Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Bercerita pada Peserta Didik Tunarungu di SMPLB Inggrid Tunggal Swargani; Sudarsini Sudarsini
Jurnal ORTOPEDAGOGIA Vol 2, No 1 (2016): July
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.793 KB) | DOI: 10.17977/um031v2i12016p10-15

Abstract

Tunarungu adalah peserta didik yang mengalami hambatan dalam pendengaran sehinggamengakibatkan kurangnya kemampuan berbicara, khususnya menceritakan kembali. Tujuan penelitianyaitu mendeskripsikan proses pembelajaran metode sosiodrama pada pengajaran menceritakan kembalidan pengaruh metode sosiodrama terhadap peningkatan kemampuan menceritakan kembali pada pesertadidik tunarungu kelas IX di SMPLB B YPTB Malang. Metode yang digunakan yaitu eksperimen denganbentuk Single Subject Research (SSR) desain A-B-A. Hasil penelitian yaitu berpengaruhnya metodesosiodrama terhadap kemampuan menceritakan kembali berdasarkan data overlap 0%. Kesimpulannyakemampuan menceritakan kembali meningkat pada fase intervensi serta metode sosiodrama berpengaruhterhadap kemampuan menceritakan kembali.Hearing impairment students who have inability to hear resulting in a lack of ability tospeaking, especially retelling. The objectives of this research were to describe the learning processsosiodrama method of the retelling and the effect of the sosiodrama method towards the hearingimpairment students’ retelling ability in the ninth grade of SMPLB B YPTB Malang. This research wasan experimental study using A-B-A Single Subject Research (SSR) design. The results of the research areimplemented sosiodrama method the retelling ability based on data overlap 0%. The conclusion retellingability increased in the intervention phase and sosiodrama method effect towards the ability of retelling.  
Pengembangan Video Senam Otak (Brain Gym) dalam Pembelajaran Bahasa Tunagrahita Ary Puspita Ningrum; Sudarsini Sudarsini
Jurnal ORTOPEDAGOGIA Vol 4, No 2 (2018): November
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.248 KB) | DOI: 10.17977/um031v4i12018p094

Abstract

Bahasa merupakan hal yang sangat dibutuhkan, khususnya menulis permulaan. Menulis permulaan memerlukan motorik halus yang memadai. Motorik halus pada anak tunagrahita mengalami gangguan sehingga memerlukan gerakan yang dapat mengkoordinasi motoriknya. Senam otak adalah gerakan sederhana yang dapat digunakan untuk melatih kognitif, motorik serta melemaskan otot-otot kecil jari-jari dan mengkoordinasi otak dengan bahu, lengan, dan mata. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan video senam otak. Video ini dikemas dalam bentuk CD yang diharapkan dapat membantu siswa untuk menulis permulaan Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari model Borg & Gall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video senam otak (brain gym) layak dan efektif diterapkan bagi siswa tunagrahita setelah di validasi oleh ahli media, ahli senam otak dan ahli pembelajaran, serta pre test dan post test. Saran pemanfaatan penelitian ini adalah: (1)bagi siswa:peserta didik harus memperhatikan gerakan dan intruksi dari guru, (2) bagi guru: Memperhatikan kesulitan peserta didik dalam bergerak, khususnya menggerakkan tangan.
PENGARUH PERMAINAN FUNGSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK AUTIS Susi Marta Handayani; Sudarsini Sudarsini
Jurnal ORTOPEDAGOGIA Vol 1, No 3 (2014): Jurnal ORTOPEDAGOGIA
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.548 KB) | DOI: 10.17977/um031v1i32014p191-198

Abstract

The grossmotor skills of Autistic child was not appropriate with the real age. Espcesialy for coordination movement such trowing and cathing ball in strength, endurance and movement. The method of research was Single Subject Research (SSR) design of A - B - A. with a unit of measurement frekuence and percentage. The subjects were mild autis child. The research result showed that: mean level increased from baseline-1 which is 33,32%, the intervention was 61,7%, and baseline-2 was 82,15. Overlap percentage between baseline-1 condition to intervention condition was 0%.The Fungsional play can improve the gross motor such throwing and cathing ball showed improvement in strength, endurance and movement.So it is recommended as a useful method for improving or optimizing the gross motor ability which is possessed by Autistic child.Perkembangan motorik kasar anak autis sering kali tidak sesuai dengan usia kronologinya. Khususnya kemampuan koordinasi seperti melempar dan menangkap bola yaitu pada kekuatan, daya tahan dan arah gerakan. Metode penelitian menggunakan Single Subject Research (SSR) desain A–B–A, dengan satuan ukur frekuensi dan persentase. Subjek penelitian adalah anak autis ringan. Hasil penelitian menunjukkan: mean level meningkat yang mana pada baseline-1 adalah 31,32%, intervensi adalah 61,7%, baseline-2 adalah 82,15%. Data persentase overlap antar kondisi baseline-1 dan kondisi intervensi adalah 0%. Permainan fungsional dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dalam melempar dan menangkap bola dalam kekuatan, daya tahan dan arah gerakan. Oleh karena itu, permainan fungsional dengan duduk dan tengkurap di gymball ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam meningkatkan atau mengoptimalkan kemampuan motorik kasar seperti melempar bola dan menangkap yang dimiliki oleh anak autis.
The Effect of Functional Play towards Gross Motor Skill for Children with Autism Susi Marta Handayani; Sudarsini Sudarsini; Endro Wahyuno
Journal of ICSAR Vol 2, No 1 (2018): January
Publisher : Department of Special Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.16 KB) | DOI: 10.17977/um005v2i12018p037

Abstract

The development of gross motor skill for children with autism mostly is not appropriate with their chronological age. Particularly, it is occurred to the coordination ability such as throwing and catching ball, which emphasized on the strength, endurance, and movement direction. This research was conducted by using Single Subject Research method with A-B-A design and using frequency and percentage as measurement unit. The research subject was a child with mild autism. The research result showed that: mean level of mean improved from baseline-1 of 31.32%, intervention of 61.7%, and baseline-2 of 82.15%. Data of overlap percentage between baseline-1 and intervention condition was 0%. Functional play could improve gross motor skill in throwing and catching ball in the strength, endurance, and movement direction. Therefore, functional play – sitting and lying on the gym ball – could be made as recommendation in improving or optimizing gross motor skill such as throwing and catching ball to the children with autism.
Warisan Intelektual bidang Pengobatan Tradisional dalam Naskah Racikan Boreh Saha Parem karya ISKS Pakoeboewono IX sebagai Peninggalan Leluhur Supardjo Supardjo; Sudarsini Sudarsini
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 2, No 2 (2011): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.735 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v2i2.139

Abstract

Hingga dewasa ini masyarakat masih mengakui peranan obat tradisional dan masih mempertahankan serta mengembangkannya. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat, obat tradisional perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dikembangkan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. Obat tradisional yang merupakan hasil karya nenek moyang bangsa Indonesia memiliki fungsi sosial yakni sebagai penunjang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Masyarakat akan merasa aman dalam menggunakannya dan akan lebih percaya atas khasiatnya bila dilakukan pemantauan terhadap efek samping dari pemakaiannya. Hal tersebut menjadi tugas bagi pemerintah, produsen, ilmuwan obat, dan konsumen. Tulisan ini mengidentifikasi dan membahas ramuan boreh saha parem serta pemanfaatannya terhadap naskah Jawa. karya ISKS Pakoeboewono IX dengan judul Racikan Boreh saha Parem no katalog 37 koleksi Perpustakaan Museum Radya Pustaka. Naskah ini hanya memuat jenis pengobatan luar saja yakni sebanyak 47 macam ramuan boreh, dan 34 macam ramuan parem. Pada awalnya pengobatan tersebut dibuat hanya untuk kalangan kraton khususnya untuk putri-putri kraton. Ramuan tersebut perlu dirahasiakan agar kecantikannya tidak mudah ditiru, dan dimiliki oleh orang awam sehingga mendukung kedudukannya sebagai kalangan orang atas. Pengukuran atau penentuan dosis secara tradisional dilakukan dengan cara kira-kira, misalnya sejimpit, sanyari, sakuwik, sagegem, sacowok, saduman, sathithik, dan sebagainya. Jadi sulit untuk dimengerti dan untuk menentukan ukuran yang tepat. Walaupun para peramu yang sudah terbiasa dengan pekerjaan tersebut seolah tangannya sudah dapat mengukur dengan sendirinya seperti seorang ibu yang sedang membuat bumbu masakan. Tetapi untuk mencapai hasil yang lebih baik, aman, dan tingkat yang lebih luas pemasarannya maka perlu dibuat standarisasi.