Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN SUNGAI SERABEK DESA SEKURA KECAMATAN TELUK KERAMAT KABUPATEN SAMBAS UNTUK USAHA BUDIDAYA PERIKANAN Lutfhi Prasasti; Hastiadi Hasan; Tuti Puji Lestari
Jurnal Borneo Akuatika Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Borneo Akuatika
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jba.v3i1.2704

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian perairan sungai serabek dalam pengembangan dan pemanfaatannya untuk usaha budidaya perikanan. Penelitian ini menggunakan metode survey. Data diambil sebanyak 4 kali pengulangan dalam waktu 33 hari parameter pengamatan yang diambil adalah parameter fisika yaitu suhu, kecerahan, salinitas, total padatan tersuspensi, total padatan terlarut, dan parameter kimia yaitu, ph, do, ammonia, chemical oxygen demand, biochemical oxygen demand, dan parameter biologi yaitu, plankton, index keanekaragaman, index dominansi. Hasil analisis kesesuaian kualitas air di sungai serabek menunjukan bahwa perairan tersebut cukup sesuai untuk digunakan sebagai media budidaya perairan secara langsung dilapangan.
PENAMBAHAN HORMONE OODEV DALAM PAKAN UNTUK MENINGKATKAN FREKUENSI PEMIJAHAN IKAN CUPANG (BETTA SPLENDENS) DILUAR MUSIM PEMIJAHAN Tuti Puji Lestari; Farida Farida; Hastiadi Hasan; Nurhidayat Nurdidayat
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 1 (2023): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v11i1.5266

Abstract

Ikan cupang merupakan ikan hias air tawar yang memijah tergantung dengan musim pemijahan dan hanya dapat memijah satu hingga dua kali pemijahan dalam musimnya. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penambahan hormone Oodev dalam pakan untuk meningkatkan frekuensi pemijahan ikan cupang. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari lima perlakuan dan 3 ulangan, yaitu dosis hormon Oodev: 0.0 ml.kg-1 ikan; 0.5 ml.kg-1 ikan; 1.0 ml.kg-1 ikan; 1.5 ml.kg-1 ikan; dan 2.0 ml.kg-1 ikan. Ikan uji yang digunakan sebanyak 135 induk betina dan 135 induk jantan dengan bobot ± 1.15 – 2.15 gr ekor-1 dan sudah mencapai tingkat kematangan gonad II. Dosis pakan yang diberikan sebesar 5% per bobot biomas dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari (pagi, siang dan sore) dan diberikan secara at satiation selama 45 hari. Parameter yang diamati meliputi: frekuensi pemijahan; fekunditas; fertilisasi; hatching rate; survival rate larva; dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi hormone Oodev dapat meningkatkan frekuensi pemijahan 3-5 kali pemijahan; fekunditas berkisar antara 306-333 butir; fertilisasi 80.13-82.70%; hatching rate 78.65-82.82%; survival rate larva 61.73–73.35% dan survival induk 72.22-86.11%. berdasarkan analisis regresi menunjukkan adanya hubungan positif antara induksi oodev terhadap frekuensi pemijahan dan menghasilkan dosis optimal sebesar 1.15 mL.kg-1 ikan. Kata kunci: Betta splendens, Hormon Oodev, Frekuensi Pemijahan
PENGARUH SUHU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGANHIDUP BENIH IKAN LAMPAM (puntius schwanenfeldii) Sandra Saputra; Hastiadi Hasan; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.893 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.227

Abstract

Ikan lampam  Puntius schwanenfeldii  merupakan salah satu jenis ikan komoditas lokal dari Provinsi Kalimantan Barat yang hidupdi air tawar dan mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan, Ikan lampam akan terancam punah akibat penangkapan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, hal ini dapat dilihat dari hasil produsi pada tahun 2000–2004 yang mengalami penurunan dari 3.864,60 ton menjadi hasil produksi 2.214 ton. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 Ulangan, dengan perlakuan suhu yang masing-masing A 27o C, B 29o C, C 31o C dan D 33o C. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan variabel pengamatan berupa laju konsumsi harian, retensi protein dan lemak, laju pertumbuhan harian, konversi pakan serta derajat kelangsungan hidup. Analisis data menggunakan uji sidik ragam dilanjutkan uji beda nyata terkecil (BNT) dan uji regresi. Laju konsumsi harian yang paling tinggi baik terdapat pada perlakuan A (89,43) walaupun dari uji lanjut menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata dengan perlakuan C dan D sebesar (79,08 dan 81,53). Hasil uji korelasi retensi protein 78,5% dan retensi lemak 76%. Laju pertumbuhan harian SGR yang paling baik adalah perlakuan B (2,87%). Rata-rata konversi pakan yang paling rendah didapat pada perlakuan B (1,43), hubungan suhu dengan konversi pakan yaitu 88% garis regresi berbentuk polynomial dengan suhu optimum 30,2o C. Derajat kelangsungan hidup yang paling tinggi didapat pada perlakuan A dan B (100%), serta korelasinya yaitu 99% dan diperoleh suhu optimum sebesar 28,4o C. Kata kunci : Suhu, Pertumbuhan, Ikan lampam, puntius schwanenfeldii
Depurasi timbal (Pb) dari ikan nila nirwana(Oreochromis niloticus) menggunakan pakan yang disubstitusi bungkil kelapa dan kelapa sawit farida farida; Kukuh Nirmala; Daniel Djokosetiyanto; Hastiadi Hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.185 KB) | DOI: 10.29406/jr.v8i2.2116

Abstract

Nila fish called Nirwana, which is widely consumed in Indonesia, is an important aquaculture species. Nirwana is extensively cultivated in ponds with different water characteristics that can certainly make the fish contaminated by various toxic and hazardous substances, including lead (Pb). This study analyzed the potential of coconut cake and palm kernel cake to depurate Pb from nirwana. The treatments in this study consisted of 100% commercial feed (Pk), 30% coconut cake + 70% commercial feed (PBK) and 30% palm kernel cake + 70% commercial feed (PBS). Each nirwana used was 100±15 g in weight and injected with 1 mg L-1 of Pb(NO3)2 intraperitoneally. Each test animal was fed at satiation twice a day for eight days. The result of AAS analysis on flesh and feces proved that most Pb was excreted through feces. The highest concentration of Pb which was excreted through feces was PBS treatment (1,46 mg kg-1) on days two, four, six and eight when the Pb concentration was less than 0,001 mg kg-1. The highest fat content in feed was on PBK treatment (13,33%) and PBS (4,78%) with crude fiber content in PBK 0,38% and PBS 7,23%. The results indicated that the coconut cake and palm kernel cake that were added to the feed used could serve as a depuration agent and can reduce Pb from fish through the feces.
PENAMBAHAN HORMONE OODEV DALAM PAKAN UNTUK MENINGKATKAN FREKUENSI PEMIJAHAN IKAN CUPANG (BETTA SPLENDENS) DILUAR MUSIM PEMIJAHAN Tuti Puji Lestari; Farida Farida; Hastiadi Hasan; Nurhidayat Nurdidayat
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 1 (2023): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.185 KB) | DOI: 10.29406/jr.v11i1.5266

Abstract

Ikan cupang merupakan ikan hias air tawar yang memijah tergantung dengan musim pemijahan dan hanya dapat memijah satu hingga dua kali pemijahan dalam musimnya. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penambahan hormone Oodev dalam pakan untuk meningkatkan frekuensi pemijahan ikan cupang. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari lima perlakuan dan 3 ulangan, yaitu dosis hormon Oodev: 0.0 ml.kg-1 ikan; 0.5 ml.kg-1 ikan; 1.0 ml.kg-1 ikan; 1.5 ml.kg-1 ikan; dan 2.0 ml.kg-1 ikan. Ikan uji yang digunakan sebanyak 135 induk betina dan 135 induk jantan dengan bobot ± 1.15 – 2.15 gr ekor-1 dan sudah mencapai tingkat kematangan gonad II. Dosis pakan yang diberikan sebesar 5% per bobot biomas dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari (pagi, siang dan sore) dan diberikan secara at satiation selama 45 hari. Parameter yang diamati meliputi: frekuensi pemijahan; fekunditas; fertilisasi; hatching rate; survival rate larva; dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi hormone Oodev dapat meningkatkan frekuensi pemijahan 3-5 kali pemijahan; fekunditas berkisar antara 306-333 butir; fertilisasi 80.13-82.70%; hatching rate 78.65-82.82%; survival rate larva 61.73–73.35% dan survival induk 72.22-86.11%. berdasarkan analisis regresi menunjukkan adanya hubungan positif antara induksi oodev terhadap frekuensi pemijahan dan menghasilkan dosis optimal sebesar 1.15 mL.kg-1 ikan. Kata kunci: Betta splendens, Hormon Oodev, Frekuensi Pemijahan
PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea canalicunata) SEBAGAI BAHAN SUBSITUSI TEPUNG IKAN DALAM PAKAN TERHADAP KERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) Heri Sandjojo; Hastiadi Hasan; Eko Dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.893 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.230

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar tepung daging keong mas yang optimal sebagai bahan pakan subsitusi tepung ikan dalam pakan buatan terhadap keragaan pertumbuhan ikan nila gift. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan nila gift dengan berat rata- rata 1,6 gram dan padat penebaran 10 ekor/bak. Benih dipelihara dalam bak plastik berdiameter 48 cm dan tinggi 23 cm sebanyak 15 unit di isi air setinggi 15 cm dilengkapi dengan sistem aerasi selama 50 hari. Pakan uji yang digunakan berupa pellet kering dengan kandungan tepung daging keong mas 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dari total tepung ikan dalam pakan. Pemberian pakan dilakukan secara adsatiasi dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 pagi, 12.00 siang, dan 17.00 sore. Penelitian ini menggunakan metode eksprimen dalam bentuk faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil Penelitian menunjukkan penggunaan tepung daging keong mas sebanyak 50% dan tepung ikan 50% dalam formulasi pakan ikan memberikan nilai kandungan protein dan lemak, retensi protein dan lemak, serta laju pertumbuhan harian yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Sedangkan penggunaan tepung daging keong mas sebanyak 27,23% dari total tepung ikan (50%) dalam formulasi pakan ikan telah memberikan nilai efisiensi pakan yang terbaik.Kata kunci : Tepung keong mas, Tepung ikan, Ikan nila gift.
Pelatihan Pemijahan Pemijahan Ikan Lele Secara Semi Alami di desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Melalui Rekayasa hormone Oxitocin Tuti Puji Lestari; Farida Farida; Hastiadi Hasan; Joni Rahmadi; Afridalianti Afridalianti
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 20, No 1 (2023): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v20i1.4961

Abstract

Pemijahan Semi alami adalah metode perkawinan ikan yang dilakukan dengan rangsangan hormonal dan ovulasinya secara alami, hormone yang digunakan dalam pemijahan ini yaitu oxitocin, hoormon oxitocin merupakanhormon yang memiliki fungsi untuk membantu dalam proses ovulasi telur. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan wawasan anggota POKDAKAN terhadap proses pemijahan ikan lele sebagai upaya peningkatan produksi benih ikan lele. Kegiatan Pengabdian Masyarakat (PKM) diadakan dalam 3 sesi di mana sesi pertama pendekatan masalah mitra, kedua pelatihan serta praktik langsung terhadap penggunaan hormone dalam pemijahan ikan dan sesi ketiga monitoring. Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian diperoleh Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa peserta memahami materi yang diberikan dengan hasil nilai posttes 10-100%, selain itu keberhasilannya ditunjukkan adanya respon positif dari peserta, dengan banyaknya anggota POKDAKAN yang mengajukan pertanyaan terkait kegiatan pelatihan tersebut dan juga hasil produksi postlarva pemijahan semi alami dalam induk percontohan sebesar 48.240 – 84.680 ekor.Kata kunci:Ikan Lele, Oxitocin, Pemijahan Semi alami