Anas D Susila
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Optimasi Dosis Pemupukan Kalium pada Budi Daya Tomat (Lycopersicon esculentum) di Inceptisol Dramaga Helena A P Hati; Anas D Susila
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 2 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.85 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i2.15017

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperoleh dosis optimum pupuk kalium pada budi daya tomat spesifik lokasi yaitu di Inceptisol Dramaga dengan status hara K tanah tinggi. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan  Cikabayan  IPB  Dramaga  mulai  Juli  hingga  Oktober  2014.  Rancangan  Lingkungan  yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan empat kali pengulangan dan satu faktor yaitu dosis pemupukan K2O yang terdiri dari lima taraf yaitu 0X (0), ¼X (152.2 kg ha-1), ½X (304.3 kg ha-1), ¾X (456.3 kg ha-1), dan X (608.6 kg ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada status hara K tinggi pupuk K tidak memberikan pengaruh nyata terhadap seluruh parameter pengamatan, sehingga pemupukan K2O tidak perlu dilakukan.
Pembentukan Umbi Lapis Mikro Dua Kultivar Bawang Merah (Allium cepa var. Aggregatum Group) pada Beberapa Konsentrasi Succunic Acid Daminozide Hydrazide Dini Dinarti; Agus Purwito; Anas D Susila; Iis Rahmawati
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 13 No. 1 (2008): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.205 KB)

Abstract

The objective of this research was to study shallot bulb formation on few concentrations of growth retardant succinic acid daminozid hydrazide (SAOH). Completely Randomized Design with 2 factors were used in this experiment. The first factor was four concentrations of SAOH (0, 30, 60 and 90 ppm) and second was two cultivars of shallot (Bima Juna and Kuning Tablet). The cultivars did not give significant effect to total number of leaf, shoot, root, number and weight of bulb, diameter of bulb, and height of plantlets. While SADH concentrations gave very significant effect to number of leaf, but not significant to number of root, number and weight of bulb, diameter of bulb and height of plantlets. Combinations of the two factors only gave significant effect to number of leaf and shoot but not significant to number of root, number and weight of bulb and height of plantlets.   Keywords: bulb formation, SAOH, shallot
Penetapan Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K Tanaman Duku Berdasarkan Analisis Daun Desi Hernita; Rhoedy Poerwanto; Anas D Susila; S Anwar
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 4 (2012): Desember 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v22n4.2012.p376-384

Abstract

Duku mempunyai perakaran yang dalam, sehingga sulit untuk memperoleh sampel tanah yang representatif pada daerah tersebut, sehingga lebih tepat menggunakan analisis daun. Status hara daun merupakan gambaran status hara aktual dalam tanah. Penelitian bertujuan untuk menentukan kategori status hara N, P, dan K, serta rekomendasi pemupukan optimum berdasarkan status hara tersebut pada tanaman duku. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro, Jambi pada Bulan Desember 2008 sampai dengan April 2012.  Rancangan penelitian menggunakan acak kelompok dengan lima ulangan.  Perlakuan dosis pupuk N (0, 400, 800, 1.200, dan 1.600 g N) , P (0, 500, 1.000, 1.500, dan 2.000 g P2O5), K (0,600, 1.200, 1.800, dan 2.400 g K2O/tanaman/tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status hara N sangat rendah (< 1,81%), rendah (1,81 ≤ N < 2,82%), dan sedang (≥ 2,82%), status hara P sangat rendah (< 0,09%), rendah (0,09 ≤ P < 0,17%), dan sedang (≥ 0,17%), serta status hara K sangat rendah (< 1,16%), rendah (1,16 ≤ K < 2,19%), dan sedang (≥ 2,19%).  Rekomendasi pemupukan pada tanaman duku untuk status hara sangat rendah yaitu 858 g N, 1.770 g P2O5, dan 1.900 g K2O/tanaman/tahun, untuk status hara rendah, 588 g N, 1.335 g P2O5, dan 1.107 g K2O/tanaman/tahun, sedangkan berdasarkan pendekatan multinutrien 920 g N, 1.565 g P2O5, dan 1.488 g K2O/tanaman/tahun (biaya produksi terendah). Rekomendasi pemupukan N, P, dan K berdasarkan analisis daun dapat diterapkan pada pertanaman duku di Indonesia dan meningkatkan produksi serta kualitas buah duku. Duku has been deep roots making it difficult to obtain a representative sample of soil at the root zone, so the more appropriate used of leaf analysis. Leaf nutrient status was picture of the actual nutrient status of the soil. The aimed of this study was to determine leaf N, P, K level category and recommendation study determine the optimum fertilizer rate for each nutrient level category on duku plant. The experiment was conducted at Kumpeh Ulu District, Muaro Jambi Regency, in Jambi Province, from December 2008 to April 2012. Each treatments were arranged in randomized block design with five replications. The treatments were N (0, 400, 800, 1,200, 1,600 g N/plant/year), P (0, 500, 1,000, 1,500, 2,000 g P2O5/plant/year), and K (0, 600, 1,200, 1,800, 2,400 g K2O/plant/year). The results showed that leaf nutrient status of N was very low (< 1.81%),  low (1.81 ≤ N < 2.82%), and medium (≥ 2.82%), status of P was very low (< 0.09%), low (0.09 ≤ P < 0.17%), and medium (≥ 0.17%); status of K was very low (< 1.16%), low (1.16 ≤ K < 2.19%), and medium (≥ 2.19%).  Fertilizer recommendation  rate on duku plant for very low nutrient status were 858 g N, 1,770 g P2O5, and 1,900 g K2O/plant/year, low nutrient status were 588 g N, 1,335 g P2O5, and 1,107 g K2O/plant/year, multinutrient approach were 920 g N, 1,565 g P2O5, dan 1,488 g K2O/plant/year (lower production cost). Recommendation of fertilizer N, P, and K based on leaves analysis can be applied on duku in Indonesia and increase production and fruit quality of duku.
ADAPTASI TANAMAN Hoya diversifolia BLUME PADA INTENSITAS CAHAYA TINGGI [ ADAPTATION OF Hoya diversifolia BLUME TO HIGH-LIGHT INTENSITY ] Sintho Wahyuning Ardie; Sri Rahayu; Anas D Susila; Didy Sopandie
AGRITROP Vol 12, No 1 (2014): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v12i1.697

Abstract

Hoya diversifolia Blume merupakan salah satu anggota famili Asclepiadaceae yang potensial dikembangkan sebagai tanaman hias, terutama sebagai dekorasi pergola.  Akan tetapi, tanaman ini hidup pada kondisi ternaung di habitat aslinya dan pertumbuhannya pada kondisi cahaya matahari penuh belum diketahui.  Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari adaptasi tanaman H. diversifolia Bl. pada intensitas cahaya yang berbeda.  Penelitian disusun berdasarkan rancangan tersarang, dengan satu faktor dan tiga ulangan.  Ulangan tersarang di dalam intensitas cahaya yang terdiri atas tiga taraf, yaitu 28.2 (cahaya penuh), 20.8 (37% naungan) dan 10.1 Klux (64% naungan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya.  Tanaman yang ditanam pada kondisi cahaya penuh memiliki jumlah buku lebih sedikit, daun yang lebih tipis, dan warna daun yang kekuningan.  Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa H. diversifolia Bl. dapat ditanam pada kondisi naungan hingga ternaung sebagian, dan menanam pada kondisi cahaya matahari penuh tidak direkomendasikan. Kata kunci: Asclepiadaceae, intensitas cahaya, naungan, tanaman hias
Penggunaan Sensor Kelembaban Tanah untuk Penetapan Jadwal Penyiraman Tanaman Cabai melalui Irigasi Tetes: Use of Soil Moisture Sensors to Determine Chili Irrigation Scheduling through Drip Irrigation Anas D Susila; Ketty Suketi; Mathias Pratama
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.126-132

Abstract

Fertigasi melalui irigasi tetes merupakan teknologi adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim. Penanaman cabai menggunakan irigasi tetes di lahan kering memerlukan jadwal penyiraman yang tepat. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi metode penyiraman berdasarkan sensor kelembaban tanah dan nilai evapotranspirasi pada penanaman cabai menggunakan irigasi tetes. Penelitian dilakukan di Lahan Percobaan Cikarawang, IPB University, Bogor, mulai Juli hingga September 2022. Cabai verietas Imola ditanam pada lahan dengan kandungan P-tersedia 19.6 ppm (sedang) dan K-tersedia 84.64 ppm (tinggi) (Mechlih-1), 1.45 C Organik, dan pH 6.85. Perlakuan jadwal penyiraman disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan 1xETc, 2xETc (1.2 kali nilai evapotranspirasi tanpa sensor), 2xETc-S (menggunakan sensor kelembaban tanah) dengan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua metode penyiraman dapat digunakan untuk mendukung produksi cabai dengan produktivitas rata-rata 8.825 - 10.797 ton ha-1. Secara umum, perlakuan 2xETc-S menghasilkan bobot buah per bedengan tertinggi dibandingkan perlakuan 1xETc dan 2xETc. Bobot buah cabai tidak layak pasar per bedeng tertinggi terdapat pada perlakuan 2xETc. Untuk implementasi lapangan komersial, perlu mempertimbangkan jumlah sensor, ambang batas kelembaban, dan volume penyiraman untuk memaksimalkan kualitas dan produktivitas. Keywords: evapotranspirasi, jadwal irigasi, lahan kering, sensor kelembaban tanah