah sakit, dan sebanyak dua pertiganya mengalami perburukan status nutrisi selama perawatan. Dukungan nutrisi memegang peranan penting dalam pencegahan dan penatalaksanaan defisiensi nutrisi di ICU. Rute pemberian nutrisi juga mempengaruhi hasil klinis. Terapi nutrisi secara khusus mengacu pada pemberian NE melalui akses enteral dan / atau nutrisi parenteral (NP) melalui akses vena sentral. Terapi standar mengacu pada pemberian cairan intravena (IV), tanpa NE atau NP, dan peningkatan diet oral sesuai toleransi Nutrisi enteral (NE) merupakan cara pemberian nutrisi yang relatif aman terhadap gastrointestinal dan sistem imun . Kekurangan dan komplikasi nutrisi enteral antara lain gangguan metabolik, seperti peningkatan kadar glukosa darah, ketidakseimbangan elektrolit, dan juga refeeding syndrome. Tujuan penulisan ini adalah untuk membahas metode pemberian nutrisi pada pasien-pasien di ICU, khususnya dengan pemberian nutrisi enteral (NE). Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan dianalisis secara deskriptif. Kesimpulannya nutrisi enteral dapat diberikan kepada pasien ICU melalui pipa ke dalam lambung, nasogastrik tube, atau jejunal, dengan metode kontinu ataupun bolus. Namun tidak semua kasus dapat diberikan nutrisi enteral. Nutrisi enteral dapat diberikan pada pasien dengan saluran gastrointestinal yang berfungsi normal.
gambaran prokalsitonin, skor sofa dan rasionalitas pemberian antibiotik pada pasien luka bakar berat di rsup hasan sadikin Kurnia Ricky Ananta; Erwin Pradian; Nurita Dian Kestriani
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851/jap.v9n3.2579

Abstract

Sepsis masih menjadi penyebab utama kematian pada luka bakar berat karena dampak luka bakar yang luas pada sistem organ. Prokalsitonin dan skor sequential organ failure assessment (SOFA) memiliki kemampuan yang sama dalam menilai prognosis pada pasien sepsis untuk indikator mortalitas, terapi yang lebih awal dan mengevaluasi terapi yang diberikan, agar angka mortalitas dapat menurun. Penggunaan antibiotik yang tepat dan akurat juga dapat dianggap sebagai faktor penting dalam meningkatkan prognosis. Tujuan penelitian ini melihat gambaran prokalsitonin, skor SOFA, dan rasionalitas pemberian antibiotik pada pasien luka bakar berat di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang dilakukan pada 38 pasien yang dirawat di ULB dan ICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Februari–Agustus 2021. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai prokalsitonin yang didukung skor SOFA dapat dijadikan acuan untuk mempertimbangkan keberhasilan pemberian antibiotik dan penghentian antibiotik pada pasien luka bakar berat. Pemberian antibiotik pada seluruh pasien luka bakar berat di RSUP Dr. Hasan Sadikin tidak rasional dikarenakan tidak didasari pemeriksaan kultur dan prokalsitonin pada hari pertama pasien terpapar. Pemberian antibiotik profilaksis secara rasional harus didukung oleh tanda-tanda infeksi yang jelas dilihat dari nilai prokalsitonin, skor SOFA, dan kultur untuk menghindari resistensi antibiotikOverview of Procalcitonin, SOFA Score, and Rationality of Antibiotics Administration to Patients with Severe Burns at Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung, February–August 2021Sepsis is currently the leading cause of death in severe burns due to its wide-ranging effects on organ systems. Procalcitonin and sequential organ failure assessment (SOFA) scores can determine the prognosis of septic patients in terms of mortality indicators, early therapy, and evaluation of the therapy given to reduce mortality and morbidity. Correct and accurate use of antibiotics is also essential in improving the patient's prognosis. This study aimed to determine the procalcitonin, SOFA scores, and the rationality of antibiotics administration to patients with severe burns at Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. This analytic observational study was conducted on 38 patients hospitalized in the Burn Unit and ICU of Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung during February–August in 2021. Procalcitonin values supported by SOFA scores may refer to successful antibiotic administration and ceasing therapy in severe burn injury patients. Antibiotic administration to all patients with severe burns in Dr. Hasan Sadikin General Hospital was irrational as it was not based on cultural examination and procalcitonin on the first day of exposure. Clear signs of infection seen from the procalcitonin value, SOFA score, and culture to avoid antibiotic resistance must support rational prophylactic antibiotic administration.
Pengaruh Lantunan Ayat Al-Quran terhadap Kebutuhan Opioid Tambahan Pascaseksio Sesarea Silvi Winasty; Indriasari Indriasari; Nurita Dian Kestriani
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.142 KB) | DOI: 10.15851/jap.v7n2.1756

Abstract

Lantunan ayat Al-Quran dapat menstimulasi β endorfin yang dihasilkan hipofisis anterior otak. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh  lantunan ayat Al-Quran terhadap intensitas nyeri dan kebutuhan opioid tambahan pascaseksio sesarea dengan regional spinal. Metode penelitian adalah eksperimental  secara acak terkontrol buta tunggal pada 32 ibu hamil berusia >18 tahun dan beragama islam di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan April–Mei 2019. Data jumlah penggunaan opioid tambahan pascaoperasi  selama 24 jam yang diberikan dengan patient controlled analgesia (PCA) dianalisis dengan Uji Mann-Whitney. Hasil perhitungan statistik diperoleh penggunaan opioid tambahan pada kelompok lantunan Al-Quran lebih sedikit  dibanding dengan kelompok kontrol  (21,87 mcg vs 107,87 mcg) dengan perbedaan yang sangat bermakna (p<0,0001). Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa lantunan ayat Al-Quran sebagai terapi tambahan penatalaksanaan nyeri pascaseksio sesarea menurunkan  penggunaan opioid tambahan.Effect of Quran Recital on Additional Opioid Requirement in Post-Cesarean SectionThe recitation of Al-Quran could stimulate β endorfins which is produced by anterior pituitary. This study aimed to identify the effect of listening to Al-Quran recitation on pain intensity and additional opioid requirement in patients after spinal cesarean section surgery. This was a randomized single blind controlled experiment on 32 pregnant moslem women over 18 years old treated in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung in April 2019-May 2019. The amount of additional 24-hours post-operative opioid requirement using Patient Controlled Analgesia (PCA) was analyzed by the Mann-Whitney Test. Results showed that the use of additional fentanyl in the Al-Quran recitation group was significantly less than in the controlled group(21.87 mcg vs 107.87 mcg) (p<0.0001). Therefore, Al-Quran recitation as an additional therapy in the management of pain is able to reduce the dose of additional fentamyl needed in postcaesarean section patients.
Tata laksana Pasien Gravida 29–30 Minggu dengan Gagal Napas ec. Hypokalemic Periodic Paralysis yang Diperberat dengan Community Acquired Pneumonia Mariko Gunadi; Suwarman Suwarman; Nurita Dian Kestriani S
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.792 KB) | DOI: 10.15851/jap.v7n2.1774

Abstract

Penatalaksanaan sakit kritis pada wanita hamil memiliki karakteristik yang unik karena  perubahan fisiologi selama kehamilan dan janin yang berkembang dalam uterus yang mendapat implikasi yang signifikan. Pada kasus ini, seorang perempuan 27 tahun yang sedang hamil gemeli usia kehamilan 29–30 minggu datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan keluhan utama kelemahan keempat anggota gerak. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar kalium sangat rendah dan didiagnosis dengan hypokalemic periodic paralysis. Pasien mengalami gagal napas  sehingga dilakukan intubasi dan diberikan bantuan ventilasi mekanik, kemudian dirawat di Intensive Care Unit (ICU). Gagal napas disertai penyulit community acquired pneumonia. Tata laksana ventilasi mekanik pada wanita hamil di ICU bersifat suportif dengan teknik sama seperti pada pasien tidak hamil, namun memiliki target khusus yang berbeda. Monitoring fetal heart rate (FHR) dapat mencerminkan kesejahteraan janin dan kondisi ibu. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah mengetahui pentingnya target pemberian ventilasi mekanik dan melakukan monitoring FHR pada pasien hamil di ICU. Management of Respiratory Failure Due to Hypokalemic Periodic Paralysis Complicated with Community Acquired Pneumonia in 29–30 Weeks of GestationManagement of critically ill pregnant women in Intensive Care Unit (ICU) has unique characteristics due to the physiological changes during pregnancy and the presence of growing fetus in the uterine which may present significant implications. This study presented a case of a 27 years old woman with 29–30 weeks of gestation of twin pregnancy who came to Emergency Room (ER) with the chief complaint of weakness in both lower and upper extremities. Laboratory investigations showed a very low potassium level and the patient was diagnosed with hypokalemic periodic paralysis. Patient then experienced respiratory failure at the ER, intubated, and mechanically ventilated and was sent to the ICU. Community-acquired pneumonia was complicating the respiratory failure. Basically, mechanical ventilation management for pregnant patient in ICU is supportive in nature and uses the same techniques employed for the non-pregnant patient. However, the goals are different as it is important to monitor fetal heart rate (FHR) in pregnant woman as this does not only reflect the fetal well-being but also the maternal condition. This case report is intended to show the importance of mechanical ventilation goal and FHR monitoring in pregnant patients in ICU.
Perbandingan Pemberian Informasi Verbal dengan Presentasi Video Terhadap Pengetahuan Prosedur Anestesi Umum pada Pasien yang Akan Menjalani Operasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Yodi Suryo Arnanto; Ruli Herman Sitanggang; Nurita Dian Kestriani Saragi Sitio
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1882.817 KB) | DOI: 10.15851/jap.v6n3.1351

Abstract

Informasi mengenai indikasi, tujuan, prosedur, risiko, manfaat, dan alternatif tindakan anestesi yang akan dilakukan harus disampaikan kepada pasien. Pemberian informasi dilakukan secara verbal atau lisan pada saat proses persetujuan tindakan kedokteran. Kemampuan pasien yang berbeda-beda dalam menerima dan memahami informasi dapat menjadi penyebab tujuan penyampaian informasi tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan membandingkan pemberian informasi verbal dengan presentasi video terhadap pengetahuan prosedur anestesi umum pada pasien yang akan menjalani operasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan pada 6 Februari–31 Maret 2018 dengan metode cross-sectional randomized study dan melibatkan 40 orang pasien yang akan menjalani operasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dilakukan penilaian pengetahuan subjek mengenai prosedur anestesi umum dengan menggunakan kuesioner. Data numerik dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dan data kategorik dianalisis menggunakan uji chi-square. Penelitian ini memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pemberian informasi dan metode verbal maupun presentasi video terhadap pengetahuan prosedur anestesi umum pada pasien (p>0,05). Sebagai simpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa presentasi video yang tidak dibuat sesuai dengan kaidah pembelajaran kognitif dan teori multimedia tidak memberikan pengetahuan yang lebih baik dibanding dengan metode verbal.Kata kunci: Pengetahuan prosedur anestesi umum, pemberian informasi verbal, persetujuan tindakan kedokteran, presentasi videoComparison of Verbal and Video Presentation Method of Information Disclosure on Knowledge on General Anesthesia Procedure among Patients Undergoing Surgery in Dr. Hasan Sadikin General Hospital BandungInformation on the indication, purpose, procedure, risks, benefits, and alternatives of any medical action should be disclosed to the patient. Patient should be given verbal information on any medical action he/she was about to undergo during the informed consent process. The variations in patient’s ability to accept and understand information given to them could hinder the purpose of information disclosure during informed consent. The aim of this study was to assess the effect of video presentation on general anesthesia procedure on the knowledge of patients who were going to undergo surgery. This was a randomized cross-sectional study conducted from February 6–March 31, 2018 involving 40 patients who were about to undergo surgery in Dr Hasan Sadikin General Hospital. Afterwards, patient knowledge on the general anesthesia procedure was assessed. The numerical data were analyzed by unpaired t test and categorical data were analyzed using Chi-Square analysis. This study showed that there was no significant difference between verbal and video presentation method of giving information on patient’s knowledge regarding the general anesthesia procedure (p>0.05). In conclusion, a video presentation which is designed without paying attention to the principles of cognitive learning and multimedia theories does not lead to better knowledge compared to the verbal method.Key words: Informed consent, patient’s knowledge about general anesthesia procedure, verbal disclosure, video presentation
ANGKA KEJADIAN, LENGTH OF STAY, DAN MORTALITAS PASIEN ACUTE KIDNEY INJURY DI ICU RSUP DR. HASAN SADIKIN TAHUN 2018 Hidayat Hidayat; Erwin Pradian; Nurita Dian Kestriani
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851/jap.v8n2.2054

Abstract

Angka kejadian acute kidney injury (AKI) di ICU tergolong tinggi dengan penyebab utama adalah sepsis dan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi lama rawat dan mortalitas pasien di ICU. Angka kejadian, lama rawat, dan mortalitas AKI pada ICU di Indonesia belum diketahui. Tujuan penelitian ini mengetahui angka kejadian AKI, lama rawat dan mortalitas pasien AKI di ICU RSUP dr Hasan Sadikin pada tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada 148 pasien yang dirawat di ICU RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2018. Diagnosis AKI ditentukan melalui kriteria KDIGO dengan melihat peningkatan kreatinin serum dan penilaian urine output. Penelitian ini dilakukan mulai September 2019 sampai Februari 2020. Pada penelitian ini diperoleh sebanyak 61 pasien (41,2%) dengan diagnosis AKI, mayoritas pasien didiagnosis AKI tahap 3 yaitu sebanyak 32 pasien (53%). Sebanyak 14,8% pasien mendapatkan renal replacement therapy (RRT. Rerata lama rawat pada pasien AKI di ICU, yaitu 9,4±7,2 hari dan mortalitas sebesar 77%. Simpulan, angka kejadian AKI di ICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tergolong tinggi, yaitu 41,2% serta mortalitas yang juga tinggi, yaitu 77%. Frequency, Length of Stay, And Mortality of Patients with Acute Kidney Injury at ICU Dr. Hasan Sadikin Hospital BandungIncidence of acute kidney injury (AKI) among patients treated in Intensive Care Units (ICU) is relatively high, mainly due to sepsis. The presence of AKI affects the patient’s length of stay (LOS) in the ICU as well as the mortality of ICU patients. In Indonesia, no data is available for the incidence of AKI in ICUs and the LOS and mortality rate of ICU patients with AKI. This study aimed to determine AKI incidence in ICU patients and the length of stay and mortality rate of ICU patients with AKI in Dr. Hasan Sadikin General Hospital in 2018. This was a descriptive study conducted on 148 patients treated at the ICU of Dr. Hasan Sadikin General Hospital 2018. The diagnosis of AKI was confirmed using the  Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) criteria by observing the increase in creatinine serum and assessing the urine output. Data were collected during the period of September 2019 to February 2020 for analysis. Results showed that among 61 patients (41.2%) diagnosed with AKI, the majority were diagnosed with stage 3 AKI (n=32; 52.5%). A total of 14.8% of patients received RRT therapy. The mean LOS of AKI patients in ICU was 9.4±7.2 days and the mortality rate was 77%. Thus, the  incidence of AKI in the ICU of Dr. Hasan Sadikin General Hospital is relatively high (41.2%) with a high mortality rate (77%).
PENGARUH DEKSAMETASON 0,2 MG/KGBB SEBAGAI ADJUVAN ANALGESIA TERHADAP TERJADINYA NYERI PERTAMA KALI PASCAOPERASI DENGAN NRS> 3 PADA PASIEN ODONTEKTOMI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Jose Domingos Alves; Suwarman Suwarman; Nurita Dian Kestriani
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.252 KB) | DOI: 10.15851/jap.v7n3.1826

Abstract

Deksametason merupakan kortikosteroid golongan glukokortikoid yang memiliki efek anti inflamasi yang adekuat. Penelitian ini bertujuan menilai waktu nyeri pertama kali dengan NRS >3 pada pasien pascaoperasi odontektomi. Penelitian ini merupakan uji acak terkontrol buta ganda pada 30 pasien dengan status fisik American Society of Anesthesiologist kelas 1 (ASA I) yang menjalani operasi odontektomi dalam anestesi umum di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Agustus–September 2019. Pasien dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 15 pasien yang menerima deksametason (D) dan 15 pasien plasebo (K). Penilaian skala nyeri menggunakan nilai numeric rating scale pada NRS >3 pertama kali. Analisis statistika data hasil penelitian menggunakan chi square dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan waktu pertama kali terjadi nyeri dengan NRS >3 lebih lama pada kelompok D dibanding dengan kelompok plasebo dengan perbedaan bermakna (p<0,05). Simpulan penelitian ini adalah pemberian deksametason 0,2 mg/kgBB sebagai adjuvan analgesia terhadap waktu kejadian nyeri dengan NRS >3 pada pasien pascaoperasi odontektomi menghasilkan waktu yang lebih lama.Effect of Dexamethasone 0.2 mg/KgBW as Analgesia Adjuvant on Post-Operative Odontectomy Pain with Nrs >3 OccurenceDexamethasone is a glucocorticoid corticosteroid that has the strongest anti-inflammatory effect. The aim of this study was to assess the time of the first pain with NRS >3 in post-operative odontectomy patients. This study was an experimental randomized double blind controlled trial involving 30 patients with physical status ASA I whounderwent odontectomy under general anesthesia in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung during August-September 2019. Patients were divided into two groups: 15 patients received dexamethasone and 15 patients received placebo. Pain scale assessment was performed using the numeric rating scale (NRS) in post-operative patients with first pain with NRS >3. Data collected were analyzed statistically using chi square and Mann-Whitney and the results showed a significantly longer first pain with NRS >3 in the placebo group (p<0.05). Hence, 0.2 mg/kg body weight dexamethasone as an adjuvant analgesia produces better analgesia against the occurrence of pain with NRS >3 in post-operative odontectomy patients that enable analgesic dose reduction.