Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Model Penerapan Drainase Berwawasan Lingkungan Skala Individu di Lahan Permukiman Kawasan Bandung Utara Pradiko, Hary; Sabar, Arwin; Soewondo, Prayatni; Suryadi, Yadi; Jatikusuma, Indragiri
Jurnal Teknik Sipil Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1852.239 KB) | DOI: 10.5614/jts.2017.24.1.10

Abstract

AbstrakPerubahan luas lahan terbangun dapat mempengaruhi ekstremitas debit air yang menimbulkan ancaman banjir dan kekeringan di wilayah hilir Daerah Aliran Sungai (DAS). Penanganan limpasan air hujan dengan drainase lingkungan sudah diterapkan. Akan tetapi lahan permukiman di perkotaan sangat terbatas, sehingga membutuhkan solusi pengendalian dari limpasan air hujan yang efektif dan efisien. Teknik peresapan air yang dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan sumur resapan dalam suatu persil permukiman di Kawasan Konservasi Bandung Utara untuk mendapatkan model penerapan sumur resapan yang efektif untuk penerapan konsep zero runoff. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode rasional untuk limpasan permukaan dan Metode Sunjoto untuk peresapan air. Lokasi penelitian adalah suatu persil di kawasan permukiman Bandung Utara. Hasil perhitungan limpasan pada periode ulang hujan 20 tahun drain 1 sebesar 0,0182 m3/det dan drain 2-3 sebesar 0,0104 m3/det. Dibuat sumur resapan A berdiameter 0,8 m dan kedalaman 15 m berkemampuan resap 0,0244 m3/dt untuk meresapkan limpasan drain 1 dan sumur resapan B berdiameter 1,2 m dan kedalaman 10 m berkemampuan resap 0,0181 m3/dt untuk meresapkan limpasan drain 2-3. Sumur resapan yang dibuat dapat menampung limpasan air hujan pada periode ulang hujan 20 tahun, sehingga konsep zero runoff dapat diterapkan di persil-persil lain yang ada di Kawasan Bandung Utara.Abstract The increasing of land use can affect an extreme waterflow posed a threat of flooding and drought in downstream watershed. Handling runoff using the drainage system has been implemented. But the urban settlement land is very limits, so its necessary to control runoff effectively and efficiently. The objective of this research is to apply zero runoff concept using infiltration wells in a small part of settlement in North Bandung. The used methods are a rational method and Sunjoto method. The research location is a part of settlement area in North Bandung. The results show that on 20-year rainfall return period, the runoff from drain 1 is about 0.0182 m3/s and from drain 2-3 is about 0.0104 m3/s. The first infiltration wells (A) (diameter of 0.8 m and a depth of 15 m) can infiltrate 0.0244 m3/s to absorb from drain 1 and the second one (B) (diameter of 1.2 m and a depth of 10 m) can infiltrate 0.0181 m3/s to absorb from drain 2-3. The infiltration wells can accommodate runoff in the 20-year rainfall return period, so the zero runoff concept can be applied in other settlement parts that exist in North Bandung area.
KAJIAN MENGENAI PANDANGAN PENGGUNA TERHADAP SARANA SANITASI DI SMK NEGERI COMPRENG, KABUPATEN SUBANG Deni Rusmaya; Hary Pradiko; Reviardi Redi Nugroho
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 3 No. 1 (2019): Vol. 3 No.1, Maret 2019
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.749 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v3i1.1498

Abstract

Sarana sanitasi sekolah merupakan kebutuhan penting yang harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya untuk menjaga kondisi lingkungan dan kesehatan tetap baik dan terjaga. SMK Negeri Compreng merupakan satu-satunya sekolah kejuruan yang terdapat di Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terdapat di SMK Negeri Compreng berkaitan dengan fasilitas sanitasi berdasarkan pandangan penggunanya. Metode yang digunakan adalah penyebaran kuisioner terhadap pengguna fasilitas sanitasi. Berdasarkan survey tersebut, diperoleh bahwa sebanyak responden 79,4% berpendapat fasilitas air bersih layak. Sedangkan terhadap fasilitas air limbah, terdapat 62,9% responden yang berpendapat fasilitas tersebut layak. Responden yang menyatakan bahwa fasilitas drainase layak hanya 32,4%, sedangkan yang menyatakan bahwa fasilitas pengelolaan sampah layak adalah 40,8%. Dilihat secara keseluruhan fasilitas sanitasi, sebanyak 54% responden menyatakan masih layak digunakan. Hasil kajian memperlihatkan bahwa prioritas perbaikan fasilitas sanitasi adalah pada sarana drainase dan pengelolaan sampah.
EVALUASI KINERJA PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) DALAM SEKTOR AIR LIMBAH: (STUDI DI KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012-2015) Lili Mulyatna; Hary Pradiko; Diki Abdurahman
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 1 No. 1 (2017): Vol. 1 No.1. September 2017
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.023 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v1i1.1365

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Program SANIMAS di Kabupaten Seluma dengan meninjau aspek teknis, pemanfaatan, keuangan, dan pengelolaan. Evaluasi dilakukan dengan cara pembobotan dan skoring. Pembobotan dan skoring dilakukan dengan menetapkan parameter evaluasi. Kemudian dinilai untuk masing-masing aspek sehingga didapat angka yang mewakili fasilitas sanitasi pada tiap lokasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa untuk aspek teknis: sumber air tidak kontinu, kran air, bak air, lantai, dan pintu kamar mandi rusak; aspek pemanfaatan: 8 bangunan MCK+ dalam keadaan tidak terawat dan rusak, jumlah pengguna tidak mencapai target yang telah direncanakan, limbah yang dihasilkan belum termanfaatkan; aspek kelembagaan: pengelolaan tidak dilakukan dengan baik oleh KSM dan masyarakat setempat, KSM tidak aktif, tidak ada monitoring dari tenaga fasilitator terhadap KSM yang sudah terbentuk sehingga informasi yang didapatkan dari hasil pelatihan tidak diaplikasikan; aspek keuangan :tidak ada pembukuan dan laporan keuangan, penarikan iuran tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dari hasil penilaian untuk Desa Kuti Agung, Desa Pasar Seluma, Desa Tanjungan dan Desa Talangsali mendapatkan nilai terkecil yaitu 1 dengan kategori E (sangat buruk). Untuk Desa Taba Lubuk Puding mendapatkan nilai tertinggi yaitu 3,2 termasuk dalam kategori B (baik). Sedangkan untuk desa yang lain dengan total nilai antara 1,92-2,64 termasuk dalam kategori C dan D. Untuk memperbaiki kinerja.
KAJIAN BEBAN PENCEMARAN LIMBAH CAIR DENGAN PARAMETER BOD DAN DO DARI AREA PERMUKIMAN DI SUNGAI CITEPUS Hary Pradiko; Yonik Meilawati Yustiani; Santika Santika
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.12 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1459

Abstract

Sungai Citepus merupakan sungai yang mengalir melalui daerah Barat kota Bandung dengan berbagai kegiatan masyarakatnya, antara lain permukiman padat/ kegiatan penduduk sehari-hari seperti MCK, home industri atau industri kecil, sehingga sungai Citepus juga merupakan tempat yang potensi untuk pembuangan air limbah dari kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitas air sungai, berdasarkan kualitas indikator pencemaran di Sungai Citepus yang telah dilakukan pada musim hujan. Pengambilan sampel air dilakukan secara sesaat/grab, pengambilan sampel dilakukan di 5 titik pengamatan dimulai di daerah hulu (jl.Dr.Setiabudhi) sampai hilir (Jl.Caringin).Tingkat pencemaran air sungai ditentukan berdasarkan parameter kualitas air BOD dan DO. Persamaan yang digunakan adalah Teori Streeter – Phelps. Dari hasil perhitungan diperoleh bagian hulu sungai kadar BOD-nya antara 6,8 – 7,2 mg/l dan kadar DO 8,4 mg/l. dan dibagian hilir sungai kadar BOD-nya antara 7,0 – 7,5 mg/l dan kadar DO 0,5 – 0,9 mg/l. Berdasarkan hasil diatas maka kondisi sungai dibadian hulu kadar BOD di daerah ini telah melebihi ambang batas (tercemar), tetapi nilai DO sesuai dengan ambang batas, begitu juga dengan bagian hilir sungai nilai BOD telah melewati ambang batas (tercemar) dan kadar DO dibawah ambang batas, menurut SK Gubernur Jawa Barat N0.39 Tahun 2001 yaitu nilai BOD sebesar 6 mg/l dan DO sebesar >3 mg/l.
Model Penerapan Drainase Berwawasan Lingkungan Skala Individu di Lahan Permukiman Kawasan Bandung Utara Hary Pradiko; Arwin Sabar; Prayatni Soewondo; Yadi Suryadi; Indragiri Jatikusuma
Jurnal Teknik Sipil Vol 24 No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2017.24.1.10

Abstract

AbstrakPerubahan luas lahan terbangun dapat mempengaruhi ekstremitas debit air yang menimbulkan ancaman banjir dan kekeringan di wilayah hilir Daerah Aliran Sungai (DAS). Penanganan limpasan air hujan dengan drainase lingkungan sudah diterapkan. Akan tetapi lahan permukiman di perkotaan sangat terbatas, sehingga membutuhkan solusi pengendalian dari limpasan air hujan yang efektif dan efisien. Teknik peresapan air yang dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan sumur resapan dalam suatu persil permukiman di Kawasan Konservasi Bandung Utara untuk mendapatkan model penerapan sumur resapan yang efektif untuk penerapan konsep zero runoff. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode rasional untuk limpasan permukaan dan Metode Sunjoto untuk peresapan air. Lokasi penelitian adalah suatu persil di kawasan permukiman Bandung Utara. Hasil perhitungan limpasan pada periode ulang hujan 20 tahun drain 1 sebesar 0,0182 m3/det dan drain 2-3 sebesar 0,0104 m3/det. Dibuat sumur resapan A berdiameter 0,8 m dan kedalaman 15 m berkemampuan resap 0,0244 m3/dt untuk meresapkan limpasan drain 1 dan sumur resapan B berdiameter 1,2 m dan kedalaman 10 m berkemampuan resap 0,0181 m3/dt untuk meresapkan limpasan drain 2-3. Sumur resapan yang dibuat dapat menampung limpasan air hujan pada periode ulang hujan 20 tahun, sehingga konsep zero runoff dapat diterapkan di persil-persil lain yang ada di Kawasan Bandung Utara.Abstract The increasing of land use can affect an extreme waterflow posed a threat of flooding and drought in downstream watershed. Handling runoff using the drainage system has been implemented. But the urban settlement land is very limits, so it's necessary to control runoff effectively and efficiently. The objective of this research is to apply zero runoff concept using infiltration wells in a small part of settlement in North Bandung. The used methods are a rational method and Sunjoto method. The research location is a part of settlement area in North Bandung. The results show that on 20-year rainfall return period, the runoff from drain 1 is about 0.0182 m3/s and from drain 2-3 is about 0.0104 m3/s. The first infiltration wells (A) (diameter of 0.8 m and a depth of 15 m) can infiltrate 0.0244 m3/s to absorb from drain 1 and the second one (B) (diameter of 1.2 m and a depth of 10 m) can infiltrate 0.0181 m3/s to absorb from drain 2-3. The infiltration wells can accommodate runoff in the 20-year rainfall return period, so the zero runoff concept can be applied in other settlement parts that exist in North Bandung area.
KAJIAN PENGARUH KUALITAS AIR SUNGAI CIKAPUNDUNG KANDUNGAN ESCHERICHIA COLI AIR SUMUR Hary Pradiko; Yonik Meilawati Yustiani
Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS) Vol 2 No 2 (2019): environmental
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.717 KB)

Abstract

Bakteri Escherichia coli (E.coli) merupakan parameter biologi yang terukur relatif tinggi di Sungai Cikapundung, Bandung. Kandungan E. coli tidak boleh terdeteksi keberadaannya dalam air minum. Beberapa sumur warga di sekitar Sungai Cikapundung dikhawatirkan terkontaminasi dari air sungai yang tercemar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri E. coli di air sumur warga RW08 Kelurahan Babakan Ciamis dan pengaruh kualitas air Sungai Cikapundung terhadap sumur warga. Selain itu, penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jarak sungai dan sumur terhadap kandungan E.Coli air sumur. Sampling air dilakukan di beberapa sumur dan dianalisis di laboratorium. Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui korelasi antara jarak dan kandungan E.coli menggunakan regresi linier. Hasil menunjukkan bahwa seluruh air sumur mengandung bakteri E. coli. Kandungan tertinggi mencapai 5,6 MPN/ 100 ml. Analisis statistik mendapatkan hasil bahwa variabel jarak sungai dan variabel sumur memiliki hubungan yang sangat baik dibandingkan dengan variabel independen lainnya. Nilai korelasi yang diperoleh adalah negatif, yang dapat diartikan bahwa jika jarak dari sungai ke sumur semakin dekat, maka bakteri E.coli akan semakin tinggi, dan sebaliknya
Evaluasi Penyebaran Informasi mengenai Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Komunitas Akademik Prodi Teknik Lingkungan Universitas Pasundan Anni Rochaeni; Hary Pradiko; Deni Rusmaya; Yonik Meilawati Yustiani
INFOMATEK Vol 24 No 1 (2022): Volume 24 No. 1 Juni 2022
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/infomatek.v24i1.4969

Abstract

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah diadopsi di Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pasundan (TL UNPAS) selama 1 tahun. Mahasiswa sudah mengikuti program tersebut dengan kegiatan yang beragam. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi aspek penyebaran informasi mengenai program MBKM kepada seluruh komunitas akademik yang terdapat di Prodi TL UNPAS. Metode yang digunakan yaitu menggunakan survei online yang tautannya disediakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Hasil survei menunjukkan bahwa responden terdiri dari dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa yang masing-masing mewakili sebanyak 90%, 100% dan 20%. Pengetahuan dosen mengenai program MBKM paling banyak diperoleh melalui kegiatan sosialisasi luring/ daring yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Tenaga kependidikan sudah mengetahui mengenai kebijakan Program MBKM walau belum sepenuhnya memahami. Paling banyak mahasiswa memperoleh informasi dari kegiatan sosialisasi luring/daring yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, dalam hal ini UNPAS yaitu sekitar 37%.
Influence of Mixing and Detention Time in Electro Coagulation Process to Treat Raw Water at Badak Singa Water Treatment Plant Hary Pradiko; Evi Afiatun; Evan Fabian
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Volume 1, Number 2, April 2018
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1186.215 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v1i2.2823

Abstract

Source of raw water used at Badak Singa Water Treatment Plant come from surface water such as Cisangkuy River. This source of raw water is affected by conditions in the upstream, pollution along the stream, climate and weather. In the drinking water supply system, turbidity is one important factor for several reasons such as aesthetic factor, burden to filtration, and interfere the disinfection process. Electro coagulation is one of water treatment method that combines the process of coagulation, flotation, and electrochemical. Aims: This research aims to see at the ability of the electro coagulation process in reducing turbidity as an alternative to substitute the conventional coagulation system. Methodology and results: This research carried out by testing electro coagulation with variations in mixing, current density produced by voltage 10, 20 and 30 volt and detention time 5, 10, 20 and 30 minute to reduce the initial turbidity of 100 NTU. The result are that: the efficiency of electro coagulation with mixing is better than electro coagulation without mixing to reduce the initial turbidity of 100 NTU; the final turbidity value of the processing result is better as the length of detention time used and meet the quality standard from detention time of 10 minute; the higher the current density given and the longer the detention time used, the higher the processing efficiency and the formed flock volume is deposited.  Conclusion, significance and impact study: A good turbidizing removal process using electrocoagulation requires the agitation process and long detention time.
Mapping Water and Sanitation Condition to Improve Universal Access in Bandung City Astri Widiastuti Hasbiah; Lili Mulyatna; Hary Pradiko; Hidayat Hidayat; Evi Afiatun; Hermin Aulia Racmie; Nine Triani
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 7 No. 2 (2023): Vol. 7 No.2, September 2023
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jcbeem.v7i2.10260

Abstract

Many developing countries lack the necessary infrastructure for clean water supply and sanitation facilities, especially in urban areas. Cities in Indonesia are also facing this problem. The rapid growth of urban areas puts a strain on existing water and sanitation infrastructure, making it difficult to meet the increasing demand for services. This can lead to inadequate mapping and planning for future needs. Water and sanitation mapping is an important tool for monitoring access to clean water and sanitation facilities to gather accurate data and improving access to clean water and sanitation. The purpose of this study is mapping water and sanitation condition and calculate the sanitation index. The mapping carried out includes source of drinking water, wastewater, drainage system, and solid waste disposal. The study was conducted in RW 06 Pasirluyu, a community neighbourhood in Bandung City. The methods used are questionnaire interviews and direct observation. The total respondents of study locations were 225 houses, but only 101 houses were willing to participate in the study. The study results show that 89% of respondents clean water source comes from deepwell groundwater for cooking and washing, wheran openmain source for drinking water is from bottled water, 89% of respondents use septic tank for their wastewater, 11% of respondents dispose their wastewater into open channels or conduct open defecation, 89% of the draineage is open drainage system, and 61% of the respondents conducted solid waste separation. Sanitation index assessment in RW 06 Pasirluyu calculated scored 1.25 for drinking water aspect, 1.23 domestic wastewater aspect. 1.21 drainage aspect, 1.02 domestic waste aspect. Overall, based on the sanitation index assessment results, the RW 06 Pasirluyu is classified as good.