Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

STRATEGI OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBER AIR BANTAR AWI SUNGAI CIKAPUNDUNG TERHADAP INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM DAGO PAKAR Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Styvani Merinda
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.727 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1457

Abstract

Cikapundung merupakan salah satu sungai yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung sebagai sumber air baku. Penurunan kualitas air yang terjadi di Sungai Cikapundung merupakan salah satu alasan mengapa perlu untuk mengevaluasi kinerja Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Dago Pakar . Tingginya tingkat pencemaran pada sumber air baku ini disebabkan oleh masih banyaknya warga masyarakat yang membuang sampah dan kotoran hewan ternak ke sungai juga erosi. Dengan kondisi tersebut IPAM Dago Pakar mencoba untuk mengolah air baku ini agar dapat menghasilkan air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat dan sesuai dengan standar yang berlaku yaitu Peraturan Menteri 492/MENKES/PER/IV/2010. Metoda penelitian dilakukan dengan cara menghitung rata-rata debit dari BBWS dan IPAM Dago Pakar, mengevaluasi kinerja IPAM berdasarkan evaluasi pada air hasil olahan yang dihasilkan serta evaluasi terhadap kriteria desain bangunan unit pengolahan. Berdasarkan observasi dan studi pustaka, dapat disimpulkan antara lain IPAM Dago Pakar memiliki satu (1) seri pengolahan air lengkap, yang terdiri dari intake, pra-sedimentasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksidan reservoir, (2) total kapasitas IPAM Dago Pakar adalah sebesar 600 L/detik, (3) pada musim penghujan, proses backwash bisa dilakukan hingga 3-5× 1 hari/unit untuk itu disarankan pihak PDAM membangun sebuah bak penampungan air hasil backwash agar dapat dipompakan kembali ke unit koagulasi untuk diolah kembali, (4) berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, sumber air baku (sungai Cikapundung, Bantar Awi) masih memenuhi standar kualitas air baku untuk air minum, Peraturan Pemerintah No. 82, 2001 meskipun terdapat beberapa parameter yang terkadang tidak memenuhi baku mutu salah satunya adalah residu tersuspensi, namun setelah melewati proses pengolahan air yang diproduksi sudah memenuhi baku mutu, (5) berdasarkan kesesuaian pada criteria desain, maka bak prasedimentasi membutuhkan penambahan waktu detensi dan pelebaran agar kinerja unit prasedimentasi ini bisa lebih dioptimalkan dalam mengatasi fluktuasi ke keruhan air baku pada saat musim penghujan.
PERBANDINGAN KOMPOSISI KOAGULAN BIJI KELOR (MoringanOleifera), BIJI ASAM JAWA (TamarindusIndica L) DAN ALUMINIUM SULFAT (AL2(SO4)3) UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN AIR SUNGAI CITARUM ATAS CIPARAY KABUPATEN BANDUNG Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Faizal Hamdan
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.01 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1453

Abstract

Jenis koagulan bisa dikategorikan menjadi koagulan anorganik dan organik, koagulan anorganik yang sering digunakan dalam pengolahan air baku menjadi air bersih adalah aluminium sulfat (Al2(SO4)3). Koagulan organik merupakan koagulan yang dapat dihasilkan dari ekstrak tumbuhan, binatang dan mikrooganisme. Biji kelor (Moringan Oleifera) dan biji asam jawa (Tamarindus Indica L) merupakan koagulan organik yang sudah banyak dilakukan studi menurunkan parameter kekeruhan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis optimum koagulan biji kelor (Moringan Oleifera), biji asam jawa (Tamarindus Indica L), dan aluminium sulfat (Al2(SO4)3) untuk menurunkan parameter kekeruhan buatan dan air sungai Citarum Atas Ciparay Kabupaten Bandung. Pengujian dilakukan menggunakan Jartest sampel menggunakan kekeruhan buatan dan air sungai. Variasi kekeruhan buatan 100 NTU, 500 NTU, 600 NTU dan 1000 NTU, sedangkan variasi koagulan terdiri dari koagulan biji kelor, koagulan biji asam jawa, koagulan aluminium sulfat, campuran dari biji kelor dengan aluminium sulfat, dan campuran dari biji asam jawa dengan aluminium sulfat. Hasil penelitian dosis optimum biji kelor secara berurut berdasarkan variasi kekeruhan 85 mg/500ml, 220 mg/500ml, 235 mg/500ml, dan 430 mg/500ml, biji asam jawa 85 mg/500ml, 230 mg/500ml, 235 mg/500ml dan 435 mg/500ml, dan aluminium sulfat 70 mg/500ml, 80 mg/500ml, 105 mg/500ml dan 135 mg/500ml. Percobaan dengan air sungai menggunakan koagulan campuran biji kelor dengan aluminium sulfat yakni 85 mg/500ml biji kelor dan 35 mg/500ml aluminium sulfat dapat menurunkan hingga 90,25 %, campuran biji asam jawa dengan aluminium sulfat yakni 85 mg/500ml biji asam dan 35 mg/500ml aluminium sulfat dapat menurunkan hingga 93,61 %, dan menggunakan aluminium sulfat yakni 70 mg/500ml dapat menurunkan 92,76 %.
PLANNING OF DOMESTIC WASTEWATER FACILITIES (CASE STUDY: BABAKAN VILLAGE, CIPARAY DISTRICT, BANDUNG REGENCY) Deni Rusmaya; Evi Afiatun; Muhammad Al Hadad
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 5 No. 2 (2021): Vol. 5 No.2. September 2021
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.466 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v5i2.3895

Abstract

Babakan Village has a problem that there is still a lack of facilities for wastewater. This condition can be seen from the access to the toilets of 2436 households; only around 1506 families have access to family/ shared latrines and 625 households that meet technical requirements. For this reason, this plan is useful for increasing access and meeting community needs for domestic wastewater treatment facilities in the study area. This planning stage begins with a survey and sanitation inspection to determine 3 priority areas for handling. Determinants of this priority area use the method of scoring and weighting the risk. The weighting results put sub village 02 with a score of 2.3, sub village 05 with a score of 2.25, and RW 10 with a risk value of 2 as the priority area for planning handlers. Primary data collected will be used as a consideration for determining the technology to be applied. The technology chosen for processing is the communal septic tank for people who do not have treatment. In contrast, for the washing bath, toilet with a biofilter unit for people who do not have wastewater infrastructure.
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN DI WILAYAH IKK LEUWIMUNDING, PALASAH, SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Riki Dwi Taruna
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.851 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1454

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar bagi kehidupan manusia. Peningkatan pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan air yang meningkat,sehingga terjadi juga di Kabupaten Majalengkaterutama IKK Leuwimunding, Palasah, Sumberjaya.Berdasarkan penelaahan atas kualitas air baku,Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, hasil pemeriksaan di laboratorium menjelaskan bahwa semua parameter memenuhi standar air baku, kecuali parameter E.coli sehingga membutuhkan proses desinfeksi. Oleh karena itu, pengolahan air minum yang lengkap tidak diperlukan.Dari hasil perhitunganproyeksi jumlah penduduk untuk 10 tahun perencanaanhingga tahun 2025, airbaku yang diperlukan sebesar 245 l/dtk.Sedangkan debit sumber mata air memiliki kapasitas sebesar 450 l/dtk.Unit yang akan digunakan yaitu bangunan penangkap mata air, bangunan penampung, desinfeksi dan reservoir. Perhitungan sistem perpipaan air minum menggunakansoftware EPANET 2.0. Dengan investasi rencana anggaran biaya sebesar Rp. 25.640.136.000,00.
PEMILIHAN ALTERNATIF JARINGAN DISTRIBUSI UTAMA (JDU) UNTUK PENGEMBANGAN SPAM REGIONAL DI KABUPATEN SUMEDANG, KABUPATEN MAJALENGKA, KABUPATEN CIREBON DAN KOTA CIREBON Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Ilvan Prasetia Nugraha
INFOMATEK Vol 19 No 2 (2017): Volume 19 No. 2 Desember 2017
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.137 KB) | DOI: 10.23969/infomatek.v19i2.629

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan dan perlu adanya strategi dalam pemenuhannya. Perencanaan ini menggunakan strategi pemenuhan kebutuhan air dengan skema Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional. Sumber air yang digunakan adalah Waduk Jatigede dengan alokasi untuk air minum sebesar 3.500 liter/detik dan berlokasi di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Ruang lingkup wilayah dalam kajian ini meliputi 11 (sebelas) Kecamatan dalam 4 (Empat) Kabupaten/ Kota yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon yang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) memiliki arahan sebagai kawasan perkotaan. Kebutuhan air minum rata-rata di wilayah kajian adalah 1.333,33 liter/detik, kebutuhan air hari maksimum (Qmaks day) adalah 1.466,66 liter/detik, dan kebutuhan jam puncak (Q peak hour) adalah 2.000 liter/detik. Perencanaan sistem Jaringan Distribusi Utama (JDU) disimulasikan dengan menggunakan aplikasi EPANET 2.0. Perencanaan Reservoir dan offtake memperhitungkan cakupan pelayanan yang akan dilayani. Perencanaan jaringan distribusi menggunakan 2 (dua) alternatif. Alternatif pertama menggunakan dua jenis pipa berbeda serta tidak menggunakan Bak Pelepas Tekan (BPT). Sedangkan, alternatif kedua menggunakan satu jenis pipa dan menggunakan Bak Pelepas Tekan (BPT). Berdasarkan analisis perbandingan kedua alternatif tersebut, terpilih alternatif kedua dengan mempertimbangkan segi ekonomis dan hidrolis lebih efektif.
Study of Potential Utilization of Recycling Ablution Used Water, Case Study at Ulul Albaab Mosque, Universitas Pasundan, Bandung, Indonesia Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Jeanyta Harto
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 6 No. 2 (2022): Vol. 6 No.2, September 2022
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.15 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v6i2.6150

Abstract

The role of water in daily life, including activities in the mosque is very significant. The existence of the Ulul Albaab Mosque which is always busy with various congregation activities and activities carried out by students and the campus community affects the need for clean water. So far, the ablution used water at the Ulul Albaab Mosque has been dumped into the sewers. Measuring the quantity of water to determine the volume of ablution used water at the time of obligatory prayer is the first step to assessing its potential utilization. The number of congregation who perform ablution is directly proportional to the number of congregation of the Ulul Albaab Mosque. The average congregation of the mosque is 857 people/day and the average number who perform ablution is 778 people/day. The results showed that the volume of water used for ablution was 3.9 liters/person with an average time required for ablution of around 64 seconds. The use of recycling ablution water can be used for non-consumption needs.
Influence of Mixing and Detention Time in Electro Coagulation Process to Treat Raw Water at Badak Singa Water Treatment Plant Hary Pradiko; Evi Afiatun; Evan Fabian
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Volume 1, Number 2, April 2018
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1186.215 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v1i2.2823

Abstract

Source of raw water used at Badak Singa Water Treatment Plant come from surface water such as Cisangkuy River. This source of raw water is affected by conditions in the upstream, pollution along the stream, climate and weather. In the drinking water supply system, turbidity is one important factor for several reasons such as aesthetic factor, burden to filtration, and interfere the disinfection process. Electro coagulation is one of water treatment method that combines the process of coagulation, flotation, and electrochemical. Aims: This research aims to see at the ability of the electro coagulation process in reducing turbidity as an alternative to substitute the conventional coagulation system. Methodology and results: This research carried out by testing electro coagulation with variations in mixing, current density produced by voltage 10, 20 and 30 volt and detention time 5, 10, 20 and 30 minute to reduce the initial turbidity of 100 NTU. The result are that: the efficiency of electro coagulation with mixing is better than electro coagulation without mixing to reduce the initial turbidity of 100 NTU; the final turbidity value of the processing result is better as the length of detention time used and meet the quality standard from detention time of 10 minute; the higher the current density given and the longer the detention time used, the higher the processing efficiency and the formed flock volume is deposited.  Conclusion, significance and impact study: A good turbidizing removal process using electrocoagulation requires the agitation process and long detention time.
Mapping Water and Sanitation Condition to Improve Universal Access in Bandung City Astri Widiastuti Hasbiah; Lili Mulyatna; Hary Pradiko; Hidayat Hidayat; Evi Afiatun; Hermin Aulia Racmie; Nine Triani
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 7 No. 2 (2023): Vol. 7 No.2, September 2023
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jcbeem.v7i2.10260

Abstract

Many developing countries lack the necessary infrastructure for clean water supply and sanitation facilities, especially in urban areas. Cities in Indonesia are also facing this problem. The rapid growth of urban areas puts a strain on existing water and sanitation infrastructure, making it difficult to meet the increasing demand for services. This can lead to inadequate mapping and planning for future needs. Water and sanitation mapping is an important tool for monitoring access to clean water and sanitation facilities to gather accurate data and improving access to clean water and sanitation. The purpose of this study is mapping water and sanitation condition and calculate the sanitation index. The mapping carried out includes source of drinking water, wastewater, drainage system, and solid waste disposal. The study was conducted in RW 06 Pasirluyu, a community neighbourhood in Bandung City. The methods used are questionnaire interviews and direct observation. The total respondents of study locations were 225 houses, but only 101 houses were willing to participate in the study. The study results show that 89% of respondents clean water source comes from deepwell groundwater for cooking and washing, wheran openmain source for drinking water is from bottled water, 89% of respondents use septic tank for their wastewater, 11% of respondents dispose their wastewater into open channels or conduct open defecation, 89% of the draineage is open drainage system, and 61% of the respondents conducted solid waste separation. Sanitation index assessment in RW 06 Pasirluyu calculated scored 1.25 for drinking water aspect, 1.23 domestic wastewater aspect. 1.21 drainage aspect, 1.02 domestic waste aspect. Overall, based on the sanitation index assessment results, the RW 06 Pasirluyu is classified as good.
Konsep Sistem Informasi tingkat Rukun Warga di RW06 Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung Yonik Meilawati Yustiani; Evi Afiatun; Hidayat Hidayat; Nadhirah Nur Saffanah; Rike Wisudaningrum
INFOMATEK: Jurnal Informatika, Manajemen dan Teknologi Vol. 25 No. 2 (2023): Volume 25 No. 2 Desember 2023
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/infomatek.v25i2.11091

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan konsep sistem informasi tingkat RW (rukun warga) yang dibutuhkan bagi RW06 Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung yang mudah dikelola. Manfaat sistem informasi ini antara lain untuk memperlihatkan data warga dan lingkungan, terutama kondisi sanitasi yang meliputi air minum, air limbah, sampah dan drainase. Penentuan konsep ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan tinjauan pustaka. Konsep yang tersusun yaitu penggunaan website sebagai interface sistem informasi dan pengelolaannya, pengelompokan jenis data berdasarkan Peraturan Walikota no 215 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan RT dan RW. Terdapat 3 peran terkait sistem informasi ini, yaitu admin, peninjau berkepentingan tinggi, dan peninjau berkepentingan rendah dengan akses dan tampilan yang berbeda-beda. Hak akses ini dibatasi untuk peninjau berkepentingan rendah agar keamanan data dan privasi dapat terjaga. Peninjau berkepentingan rendah dapat melihat data dan informasi dalam bentuk grafik kualitatif, sedangkan peninjau berkepentingan tinggi dapat memanfaatkan data dan informasi untuk menetapkan program dan strategi perbaikan sanitasi dengan akses detail posisi dan lokasi sumber data.
Analisis SWOT Penentuan Strategi Pengendalian Pemakaian Air Minum di Kota Malang Astri Hasbiah; Evi Afiatun; Desfira Ari Subekti Suherman
INFOMATEK: Jurnal Informatika, Manajemen dan Teknologi Vol. 25 No. 2 (2023): Volume 25 No. 2 Desember 2023
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/infomatek.v25i2.11402

Abstract

Pertumbuhan penduduk dan berkembangnya wilayah perkotaan menyebabkan kebutuhan air minum semakin meningkat. Sedangkan pelayanan air minum di sebagian besar wilayah perkotaan belum sepenuhnya terlayani. Untuk mengatasi hal tersebut, Upaya yang lebih banyak dilakukan adalah penambahan sumber air baru. Solusi ini tidak berkelanjutan karena konsumsi air akan terus meningkat dan apabila tidak dikendalikan maka kebutuhan air minum tetap tidak dapat dipenuhi dengan seimbang. Oleh karena itu diperlukan strategi yang dapat dilakukan untuk dapat mengendalikan pemakaian air minum.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengendalian pemakaian air minum di Kota Malang. Metode analisis strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi faktor internal (strength atau kekuatan dan weakness atau kelemahan) dan factor eksternal (opportunity atau peluang dan threat atau ancaman), sehingga dapat diketahui strategi yang paling memungkinkan untuk diterapkan. Hasil analisis kuadran menunjukkan berada di kuadran I. Hal ini menunjukkan adanya peluang yang dapat dimanfaatkan dan kekuatan yang dimiliki lebih banyak daripada kelemahan. Strategi yang dipilih adalah strategi WO (Weakness-Opportunities), yang mencakup langkah-langkah seperti memanfaatkan potensi sumber air baku alternatif yang belum dimanfaatkan, mengoptimalkan kapasitas pelayanan, dan memanfaatkan regulasi dan strategi air minum aman sebagai upaya dalam pengendalian pemakaian air minum. Strategi ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam upaya pengendalian pemakaian air minum secara berkelanjutan.