Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Kartun Mengkritik Dampak Sosial Bencana Alam Limpad Wirawan, Ponang; Tanjung, Sumekar
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Faculty of Social and Political Science, Diponego

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.842 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.117-123

Abstract

Abstract :This study was to describe the social reality in expressing media criticism through editorial cartoons. As visual form, editorial cartoons can explain to readers about media opinion and media criticism toward actual phenomenon, especially about Merapi Mount eruption disaster in Kedaulatan Rakyat daily newspaper .This study has three main results. First, there is a tendency of the use of ethics and morality in a criticism to avoid conflict. Second, the editorial cartoons are always trying to connotes an actual topic with ethical value system in a symbolic act of the local society. Third, related to the criticism in editorial cartoons is more neutral with the purpose to giving feedback for government, victims of disasters or even the readers.Keywords: editorial cartoon, social criticism, semiotics, disaster, local newspaperAbstraksi :Kata Kunci:Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan realitas sosial dalam mengekspresikan kritik melalui media kartun editorial. Sebagai bentuk visual, kartun editorial dapat menjelaskan kepada pembaca tentang pendapat media dan kritik media terhadap fenomena yang sebenarnya, terutama tentang Gunung Merapi bencana erupsi di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat.Penelitian ini memiliki tiga hasil utama. Pertama, ada kecenderungan penggunaan etika dan moralitas dalam kritik untuk menghindari konflik. Kedua, kartun editorial selalu berusaha untuk berkonotasi topik aktual dengan sistem nilai etis dalam tindakan simbolis dari masyarakat setempat. Ketiga, berkaitan dengan kritik dalam kartun editorial yang lebih netral dengan tujuan untuk memberikan umpan balik bagi pemerintah, korban bencana atau bahkan pembaca.Kata Kunci : kartun editorial, kritik sosial, semiotika bencana, surat kabar lokal
Gegar Budaya dalam Webtoon Next Door Country Chyntia Devi; Sumekar Tanjung
KOMUNIKATIF : Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jk.v9i1.2372

Abstract

This study aimed to explain the cultural shock reaction experienced by foreigner in the context of Indonesian culture, especially in Aditiya Wahyu Budiawan's Webtoon Next Door Country. This research employed Roland Barthes' semiotic analysis to analyze three episodes from mentioned Webtoon series. The findings showed that in Next Door Country Webtoon, foreigners often to use facial expression when dealing with customs and cultural traditions in Indonesia. In this Webtoon, facial expression is used as a form of emotional expression to show the emotions they feel as a result of culture shock phenomenon experienced in the process when experiencing and understanding a new culture. During the process of cultural shock, foreigners as in Webtoon will go through four phases; those are optimistic phase, crisis phase, recovery phase, and adjustment phase. Another finding from this research is that the diverse cultural tradition in Indonesia is the main trigger for these foreigners to experience cultural shock.
Implementasi Manajemen Kampanye Anti Narkoba BNNP Riau dalam Diseminasi P4GN pada Masyarakat Nadra - Alfiati; Sumekar Tanjung
KOMUNIKATIF : Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jk.v8i1.2030

Abstract

Riau menjadi salah satu kota besar di Indonesia yang semakin banyak memiliki pengguna narkoba dan narkoba, terutama di kalangan remaja. Dari data yang diperoleh, 70 persen pengguna narkoba berasal dari siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi, dan sekitar 40 persen orang dewasa. Menghadapi kenyataan ini diperlukan kampanye oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi manajemen kampanye dalam kampanye anti narkotika di BNNP Riau, dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi oleh Seksi Pencegahan Bagian P2M dalam mengimplementasikan kampanye tanpa narkoba. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kualitatif. Penulis melakukan wawancara terhadap tiga narasumber, dengan sumber utama yaitu Kepala Seksi Pencegahan yang berlokasi di Kantor BNNP Riau. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, mobilisasi, dan pemantauan atau evaluasi. Namun, selama fase evaluasi, Bagian Pencegahan kurang melakukan survei kepada khalayak kampanye tanpa narkoba. Ada dua faktor pendukung. Pertama, masyarakat Riau sebagai faktor eksternal, yang memiliki antusiasme terhadap kasus penyalahgunaan narkoba di Riau. Kedua, kekuatan tim kerja sama BNNP Riau sebagai faktor internal. Kurangnya sumber daya manusia menjadi kelemahan dari manajemen kampanye ini.
Konsepsi Kematian a la Jawa Sumekar Tanjung
Jurnal Komunikasi Vol. 8 No. 1 (2013): Volume 8, Nomor 1, Oktober 2013
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This articles describes important side about death in Java, especially Bejikarto society, in Yogyakarta. They looking at death is not the opposite of life. For them, death as a manifestation of the body’s extinction and the new life’s genesis that is eternity. In the Javanese culture, all of the life and death’s process had the concept and control. This article consist of four parts. First is introduction, describes the construction and an understating of God in their belief. Second, describes about death in Javanese people concept. Third is conceiving the causation of death in terms illness and medical. Fourth, is discussion about how Javanese people preserve the tradition in celebration of death.
IDENTIFIKASI STRATEGI REPRESENTASI MASKULINITAS PADA MAJALAH TRANSNASIONAL DI INDONESIA SUMEKAR TANJUNG
Communication Vol 6, No 2 (2015): COMMUNICATION
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.5 KB) | DOI: 10.36080/comm.v6i2.45

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan strategi representasi maskulinitas pada majalahtransnasional di Indonesia. Media selalu mengeksploitasi tubuh sebagai tanda sekaligus strategimeraup laba. Tubuh memiliki makna dalam masyarakat. Ada berbagai mekanisme yangdigunakan media untuk mengeksploitasi tubuh supaya berfungsi dan berpotensi sebagai tanda.Sedangkan ilustrasi yang digunakan merupakan konsep kelelakian yang dimiliki oleh masyarakatBarat. Sebagai salah satu kajian budaya populer, penelitian ini menggunakan semiotika sebagaimetode analisis teks. Terdapat tiga strategi representasi maskulinitas yang dilakukan oleh mediaini. Pertama, media merepresentasikan tubuh laki-laki sebagai consumer bodies. Kedua, tubuhlaki-laki direpresentasikan sebagai instrumental bodies. Yang terakhir, laki-laki dihadirkansebagai objectified bodies. Dengan kekuasannya, media mengendalikan citra tubuh masyarakatdengan tujuan memperoleh keuntungan secara samar melalui realitas sosial yang semu.
BUSHIDO PADA PEREMPUAN JEPANG: MEMAKNAI NILAI-NILAI BUSHIDO PADA PEREMPUAN JEPANG DALAM FILM RUROUNI KENSHIN (2012) DAN MYU NO ANYO PAPA NI AGERU (2008) ISADI, RENATA PERTIWI; TANJUNG, SUMEKAR
Communication Vol 5, No 2 (2014): COMMUNICATION
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.164 KB) | DOI: 10.36080/comm.v5i2.30

Abstract

Fokus penelitian ini untuk mengkaji pemaknaan nilai-nilai Bushido pada perempuanJepang dalam Rurouni Kenshin (2012) dan Myu no Anyo Papa ni Ageru (2008). Keduafilm merepresentasikan nilai-nilai Bushido dan kehidupan perempuan Jepang. Makapertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana representasi praktik signifikasinilai-nilai Bushido pada perempuan Jepang dalam kedua film tersebut? Penelitimenggunakan semiotika Barthes untuk menjawab pertanyaan tersebut. Terdapat tujuhtemuan yang dihasilkan, yakni integritas (Gi), pengasih (Jin), keberanian (Yu),penghormatan (Rei), kejujuran (Makoto), martabat (Meiyo) dan kesetiaan (Chungi).
POTRET PEREMPUAN PARANGTRITIS DALAM FILM SITI Efri Khoirunnisa Hartoyo; Sumekar Tanjung
Avant Garde Vol 6, No 1 (2018): Avant Garde
Publisher : Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/avg.v6i1.784

Abstract

This study aims to explain the representation of Parangtritis women in the Siti movie. Coastal women plays an important role in economic activities on the land. The system of division of labor in coastal communities requires women to be involved in the public sphere. Through the semiotic method of Roland Barthes, this research reveals the repre- sentation of coastal women through the four shots shown. There are three findings in this study. First, coastal women are inseparable from the devotion to the husband and family. Second, helping their husband's income in the public space. Third, self helplessness which resulted in limited area of work in public space. These three findings are not a research effort to generalize the portraits of coastal women. With the dual roles, eventually coastal women cannot escape from their domestic responsibilities due to economic distress.
Pemaknaan Maskulinitas pada Majalah Cosmopolitan Indonesia Sumekar Tanjung
Jurnal Komunikasi Vol. 6 No. 2 (2012): Volume 6, Nomor 2, April 2012
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nowadays, the position of men and women has no difference. Men and women are treated equally as a commodity. The phenomenon of hegemonic masculinity have been well understood, despite the fact that media especially magazine, is a medium for the contest between masculinity and femininity. This study focuses on how masculinity of man is represented in Cosmopolitan Indonesia Magazine (August, September, October and December 2011 editions).
Produksi Shrimp River Magz Sebagai Upaya Penguatan Eksistensi Komunitas Skateboarder di Yogyakarta Dweysa Wahabi Anas; Sumekar Tanjung
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Vol 2 No 03 (2017): September 2017
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article aims to explain the production process of Shrimp River Magz in an effort to strengthen the existence of skateboarder community in Yogyakarta. The lack of media reviewing skateboarding in Indonesia has become one of the causes of skateboarding in Indonesia. The method of project creation is carried out through five stages: creative planning, technical planning and equipment, planning of supporting resources, budget planning, and implementation stage. The author also conducted an interview on the skateboarder community to fill the article rubric in the magazine. Based on the results of magazine production, the authors hope that the skateboarder community in Yogyakarta more exposed. The author can also deepen the ability to do design and editing in a magazine production. 
SEMIOTICS OF BORDER (ANALYSIS OF BATAS, A FILM OF RUDI SOEDJARWO) Sumekar Tanjung; Indra Ramanda
Informasi Vol 49, No 1 (2019): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.122 KB) | DOI: 10.21831/informasi.v49i1.25396

Abstract

 This research was conducted to explain the presentation of the boundary meanings presented by Batas film through their character. The border becomes the front face of a country. The social conditions of people who are still lagging behind and far from infrastructure development make the people living in the border vulnerable to various problems. As a message delivery medium, meanings are represented by character in film. The author analyzed five scenes on each character in Batas film. These are, Ubuh’s character is threatened by the bad people who chase her in the middle of the forest, Arif’s character as a police officer who looking for the information in the community, Jaleswari’s character who cares about education problems at the border, Adeus’s character who has great desire for the advancement of the people at the border but get threats from individuals who do not want the people on the border to get a high education, the character of the Panglima who has power in the Dayak tribe community. This study uses a critical paradigm with a qualitative approach. The process describes the meaning of signs into denotations, connotations, and myths. The results of this study indicate that meanings are defined as areas that have complex problems. Access to transnational crime is still very easy as security is needed in the area. Despite the increase in technology and technology, the region must have the slightest education, strive to advance the regions, without prioritizing their own interests without ignoring the cultural values of their ancestors. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan reperesentasi makna batas yang dihadirkan oleh pembuat film Batas melalui karakter tokohnya. Perbatasan menjadi wajah terdepan dari suatu negara. Keadaaan sosial masyarakat yang masih tertinggal dan jauh dari pembangunan infrastruktur, membuat masyarakat suku Dayak yang tinggal di pedalaman rentan terhadap berbagai permasalahan. Sebagai medium penyampai pesan, film ini penting dikaji untuk menjelaskan bagaimana makna batas direpresentasikan melalui masing-masing karakter. Peneliti melakukan analisis terhadap lima scene pada masing-masing karakter dalam film Batas. Kelima scene tersebut adalah, karakter Ubuh yang terancam dengan adanya orang-orang jahat yang mengejar di tengah hutan, karakter Arif sebagai aparat penegak hukum yang mencari informasi di tengah masyarakat, karakter Jaleswari yang peduli terhadap masalah pendidikan yang terjadi di perbatasan, karakter Adeus yang memiliki keinginan besar demi kemajuan masyarakat di perbatasan namun mendapatkan ancaman dari oknum yang tidak ingin masyarakat di perbatasan mendapatkan pendidikan yang tinggi, karakter Panglima yang memiliki kuasa di masyarakat suku Dayak. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif. Proses analisis yang dilakukan adalah semiotika model Roland Barthes yang menjabarkan makna tanda menjadi denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna batas dimaknai adalah daerah-daerah yang memiliki masalah kompleks. Akses kejahatan transnasional masih sangat mudah, sangat diperlukan pengamanan di daerah tersebut. Meskipun terjadi peningkatan teknologi dan teknologi, wilayah harus tetap memiliki pendidikan sekecil apapun, berjuang memajukan daerah, tanpa mementingkan kepentingan sendiri tanpa mengabaikan nilai budaya leluhurnya.