Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN SERAT PANGAN BISKUIT CAMPURAN BEKATUL BERAS MERAH (Oriza glaberrima) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) Zaddana, Cantika; Miranti, Mira; Almasyhuri, Almasyhuri; Tanzila, Siti
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

ABSTRAK Bekatul beras merah (Oriza glaberrima) dan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) memiliki aktivitas antioksidan yang berasal dari senyawa fenolik dan antosianin yang terkadung didalamnya. Penggunaan ubi jalar ungu dikombinasikan dengan bekatul beras merah pada formulasi biskuit diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi dan kandungan serat biskuit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula biskuit dari campuran bekatul beras merah dan ubi jalar ungu yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dan rasa disukai panelis. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya terima panelis, aktivitas antioksidan, kandungan serat pangan, dan kandungan proksimat. Hasil analisis menunjukkan tidak ada pengaruh perbedaan formula terhadap parameter warna, rasa dan aroma. Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh bahwa Formula 1 dengan perbdaningan bekatul beras merah:ubi jalar ungu (20:40) memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi dengan nilai IC50 pada 106,349 ppm, kadar serat sebesar 6,38%, kadar protein sebesar 6,92%, kadar air sebesar 2,52 %, kadar abu sebesar 1,45%, kadar lemak sebesar 16,178%, dan kandungan karbohidrat sebesar 72,562%.Kata kunci: Bekatul beras merah, ubi jalar ungu, aktivitas antioksidan, serat pangan
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN JELI SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Miranti, Mira; Wardatun, Sri; Fauzi, Andi
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.686 KB)

Abstract

ABSTRAK Buah papaya California memiliki senyawa  flavanoid  yang  merupakan senyawa antioksidan  alami.   Antioksidan merupakan senyawa  yang  mempunyai kemampuan untuk dapat meredam dampak negatif dari radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tekstur formulasi minuman jeli terbaik yang dapat diterima oleh panelis serta mengetahui perbandingan aktivitas  antioksidan dari  minuman  jeli  dengan  sari buah pepaya california. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode DPPH dan analisis vitamin C dengan Spektrofotometri UV-Vis. Sediaan dibuat dalam 3 formula dengan perbedaan konsentrasi pada pembentuk gel. Formulasi dalam bentuk minuman jeli dibuat untuk mempermudah konsumen membawanya serta mengkonsumsinya. Formulasi minuman jeli dibuat dengan pembentuk gel yang berbeda yaitu karagenan, konjak serta kombinasi konjak dan karagenan (1:1). Hasil uji kesukaan yang dianalisis dengan Friedman test   metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) menunjukkan bahwa formula yang disukai adalah formula 1 dengan konsentrasi sari buah sebanyak 30% dan karagenan 0,3%. Aktivitas antioksidan sari buah pepaya menunjukkan nilai aktif IC50 pada konsentrasi 77 ppm, sedangkan untuk minuman jeli sari buah pepaya    nilai aktif IC50  p a d a  k o n s e nt r a s i  82 ppm. Nilai kadar vitamin C buah pepaya adalah   7,94 mg/100g dan kadar vitamin C minuman jeli adalah 5,75 mg/100mL. Kata kunci : pepaya, jeli, antioksidan dan radikal bebas
FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERMEN JELLY SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Miranti, Mira; Lohitasari, Bina; Amalia, Desy Rizky
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.738 KB)

Abstract

ABSTRAKPermen Jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari buah-buahan,bahan  pembentuk  gel  dengan  penambahan  essens  untuk  menghasilkan  berbagai macam  rasa,  dengan  bentuk  fisik  jernih  transparan  serta  mempunyai  tekstur  yang kenyal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan  kadar  vitamin  C  sari  buah  dan permen jelly sari buah pepaya California   (Carica papaya L.), menentukan nilai IC50 sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.),   serta menentukan stabilitas permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.). Pada penelitian ini, dibuat permen jelly dibuat 4 formula yaitu formula 0, 1; 2, dan 3 dengan variasi konsentrasi sari pepaya yaitu 0%, 20%, 25%, dan 30%.Hasil uji kadar vitamin C pada sari buah pepaya California yaitu 0,0467%. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) sari buah  pepaya California memiliki IC50 sebesar 33,537 ppm dan pada permen jelly formula 1, 2, dan 3  yaitu sebesar 75,296 ppm, 73,901 ppm, dan 70,698 ppm. Uji stabilitas  dilakukan  selama  4  minggu  penyimpanan  pada  suhu  ruangan.  Hasil pengujian aktivitas antioksidan pada minggu ke 1 sampai ke  4  didapat  nilai  IC50 berturut-turut  yaitu  formula 1  sebesar 81,171  ppm,  89,573  ppm,  97,178 ppm, dan102.126 ppm, formula 2 sebesar 79,175 ppm, 88,158 ppm, 96,441 ppm, dan 100,378 ppm, sedangkan pada formula 3 sebesar 77,255 ppm, 85,482 ppm, 93,680 ppm,dan100,267 ppm. Secara organoleptik permen  jelly  memiliki rasa,  warna,  aroma serta kekenyalan mengalami perubahan yang signifikan. Kata Kunci : Permen jelly, Buah Pepaya California (Carica papaya L), Antioksidan
FORMULASI SUPLEMEN KESEHATAN GRANUL INSTAN BERBAHAN BAKU TERONG BELANDA Miranti, Mira; Andini, Septia; Lohitasari, Bina
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.599 KB)

Abstract

ABSTRAKTerong belanda merupakan bahan alam yang dapat digunakan sebagai suplemen kesehatan karena mengandung zat besi (Fe), β-karoten, vitamin C, senyawa antosianin dan serat pangan yang dapat mencegah kerusakan sel-sel  jaringan tubuh, melancarkan penyumbatan pembuluh darah, menormalkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan membuat formulasi suplemen kesehatan granul instan berbahan baku terong belanda dan mempelajari karakteristik fisik dan kimianya.     Granul instant diformulasi dari ekstrak terong belanda dan sukralosa dengan tiga konsentrasi berbeda (0,15 g sakralosa/25 g granul, 0,27g sakralosa/25 g granul dan 0,39 g sakralosa/25 g granul) menggunakan  metode granulasi basah. Parameter yang diuji meliputi karakteristik fitokimia ekstrak kering terong belanda dan uji mutu granul instan terong belanda. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak terong belanda mengandung flavonoid, tanin, saponin  dan steroid. Hasil uji mutu granul instan menunjukkan bahwa  granul instant dengan penambahan 0,27 g sukralosa/25 g granul lebih disukai panelis dibandingkan penambahan sukralosa dengan konsentrasi lainnya. Granul instan yang dihasilkan bersifat kohesif dengan waktu terdispersi 1 menit 34 detik,  memiliki kadar air 3,78%, kadar serat kasar 3,84%, kadar serat pangan 12,58%, kadar vitamin C 296,57 ppm, kadar antosianin 125,99 mg/L, kadar  β karoten 15,28 mg/100g dan kadar Fe 0,694 ppm. Berdasarkan hasil uji tersebut maka granul instan terong belanda memenuhi standar kualifikasi granul dan berpotensi sebagai suplemen kesehatan alternatif.Kata kunci: Terong belanda, suplemen kesehatan , granul instan
PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 30% dan 96% KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffaL)TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Miranti, Mira; -, Prasetyorini; Suwary, Chrys
-
Publisher : Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam. Universitas Pakuan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.472 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak  bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak bunga rosella dengan konsentrasi masing-masing yaitu 20%, 40%, 60% dan 80%, sebagai pembanding digunakan antibiotik amoksisilin 10 ppm. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi kertas cakram serta uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan metode dilusi padat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak bunga rosella berbeda dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol 96% kelopak bunga rosella lebih aktif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus karena pada konsentrasi 60% dengan rata-rata lebar daerah hambat sebesar 4,5 mm, sedangkan ekstrak etanol 30% kelopak bunga rosella paling aktif pada konsentrasi 80% dengan ratarata lebar daerah hambat sebesar 4,5 mm. Hasil lebar daerah hambat untuk konsentrasi 60% pada ekstrak etanol 96% dan konsentrasi 80% pada ekstrak etanol 30% memiliki pengaruh yang sama secara statistik terhadap kontrol positif amoksisilin dengan rata-rata lebar daerah hambat sebesar 4,6 mmHasil uji konsentrasi hambat minimum (KHM) yang efektif adalah pada konsentrasi 2,5% untuk ekstrak etanol 30% dan konsentrasi 1% untuk ekstrak etanol 96%. Berdasarkan hasil pengujian fitokimia diketahui bahwa ekstrak  etanol 30% dan 96%  kelopak  bunga rosella mengandung saponin, tanin dan flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN SERAT PANGAN BISKUIT CAMPURAN BEKATUL BERAS MERAH (Oriza glaberrima) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) Zaddana, Cantika; Miranti, Mira; Almasyhuri, Almasyhuri; Tanzila, Siti
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1064

Abstract

Bekatul beras merah (Oriza glaberrima) dan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) memiliki aktivitas antioksidan yang berasal dari senyawa fenolik dan antosianin yang terkadung didalamnya. Penggunaan ubi jalar ungu dikombinasikan dengan bekatul beras merah pada formulasi biskuit diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi dan kandungan serat biskuit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula biskuit dari campuran bekatul beras merah dan ubi jalar ungu yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dan rasa disukai panelis. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya terima panelis, aktivitas antioksidan, kandungan serat pangan, dan kandungan proksimat. Hasil analisis menunjukkan tidak ada pengaruh perbedaan formula terhadap parameter warna, rasa dan aroma. Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh bahwa Formula 1 dengan perbandingan bekatul beras merah : ubi jalar ungu (20:40) memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi dengan nilai IC50 pada 106,349 ppm, kadar serat sebesar 6,38%, kadar protein sebesar 6,92%, kadar air sebesar 2,52 %, kadar abu sebesar 1,45%, kadar lemak sebesar 16,178%, dan kandungan karbohidrat sebesar 72,562%.
STUDI KARAKTERISTIK PATI UBI JALAR MODIFIKASI GANDA METODE CROSS LINKING-ASETAT DAN APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN SAUS CABAI Mira Miranti; Tita Rialita; Fitri Filianty
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 4, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik pati ubi jalar modifikasi ganda metode cross-linking-asetat dan aplikasinya pada saus cabai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Deskriptif. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu: pembuatan pati dari ubi jalar, pembuatan pati modifikasi ganda crosslinking-asetat dan pembuatan saus cabai dengan 2 perlakuan (penambahan pati alami dan pati modifikasi ganda cross-linking-asetat) dan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati ubi jalar alami memiliki rendemen sebesar 12,7 %, kadar air 9,70 %, kadar abu 0,45 %, suhu gelatinisasi 76,90 oC, viskositas maksimum 2.233,6 cp dan konsistensi amilografi 646,4 cp. Pati ubi jalar modifikasi ganda crosslinking-asetat memiliki kadar air 8,00 %, kadar abu 0,44 %, persentase asetilasi 2,19 %,nilai derajat substitusinya (DS) 0,08, suhu gelatinisasi79,45oC, viskositas maksimum 4.564,1 cp dan konsistensi amilografi 1.571,2 cp. Viskositas puncak dan viskositas balik pada kedua jenis pati belum tercapai. Warna saus cabai yang dihasilkan dari kedua jenis pati tersebut berwarna merah, aroma saus cabai saus cabai agak kuat, kekentalan yang cukup. Viskositas saus cabai yang menggunakan pati modifikasi ganda crosslinking-asetat (3900 cp) memiliki viskositas yang lebih tinggi dibandingkan saus cabai yang menggunakan pati alami (2150 cp) dan terjadi penurunan viskositas selama penyimpanan. Total padatan terlarut saus cabai yang menggunakan pati modifikasi ganda crosslinking-asetat (35,20 obrix) lebih rendah dibandingkan saus cabai yang menggunakan pati alami (39,70 obrix) dan terjadi terjadi peningkatan total padatan terlarut selama penyimpanan. Kestabilan saus cabai baik yang menggunakan kedua jenis pati tersebut tidak berubah selama penyimpanan 30 hari.Kata kunci: Pati alami, Pati modifikasi ganda crosslingking-asetat, Saus cabe
STUDI KARAKTERISTIK PATI UBI JALAR MODIFIKASI GANDA METODE CROSS LINKING-ASETAT SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN SAUS CABAI Mira Miranti; Tita Rialita; Fitri Filianty
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pati Ubi jalar sebagai pengental produk saus mudah mengalami retrogradasi, sineresis dan viskositasnya tidak stabil terhadap pengadukan dan pemanasan suhu tinggi. Kondisi ini dapat diatasi dengan memodifikasi struktur patinya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik  pati ubi jalar modifikasi ganda metode cross-linking-asetat dan aplikasinya pada saus cabai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang terdiri dari 3 tahap, yaitu: pembuatan pati ubi jalar, pembuatan pati modifikasi ganda Cross linking- asetat dan pembuatan saus cabai dengan 2 perlakuan (penambahan pati alami dan pati modifikasi ganda cross-linking-asetat) dan 4 kali ulangan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pati ubi jalar alami memiliki rendemen 12,7%, kadar air 9,70%, kadar Abu 0,45 %, suhu gelatinisasi 76,90oC,  viskositas maksimum 2.233,6 cp dan konsistensi amilografi 646,4 cp.  Pati ubi jalar modifikasi ganda crosslinking-asetat memiliki kadar air 8,00%, kadar Abu 0,44%, asetilasi 2,19%, nilai derajat substitusi (DS) 0,08, suhu gelatinisasi 79,45oC, viskositas maksimum 4564,1 cp dan konsistensi amilografi 1571,2 cp. Saus cabai kedua jenis pati tersebut berwarna merah, aroma agak kuat dan kekentalan cukup. Viskositas saus cabai dengan pati modifikasi ganda crosslinking-asetat (3900 cp) lebih tinggi daripada saus cabai dengan pati alami (2150cp). viskositas menurun selama penyimpanan. Total padatan terlarut saus cabai dengan pati modifikasi ganda crosslinking-asetat (35,20obrix) lebih rendah  daripada saus cabai dengan pati alami (39,70obrix).  Total padatan terlarut meningkat selama penyimpanan. Sedang Kestabilan saus cabai dari kedua jenis pati konstan selama penyimpanan 30 hari. Kata kunci: Saus cabe, Pati alami, Pati modifikasi ganda crosslingking-asetat
PEMISAHAN KOMPONEN ANTIAGREGASI PLATELET DARI DAUN KEDONDONG (Spondias acida Blume) DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Mira Miranti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak dan memisahkan komponen antiagregasi platelet yang memiliki aktivitas paling tinggi dari daun kedondong muda  Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi maserasi dari daun kedondong menggunakan pelarut etanol. Selanjutnya dilakukan Fraksinasi awal dengan cara ekstraksi cair-cair (ECC)  dengan menggunakan pelarut heksanaa, diklormetan, etil asetat dan n-butanol. Selanjutnya fraksi yang paling aktif dipisahkan dengan KLT analitik Pastikfolien Kieselgel 60 F 254. Fraksi etilasetat memberikan aktivitas antiagregasi platelet tertinggi dibandingkan fraksi lainnya seperti, etanol, heksana, diklorometan, n-butanol, dan fase aquaeous. Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) dari fraksi etil asetat menghasilkan 4 fraksi, 3 diantaranya memiliki aktivitas antiagregasi platelet yang lebih tinggi dibandingkan fraksi etil asetat itu sendiri. Dari hasil uji fitokimia dan spektrum UV diduga komponen tersebut merupakan senyawa fenolik seperti flavonoid, Kata kunci: Daun kedondong, Ekstraksi, KLT, Antiagregasi platelet
PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM ALGINAT TERHADAP KARAKTERISTIK MINUMAN FUNGSIONAL DARI SERBUK MINUMAN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata L. Miers) Mira Miranti; Tita Rialita; Tensiska -
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 2 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Na-alginat yang tepat untuk menghasilkan minuman fungsional dari serbuk minuman dari serbuk minuman cincau hijau yang memiliki karakteristik yang baik dan disukai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 5 Ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah Penambahan Na-alginat dengan konsentrasi  0 % (A), 0,5 % (B). 1% (C), 1,5 % (D), dan 2% (E).Hasil penelitian menunjukkan penambahan Na-alginat 0,5 % menghasilkan  minuman dari serbuk cincau hijau dengan rasa  ”disukai”, dan nilai kesukaan ”biasa’  untuk warna, aroma  kekentalan dengan total padatan terlarut 12,16 o Brix dan  viskositas 15,28 cp. Serbuk cincau hijau tersebut memiliki kadar  total serat pangan  9,51%, serat pangan tidak larut 2,46% dan serat pangan larut 7,05%, kadar air 3,24 % dan kadar abu 3,47 %. Kata kunci : Cincau hijau, Minuman fungsional, Kekentalan, Serat pangan