Suparlan Suparlan
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Humanika : Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI UMUM Suparlan Suparlan; Syukri Fathudin AW
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 17, No 2 (2017): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v17i1.18566

Abstract

Penelitian ini bertujuan merumuskan model manajemen pendidikan karakterberbasis pembelajaran pendidikan agama Islam di perguruan tinggi umum. Penelitian inimenggunakan prosedur Research and Development (RD) pada tahap awal, yaitu: (1)analisis permasalahan dan kebutuhan, (2) perencanaan, pengembangan. . Metode yangdigunakan adalah survei dan kajian literatur untuk menghasilkan rumusan desainmanajemen pendidikan karakter berbasis pembelajaran PAI. Teknik Delphi dilakukanuntuk mematangkan model manajemen pendidikan karakter berbasis pembelajaran PAI.Penelitian ini dilakukan di dua Perguruan Tinggi Umum yakni UPI Bandung danUniversitas Negeri Malang ( UM). Hasil penelitian menemukan desain model manajemenkarakter berbasis pembelajaran PAI dilakukan melalui (1) Perencanaan denganmenentukan tujuan organisasi dan memilih cara terbaik untuk meraihnya. (2)Pengorganisasian, adalah proses pembentukan organisasi sebagai keseluruhan, (3)Pengerakan dilakukan oleh setiap pemimpin/koordinator dalam struktur organiasi baiktingkat universitas/perguruan tinggi/rektorat, fakultas, dan mahasiswa (berbentuk timataupun tidak), dan (4). Pengevaluasian dilakukan secara simultan dan terus menerus baikdalam tingkat universitas/PT, Fakultas, dan kelas/mahasiswa baik evaluasiinternal/eksternal. This study aims to form a learning model based on learning Islamic character education inIslamic public education. This study uses the Research and Development (R D)procedure at the initial stage, namely: (1) problem analysis and needs, (2) planning,development. The method used is a survey and literature review to produce a formulationof PAI-based character education management design. The Delphi technique wasconducted to finalize the PAI-based learning education character management model. Thisresearch was conducted in two public universities, namely UPI Bandung and Malang StateUniversity (UM). The results of the study found that the design of the PAI-based charactermanagement model was conducted through (1) Planning by determining organizationalgoals and choosing the best way to achieve them. (2) Organizing, is the process of formingan organization as a whole, (3) Dredging is carried out by each leader / coordinator in theorganizational structure at the university / college / rectorate, faculty, and student level(whether it is team or not), and (4) . Evaluation is carried out simultaneously andcontinuously both at the level, faculty, and class / student both internal / externalevaluations.
MODEL INTEGRASI NILAI ISLAM DALAM PEMBELAJARAN SAINS Azmah Marvavilha; Suparlan Suparlan
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 18, No 1 (2018): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v18i1.23129

Abstract

Dalam konteks masa kini, agama dan sains memiliki relasi yang saling melengkapi,dapat didialogkan, dan didiskusikan. Dikotomi antara sains dan agama dapatdiintegrasikan secara akurat, sehingga antara sains dan agama tidak berdiri sendiri-sendiri.Adanya integrasi antara sains dan agama, diharapkan akan menambah keyakinan dansemakin menyadari keagungan Allah swt. Dalam konteks pembelajaran sains, integrasisains dan agama dapat dikategorikan dalam tiga konteks, yakni bayani, burhani, dan‘irfani. Bayani, sains diintegrasikan dengan teks Alquran. Burhani, sains diintegrasikandengan konteks sosial, budaya, dan realitas alam. Irfani, sains diintegrasikan denganmanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ketiga konteks tersebut, diharapkanpembelajaran akan semakin lebih bermakna.In contemporary context, religion and science have a complementary relations, it canbe dialogued and discussed. The dichotomy between science and religion can beaccurately integrated, so that between science and religion does not stand alone. Theexistence of integration between science and religion, is expected to add confidence and bemore aware of the majesty of Allah swt. In the context of science learning, the integrationof science and religion can be categorized in three contexts, bayani, burhani, and 'irfani.Bayani, science is integrated with the text of the Alquran. Burhani, science is integratedwith the social context, culture, and the reality of nature. Irfani, science is integrated withbenefits in everyday life. With these three contexts, learning is expected to be moremeaningful.
MENCARI MODEL PENDIDIKAN KARAKTER Suparlan Suparlan
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 15, No 1 (2015): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v15i1.7643

Abstract

AbstrakPendidikan karakter merupakan keniscayaan, karena terbukti mampumengantarkan kesuksesan akademik dan kehidupan, mampu membantumempersiapkan anak menghadapi tantangan hidu, mampu membantu mendorong tingkah laku baik, memudahkan guru dalam proses pembelajaran. Pendidikan karakter menjadi mendesak untuk diterapkan disemua aspek pendidikan karena melihat realitas manusia yang sudah semakin jauh dari nilai - nilai kebenaran. Pendidikan karakter adalah ditujukan untuk membangun nilai, sikap dan prilaku anak didik secara konsisten, sehingga prilaku anak didik senantiasa dengan ikhlas istiqomah dengan prilaku baik dalam situasi dan kondisi apapun. Model pendidikan karakter yang dikembangkan adalah model pendidikan keterpaduan yang mengoptimalkan seluruh komponen keluarga baik keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan penendiikan yang mengintegrasikan pengoptimalan potensi hati, akal, jiwa, fisik anak.
Membentuk karakter yang kokoh melalui pendidikan hati Suparlan Suparlan
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 22, No 1 (2022): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v22i1.49082

Abstract

Pada umumnya pendidikan karakter menyentuh ranah kognitif ,afektif, dan psikomotor, belum dilandasi kesadaran spiritual dan motivasi yang tinggi, akibatnya karakter yang terbentuk merupakan karakter yang rapuh, dan kebaikan perilakunya dilatarbelakangi oleh kepentingan pribadi. Pembentukan karakter berbasis pendidikan hati menawarkan solusi pendidikan karakter yang unggul dan mampu membentuk intensitas dan konsistensi karakter yang baik. Pendidikan hati merupakan dasar dari karakter yang kokoh dan konsisten, ketika hati telah melekat pada kebaikan, maka akan menjadi sumber motif spiritual yang menggerakkan perilaku dengan kecenderungan keikhlasan, dan akan mendorong seluruh potensi psikofisik untuk berbuat baik secara konsisten. Pendidikan karakter berbasis hati dikembangkan melalui: 1) Tahap prakondisi, yaitu proses mengenali kondisi hati, mengenalkan fungsi spiritual hati, melakukan pelurusan/pengobatan hati dari berbagai penyakit hati. 2) Tahap pembentukan, yaitu proses menumbuhkan kesadaran akan pentingnya karakter, menggunakan hati dalam menentukan perilaku dan menanamkan kepekaan untuk mengambil pelajaran dari perbuatan baik. 3) Tahap perawatan, yaitu proses penyelamatan hati dari potensi kerusakan dan menghindari pengaruh karakter negatif dari lingkungan. In general, character education touches the realm of cognitive, affective, and psychomotor domains, has not been based on high spiritual awareness and motivation, as a result the character formed is a fragile character, and the goodness of behavior is motivated by personal interests. The formation of character based on heart education offers superior character education solutions and is able to form good character intensity and consistency. Heart education is the basis of a solid and consistent character, when the heart is attached to goodness, it will become a source of spiritual motives that drive behavior with a sincere tendency, and will encourage all psychophysical potentials to do good consistently. Heart-based character education is developed through: 1) Preconditioning stage, namely the process of recognizing the condition of the heart, introducing the spiritual function of the heart, performing liver straightening/treatment of various liver diseases. 2) The formation stage, namely the process of growing awareness of the importance of character, using the heart in determining behavior and instilling sensitivity to take lessons from good deeds. 3) Treatment stage, namely the process of saving the liver from potential damage and avoiding the influence of negative characters from the environment.