Claim Missing Document
Check
Articles

Profil Berpikir Geometri Siswa Tunagrahita Berdasarkan Tingkatan Van Hiele Di SMPLB Negeri Salatiga Yunianta, Tri Nova Hasti; Pradhitya, Ranu Fitra; Ratu, Novisita
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 1 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v8i1.8068

Abstract

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil berpikir geometri siswa tunagrahita berdasarkan tingkatan berpikir van Hiele. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang siswa yang terdiri masing-masing satu siswa dari kelas VII, VIII dan IX SMPLB C Negeri Salatiga. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara semi terstrukur. Hasil dari penelitian yang dilakukan, ketiga siswa cenderung memiliki kemampuan yang sama dalam berpikir geometri. Ketiga siswa dapat mencapai tingkat 1 (visualisasi) berdasarkan tingkat berpikir geometri van Hiele, namun terbatas pada bentuk-bentuk bangun geometri yang dipahami atau dikenalnya. Siswa belum dapat melakukan analisis pada tingkat 2 dan hanya sebatas mengetahui sebagian komponen pada bangun segiempat serta menamainya menggunakan bahasanya sendiri yang tidak baku. Selain itu siswa mengetahui beberapa istilah yang ada pada bangun segiempat, namun tidak mengetahui maksud dari istilah-istilah tersebut. Kendala dan masalah yang dihadapi ketiga siswa yaitu lebih cenderung memperhatikan pada bangun-bangun yang dikenalnya, kurang cermat dan teliti dalam menggambar, kesulitan dalam menjelaskan atau mendeskripsikan secara lisan suatu bangun segiempat dan hanya terbatas pada bangun yang diketahuinya, hal tesebut karena siswa tidak banyak mengenal macam-macam bangun.This research is a qualitative descriptive which aims to determine how the profile geometry students think retarded by van Hiele levels of thinking. Subjects in this study were three students who comprised each of the students of class VII, VIII and IX SMPLB C State Salatiga. This research was conducted through semi-structured interviews. The results of the research conducted, the three students tend to have the same ability to think geometry. All three students can reach level 1 (visualization) based on the geometry of the van Hiele levels of thinking, but limited to the forms of geometry understood or known. Students have not been able to perform the analysis at 2 and merely knowing some components in the wake of the quadrilateral and named him use his own language is not standardized. In addition, students know some of the terms that exist in the wake of the quadrilateral, but do not know the purpose of these terms. Constraints and problems faced by the three students are more likely to pay attention in the wake familiar, less meticulous in drawing, difficulty in explaining or describing verbally a wake quadrilateral and confined to the waking knew, tesebut because students do not know a lot of Miscellaneous wake.
DESKRIPSI PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL TIMSS KONTEN ALJABAR Sidauruk, Elsa Ernisa Valen; Ratu, Novisita
Jurnal Karya Pendidikan Matematika Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Karya Pendidikan Matematika Volume 5 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.494 KB) | DOI: 10.26714/jkpm.5.2.2018.28-37

Abstract

The aims of this research to describe the problem solving of students in solving the TIMSS algebra content problem with the topic is pattern based on the Polya stage for 8th grader students in SMP Negeri 3 Salatiga. This type of research is a qualitative descriptive. There are two questions about TIMSS algebra content with the topic pattern, with subject selection by purposive sampling obtained as many as 3 subjects. The result showed that is the matter of arithmetic number pattern for the subject S1 and S3 able to pass all the stages of Polya well, but for the subject S2 of the stages of Polya that were not carried out is check again. The pictorial pattern problem for the subject S1 as able to pass all the Polya stages well, but the subject S2 and S3 the Polya stage is not performed is check again.
DESKRIPSI PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL TIMSS KONTEN ALJABAR Sidauruk, Elsa Ernisa Valen; Ratu, Novisita
Jurnal Karya Pendidikan Matematika Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Karya Pendidikan Matematika Volume 5 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.494 KB) | DOI: 10.26714/jkpm.5.2.2018.28-37

Abstract

The aims of this research to describe the problem solving of students in solving the TIMSS algebra content problem with the topic is pattern based on the Polya stage for 8th grader students in SMP Negeri 3 Salatiga. This type of research is a qualitative descriptive. There are two questions about TIMSS algebra content with the topic pattern, with subject selection by purposive sampling obtained as many as 3 subjects. The result showed that is the matter of arithmetic number pattern for the subject S1 and S3 able to pass all the stages of Polya well, but for the subject S2 of the stages of Polya that were not carried out is check again. The pictorial pattern problem for the subject S1 as able to pass all the Polya stages well, but the subject S2 and S3 the Polya stage is not performed is check again.
PROFIL HIGHER ORDER THINKING SKILL SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL Oemolos, Metusalak; Ratu, Novisita
JURNAL NALAR PENDIDIKAN Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Nalar Pendidikan
Publisher : Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.477 KB) | DOI: 10.26858/jnp.v7i1.9391

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui Profil Higher Order Thinking Skill Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Aritmatika Sosial. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari tiga siswa. Subjek ditentukan berdasarkan kemampuan matematika yang diperoleh melaluli nilai raport dan atas rekomendasi guru matematika. Kemampuan matematika ketiga subjek yang dipilih berbeda satu dengan yang lain yakni subjek berkemampuan matematika tinggi, subjek berkemampuan matematika sedang dan subjek berkemampuan matematika rendah. Data diperoleh melalui tes tertulis dan wawancara semiterstruktur terhadap setiap subjek untuk memperoleh data yang valid. Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek berkemampuan matematika tinggi mencapai HOTS pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Sedangkan subjek berkemampuan matematika sedang dan rendah belum mampu mencapai HOTS baik pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
KARAKTERISTIK RESPON SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO Chairunnisa Dian Permatadewi; Novisita Ratu
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Matematika (JP3M) Vol 1 No 2 (2018): Edisi November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Reka Karya Amerta (REKARTA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.588 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan respon siswa dalam menyelesaikan soal geometri ditinjau dari Taksonomi SOLO. Taksonomi SOLO terdapat 5 tahapan, yaitu prastruktural, unistruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak diperluas. Subjek dalam penelitian ini diambil dengan teknik Purposive Sampling dan diperoleh 3 siswa kelas VIII A di SMP Pangudi Luhur Salatiga. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode tes dan wawancara. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebesar 66% siswa berada pada tahap relasional, dan 33% lainnya mampu mencapai tahap abstrak diperluas. Abstract: This qualitative descriptive study aims to determine the ability of students' responses in solving geometry problems in terms of SOLO Taxonomy. There are 5 stages of SOLO Taxonomy, namely structural, unstructural, multistructural, relational, and expanded abstract. Subjects in this study were taken by purposive sampling technique and obtained 3 students of class VIII A at Salatiga Pangudi Luhur Middle School. Data collection techniques were carried out using test and interview methods. Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Based on the results of the study obtained by 66% of students are in the relational stage, and 33% are able to reach the expanded abstract stage.
PELEVELAN LAPISAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X Novisita Ratu
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2019): Histogram
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/histogram.v3i2.404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menempatkan pemahaman konsep siswa kedalam level lapisan pemahaman konsep matematika. Lapisan pemahaman konsep pada penelitian ini berdasarkan pada teori Pirie&Kieren yang terdiri dari primitive knowing, image making, image having, property noticing, formalizing, observing, structuring, inventising. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian siswa kelas X MIPA 7 SMAN 1 Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan Sebesar 54,3% siswa atau sebanyak 19 orang siswa berada pada level tertinggi yaitu inventising, sebesar 22,8% siswa atau sebanyak 8 orang siswa pada level structuring, sebesar 2,9% siswa atau sebanyak 1 orang siswa pada level Observing, sebesar 2,9 % siswa pada level formalising, sebesar 14,2% siswa atau sebanyak 5 orang siswa pada level primitive noticing, sebesar 2,9% siswa atau sebanyak 1 orang siswa pada level image knowing/ having dan tidak terdapat siswa pada level  primitive knowing dan image making. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan level lapisan pemahaman konsep setiap siswa berbeda-beda. Sehingga guru di dalam mengajarkan konsep matematika agar dapat memperhatikan keberagaman penguasaan konsep siswa.  
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA KELAS V SD Desi Indarwati; Wahyudi Wahyudi; Novisita Ratu
Satya Widya Vol 30 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.455 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2014.v30.i1.p17-27

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah operasi hitung bilangan pecahan melalui penerapan Problem Based Learning pada siswa kelas V SDN Mlowo Karagtalun 04 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah operasi hitung bilangan pecahan masih banyak yang di bawah KKM ≥ 65. Hal itu dikarenakan guru masih menggunakan metode yang menekankan penggunaan rumus dan latihan soal yang bersifat rutin. Oleh sebab itu, peneliti berupaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui penerapan Problem Based Learning. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan observasi, refleksi.Penelitian ini dilakukan di SDN Mlowo Karangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dengan subjek penelitian siswa kelas V. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes dan observasi.Instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Data yang diperoleh meliputi data kemampuan pemecahan masalahoperasi hitung bilangan pecahan, data hasil observasi proses pembelajaran dari aktivitas guru dan siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil pra siklus, hasil siklus 1, dan siklus 2. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah 85 persen siswa tuntas dengan KKM ≥ 65. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah operasi hitung bilangan pecahan.Terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari 62,87 pada pra siklus menjadi 74,96 pada siklus 1 dan 84,43 pada siklus 2. Jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dari 9 siswa (39%) pada pra siklus menjadi17 siswa (74%) pada siklus 1 dan 20 siswa (87%) siswa tuntas pada siklus 2. Penelitian ini berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 85 persen siswa tuntas belajar dengan KKM ≥ 65.
DESKRIPSI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK)PADA MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG Helarius Ryan Wahyu Santoso; Novisita Ratu; Tri Nova Hasti Yunianta
Satya Widya Vol 30 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.549 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2014.v30.i2.p82-95

Abstract

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir kreatif (TKBK) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 siswa yang dipilih berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif untuk mewakili masing-masing tingkat kemampuan berpikir kreatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive. Penelitian dilakukan dengan cara tes dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa: (1) subjek yang termasuk dalam TKBK 4 (sangat kreatif), pada tingkat ini subjek mampu menunjukkan kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dalam menjawab soal; (2)subjek yang termasuk TKBK 3 (kreatif), pada tingkat ini subjekmampu menunjukkan kefasihan dan fleksibilitas; (3) subjek yang termasuk TKBK 2 (cukup kreatif), pada tingkat ini subjek mampu menunjukkan adanya fleksibilitas dalam menjawab soal; (4)subjek yangtermasuk dalam TKBK 1 (kurang kreatif), pada tingkat ini subjek mampu menunjukkan adanya kefasihan; (5)subjek yang termasuk dalam TKBK 0 (tidak kreatif), pada tingkat ini subjek tidak menunjukkan adanya kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dalam menjawab soal.
IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Susi Lestariyani; Novisita Ratu; Tri Nova Hasti Yunianta
Satya Widya Vol 30 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.705 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2014.v30.i2.p96-103

Abstract

Geometri dipelajari mulai dari sekolah dasar sampai di sekolah menengah atas. Beberapa kajian menunjukkan bahwa pada sekolah menengah pertama (SMP), banyak siswa memiliki kesulitan dalam belajar geometri. Level Geometri van Hiele dapat menjelaskan kesulitan geometri siswa. Van hiele menyatakan bahwa dalam memahami geometri, siswa perlu melalui lima level, diantaranya level 1 (tahap pengenalan), level 2 (tahap analisis), level 3 (tahap pengurutan), level 4 (tahap deduksi), dan level 5 (tahap ketepatan). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan level berpikir geometri siswa sekolah menengah pertama. Ada 209 siswa yang masuk dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran. Intrumen tes yang digunakan diadaptasi dari Proyek CDASSG Usiskin. Hasilnya menunjukkan ada 28,71% siswa SMP berada pada level 1, 44,02% siswa berada pada level 2 dan 5,26 siswa berada pada level 3. Ada 1,91% siswa berada pada level 0, dan tidak ada siswa yang berada pada level 4 dan 5. Siswa Ada sekitar 20,10% tidak dapat dikelompokkan ke dalam level yang ada dikarenakan tidak memenuhi kriteria dari instrumen penelitian. Berdasarkan hasil ini, siswa kebanyakan masih berada pada level 1 dan 2. Tidak seperti pendapat van Hiele yang menyatakan bahwa level berpikir geometri untuk siswa SMP berada di level 3. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting untuk melakukan pemerikasaan lebih lanjut mengenai level berpikir geometri siswa SMP di tempat lain.
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SISWA KELAS VII A SMP KRISTEN 02 SALATIGA Mega Ristiana; Novisita Ratu; Tri Nova Hasti Yunianta
Satya Widya Vol 31 No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.584 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2015.v31.i1.p8-16

Abstract

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita pada materi persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel oleh siswa kelas VII A SMP Kristen 02 Salatiga berdasarkan 11 strategi pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Reys. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Responden dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII A yang berjumlah 20 siswa, yang selanjutnya dengan teknik purpose samplingterpilih 2 siswa sebagai subyek penelitian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa, untuk pekerjaan siswa yang jawabannya benar dari soal nomor satu hingga nomor lima kebanyakan siswa menggunakan strategi mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan, dan strategi menggunakan kalimat terbuka. Ada yang berbeda untuk soal nomor dua beberapa siswa ditambahkan dengan strategi membuat gambar. Hasil pekerjaan siswa yang salah kebanyakan hanya menggunakanstrategi mengidentifikasiinformasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan, tetapi siswa hanya mampu memilah informasi dengan menuliskan apa saja yang diketahui di dalam soal dan belum sampai pada memilih langkah-langkah penyelesaian yang sesuai dengan soal. Beberapa siswa ditambahkan strategi menggunakan kalimat terbuka atau menggunakan variabel-variabel sebagai pengganti kalimat dalam soal. Siswa sudah mampu menuliskan apa saja yang diketahui di dalam soal dan sudah mampu mengubah variabelnya namun siswa belum mampu menyelesaikan soal dengan baik.