Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Removal of Phosphate from Synthetic Aqueous Solution by Adsorption with Dolomite from Padalarang Nugroho, Fadjari Lucia; Mulyatna, Lili; Situmeang, Anggi Doli Wiranata
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 46, No 4 (2014)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.093 KB) | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2014.46.4.5

Abstract

The presence of phosphate in wastewaters can cause eutrophication of surface  water bodies leading  to algal-blooming  in the aquatic environment and degradation  of  water  quality.  Phosphate  removal  from  wastewaters  by conventional biological treatment removes only 10-30% of the phosphate, whilst chemical  treatment  using  precipitants  such  as  calcium  or  iron  salts,  although effective,  is  expensive  and  produces  water-rich  sludge  which  must  be  further treated.  Hence,  phosphate  removal  by  adsorption  in  the  form  of  Ca -phosphate has been proposed as an alternative to the more traditional methods. This study investigated the feasibility of using dolomite–a common sedimentary rock–from Padalarang, West Java, Indonesia  as the  adsorbent  for the removal of phosphate from synthetic aqueous solution. Chemical analysis revealed that the Padalarang dolomite  contains  33.6-36.2%  CaO.  Batch  experiments  at  room  temperature indicated  that  optimum  removal  of  phosphate  was  achieved  at pH  9.  At  25°C , where  increasing  concentrations  of  phosphate  (10–100  mg/L)  increased phosphate  adsorption  (2.15-31.3  mg/g)  by  the  dolomite.  The  adsorption  of phosphate could be described by the Langmuir isotherm model, with constants Qm= 476.19 mg/g, K L= 0,00106 L/mg and equilibrium parameter (R L): 0.904  – 0.989. Phosphate adsorption by dolomite not only permits its removal but also its  potential recovery for reuse.
HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN PERSEPSI MASYARAKAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KELAS A, KELAS B DAN KELAS C KOTA BANDUNG Lili Mulyatna; Deni Rusmaya; Deri Baehakhi
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 1 No. 1 (2017): Vol. 1 No.1. September 2017
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.552 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v1i1.1363

Abstract

Kebisingan di lingkungan rumah sakit merupakan suatu permasalahan yang cukup serius dan harus diperhatikan. Sesuai dengan fungsinya rumah sakit merupakan tempat untuk merawat orang yang sakit, maka lingkungan rumah sakit sangat membutuhkan suasana yang tenang, nyaman dan terbebas dari kebisingan. Usaha untuk menanggulangi kebisingan di rumah sakit dapat dilakukan dengan cara penanggulangan kebisingan pada sumbernya, jejak perambatannya serta pada penerimanya. Untuk mengetahui unsur-unsur tersebut maka dilakukan penelitian ini agar dapat mengetahui tingkat kenyamanan para pekerja maupun pasien berdasarkan kualitas tingkat kebisingan rumah sakit. Salah satu upaya untuk mengetahui tingkat kenyamanannya yang dilakukan adalah membuat kuisioner yang ditujukan kepada pasien, dokter, perawat serta karyawan. Dipilih tiga rumah sakit yaitu RSUP Hasan Sadikin, Rumah Sakit Advent Bandung dan Rumah Sakit Santo Yusup karena ketiga rumah sakit tersebut berdekatan dengan jalan raya, pasar dan pusat perbelanjaan lainnya. Hasil kuisioner menunjukan bahwa 53,84% responden di Rumah Sakit Hasan Sadikin, 46,15% responden di RumahSakit Advent Bandung dan 66,67% responden di Rumah Sakit Santo Yusup merasakan kebisingan. Sumber bising yang paling besar dari RSHS dan RS Santo Yusup yaitu percakapan, sedangkan di RSAB sumber bising yang paling besar itu dari kendaraan bermotor karena dekat sekali dengan jalan raya. Di setiap Rumah Sakit didapat data berdasarkan responden bahwa kebisingan yang berlangsung tidak terjadi secara terus menerus dan ada pada saat-saat tertentu terutama pada jam besuk pasien. Dari persepsi para responden di ketiga rumah sakit tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang berada di rumah sakit baik itu dokter, perawat, karyawan maupun pasien mereka masih merasakan kebisingan, namun kebisingan tersebut terjadi pada saat-saat tertentu seperti pada saat jam besuk jadi intensitas kebisingannya tidak terus-menerus
PERENCANAAN SARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI DAERAH PESISIR (STUDI KASUS : DESA PURWOREJO, KECAMATAN BONANG, KABUPATEN DEMAK) Sri Wahyuni; Lili Mulyatna; Linda Qomariyah
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.546 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1456

Abstract

Desa Purworejo sebagai desa nelayan yang memiliki sarana pengolahan air limbah domestik minim. Permasalahan ini diperparah dengan kebiasaan sebagian besar penduduknya melakukan kegiatan buang air besar sembarangan. Hal ini, menunjukkan rendahnya pola hidup sehat dan bersih pada masyarakat.Perencanaan ini berguna untuk meningkatkan akses dan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sarana pengolahan air limbah domestik di wilayah pesisir. Data primer yang dikumpulkan dengan survey dan penyebaran kuisioner digunakan untuk bahan pertimbangan pemilihan teknologi yang akan diterapkan.Teknologi yang dipilih untuk pengolahan air limbah adalah Tripikon-S diterapkan pada masyarakat yang rumahnya berdekatan dengan bibir pantai sebanyak 224 unit, tangki septik komunal untuk daerah yang berjauhan dari bibir pantai dan sebagian besar memiliki jamban sendiri sebanyak 147 unit, sedangkan untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) ++ (ruang mandi 4 unit, ruang cuci 2 unit, ruang kakus 4 unit) dengan 2 unit Anaerobic Baffled Reactor untuk daerah yang tidak memiliki prasarana MCK, jarak tempat tinggal masyarakat yang berdekatan, dan luas lahan rumah yang relatif sangat kecil.
PERSEPSI DAN PENDAPAT MASYARAKAT MENGENAI DAMPAK OPERASIONAL TPA SARIMUKI TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN SEKITAR Lili Mulyatna; Anni Rochaeni; Eldiansyah Thariq
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 1 No. 1 (2017): Vol. 1 No.1. September 2017
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.712 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v1i1.1364

Abstract

Sampah merupakan hasil sampingan dari berbagai aktifitas dalam kehidupan manusia ataupun sebagai hasil dari suatu proses alamiah yang dapat menimbulkan berbagai pencemaran terhadap lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran air tanah disekitar wilayah TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sarimukti dan melihat indikasi pencemaran di TPA Sarimukti dan pengaruhnya bagi lingkungan di sekitarnya. Pengujian dilakukan terhadap mata air yang lokasinya berdekatan dengan TPA. Tindakan ini diambil untuk melihat kemungkinan adanya pencemaran air oleh lindi. Pengelola TPA berupaya untuk mengencerkan lindi melalui sungai. Pada TPA Sarimukti limbah lindi dibuang ke anak sungai dan dilakukan 2 kali pengenceran yaitu dari Sungai Cipanauwan dan Sungai Cilimus Hasil uji laboratorium dapat terlihat bahwa pengenceran yang dilakukan efektif, karena hasil pemeriksaan sampel dimana pada saat pencampuran Sungai Cipanauwan dan lindi mengalami peningkatan yang sangat tinggi tetapi dengan 2 kali pengenceran terjadi penurunan yang drastis, hal ini dimungkinkan akibat dari proses pemulihan alami. Telah terkontaminasinya sungai di dekat wilayah TPA akibat dari proses pengenceran air lindi. Pencemaran yang terjadi di Sungai Cipanauwan akibat terjadinya pengenceran dan penyaluran air lindi ke anak sungai disekitar TPA. Belum terjadi pencemaran air tanah terhadap sumber air tanah yang digunakan warga akibat aktifitas TPA Sarimukti. Aktifitas warga juga mempengaruhi tingkat coliform yang berada diatas standar dan hal ini dapat dimaklumi karena Kep Men Kes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 adalah untuk kualitas air minum, tingkat coliform dapat dikurangi dengan memasak air terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
SUSTAINABILITY ANALYSIS OF THE APPLICATION OF WASTE BANK IN ELEMENTARY SCHOOL WITH A MULTIDIMENSIONAL SCALING APPROACH Lili Mulyatna; Yonik Meilawati Yustiani; Reyhan Reiyana Andisa; Raja Faisal Ramadhan; Diny Hidayanti
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 5 No. 2 (2021): Vol. 5 No.2. September 2021
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.436 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v5i2.4535

Abstract

Waste banks are one of the waste management that have the potential to reduce the burden of waste in the final processing site. Until now, there is a large amount of waste banks to accommodate waste from the surrounding environment. Bandung, as a city that experienced a waste emergency in 2005, has encouraged its citizens to operate waste banks, both school scale, neighborhood and for a larger scope. Bandung City Government also cooperates with several waste banks to conduct several programs with the aim to increase public awareness of environmental cleanliness. Waste banks that have been built mostly do not come with good management, so some waste banks only feasible in a short time. The purpose of this study is to obtain a waste bank management model based on existing conditions using the Multidimensional Scaling Method. This method exploring data provides a visual picture of the proximity patterns in the form of similarities or distances between a set of objects. This method will be useful for the formulation of waste bank sustainability recommendations in its marketing strategy and diversification of its business without reducing the essence of waste banks as part of environmental management. The representation of the waste bank that was used as the object of the study was the Rafi' Elementary School Waste Bank. Data processing uses Rapfish/Rap-Bash software with multidimensional scale methods. Data processing results are used to formulate the sustainability strategy of waste banks.
PUBLIC OPINION ON NOISE DISTURBANCE DUE TO THE ACTIVITIES OF HUSEIN SASTRANEGARA AIRPORT, BANDUNG, INDONESIA Lili Mulyatna; Yonik Meilawati Yustiani; Pebby Febrianto
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 5 No. 1 (2021): Vol. 5 No.1. March 2021
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.293 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v5i1.3750

Abstract

Airport is a facility to accommodate arrivals and departures as well as aircraft movements that have the potential to cause noise impacts. This research was conducted to obtain opinions from the public regarding the noise that occurs around Husein Sastranegara Airport, Bandung, Indonesia. In addition, the determination of the airport noise area was also carried out using the Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level (WECPNL) method. There are 12 measurement points, namely at distances of 100 m, 500 m, and 1500 m in each of the North, East, South, and West directions. Opinions regarding the noise that occurred were obtained from 150 respondents from the community around the airport. The results of the study can be concluded that the highest WECPNL index value is found on the 100 m runway, the WECPNL index value is 76.39, the 500 m distance the WECPNL index value is 62.71, and the 1500 m distance the WECPNL index value is 52.74. The results of the WECPNL index at Husein Sastranegara International Airport Bandung have a level 2 noise area where school buildings and settlements should not be allowed. The results of the interviews show that as many as 54% of respondents feel disturbed by the noise caused by the activities of Husein Sastranegara Airport.
EVALUASI KINERJA PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) DALAM SEKTOR AIR LIMBAH: (STUDI DI KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012-2015) Lili Mulyatna; Hary Pradiko; Diki Abdurahman
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 1 No. 1 (2017): Vol. 1 No.1. September 2017
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.023 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v1i1.1365

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Program SANIMAS di Kabupaten Seluma dengan meninjau aspek teknis, pemanfaatan, keuangan, dan pengelolaan. Evaluasi dilakukan dengan cara pembobotan dan skoring. Pembobotan dan skoring dilakukan dengan menetapkan parameter evaluasi. Kemudian dinilai untuk masing-masing aspek sehingga didapat angka yang mewakili fasilitas sanitasi pada tiap lokasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa untuk aspek teknis: sumber air tidak kontinu, kran air, bak air, lantai, dan pintu kamar mandi rusak; aspek pemanfaatan: 8 bangunan MCK+ dalam keadaan tidak terawat dan rusak, jumlah pengguna tidak mencapai target yang telah direncanakan, limbah yang dihasilkan belum termanfaatkan; aspek kelembagaan: pengelolaan tidak dilakukan dengan baik oleh KSM dan masyarakat setempat, KSM tidak aktif, tidak ada monitoring dari tenaga fasilitator terhadap KSM yang sudah terbentuk sehingga informasi yang didapatkan dari hasil pelatihan tidak diaplikasikan; aspek keuangan :tidak ada pembukuan dan laporan keuangan, penarikan iuran tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dari hasil penilaian untuk Desa Kuti Agung, Desa Pasar Seluma, Desa Tanjungan dan Desa Talangsali mendapatkan nilai terkecil yaitu 1 dengan kategori E (sangat buruk). Untuk Desa Taba Lubuk Puding mendapatkan nilai tertinggi yaitu 3,2 termasuk dalam kategori B (baik). Sedangkan untuk desa yang lain dengan total nilai antara 1,92-2,64 termasuk dalam kategori C dan D. Untuk memperbaiki kinerja.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN TIMBULAN AIR LIMBAH TEMPAT PELELANGAN IKAN DESA KARANGSONG, KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Yonik Meilawati Yustiani; Lili Mulyatna; Suwirkas Suwirkas
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.956 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1458

Abstract

Sampai saat ini di Indramayu belum memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang menerapkan sistem sanitasi yang higienis. Penerapan sistem fasilitas sanitasi yang higienis mutlak diperlukan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna dan lingkungan sekitarnya.Tempat Pelelangan Ikan Karangsong di Kabupaten Indramayu menempati lahan seluas 4000 m2 dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung, dilengkapi dengan dermaga yang berfungsi sebagai tempat bersandarnya kapal atau perahu ketika membongkar muatan. Tujuan penelitian in adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan air bersih dan timbulan air buangan di Tempat Pelelangan Ikan Karangsong Kabupaten Indramayu. Identifikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar penentuan konsep penyediaan prasarana agar dapat berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan tingkat pelayanan yang direncanakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, mengamati dan mengambil data kondisi eksisting serta menentukan alternatif penyediaan fasilitas sanitasi untuk TPI higienis sesuai dengan literatur yang tersedia. Perhitungan menunjukkan bahwa kebutuhan air minum adalah 0,025 liter/detik, dengan fluktuasi 0,04375 liter/detik. Secara total, kebutuhan air bersih untuk TPI ini adalah 1,862 liter/detik. Jumlah air buangan yang ditimbulkan adalah 1,494 liter/detik. Hasil identifikasi karakteristik air buangan menunjukkan bahwa nilai BOD mencapai nilai 836 mg/L, COD sebesar 128 mg/L dan nitrat sebesar 150mg/L. Nilai konsentrasi yang ditunjukkan dari karakteristik limbah TPI menunjukkan perlunya disediakan instalasi pengolahan air limbah dengan efisiensi yang tinggi. Unit utama dalam pengolahan air limbah TPI ini adalah septic tank termodifikasi.
UJI FUNGSI PARU PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH PABRIK BATU KAPUR DI DESA GARAWANGI KABUPATEN MAJALENGKA Lili Mulyatna; Yonik Meilawati Yustiani; Happy Dhamayantris
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.909 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1455

Abstract

Fungsi paru-paru manusia dapat menurun karena terpapar debu. Gangguan fungsi paru-paru umumnya terjadi karena adanya faktor individu dan faktor lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi paru-paru anak di daerah sekitar pabrik batu kapur. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peak Flow Meter sebagai pengukur uji fungsi paru. Selain itu dilakukan pulan pengukuran tinggi badan dan usia anak. Sebagai responden adalah murid-murid Sekolah Dasar Garawangi II, yang bertujuan mengetahui kondisi dan mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan fungsi paru di sekitar pabrik batu kapur. Jumlah responden adalah 226 siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dari 226 responden, 14 anak tidak sesuai sebagai responden, 100 (47%) anak yang memiliki kondisi paru-paru normal dan 112 (53%) anak didiagnosis dengan gangguan fungsi paru. Faktor yang terkait dengan hasil ini adalah usia, tinggi dan jenis kelamin. Terdapat faktor lain yang juga diteliti namun secara statistik tidak terhubung yaitu menjadi perokok pasif dan jarak rumah di dekat pabrik.
Removal of Phosphate from Synthetic Aqueous Solution by Adsorption with Dolomite from Padalarang Fadjari Lucia Nugroho; Lili Mulyatna; Anggi Doli Wiranata Situmeang
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 46 No. 4 (2014)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2014.46.4.5

Abstract

The presence of phosphate in wastewaters can cause eutrophication of surface  water bodies leading  to algal-blooming  in the aquatic environment and degradation  of  water  quality.  Phosphate  removal  from  wastewaters  by conventional biological treatment removes only 10-30% of the phosphate, whilst chemical  treatment  using  precipitants  such  as  calcium  or  iron  salts,  although effective,  is  expensive  and  produces  water-rich  sludge  which  must  be  further treated.  Hence,  phosphate  removal  by  adsorption  in  the  form  of  Ca -phosphate has been proposed as an alternative to the more traditional methods. This study investigated the feasibility of using dolomite"“a common sedimentary rock"“from Padalarang, West Java, Indonesia  as the  adsorbent  for the removal of phosphate from synthetic aqueous solution. Chemical analysis revealed that the Padalarang dolomite  contains  33.6-36.2%  CaO.  Batch  experiments  at  room  temperature indicated  that  optimum  removal  of  phosphate  was  achieved  at pH  9.  At  25°C , where  increasing  concentrations  of  phosphate  (10"“100  mg/L)  increased phosphate  adsorption  (2.15-31.3  mg/g)  by  the  dolomite.  The  adsorption  of phosphate could be described by the Langmuir isotherm model, with constants Qm= 476.19 mg/g, K L= 0,00106 L/mg and equilibrium parameter (R L): 0.904  "“ 0.989. Phosphate adsorption by dolomite not only permits its removal but also its  potential recovery for reuse.