Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian

Efektivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Beberapa Bakteri Kontaminan (S. Aureus, Salmonella Sp dan E.Coli) Ermi Sukasih; Tati Sukarti; Wisnu Broto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v8n1.2011.32-38

Abstract

Penggunaan formalin sebagai pengawet bahan pangan asal hewani masih sering dijumpai di pasaran khususnya pasar tradisional, Formalin merupakan senyawa kimia berbahaya yang tidak termasuk dalam golongan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dapat digunakan sebagai pengawet, sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Bahan pengawet yang aman dan efektif sebagai alternatif untuk mengawetkan bahan pangan asal hewani perlu dieksplorasi. Kulit manggis mengandung golongan senyawa polifenol (flavonoid dan ianin) bersifat antimikroba, sehingga dapat berfungsi sebagai pengawet makanan maupun biofarmaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antimikroba ekstrak kulit manggis terhadap beberapa bakteri kontaminan seperti S. aureus, Salmonella sp dan E. coli. Empat jenis eksirak kulit manggis diuji pada ketiga bakteri pada konsentrasi 10,20,30,40 dan 50%, dengan menggunakan metode kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis memiliki aktifitas positif pada mikroba S. aureus dan E. coli. namun menunjukkan aktifitas negatif terhadap Salmonella sp. Ekstrak kulit manggis dengan metode maserasi kering pelarut etanol (ekstrak C) dan pelarut aquadcst dan asam sitrat (ekstrak D) menunjukkan aktivitas positif yang lebih luas daripada ekstrak kulit manggis dengan mctode maserasi basah pelarut etanol (ekstrak A) dan pelarut aquadest dan asam sitrat (ekstrak B). Kulit manggis yang di ekstrak dengan aquadest (ekstrak B dan D) sedikit lebih efektif terhadap penghambatan bakteri gram negatif (E. 'coli) dan positif (S. aureus), sementara itu ekstrak kulit manggis yang diekstrak dengan ethanol hanya efektif menghambat bakteri gram positif (S. aureus). Ekstrak kulit manggis dengan maserasi kering dengan pelarut aquadest (ekstrak D) mempunyai daya hambat terbesar terhadap E. coli dengan zona diameter 24,5 mm. Nilai penghambatan minimum senyawa antimikroba dari ekstrak kulit manggis terhadap E. coli berkisar antara 0.38 hingga 0,40%, sementara terhadap S. aureus adalah 0,14 hingga 1,45%. Antimicrobial Effectiveness of Mangosteen Pericarp Extract Against Several Contaminant Bacteria (S. aureus, Salmonella sp and E. coli).To date formaldehyde is still commonly used as a preservative for animal products, especially those sold in traditional markets. In fact, formaldehyde is highly toxic to humans and not approved as a food additive. Therefore, potential and safe alternatives to formalydehyde are required. Mangosteen pericarp contains bioactives which have antimicrobial activities. The present study was aimed at investigating the antimicrobial effectiveness of mangosteen pericarp extract against S. aureus, Salmonella sp and E. coli. The antimicrobial effectiveness of four types of mangosteen pericarp extracts at concentrations of 10. 20, 30, 40 and 50% were evaluated using the paper disc method. The result showed that mangosteen pericarp extract showed antibacterial activity against S. aureus and E. coli, but not against Salmonella sp. The extracts produced through dry maceration showed stronger antibacterial actvities than those produced by wet maceration. The aqueous extracts of mangosteen pericarp were effective in inhibiting E. coli (gram negative bacteria) and S. aureus (gram positive bacteria), while the ethanolic extracts showed an inhibitory effect against S. aureus only. Extraction using dry maceration method and distilled water as the solvent produced extracts with the widest inhibition zone against E. coli (24.5mm in diameter). The minimum inhibitory concentrations (MIC) of mangosteen pericarp extract against E. coli and S. aureus were about 0.38-0.40%, and 0.14-1.45%, respectively.
Pengaruh Penyimpanan Dingin Terhadap Karakter Fisiko-Kimia Nasi Teretrogradasi Untuk Konsumsi Penderita Diabetes Melitus (Dm) Dan Pelaku Diet Wisnu Broto; Tati Sukarti; Dwi Purnomo; Ermi Sukasih
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v10n1.2013.1-8

Abstract

Beras sering dihindari oleh penderita diabetes melitus karena anggapan bahwa mengonsumsi nasi dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat. Upaya menurunkan indeks glikemik (IG) beras dapat dilakukan dengan cara retrogradasi pati sehingga diperoleh pati resisten. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh penanakan dan pengeringan berulang serta penyimpanan pada suhu dingin (5oC) dalam proses retrogradasi pati pada beras dan karakterisasi sifat fisiko-kimia nasi teretrogradasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan regresi. Perlakuan pada percobaan ini yaitu penanakan pada suhu 85oC selama 45 menit dan dikeringkan pada suhu 60oC selama 15 jam yang berulang 3 kali untuk kemudian disimpan pada suhu 5oC selama 0, 4, 8, 12, 16, dan 20 hari. Penelitian ini dilakukan dengan 2 ulangan, masing-masing ulangan dilakukan secara duplo. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa retrogradasi pati nasi dari varietas Ciherang dan Mekongga dapat dilakukan dengan penanakan dan pengeringan berulang serta diikuti dengan penyimpanan pada suhu 5oC. Perlakuan terbaik diperoleh dari penyimpanan dingin selama 8 hari yang dapat menurunkan indeks glikemik nasi teretrogradasi hingga 26,9 % dari nasi kontrolnya dengan daya cerna masing-masing sebesar 30,32 % (Mekongga) dan 13,11 % (Ciherang). Adapun karakter fisiko-kimianya memiliki kisaran kadar gula total (1,39 – 1,89 %), amilosa (25,04 – 25,52%), amilopektin (48,07-48,73%), serat kasar (0,38-0,43%), air (10,42-10,87%), daya rehidrasi (158-162 %), derajad putih (90 - 91,45 %), tekstur (3479,90 - 3680,04 gf) dan kelengketan (-264,15 s/d -220,62 gf).